You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi. Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae (tidak termasuk) Monocots (tidak termasuk) Commelinids Ordo: Poales Famili: Poaceae Genus: Zea Spesies: Z. mays Nama: binomial

Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa

ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4.000 tahun yang lalu.
[1]

Kajian filogenetik

menunjukkan bahwa jagung budidaya (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7.000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk gengen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 kultivar jagung, baik yang terbentuk secara alami maupun dirakit melalui pemuliaan tanaman. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Jagung termasuk tanaman bijinya berkeping tunggal monokotil, jagung tergolong berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri). Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa. Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah : 1. 2. 3. 4. Kalori : 355 Kalori Protein : 9,2 gr Lemak : 3,9 gr Karbohidrat : 73,7 gr
3

5. 6. 7. 8. 9. 10.

Kalsium : 10 mg Fosfor : 256 mg Ferrum : 2,4 mg Vitamin A : 510 SI Vitamin B1 : 0,38 mg Air : 12 gr

Dan bagian yang dapat dimakan 90 %. Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan. Provinsi penghasil jagung di Indonesia : Jawa Timur : 5 jt ton; Jawa Tengah : 3,3 jt ton; Lampung : 2 jt ton; Sulawesi Selatan: 1,3 jt ton; Sumatera Utara : 1,2 jt ton; Jawa Barat : 700 800 rb ton, sisa lainnya (NTT, NTB, Jambi dan Gorontalo) dengan ratarata produksi jagung nasional 16 jt ton per tahun. Produsen jagung terbesar saat ini adalah Amerika Serikat (38,85% dari total produksi dunia), diikuti China 20,97%; Brazil 6,45%; Mexico 3,16%; India 2,34%; Afrika Selatan 1,61%; Ukraina 1,44% dan Canada 1,34%. Sedangkan untuk negara-negara Uni Eropa sebanyak 7,92% dan negara-negara lainnya 14,34%. Total produksi jagung pada tahun 2008/2009 adalah sebesar 791,3 juta MT. B. Permasalahan Hidup di lingkungan lahan marjinal membuat pilihan menjadi terbatas, alternatif tidak banyak dan memaksa kita menguras pikiran, modal, dan tenaga agar lahan tersebut menjadi produktif. Lahan marjinal yang memiliki produksi dibawah rata-rata dan tidak menguntungkan secara ekonomis untuk budidaya pertanian harus diperbaiki. Di Palangka Raya maupun di Kalimantan Tengah banyak terdapat kawasan budidaya
4

pertanian produktif yang semula berasal dari lahan marjinal. Kawasan tersebut selain di tanah gambut, tanah pasir kuarsa, podsolik merah kuning, ada pula tanah liat putih yang umumnya terletak dilapisan tanah bawah atau subsoil yang dikenal sebagai kaolin.

Kaolin adalah material berukuran lempung halus yang memiliki kadar besi yang rendah, berwarna putih atau agak keputihan. Kaolin umumnya tersusun dari mineral kaolinit, nakrit, dikit, dan haloisit (Al2(OH)4SiO5.2H2O) dengan kekerasan 2-2,5 skala mosh, dan berat jenis 2,6-2,63. Palangka Raya memiliki cadangan kaolin sekitar 14 juta ton. Kaolin cocok untuk pembuatan keramik, kualitas kaolin tersebut memiliki kadar SiO2 42 70%, Al2O3 5 36%, Fe2O3 0,3 3,2%, TiO2 0,01 - 2,64%, dan MgO 0,08 1,45% (BKPM, 2010).

Dari uraian diatas penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : a. Bagaimana teknik budidaya tanaman jagung manis yang baik secara umum. b. Bagaimana daya dukung kaolin terhadap budidaya tanaman jagung manis.

C. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : a. Untuk mengetahui cara tehnik budidaya tanaman jagung manis yang baik secara umum. b. Untuk mengetahui daya dukung kaolin terhadap budidaya tanaman jagung manis.

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Budidaya Tanaman Jagung Manis I. Persiapan Lahan Untuk Budidaya Tanaman Jagung manis 1.1. Isolasi Lahan yang akan ditanami jagung manis harus bebas dari tanaman sejenis varietas lain (isolasi), untuk menjamin kemurnian benih yang akan dihasilkan nanti. Isolasi ada dua cara, yaitu isolasi waktu yang berhubungan dengan saat tanam dengan tanam jagung varietas lain yaitu sekitar 30 hari, serta isolasi jarak, yang berhubungan jarak minimal dengan lokasi tanaman jagung varietas lain yaitu sekitar 400 m. 1.2. Pengolahan Tanah Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi tertinggi diperoleh lewat pengolahan tanah yang baik dan benar, yaitu dengan cara dibajak dan digaru. Dengan pengolahan tanah akan diperoleh media yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan akar, mengurangi keberadaan gulma serta memperbaiki sirkulasi udara dalam tanah. Untuk tiap 4 meter perlu dibuatkan got yang berfungsi sebagai jalur irigasi dan drainase. Kegiatan ini dilakukan minimal 15 hari sebelum tanam. Akan tetapi penanaman tanpa olah tanah (TOT) bisa juga dilakukan untuk mengejar waktu tanam. Dengan catatan pembersihan lahan harus tetap dijaga untuk mengurangi serangan hama atau penyakit sisa dari tanaman terdahulu. 1.3. Kebutuhan Benih Benih yang digunakan ada dua macam yaitu benih tanaman jantan yang nantinya akan dimanfaatkan serbuksarinya, dan benih tanaman betina yang akan dimanfaatkan tongkol untuk benih. Kebutuhan benih jantan adalah 3 kg/ha, sedangkan benih betina sebanyak 9 kg/ha.

II. Penanaman Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanaman adalah split tanam antara jantan dan betina, perbandingan populasi jantan :betina, jarak tanam, penugalan dan jumlah benih perlubang.
Pemisahan

waktu tanam dimana benih jantan ditanam lebih dahulu dan diberi tanda

patok berbendera, baru 6 hari kemudian benih betina ditanam.


Perbandingan Jarak

populasi jantan dengan betina adalah 1 : 4.

tanam antar betina adalah 75 x 25 cm, dan jarak baris betina dengan baris

jantan adalah 50 cm.


Lahan

ditugal dengan kedalaman 5 cm, kemudian benih dimasukkan satu benih

perlubang dan ditutup lagi dengan abu atau sekam. III. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman meliputi pemupukan pengairan, dangir dan bumbun, mencabut tanaman tipe simpang (roguing), serta pengendalian hama dan penyakit. 3.1. Pemupukan Pupuk yang digunakan adalah pupuk campuran antara ZA : SP-36 : KCl dengan perbandingan dosis perhektar adalah 280 : 210 : 35. pemupukan pupuk campuran ini dilakukan dalam tiga aplikasi berturut-turut adalah : Umur 0 hst dengan dosis ZA : SP-36 : KCl adalah 70 : 140 : 35 yang diaplikasi dengan tugal pada jarak 5 cm dari lubang dan ditutup lagi.
o Umur

15 hst dengan dosis ZA : SP-36 adalah 70 : 70 yang diaplikasikan dengan cara

tugal 10 cm dari lubang tanam dan ditutup lagi.


o Umur

45 hst dengan dosis ZA sebanyak 140 kg yang diaplikasikan dengan digejik

pada jarak 10 cm dari lubang tanam dan ditutup lagi.

3.2. Pengairan Tiga hari sebelum tanam lahan perlu diairi untuk menciptakan kondisi tanah yang lembab dan hangat, sehingga mempercepat terjadinya perkecambahan benih serta ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Pengairan diberikan sesuai kebutuhan, yang penting dijaga agar tanaman tidak kekurangan atau kelebihan air. Pengairan diberikan setiap kali selesai pemupukan. Jadwal pengairan yang dianjurkan adalah -3, 15, 30, 45 hst. 3.3. Dangir dan Bumbun Pendangiran adalah usaha untuk mengurangi keberadaan gulma di areal tanaman, yang berpotensi sebagai kompetitor bagi tanaman jagung. Dangir dilakukan sebelum perlakuan pemupukan yaitu pada umur 21 dan 28 hst. Sedangkan membumbun adalah usaha untuk memperbaiki sirkulasi udara serta membantu pertumbuhan perakaran tanaman. 3.4. Cabut Bunga (Detaseling) Yang dimaksud adalah mencabut bunga jantan tanaman betina saat tanaman berumur antara 40-50 hst. Pekerjaan ini dilakukan pada pagi hari mulai pukul 06.00 wib sampai selesai dan diulangi lagi sebanyak 7-10 hari sampai benar-benar tidak ada lagi bunga jantan di tanaman betina. Syarat yang harus diperhatikan adalah jangan membiarkan kuncup bunga jantan sampai mekar dan pollen sudah pecah, karena akan mengakibatkan self pollinations. Standart kelulusan cabut bunga (detaseling) adalah 2. 3.4. Babat Jantan Tanaman jantan harus dibabat untuk menjaga kerahasiaan perusahaan bila proses serbuk silang sudah selesai dan untuk menghindari tercampurnya buah jantan pada saat panen. Hal ini dapat dilihat dengan adanya ciri-ciri rambut pada tongkol jagung sudah kering dan berwarna kecoklatan. Pekerjaan ini dilakukan cukup sehari yaitu pada umur 65 hst.

3.4. Rouguing Rouguing adalah kegiatan membuang tanaman yang bersifat menyimpang dari tanaman yang diharapkan. Ini dapat dilihat antara lain dengan ciri-ciri sebagai berikut : penampilan yang terlalu subur dengan daun yang lebar, warna pangkal batang yang merah, serta warna bunga yang merah. Perlakuan ini dilakukan baik pada tanaman jantan maupun betina, berfungsi untuk menjaga kemurnian induk sebagai penghasil benih, dan dilakukan dengan kontrol setiap minggu. 3.5. Hama dan Penyakit 3.5.1. Hama dan pengendaliannya 1. Lalat bibit (Atherigona exigua S.)
Gejala

serangan hama ini pada saat tanaman berumur 7 14 hst dengan gejala daun

berubah menjadi kekuning-kuningan, disekitar gigitan atau bagian yang diserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
Ciri-ciri

lalat bibit adalah warna lalat abu-abu dengan warna punggung kuning

kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, panjang lalat 3 3,5 mm.
Pengendalian

hama ini adalah dengan penanaman serentak dan menerapkan

pergiliran tanaman untuk memutus siklus hidup, terutama setelah selesai panen jagung. Mencabut dan memusnahkan tanaman yang terserang, menjaga kebersihan lahan dari gulma, serta mengendalikan dengan semprot pestisida menggunakan Dursban 20 EC, Hostation 40 EC, Marshal 25 ST dengan dosis sesuai anjuran. 2. Ulat pemotong dan penggerek buah
Contoh Contoh Contoh Gejala

ulat pemotong adalah Agrotis sp., Spodoptera litura. ulat penggerek adalah Ostrinia furnacalis. ulat penggerek buah adalah Helicoverpa armigera.

serangan ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batang, adanya tanaman

muda yang roboh.

Pengendalian

hama-hama tersebut adalah dengan tanam secara seremmpak pada

areal yang luas, mencari dan membunuh secara manual, serta melakukan semprot dengan insektisida dengan dosis sesuai anjuran. 3.5.2. Penyakit dan pengendaliannya 1. Penyakit bulai (Downy mildew) Disebabkan cendawa peronosporta maydis yang berkembang pesat pada suhu udara 27 derajat ke atas serta keadaan udara yang lembab. Gejala serangan adalah pada tanaman umur 2 3 minggu, daun runcing dan kaku, pertumbuhan terhambat, warna daun kuning dan terdapat spora berwarna putih pada sisi bawah daun. 2. Penyakit bercak daun Disebabkan oleh jamur Helminthosporium sp, dengan gejala adanya bercak memanjang berwarna kuning dikelilingi wanra kecoklatan. Semula, bercak tampak basah kemudian berubah warna menjadi coklat kekuningan, dan akhirnya menjadi coklat tua. Pengendalian dengan cara pergiliran tanaman serta dengan menyemprot bahan kimia seperti Daconil dan Difolatan. 3. Penyakit gosong bengkak Disebabkan jamur Ustilago sp. yang menyerang biji, sehingga menyebabkan pembengkakan yang mengakibatkan pembungkus menjadi rusak. Pengendalian dengan jalan mengatur irigasi dan drainase, memotong bagian yang terserang dan dibakar, serta menggunakan benih yang sudah dicampur dengan fungisida misalnya Saromyl. 4. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji Penyebabnya adalah jamur Fusarium atau Giberella zeae. Penyakit ini baru dapat diketahui setelah klobot dibuka. Biji-biji yang terserang berwarna merah jambu atau merah kecoklatan yang akan berubah warna menjadi coklat sawo matang.

10

Pengendalian adalah dengan menggunakan benih varietas unggul, pergiliran tanaman, seed treatment, serta melakukan penyemprotan dengan bahan aktif Mancozep bila ada gejala serangan. IV. Panen Panen jagung manis dilakukan sekitar umur 95-100 hst, dimana pada saat tersebut, buah tanaman sudah dikatakan masak secara fisiologis dengan ciri-ciri daun dan kelobot sudah mengering(menguning), bila kelobot dibuka biji sudah tampak kisut 100%, serta ada black layer pada daerah titik tumbuh. Teknis panen dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Kelobot pembungkus buah dikupas dengan cara disobek dengan tangan. 2. Seleksi buah, dengan cara dipisahkan antara buah normal dengan yang masih muda serta busuk. Buah yang muda dipisahkan untuk kemudian dijemur dahulu. Sedangkan yang busuk dibuang dan tidak perlu dikirim ke pabrik. 3. Buah-buah normal dimasukkan ke dalam zak-zak yang sudah disiapkan, untuk kemudian ditimbang dan dikirim ke pabrik. Daya Dukung Kaolin Terhadap Tanaman Jagung Manis Beberapa petani di Palangka Raya memanfaatkan tanah kaolin yang berasal dari galian excavator untuk lahan bercocok tanam. Lahan ini memiliki kendala pengolahan yang berat, karena lengket bila basah dan keras bila kering. Untuk menghancurkan bongkahan tanah kaolin hingga siap tanam di luasan 300 m2 dibutuhkan waktu sebulan dengan dua tenaga kerja. Guna mengetahui daya dukung kaolin terhadap tanaman budidaya, maka peneliti BPTP Kalteng M. Anang Firmansyah pada bulan Juli - September 2010 melakukan 2 kajian sekaligus di 2 lahan petani kooperator. Kajian pertama untuk melihat daya dukung pupuk kandang ayam di tanah kaolin dan kajian kedua adalah demplot pemupukan berimbang di tanah kaolin. Tanaman indikator adalah jagung manis (Sweet Boy). Kajian pupuk kandang ayam digunakan rancangan RAK 4x3, dengan luas satuan petak percobaan 4x5m, perlakuan berbagai dosis pupuk kandang; P1=4 t/ha; P2=8 t/ha; P3=12 t/ha; dan P4=16 t/ha, dan hanya dilakukan pemupukan urea sebanyak 520 kg/ha
11

diberikan dalam 2 tahap. Kajian demplot pupuk berimbang digunakan luasan total 280 m2 dengan pemberian urea sebanyak 780 kg/ha, SP-18 200 kg/ha, KCl 300 kg/ha, dan pupuk kandang ayam 4 t/ha. Hasil kedua kajian tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kajian Daya Dukung Tanah Kaolin untuk Produksi Jagung Manis Berat Berat Panjang Panjang Diameter Diameter Berat Perlakuan tongkol tongkol tongkol tongkol tongkol tongkol brangkasan berklobot bersih berklobot bersih berklobot bersih panen (gr/tgkl) (gr/tgkl) (cm/tgkl) (cm/tgkl) (cm/tgkl) (cm/tgkl) (kg/tnm) Kajian pupuk kandang ayam P1 180 123 24,2 12,7 4,59 4,06 0,26 P2 240 172* 25,7 14,6 5,15** 4,4 0,41 P3 243 174* 25,2 14,8 5,17** 4,51 0,36 P4 271 189** 26,6 15,4 5,32** 4,39 0,33 Demplot Pupuk 333,3 212,5 28 16,8 6,3 4,7 berimbang
Keterangan: * Beda nyata pada taraf BNT 5%, ** beda nyata pada taraf BNT 1%.

B. Pembahasan Kajian pertama menunjukkan ada perbedaan nyata pada berat tongkol bersih dan diamater tongkol berklobot. Umumnya peningkatan dosis pupuk kandang ayam meningkatkan parameter produksi yang diamati, dan dosis petani (P1) menunjukkan hasil yang lebih rendah. Jika di konversi ke hektar dengan jarak tanam 30x75 cm maka diperoleh tongkol berklobot hingga 12 t/ha dan tongkol bersih 8,4 t/ha, saat ini (24 September 2010) harga jagung manis tongkol bersih dipasar pagi Martapura Palangka Raya mencapai Rp. 5000,-/kg.

Umumnya liat putih kaolin terletak di bawah permukaan tanah (subsoil).

12

Hasil Demplot pemupukan berimbang ternyata jauh lebih baik dibandingkan pemupukan tidak berimbang (karena pupuk kimia sering langka). Produksi tongkol ber klobot mampu mencapai 14,8 t/ha dan tongkol bersih mencapai 9,4 t/ha. Kajian ini membuktikan bahwa lahan marjinal tidak selamanya marjinal, pengelolaan yang baik akan merubah lahan tersebut menjadi produktif. (Dr. M. Anang Firmansyah Peneliti BPTP Kalimantan Tengah

Keragaan tanaman jagung manis umur 14 hari setelah tanam di tanah kaolin, Palangka Raya.

13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Secara teknis menanam jagung manis relatif mudah yang diantaranya meliputi :

penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan. Dalam penyiapan lahan terdapat isolasi, pengolahan tanah, kebutuhan benih. Kemudian langkah selanjutnya penanaman, hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanaman adalah split tanam antara jantan dan betina, perbandingan populasi jantan :betina, jarak tanam, penugalan dan jumlah benih perlubang. Pemeliharaan tanaman jagung manis seperti biasa pemberian pupuk dengan berimbang (Urea, TS, dan KCL). Jika ada gejala serangan hama atau penyakit, segera konsultasikan dengan penyuluh pertanian yang ada atau semprotkan pestisida yang disarankan Dinas Pertanian. Penggunakan pestisida digunakan secara bijaksana. Artinya, jika serangan hama/penyakit di atas ambang batas serangan, baru disemprot. Sementara panen jagung manis dilakukan sekitar umur 95-100 hst, dimana pada saat tersebut, buah tanaman sudah dikatakan masak secara fisiologis dengan ciri-ciri daun dan kelobot sudah mengering(menguning), bila kelobot dibuka biji sudah tampak kisut 100%, serta ada black layer pada daerah titik tumbuh. Tanah liat atau kaolin ternyata mampu memberikan hasil produksi yang baik pada demplot yang dilakukan oleh Peneliti BPTP Kalimantan Tengah dengan hasil produksi tongkol ber klobot mampu mencapai 14,8 t/ha dan tongkol bersih mencapai 9,4 t/ha, namun perlu dicerrmati pula hasil ini diperoleh dengan pemberian pupuk berimbang. B. Saran Penelitian yang dilakukan oleh peneliti BPTP Kalimantan Tengah merupakan suatu hal yang sangat penting dan berharga bagi para petani yang melakukan budidaya dilahan marjinal terutama tanah kaolin, diharapkan penelitian ini juga dapat dikembangkan terus oleh peneliti BPTP di daerah lain yang memiliki lahan marjinal sehingga lahan marjinal yang hasil produktivitasnya rendah dapat dimanfaatkan dan mengahasilkan hasil produktivitas yang tinggi untuk kesejahteraan para petani kita.

14

DAFTAR PUSTAKA

http://news.nationalgeographic.com/news/2006/03/0302_060302_peru_corn.html James, M. G.. "Characterization of the Maize Gene sugary1, a Determinant of Starch Composition in Kernels". The Plant Cell 7 (4): 417-429. Sumber Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Indonesia) Jurnal KeSimpulan.com - Transfer Gen Mutan Jagung ke Rumput Gajah Untuk Biofuel http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/01/tgl/09/time/0913 02/idnews/876754/idkanal/317 http://www.kontan.co.id/index.php/bisnis/news/37303/Produksi-Jagung-NasionalTerganjal-Cuaca http://www.grains.org/corn

15

You might also like