You are on page 1of 7

Polusi suara

Polusi Suara
Suara bising merupakan sumber polusi suara yang sangat mengganggu indera pendengaran kita. Di zaman serba maju seperti sekarang, bukan hanya polusi air dan udara saja yang menjadi permasalahan sehari-hari. Polusi suara yang disebabkan oleh berbagai kondisi pun sangat sulit dihindari. Suara bising kendaraan bermotor, pesawat terbang, deru mesin pabrik, hingga radio/tape recorder yang berbunyi keras merupakan sumber-sumber polusi suara yang sangat mengganggu indera pendengaran kita. Ciri polusi suara adalah suara bising yang teramat mengganggu, sehingga cepat atau lambat akan memengaruhi kondisi kejiwaan manusia. Bukan hanya itu, jika kondisi ini dialami dalam kurun waktu yang panjang, imbasnya akan membuat telinga berkurang kepekaannya. Manusia mempunyai batas kemampuan untuk mendengar suara mulai dari 20 hingga 20.000 hertz. Atau setara dengan rentang hingga 140 desibel (tingkat Kebisingan). Lebih dari itu, hampir dapat dipastikan terjadi kerusakan pada gendang telinga dan organ-organ lain dalam gendang telinga manusia. Ambang batas maksimum yang aman bagi manusia adalah 80 desibel. Bagi mereka yang bekerja diatas batas tersebut, dalam jangka panjang akan mengalami gangguan pendengaran. Oleh karena itu disarankan untuk melakukan medical examination atau pemeriksaan pendengaran secara berkala sebagai upaya mencegah Noise Induced Hearing Lose atau ketulian akibat kebisingan. Sebetulnya, polusi suara bukan hanya menggangu indera pendengaran saja. Berada di lingkungan dengan suara bising yang mengganggu juga dapat menyebabkan hipertensi, karena terpicu oleh emosi yang tidak stabil. Hasil studi epidemiologis di Amerika Serikat menyebutkan, ketidakstabilan emosi akibat terpapar suara bising akan mengakibatkan stress. Jika ditambah dengan penyempitan pembuluh darah, maka dapat memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah keseluruh tubuh. Dalam waktu yang lama, tekanan darah akan naik, dan terjadilah hipertensi. Penelitian serupa juga dilakukan pada 2003 oleh Robert Koch Institute di Jerman terhadap 1.700 penduduk Kota Berlin. Hasilnya menyatakan, orang yang hidup dengan kebisingan lalu lintas cenderung memiliki tekanan darah tinggi dibandingkan mereka yang tingal di lingkungan yang lebih tenang. Dr Heidemarie Wende dari Federal Environment Agency, yang mengepalai studi tersebut mengatakan bahwa studi ini menunjukkan bahwa polusi suara meningkatkan tekanan darah, dan karenanya memiliki dampak buruk bagi kesehatan jangka panjang. Walaupun terdengar sepele, ada baiknya kita mulai memerhatikan kesehatan indera pendengaran kita. Karena kemampuan mendengar adalah sebuah karunia yang tak ternilai harganya.

MASYARAKAT wilayah perkotaan rentan terpapar polusi suara. Jangan menganggap remeh masalah ini sebab fakta berbicara polusi suara bukan hanya mengganggu indera pendengaran, namun juga menyebabkan risiko hipertensi hingga jantung. Tinggal di daerah perkotaan memang rentan terkena berbagai masalah. Yang paling umum adalah masalah polusi udara dan air. Namun bukan hanya permasalahan itu yang patut menjadi perhatian, polusi suara pun juga menyerang kaum urban. Polusi suara ini disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, pesawat terbang, deru mesin pabrik, hingga suara radio yang berbunyi keras dan mengganggu indera pendengaran. Ciri polusi suara adalah suara bising yang teramat mengganggu sehingga cepat atau lambat akan memengaruhi kondisi kejiwaan manusia. Bukan hanya itu, jika dialami dalam kurun waktu yang panjang, imbasnya akan membuat kepekaan telinga berkurang. Padahal, manusia memiliki batas kemampuan mendengar suara mulai dari 20 hingga 20.000 hertz atau setara dengan rentang hingga 140 desibel (tingkat kebisingan). Lebih dari itu, akan terjadi kerusakan pada gendang telinga dan organ-organ lain dalam gendang telinga. Sementara ambang batas maksimum yang aman bagi manusia adalah 70 desibel. Nah, bisa dibayangkan apa yang terjadi pada orang yang setiap hari mengalami polusi suara itu. Mereka yang bekerja di atas batas tersebut, dalam jangka panjang pastilah akan mengalami gangguan pendengaran. Karenanya, disarankan untuk melakukan pemeriksaan pendengaran secara berkala sebagai upaya mencegah ketulian akibat kebisingan. Sebenarnya polusi suara bukan hanya mengganggu indera pendengaran semata. Akan tetapi, juga memicu hipertensi lantaran terpicu oleh emosi yang tidak stabil. Hasil studi epidemologis di Amerika Serikat menyebutkan, ketidakstabilan emosi akibat terpapar suara bising akan menyebabkan stres. Jika ditambah dengan penyempitan pembuluh darah, maka dapat memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam waktu lama, tekanan darah akan naik dan terjadilah hipertensi. Penelitian yang sama juga dilakukan pada 2003 oleh Robert Koch Institute di Jerman. Robert meneliti 1.700 penduduk Kota Berlin. Hasilnya, orang yang hidup di tengah kebisingan lalu lintas cenderung memiliki tekanan darah tinggi ketimbang mereka yang tinggal di lingkungan lebih tenang. Dr Heidemarie Wende yang mengepalai studi tersebut dari federal Environment Agency mengatakan, studi ini menunjukkan bahwa polusi suara meningkatkan tekanan darah dan karenanya memiliki dampak buruk bagi kesehatan jangka panjang. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), terpaan polusi suara bahkan berpotensi meningkatkan risiko serangan jantung. Tak heran, masyarakat perkotaan memiliki risiko 46 persen terkena serangan jantung dibanding masyarakat yang hidup di daerah tenang. Faktanya, bukan hanya nun jauh di Jerman sana masyarakat terkena bahaya polusi suara. Masyarakat Indonesia pun disadari atau tidak juga mengalami bahaya kesehatan akibat polusi yang satu ini. Buktinya, Indonesia masuk dalam empat besar negara dengan kasus gangguan pendengaran terbanyak di Asia. Menurut Dr Damayanti Soetjipto, pendiri Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian, 4,6 persen penderita gangguan pendengaran di Asia berasal dari Indonesia. Data WHO menyebutkan, pada 1998 terdapat sekitar 250 juta penderita gangguan pendengaran, 50 persen di antaranya berada di Asia. Para penderita gangguan pendengaran ini mudah terserang gangguan, seperti gampang marah dan stres, kata Damayanti. Lingkungan yang sehat, menurut Damayanti, memiliki tingkat kebisingan maksimal 70 desibel. Di atas angka itu, akan sangat berbahaya bagi telinga. Kalau Anda terpapar kebisingan katakanlah sampai 90 desibel itu maksimal hanya boleh satu jam. Kalau tidak, bahaya bagi pendengaran, sambung Damayanti. Sayangnya, banyak kota besar di Indonesia memiliki tingkat kebisingan di atas angka aman tersebut. Ahli THT dari Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, Dr Ronny Suwento bersama timnya pernah mengadakan penelitian tingkat kebisingan di 25 titik di jalan raya Jakarta. Hasilnya, ternyata di 25 titik itu, terutama perempatan Senen dan Tanjung Priok, memiliki tingkat kebisingan yang mencapai 80 desibel. Penelitian itu juga menemukan sekitar 10,7 persen

pedagang asongan dan kaki lima, tukang parkir, serta polisi lalu lintas yang sering terpapar kebisingan di daerahdaerah itu, mengalami gangguan pendengaran. Awalnya ketika ditanya para responden mengaku tidak mengalami gangguan pendengaran. Namun setelah dilakukan tes dengan menggunakan soundproof, dan alat lain di lingkungan yang steril, mereka terbukti mengalami gangguan pendengaran. Ronny menjelaskan, gangguan pendengaran itu bersifat gradual. Orang sering kali tidak sadar bahwa mereka telah mengalami gangguan pendengaran. Maka itu, untuk mengetahui apakah seseorang mengalami gangguan pendengaran dapat dilakukan dengan patokan berikut. Umumnya, gangguan itu terjadi pada frekuensi tinggi, sekitar 4.000 Hz. Orang baru sadar ada gangguan jika gangguan itu mulai masuk ke frekuensi 5002.000 Hz. Ini frekuensi yang sering didengar orang. Kerasnya kurang lebih seperti percakapan sehari-hari. Jadi jika ada orang bicara, dia agak tidak mendengar dan baru sadar kalau terkena gangguan pendengaran, kata Ronny. Jika Anda selalu terpapar polusi suara, sebaiknya gunakan pelindung telinga atau ear plug ataupun flat attenuator yang biasa digunakan oleh teknisi musik saat menyiapkan konser. (tty)

Di kota-kota atau di daerah dekat industri atau pabrik sering terjadi kebisingan. Pencemaran suara di akibatkan oleh masuknya bunyi gaduh di atas 50 desibel (di singkat dB, yaitu ukuran tingkat kebisingan). Suara bising dapat di timbulkan oleh suara industri, mobil, sepeda motor, kereta

Suara bising dapat di timbulkan oleh suara industri, mobil, sepeda motor, kereta api pesawat terbang, serta bunyi-bnyian lainnya. Bunyi tersebut mengan cam kesehatan dan ketenangan manusia. Kebisingan menyebapkan penduduk sulit tidur, bahkan mengakibatkan tuli, ganguan kejiwaan, dan dapt pula menyebapkan penyakit jantung, gangguan janin dalam kandungan, dan stress. Saat ini telah di usahakan agar mesin- mesin tidak terlalu bising. Jika bising, harus usahakan ada isolator. Menanam tanaman berdaun rimbun di halaman rumah dapat meredakan kebisingan. Bagi mereka yang suka mendengarkan musik-musik keras-keras, hendaknya mendengarkan di tempat khusus (misal di dalam kamar) agar tidak mengganggu orang lain.

PENCEMARAN SUARA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita semua tahu, saat ini kita lebih banyak dieksploitasi dengan terlalu banyak suara lebih dari masa apapun dalam sejarah. Kehidupan modern sepertinya jadi perjuangan yang tak berkesudahan untuk melawan hiruk-pikuk yang kian meningkat. Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Sekitar 16,8 persen dari total penduduk Indonesia mengalami gangguan pendengaran pada 1996. Survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia terhadap 20.000 orang di tujuh provinsi itu mencatat bahwa sekitar 38 juta penduduk Indonesia terganggu pendengarannya. Melihat hasil penelitian dari berbagai ahli dan penemuan dalam kehidupan seharihari tentang dampak kebisingan atau pencemaran suara inilah seharusnya diambil langkah langkah yang tepat untuk menanggulangi salah satu polusi yang dianggap tidak begitu berdampak dibanding dengan polusi air, tanah dan udara yang sekarang ini dengan jelas terlihat dalam kehidupan kita seharihari. Dalam makalah ini penulis ingin menyajikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pencemaran suara. Selain itu, penulis juga akan menguraikan bagaimana cara untuk menanggulangi pencemaran suara yang efeknya secara tidak sadar telah menggangu kehidupan manusia. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas maka masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran suara? 2. Apa yang menyebabkan pencemaran suara? 3. Apa saja dampak dari pencemaran suara? 4. Bagaimana menanggulangi dampak pencemaran suara? C. Tujuan Penulisan Dalam makalah ini, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui definisi pencemaran suara. 2. Mengetahui sebab sebab pencemaran suara. 3. Mengetahui dampak dari pencemaran suara. 4. Mengetahui cara menanggulangi dampak pencemaran suara. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Polusi / Pencemaran Suara Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai

variasi dalam kurva responsnya. Jadi, pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB). B. Penyebab Pencemaran Suara Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Sifat polutan adalah: 1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi. 2. Merusak dalam jangka waktu lama. Dalam pencemaran suara, kebisingan yang dialami sehari hari tanpa sadar merupakan faktor utama terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada era modern seperti sekarang ini banyak sekali alat alat yang menggunakan mesin yang berbunyi bising serta penggunaan gadget yang bisa memutar bunyi dengan earphone yang suaranya langsung mengenai gendang telinga tanpa ada perantara merupakan suatu hal yang beresiko mengakibatkan pencemaran suara. Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Di kabin mobil, kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang menderu. Juga di pabrik atau tempat kerja yang memakai kipas angin besar, kompresor, trafo, dan pompa. Di hotel, perkantoran, atau apartemen biasanya saluran udaranya mengeluarkan bising. Sebagai contoh beberapa kebisingan yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya diukur dengan dB atau desibel adalah 1. Orang ribut / silat lidah = 80 dB 2. Suara kereta api / krl = 95 dB 3. Mesin motor 5 pk = 104 dB 4. Suara petir = 120 dB 5. Pesawat jet tinggal landas = 150 dB C. Dampak Pencemaran Suara Tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Menurut WHO, tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut : 1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain. 2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis. 3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan. Menurut penelitian, musik berirama keras, hingga 'berlimpah ruah' berdampak dramatik pada psikologi. Selain berakibat merusak gendang pendengaran, menurut Dr. Luther Terry, mantan peneliti di Badan Bedah AS, yang melakukan penelitian adanya akibat negatif terkait suara yang bising, proses pendengaran melibatkan: kontruksi jantung, peredaran darah, meningkatkan kerja hati, pernafasan yang meningkat, menghambat penyerapan kulit dan tekanan kerangka otot, sistem pencernaan berubah, aktivitas yang berhubungan dengan kelenjar yang memberi pertanda pada zat-zat kimia dalam tubuh termasuk darah dan air seni, efek keseimbangan organ. Juga keseimbangan efek perasa dan perubahan kimia di otak. Itu semua merupakan sebagian dari efek suara bising pada manusia. Terry juga mengungkapkan adanya efek negatif suara gaduh dalam perkembangan janin. Penelitian menemukan pula, kalau setelah terpapar suara berkekuatan tinggi, seperti suara pesawat yang tinggal landas atau tempat kerja yang sangat ramai, tekanan darah meningkat hingga 30%. Pengaruh negatif bertambah dengan adanya kenyataan tekanan darah meningkat dalam tingkat yang tinggi, bahkan saat paparan suara bising berakhir. Mungkin Anda memilih untuk tak tinggal di dekat bandara agar tak terkena dampak buruk kebisingan

lalu litas pesawat. Meski demikian, suara gaduh lain yang mungkin kita pertimbangkan secara moderat memang memiliki pengaruh. Sebuah penelitian di Jerman menemukan, bahwa tinggal di daerah yang bising dan jalanan yang sibuk memungkinkan mengakibatkan serangan jantung sebesar 20%, lebih tinggi dari pada orang-orang yang tinggal di daerah tenang. Studi tersebut menghubungkan permasalahan dalam mendengarkan, juga dipengaruhi oleh kebisingan. Selain itu, suara gaduh juga dapat berpengaruh pada anak-anak dalam belajar bicara, membaca, dan dalam menangkap pelajaran di sekolah. Pengaruh yang sama juga telah didokumentasikan pada orang-orang yang tinggal di dekat bandara, dekat rel kereta api dan jalan besar. Ketidakmampuan untuk mendengar dan memahami segala yang diajarkan guru dapat diartikan sebagai kwalitas yang menyedihkan, dan bahkan dapat meningkatkan tingkat ketidaklulusan di sekolah. Lebih jauh lagi, polusi suara juga membawa dampak pada tingkah laku anak-anak dan orang dewasa. Sebuah studi mengamati respon seorang pejalan kaki saat seseorang meminta bantuan di tempat yang gaduh. Sementara ditengah kebisingan suara mesin pemotong rumput yang meraung di sekitar, ada seseorang wanita yang patah tulang menjatuhkan bukunya, tak seorangpun datang untuk memberikan bantuan. Namun pada saat mesin pemotong rumput yang bersuara ribut dimatikan, dan kejadian yang sama diulang, beberapa pejalan kaki berhenti guna memberi bantuan pada wanita ini. Dari uraian diatas, dampak pencemaran suara biasanya hanya menyebabkan gangguangangguan kecil yang tidak begitu dirasakan oleh makhluk yang tercemari. Pencemaran suara yang bersifat terus-menerus dengan tingkat kebisingan di atas 80 dB itulah yang dapat mengakibatkan efek atau dampak yang merugikan kesehatan manusia dan juga menimbulkan kerugian secara materi karena dengan kesehatan yang terganggu maka produktivitas kerja akan menurun. D. Cara Menanggulangi Pencemaran Suara Dari uaraian diatas tentang begitu berbahayanya pencemaran suara yang menyebabkan berbagai gangguan pada manusia, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif. Menurut Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional bising diredam dengan memakai bahan-bahan peredam. Bahan tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas bisingnya mau dikurangi. Sayangnya, kendali bising pasif hanya efektif pada frekuensi tinggi. Jika pada frekuensi rendah diterapkan sistem ini, bahan peredam yang dibutuhkan akan lebih berat dan tebal. "Ini meningkatkan biaya, bahkan kadang-kadang membuat sistem sulit diimplementasikan," kata Bambang. Pada dasarnya pengendali bising aktif adalah peredam bising dengan menggunakan sumber suara yang dikendalikan dan melawan sumber bising yang tidak dikehendaki. Bambang menjelaskan, prinsip yang digunakan dalam kendali bising aktif (active noise control/ANC) adalah interferensi destruktif antara bising dan suatu sinyal suara lain, lazimnya disebut antisound). Sistem ini membangkitkan sinyal yang fasanya berlawanan dengan bising yang mau diredam. Meskipun sederhana dalam teori, prinsip ini sulit pada prakteknya. Penyebabnya karena karakteristik sumber bising akustik dan lingkungan selalu berubah terhadap waktu, frekuensi, amplitudo, dan fasa. Selain itu, kecepatan suara bising tidak stasioner. Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota kota besar yang dekat dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur Jendera Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam bising. Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain : a. Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik). b. Tebal dinding minimal 10 cm. Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4 b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x 10 x 15) atau (30x15x15)cm c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik. Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upayanya mengurangi polusi suara

Kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah dalam menanggulangi polusi suara dan polusi udara adalah mengendarai mobil dengan sistem 3 in 1 yaitu dalam satu mobil minimal harus diisi dengan 3 orang, agar keributan yang terjadi akibat kemacetan, asap dan desing suara mesin tidak terlalu memadati jalan raya. Selain itu yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengurangi penjualan kendaraan bermotor, karena hal ini merupakan salah satu pemacu terjadinya kebisingan di jalanan. Karena melihat kenyataan sekarang ini, setiap individu tidak lepas dari kendaraan bermotor. Dari setiap individu pun kesadaran akan pentingnya pengurangan polusi suara harus lebih digalakkan. Misalnya dengan tidak terlalu banyak memakai alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras. Karena secara tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak dalam mendengar. Dari pabrik atau lembagalembaga penemuan teknologi baru, seharusnya memikirkan juga tentang efek samping terhadap mesin yang menimbulkan suara gaduh. Pihak produsen seharusnya memasang peredam suara dalam setiap poduknya sehingga kebisingan dapat diminimalisir. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kehidupan modern sepertinya jadi perjuangan yang tak berkesudahan untuk melawan hiruk-pikuk yang kian meningkat. Dimanapun kita berada kita selalu mendengar kebisingan yang secara tidak sadar juga mengganggu kinerja tubuh kita. Walaupun tidak begitu mendapat perhatian seperti 3 pencemaran lain, pencemaran suara merupakan suatu yang sangat penting untuk dikaji karena dampaknya kian hari kian terlihat. Banyak gangguan yang diakibatkan oleh pencemaran suara diantaranya mulai dari konsentrasi yang kurang sampai meninggal akibat kebisingan yang diterima dalam jangka waktu yang lama dan secara tidak langsung mengajak otak untuk mengubah cara kerja organ tubuh. B. Saran Untuk meminimalisir polusi suara ini ada berbagai cara yang bisa dilakukan yaitu dengan meredam bising yang tidak diinginkan dengan suara yang menenangkan, pembangunan bangunan peredam bising, meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor, peralatan elektronik dan pemberian peredam suara oleh pabrik untuk produknya yang dirasa menimbulkan kebisingan yang melewati ambang batas pendengaran manusia.

You might also like