You are on page 1of 6

.

unila.ac.id/pargito/2010/07/17/hakekat-pendidikan-ips

gan alamnya. Corak hubungan antara manusia dengan lingkungannyaangan zaman dan kemajuan peradabana-sumber penghidupan manusia, membuat kehidupan in lagi, baik secara lokal,alnya krisis politik tidak mungkin lagii untuk menyelesaikan tentangtuhan dan gaji dsb. Sama halnya permasalahan banjir secara geografis, tidak i, ahli sejarah, ahli politik, ahli hukum dsb, duduk bersama memecahkan persoalana lainnnya. Untuk membangun generasi muda yang peka terhadappannya perlu program pendidikan yang tidak hanya membekalian yang diperoleh dalam kehidupannya sehari-hari. pentingan dunia kerja. Kegiatan refleksi yangan masih berbasis disiplin ilmu (Pikirantahuan, ketrampilan, nilai dan sikap, serta kemampuanan program a serta mampu en programatik di dalam kurikulum sekolah,nya banyak diharapkan untuk mendukung tercapainya tujuan ideal pendidikan.:x), bahwa tidak ada satupun cabangakan sebuah catatan yang sangat membanggakan, serta un semua bidang kajian yangp dasar berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikanrmaknaannya bagi siswa dalam kehidupannnya mulai, khususnya dalam bidang ilmu sosialrguruan tinggi. Pendidikan IPS ( an peserta didik urikuler untuk program pendidikan.i. Untuk itu program pendidikanan itu sendiri yang tidak berdiri sendiri (saling terkait), serta keterbatasan/waktu di tingkat sekolah atau disesuaikan kepentingan politik suatu bangsa. Untuk i menjadi rumpun jurusan ataurhatikan tingkattu bahwa keterbatasan waktu secara kurikuler gga semi terpadu ( a, hal ini sesuai denganr, antar disipliner, maupun mereduksi disiplin ilmu-ilmu sosial unikasi, interaksi, konflik dan berbagai peristiwa yang terjadi tusan an manusiaultas angan pendidikan disiplin ilmu sosial. Program ini banyak dikembangkan diangkan keilmuan disipliner tentang ilmuanmgan keilmuanangan keilmuan itu sendiri,, bukan untuk . FILSAFAT PENDIDIKAN IPSmasalah pendidikan tidak hanya-masalah yangfaktan sebagai pelaksana pendidikan, perlu mengetahui filsafatai tujuanrsama. Filsafat-masalah pendidikan.a kehidupan manusia secaraan yang mencari hakekat dari berbagai fenomenaren tentangan.banyak ilmu-ilmu khusus yang berkembang dan melepaskan diri dari filsafat.n ilmu pengetahuan sama-sama pengetahuan yang metodis, sistematis,a merupakan -bagi atau terspesialisasi seperti sekarang. Yang dikenal padaal.tahuan. Dia memberi sumbangan dan peran sebagaian itu dapat hidup dan berkembang. Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk gjawabkan ilmunya. Pertanggungjawaban secaraangkan berbagai macam ilmu pengetahuan-ilmuan manusia. Jadi filsafat berarti membahas tentang kebijaksanaan dalam memahamiut alam itu sendiri secara fisik maupun manusia secara sosial.ah filsafat ilmu alam dan filsafat ilmulsafat teoritisan teori) dan filsafat praktis (terapan). Filsafat teoritis mencakup: (1) ilmuan alam, seperti: fisika, biologi, ilmu pertambangan dan astronomi; (2) ilmuika. Filsafat praktissial secara-ciri sosial at pengetahuan, yaitu di antaranya, epistemologis, dan aksiologis, serta memiliki warga ataubidang tersebut. Pendidikan dikatakan sebagai filsafat praktiskawasan pendidikan atau pendidikan bidangu pendidikan dan bidang studi lainnya. Misalnya,rtian, memiliki tujuan , memiliki manfaat, dan

an terapan suatu pengetahuan ( at pendidikan,. Filsafat pendidikan juga mengalami perkembangan sesuai dengan bidang,lidiki hakikat pelaksanaan pendidikan yangut paut dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya, serta hakikat ilmuan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaanat dari sudut karakteristik um atau filsafatenyataan segala sesuatu (metafisika) yang termasuk didalamnya, hakikatetahui kenyataan(Epistemologi)tahuan tentang kenyataan (Logika)ataan (Aksiologi),antara lain tentang hakikat nilai yang berhubungangan dengan indah dan buruk (Estetika)agi pengetahuanan .Ditinjau darig-konsepan yang membahas tentang hakikat subtansi dan pola organisasi didikan yang membahas tentang hakikat objek formal dan material-cara kerja dalamangkan bidang studi tertentu untuk tujuan pendidikan ikan ram studi, dan kompetensi lulusan tertentu ditahuan murni dengan filsafat ilmu terapan-ilmu an ilmu pengetahuan itu sendiri secara abstrak (teori) atau vertikal atau etahuan tersebut di dalam masyarakatitis--induktif atau induktif-deduktif -ilmu teorits-empiris, seperti sosiologi. Di dalam ilmu-ilmurjaan sosial, atau kesejahteraan sosial (sosiatri), danl lainnya. -masing. Munculnya dua pahamyataan inirtentu memiliki batasan danan tertentu sangat mewarnai enjalani berbagai aspek kehidupan. rang atau juga tidak memihak -ilmu sosial agar paraasalah sosial dan dapat mengatasinya sertasyarat sebagaitahuan. Salah satu syarat ilmu pengetahuan adalah adanya identitas ataua dan adanya kelompok memiliki kepedulian yang sama untuk mengembangkan bidang-bidangukakan karakteristik disiplin ilmu dan ), membedakan selain disiplin dalam arti an sosial (IPS) sebagai kajian akademik merupakan perkembangan ilmuan yang berhubungan dengan bidang praktik pendidikan. Komitmen kelompok tahuan sosial dan humaniora yang dikemasu sosialruh-sederhana-terpadu (holistik-terpadu/ integrated) maupun secara e, synthetic disci disiplin ataulehan suatu pendekatan pengetahuan terpadu ( , dalam mengatasinya tidak bisaatan disiplin ilmu ekonomi saja, tetapi membutuhkan jugartama kali dilontarkan olehesia yang pertama di Indonesia).yang menyeluruh), , dan bahkan -psikologis untuk tujuan pendidikan.umaniora yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiahpsikologisan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan UU -ilmu sosial, diat di atasnya, mulai dari -ilmu sosial yang diberikan di tingkat sekolah, Ujudnya bisatersendiri atau dalam bentuk program kelembagaanang kajian ilmu-ilmu sosial, yaitu dalam bentuk fakultas, jurusan ataurhanaan konsepdidikan dasar. Sementara itu, dalam bentuk jurusan atau program. Hal ini dimaksudkan agar pemahaman tentang masalah sosialr pengetahuan sosial yang saling menunjang dan memiliki sinergisitasah dan tingkat LPTK di dalam memahami IPS sesuaian dan pengalaman peserta didik. Mulai dari pendidikan dasar aan suatu bangsa sudah ada sejak -cita luhur suatu-iwariskan. Agar program pendidikan transmisi dari yang tua ke yang muda transmission sering juga di asosiasikan sebagai pendidikan nilai-nilai idealistik dan manusia,sehingga cara ini sering dianggap sebagai indoktrinasi dan propaganda. Misalnya, Georgewashington tidak pernah berdusta, Lincoln sifatnya sangat jujur, Ir. Soekarno danMohammad Hatta Proklamator Indonesia, Soeharto bapak pembangunan masa orde baru dsb.Tujuan yang hendak dicapai dari citizenship transmission adalah sbb:1.

pengembangan pengertian patrotisme2. penembangan penegrtian dasar dan apresiasi terhadap nilai-nilai bangsa, lembaga dan praktekpraktek.3. memberi inspirasi pada integrasi pribadi dan tanggungjawab warga negara4. membentuk pengertian dan apresiasi terhadap nenek moyang bangsa.5. mendorong partisipasi demokrasi aktif 6. membantu murid-murid mendapatkan kesadaran akan problema-problema sosial.7. pengemangan dan mempertontonkan cita-cita yang diinginkan, sikap-sikap, danketerampilan bertingkah laku yang sangat diperlukan dalam hubungan baik pribadi- pribadi dengan yang lain. Tekanan diletakkan pada tingkah laku kebiasaan yangdiinginkan, tidak hanya apresiasi pekerjaan tentang apa yang benar 8. untuk mengerti dan memahami sistem ekonomi yang bebas.Tema-tema yang dapat digunakan sebagai tujuan instruksional atau kompetensi yang dapatdikembangkan dalam pendidikan IPS sebagai citizenship transmission adalah sbb:1. penggunaan secara pandai terhadap sumber-sumber alam2. pengakuan dan pengertian tentang ketergantungan dunia3. pengakuan terhadap kehormatan dan hak-hak perorangan/ pribadi4. menggunakan penelitian untuk memperbaiki kehidupan manusia5. Memberikan arti penting terhadap paham demokrasi melalui pemakaian yang tepatterhadap fasilitas pendidikan umum.6. Menambah keefektifan keluarga sebagai lembaga sosial yang pokok.7. Pengembangan yang efektif pada nilai-nilai moral dan spiritual8. Pembagian kekuasaan yang tepat dan bertanggungjawab agar supaya dapat mencapaikeadilan9. Pemanfaatan yang tepat pada sumber-sumber yang langka untuk mencapai hasil yangsangat banyak (the widest general of well being)10. Pencapaian garis batas kesetiaan yang memadai11. Kerjasama dalam kepentingan perdamaian dan kesejahteraan12. Tercapainya keseimbangan antara stabilitas sosial dan perubahan sosial13. Penyebaran dan pendalaman kemungkinan untuk hidup lebih kaya.Tujuan tujuan instruksional citizenship transmission tentang warga negara yang baik telahdiasumsikan bahwa bahan penting dalam menyiapkan warga negara yang baik adalah pengetahuan dan apresiasi terhadap nenek moyangnya. Seperti tentang sejarah yang paling penting, disusun secara kronologis dan yang sudah disyahkan oleh pemerintah. Inilah yangkadang menjadi perlunya pemikiran baru, kenapa justru cerita sejarah masa lalu dianggaplebih penting, padahal mereka hidup di masa sekarang dan yang akan datang.

Ada beberapa metode pendidikan IPS sebagai program citizenship transmission yaitu:1. Direct transmission, yaitu melalui transmisi langsung atau pembelajaran langsungkontak antara sumber informasi dengan penerima informasi, atau melalui kuliahlangsung.2. Indirect transmission, yaitu transmisi tidak langsung, misalnya dengan menggunakanalat bantu atau media.3. Inquiry oriented transmission, yaitu kecakapan untuk menyelidiki dan mengadakanriset.1. b. IPS Sebagai Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial ( social studies as social sciences) Inilah alasan yang sangat kuat terhadap perlunya pendidikan IPS sebagai program pendidikanilmu-ilmu sosial adalah karena mengajarkan ilmu-ilmu sosial secara terpisahpisahmemberatkan siswa sekolah secara kurikuler. Program pembelajaran secara disipliner (terpisah) hanya akan menambah beban siswa sekolah (SD_SMA) dalam belajar. Karenatingkat perkembangan psikologi anak usia sekolah belum sepenuhnya spesifik atau menjurus,tetapi masih holistik, sehingga pendekatan belajar pengetahuan sosial sebaiknya terpadu,makin dewasa makin spesifik. Oleh karenanya hingga kini masih sering terjadi konflik dan pertentangan antara kelompok ahli ilmu sosial dalam menyusun materi ilmu sosial sebagai program pendidikan IPS. Akan tetapi dalam IPS sebagai program pendidikan ilmuilmusosial telah terjadi kesepakatan secara aklamasi, yaitu bahwa murid-murid sekolah umumharus mempelajari struktur dan proses-proses inquiry dari disiplin ilmiah itu (Barr and Barth,2003). Para ahli ilmu sosial juga menghendaki agar para pemuda melihat dunia ini melaluikacamata seorang ahli ilmu sosial, agar mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang biasadiajukan oleh para ahli ilmu sosial. Para ahli ilmu sosial percaya bahwa kalau seorang muridmemperoleh kebiasaan berfikir dan pola pikir yang berkaitan dengan disiplin ilmu sosialtertentu, dia akan menjadi peka, membuat keputusan yang lebih baik dan akhirnya memahamisusunan dan proses-proses yang terjadi di masyarakat. Profesor Laurent Senesh,mengemukakan bahwa fungsi utama dari perkembangan cara berfikir analitis ialah denganmembantu pemuda memahami struktur dari akhir tujuan ilmu sosial education adalahmengembangkan kemampuan untuk bisa memecahkan problema secara sendiri. Namun lagi-lagi, bahwa pendidikan suatu ilmu pengetahuan bukanlah hanya bagaimanamengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga harus mengajarkan tentangmakna dan nilainilai atas ilmu pengetahuan itu untuk kepentingan kehidupannya ke arahlebih baik. Inilah di antaranya yang membedakan antara pendidikan disiplin ilmu sosialtertentu dengan pendidikan IPS (social studies). Pendidikan IPS merupakan kemasan pengetahuan sosial yang telah dipertimbangkan secara psikologis untuk kepentingan pendidikan. Jadi tidak seperti pendidikan disiplin ilmu sosial, yang lebih mengutamakan pada bagaimana mengajarkan ilmu pengetahuan agar menjadi milik peserta didik, hampir dikatakan tidak ada pesan edukatifnya (pedagogiknya).1. c. IPS Sebagai Pendidikan Reflektif ( social studies as reflective inquiry) Pendidikan reflektif bukan sekedar mengajarkan disiplin ilmu pengetahuan dan pemindahannilai secara akumulatif, tetapi seperti di kemukakan oleh John Dewey bahwa, kurikulumsekolah harus berpegang kepada kebutuhan kebutuhan dan minat murid sekolah, tidak perlu berusaha untuk memindahkan segudang pengetahuan yang tidak perlu dan tidak

relevan,mereka harus menjadi penolong murid untuk hidup lebih efektif dalam kemelut jamannya. Oleh karenanya sebagaimana rekomendasi dewan nasional (NCSS)bahwa, muridmuriddiarahkan agar menjadi warga negara yang efektif, tidak hanya dengan menghafalkan isimateri pelajaran saja, tetapi dengan mempraktekan decission makin (pengambilan keputusan)dalam kehidupannya se hari-hari. Dewan melihat bahan pengajaran bukan sebagai tujuanakhir semata, melainkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan sebagai warga negara.Kewarganegaraan efektif tidak di batasi sebagai kepatuhan atau teguh pada normanormatertentu saja, tetapi dilihat sebagai perkembangan dari judgement kecakapan untuk membuatkeputusan rasional. Pendidikan tidak hanya mempersiapka kehidupan dewasa, pengalaman- pengalaman edukatif sekarang ini sangatlah penting. Cara terbaik untuk melatih danmempersiapkan sikap kewarganegaraan untuk masa mendatang adalah dengan membekalikesempatan-kesempatan untuk mempraktekkan citizenship pada waktu kini. Oleh karena itu, pendidikan IPS harus mengajarkan kejadian-kejadian mutakhir dan decission making serta pengalaman masa lalu. Dengan demikian pendidikan IPS diharapkan dapat mengembangkankonsep revolusioner tentang studi-studi sosial, Sebagai contoh:1. Pendidikan IPS harus secara fungsional berhubungan dengan kebutuhan dan minatdari yang ada sekarang, seperti masalah demokrasi, HAM, keadilan, krisis, konflik,kesejahteraan, kelangkaan, pengelolaan, wabah, bencana, globalisasi dsb.2. Isi studi sosial (IPS) harus diatur mengenai topik dan permasalahan permasalahanyang disajikan, sebaiknya juga subjek yang disajikan ling berhubungan dandikombinasikan (terpadu) untuk penyelidikan kontemporer, sehingga dapat tercapaicitizenship yang efektif.3. Metode pembelajaran IPS jangan drill, expositry, penyingkatan, pengulasan tetapi problem solving yang terkait dengan kehidupannya.4. Maslah yang dipelajari haris merupakan seleksi dari beberapa sumber dan pengetahuan, serta sesuai kebutuhan murid dan masyarakat umunya.1. IPS Sebagai kritik kehidupan sosial ( social studies as social criticism )Pendidikan IPS sebagai media pengembangan kritisisme murid agak jarang dilakukan olehguru, di samping karena takut salah dan kena sanksi, juga relatif sulit. Pendidikan model inilebih pada pendidikan kontroversial issue dan pendidikan yang mengutamakan pengembangan kemampuan pengetahuan dan memupuk keberanian mengemukakan pendapatatau argumen. Untuk ini pendidikan IPS harus dapat mengembangkan kemampun berfirir kritis (Critical thinking) dengan berbagai metode pemecahan masalah (problem solving).1. IPS Sebagai pengembangan pribadi seseorang ( social studies as p ersonal develo p ment of the individual )Pengembangan pribadi seseorang melalui pendidikan IPS tidak langsung tampak hasilnya,tetapi setidaknya melalui pendidikan IPS akan membekali kemampuan seseorang dalam pengembangan diri melalui berbagai ketrampilan sosial dalam kehidupannya (

social life skill ). Pendidikan IPS di sini harus membekali siswa tentang pengetahuan, ketrampilan, sikapdan nilai, sehingga semua itu dapat membentuk citra disi siswa menjadi manusia manusiayang memiliki jati diri yang mampu hidup di tengah masyarakat dengan damai, dan dapatmenjadikan contoh teladan serta memberikan kelebihannnya pada orang lain.

You might also like