Professional Documents
Culture Documents
TUGAS KELOMPOK
OLEH :
KELOMPOK II
HARI BUDIYANTO
HJ. SUNDARI
LALU EKAN SATRIA ATMAJA
MARDAWIAH
MUHAMMAD YAKUB
MULIYADI
PENDIDIKAN PROFESI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2008
KATA PENGANTAR
Penulis
Kelompok II
2
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar................................................................................. i
Daftar Isi
.......................................................................................... ii
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
............................................................... 1
B. Rumusan Masalah
......................................................... 2
C. Tujuan Penulisan .
......................................................... 2
3
A. Kesimpulan
.................................................................... 14
B. Saran
............................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun
dalam kehidupannya harus berkelompok atau bermasyarakat.
Manusia tidak dapat berdiri sendiri namun tergantung pada
orang lain. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati.
Dalam hubungannya dengan manusia lain manusia
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan orang lain,
karena manusia mempunyai naluri untuk selalu hidup dengan
orang lain (gregariausness).
Manusia menurut kodratnya itu dilahirkan untuk menjadi
bagian dari suatu kebulatan masyarakat. Dengan demikian
manusia itu merupakan bagian dari suatu organisi sosial.
Perhatikanlah kehidupan sehari-hari. Hampir semua kegiatan
manusia dilakukan dalam kaitannya dengan orang lain dan
daam kehidupan bersama dengan manusia lainnya.
Landasan dari adanya hasrat untuk selalu berada
dalam kesatuan dengan orang lain adalah untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan yang
mendasar dan kebutuhan sosial maupun kebutuhan
intergratif. Oleh karena manusia memiliki kebutuhan yang
beraneka ragam, dan cara-cara yang dipergunakan untuk
4
memenuhi kebutuhan itupun bermacam-macam pula, maka
manusia menentukan bentuk kehidupan sosial tertentu di
tempat ia hidup dengan sebaik-baiknya.
Organisasi sosial manusia mewujudkan diri dalam
bentuk kelompok sosial. Di dalam hubungannya antara
manusia dengan manusia lain, agaknya yang paling penting
adalah reaksi yang timbul akibat hubungan-hubungan timbal
balik antara sesama manusia. Reaksi tersebut menyebabkan
tindakan seseorang menjadi bertambah luas.
Manusia sejak dilahirkan sudah mempunyai dua hasrat
atau keinginan pokok yaitu; 1) Keinginan untuk menjadi satu
dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu masyarakat dan 2)
Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam
sekelilingnya.
Untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri
dengan kedua lingkungan tersebut di atas, manusia
menggunakan pikiran, perasaan dan kehendaknya. Organisasi
sosial atau social organization di dalam kehidupan manusia
ini, merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia
yang hidup bersama. Hubungan tersebut antara lain
menyangkut kaitan timbal balik yang saling pengaruh-
mempengaruhi dan juga uatu pertanyaan, apakah setiap
himpunan manusia dapat dinamakan kelompok sosial? Untuk
itu, diperlukan beberapa persyaratan tertentu, antara lain;
1) adanya kesadaran pada setiap anggota kelompok bahwa
dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan, 2)
adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu
dengan anggota yang lain, 3) adanya faktor yang dimiliki
bersama sehingga hubungan antara mereka bertambah erat,
yang dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang
sama, tujuan yang sama, ideologi yang sama, 4) berstruktur,
5
berkaidah dan mempunyai pola perilaku, 5) bersistem dan
berproses.
Organisasi sosial adalah dimana terdapat suatu struktur
organisasi dan suatu faktor, yang dimiliki bersama oleh
anggota-anggota kelompok-kelompok itu, sehingga hubungan
antara mereka bertambah erat. Faktor-faktor itu yang terdiri
dari dimana merupakan nasib yang sama, kepentingan yang
sama, ideologi yang sama, politik yang sama. Hal ini
merupakan ikatan yang bersifat pokok untuk jangka waktu
tertentu.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan
masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan organisasi sosial?
2. Apa sajakah unsur-unsur dalam organisasi sosial
sebagai suatu asosiasi?
3. Apa sajakah jenis-jenis organisasi social sebagai
suatu asosiasi?
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan
penulisan adalah:
6
1. Untuk mengetahui pengertian organisasi sosial .
2. Untuk mengetahui unsure-unsur organisasi sosial
sebagai suatu asosiasi
3. Untuk mengetahui jenis-jenis organisasi social
sebagai suatu asosiasi
4. Untuk mengetahui tipe-tipe organisasi social
5. Untuk mengetahui organisasi social masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
7
dari hubungan/interaksi sosial yang dilakukan dengan jalan
pemilihan dan penetapan.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka studi tentang
organisasi sosial dalam antropologi sosial secara garis besar
meliputi:
a. Penyelidikan organisasi sosial dengan menggunakan
metode biografi, yaitu penyelidikan yang meneliti kejadian-
kejadian khusus yang berhubungan dengan krisis-krisis
kehidupan (rites of passage). Dalam pendekatan ini umur
dalam arti bahwa jangka waktu hidup manusia itu
mengikuti siklus biologi tertentu merupakan faktor yang
menjadi landasan penyusunan organisasi sosial.
b. Penyelidikan organisasi social dengan menggunakan
pendekatan yang berpusat pada hubungan antar individu
dengan memakai metode genealogis. Dengan mempelajari
hubungan antar individu yang khusus disebabkan
kekerabatan, yang kemudian dapat dikembangkan pada
studi tentang pola-pola social yang lebih besar. Dalam
studi mengenai organisasi social seperti ini dapat diteliti
tentang konsep perkawinan, keluarga dan system
kekerabatan.
c. Penyelidikan organisasi social dengan menggunakan
pendekatan yang perpusat pada lembaga-lembaga, sejauh
manakah lapisan-lapisan social seperti kelas, kasta, rank
dan bagaimana kepemimpinan dalam suatu masyarakat.
8
dalam sub-sub unit masyarakat misalnya keluarga, bisnis
dan sekolah.
2. Robin Williams (dalam Bertrand: 26) mengemukakan bahwa
organisasi social menunjuk pada tindakan manusia yang
saling memperhitungkan dalam arti saling ketergantungan.
Ia selanjutnya menjelaskan bahwa pada saat individu
melakukan interaksi berlangsung terus dalam jangka waktu
tertentu, maka akan timbul pola-pola tingkah laku.
3. JBAF Maijor Polak (1985: 254) mengemukakan bahwa
organisasi social dalam arti sebagai sebuah asosiasi adalah
sekelompok manusia yang mempunyai tujuan tertentu,
kepentingan tertentu, menyelenggarakan kegemaran
tertentu atau minat-minat tertentu.
4. Soerjono Soekanto (1988: 107-108) mengemukakan
organisasi social adalah kesatuan-kesatuan hidup atas
dasar kepentingan yang sama dengan organisasi yang
tetap sebagai sebuah asosiasi.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa organisasi social berdasarkan pendekatan sosiologi
adalah organisasi social sebagai sebuah asosiasi, yaitu
sekelompok manusia yang mempunyai tujuan, kepentingan,
kegemaran, minat yang sama dan membentuk sebuah
organisasi yang tetap.
Semua manusia pada awalnya merupakan anggota
kelompok sosial yang dinamakan keluarga . Walaupun
anggota-anggota keluarga tadi selalu menyebar, pada waktu-
waktu tertentu mereka pasti akan berkumpul. Suatu kelompok
sosial cenderung untuk tidak menjadi kelompoknyang statis,
tetapi selalu berkembang serta mengalami perubahan-
perubahan, baik dalam aktivitas maupun bentuknya.
Suatu aspek yang menarik dari kelompok sosial tersebut
adalah bagaimana caranya mengendalikan anggota-
9
anggotanya. Para sosiolog akan tertarik oleh cara-cara
kelompok sosial tersebut dalam mengatur tindakan-tindakan
anggota-anggotanya agar tercapai tata tertib didalam
kelompok. Hal ini yang agaknya penting adalah bahwa
kelompok tersebut merupakan tempat kekuatan-kekuatan
sosial berhubungan, berkembang, mengalami disorganisasi,
memegan peranan, dan selanjutnya.
Manusia mempunyai naluri untuk senantiasa
berhubungan dengan sesamanya. Hubungan yang
berkesinambungan tersebut menghasilkan pola pergaulan
yang dinamakan pola interaksi sosial. Pergaulan tersebut
menghasilkan pandangan-pandangan mengenai kebaikan dan
keburukan. Pandangan-pandangan tersebut merupakan nilai-
nilai manusia, yang kemudian sangat berpengaruh terhadap
cara dan pola berpikirnya.
Pola berpikir tertentu yang dianut seseorang akan
mempengaruhi sikapnya. Sikap tersebut merupakan
kecenderungan untuk berbuat atau tidak berbuat terhadap
manusia, benda atau keadaan. Seseorang yang pola
berpikirnya materialistik, misalnya mempunyai sikap tertentu
terhadap pekerjaan tertentu. Maka dia akan memperhatikan
pekerjaan yang menghasilkan materi yang banyak dan kurang
memperhatikan kepuasan batiniah dalam mengerjakan
pekerjaan tersebut. Sikap tersebut lazimnya membentuk
perilaku tertentu, yang kemudian menjadikan pola perilaku
berkesinambungan. Sikap materialistik, umpamanya, akan
membentuk perilaku yang cenderung materialistik pula. Kalau
pola perilaku tertentu sudah melembaga dan membudaya,
gejala itu menjadi patokan perilaku yang pantas. Patokan
perilaku yang pantas tersebut biasanya disebut norma atau
kaidah. Perangkat kaidah-kaidah tertentu yang terdiri kaidah
10
kepercayaan, kesusilaan, kesopanan dan hukum, kemudia
menjadi patokan dalam interaksi sosial.
11
Contoh: Negara, persekutuan agama, perkumpulan
ekonomi, persatuan buruh, organisasi massa, dsb
2. Menurut JBAF Maijor Polak (262-263) membagi organisasi
social ke dalam beberapa bidang dan jenis asosiasi, antara
lain:
a) Persahabatan, misalnya club (Club Jantung Sehat
Indonesia), kelompok sahaba/ikatan persaudaraan (IPHI)
b) Ekonomis, misalnya perseroan (Perseroan Terbatas),
firma (CV), perkumpulan pengusaha (Ikadin, HIPMI),
serikat sekerja (SPSI, SBSI)
c) Teknologi dan ilmu pengetahuan, misalnya badan ilmiah
(Batan, LIPI), balai penyelidikan (balitbang), ikatan
sarjana (ISPI, ISEI, MSI)
d) Agama, misalnya mahsab (Thariqot Naqsaandiyah,
Wahidiyah, NU, Muhammadiyah, LDII, Hizbuth Thahrir),
jamaah (PGI, Walubi, MUI, Hindu Dharma)
e) Kesenian, mislalnya orkes atau grup band (Soneta,
Peterpen, ST 12, Ada Band, Nashid, Qosidah),
penari/penyanyi, ikatan seniman, artis (Parsi, Parfi)
f) Pendidikan, misalnya sekolah (TK/RA, SD/MI, SMP/Mts,
SMA/MA), Universitas/Sekolah Tinggi, Ikatan
Pelajar/alumni, yayasan pendidikan, dsb
g) Olah raga, misalnya berbagai perkumpulan olah raga
(ISSi, PBSI, PBVSI, PABSI, PASI, IMI),dsb
h) Politik, misalnya partai politik (PKB, PAN, Golkar, PD, PDI
Perjuangan, dsb)
i) Kesenangan/hobi, misalnya perkumpulan penggemar
perangko (filateli)
j) Amal, misalnya perkumpulan penyokong fakir miskin
(BAZIS, Pundi Amal SCTV), perhimpunan penyokong
orang tua/panti jompo, perhimpunan penyokong yatim
piatu/PAY, dsb
12
k) Profesi, misalnya PGRI, IDI, IDAI, PGTKI, Ikadin, dsb
l) Pemerintahan, Negara, Pemerintah Daerah I dan II,
Kecamatan, Desa
m) Organisasi regiolal, misalnya ASEAN, MEE
n) Organisasi internasional, misalnya PBB (beserta
lembaga/badan-badan di bawahnya)
o) Organisasi militer/pakta pertahanan, misalnya NATO,
ANZUS, SEATO, Pakta Warsawa, dsb
13
halnya dengan kelas atau komuniti yang kepentingan secara
relatif bersifat tetap atau permanen. Dasar yang akan diambil
sebagai salah satu alternatif untuk mengadakan klasifikasi
tipe-tipe kelompok sosial adalah ukuran jumlah atau derajat
interaksi sosial atau kepentingan kelompok atau organisasi.
Dalam membicarakan kelompok sosial, haruslah
dihindari paham prasangka bahwa kelompok sosial
merupakan lawan individu, kedua hanya dapat dimengerti bila
dipelajari di dalam hubungan antara yang satu dengan yang
lain sebagai pasangan. Pengertian tersebut sangat penting
untuk mencegah terjadinya pendapat yang menyatakan
bahwa bentuk kelompok sosial merupakan ancaman terhadap
kesejahteraan individu. kan bahwa bentuk kelompok sosial
merupakan ancaman terhadap kesejahteraan individu. Harus
dihindari prasangkah bahwa kelompok-kelompok sosial
semata-mata ditimbulkan oleh naluri manusia untuk selalu
hidup sesama. Kelompok sosial ini merupakan bentuk
kehidupan nyata. ePrilaku kelompok sosial harus dilihat dari
sudut pandang sebagai prilaku individu.
Faktor-faktor yang membedakan kelompok-kelompok adalah:
1. Kesadaran akan jenis yang sama.
2. Adanya hubungan sosial
3. Orientasi pada tujuan yang sudah ditentukan.
Di dalam pembahasan tipe-tipe kelompok sosial dapat
dikategorikan dalam struktur sosial seperti: 1) kelompok
sosial dipandang dari sudut individu, 2) in-group dan out-
group, 3) kelompok primer (primary group) dan kelompok
skunder (secondary group), 4) Paguyuban dan patembayan,
5) formal group dan informal group, 6) membership group dan
reference group 7) kelompok okupasional dan volunter dan, 8)
kelompok okupasional dan volunter.
14
E. ORGANISAS SOSIAL MASYARAKAT
Organisasi sosial masyarakat adalah dimana terdapat
suatu struktur organisasi dan suatu faktor, yang dimiliki
bersama oleh anggota-anggota kelompok-kelompok itu,
sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor-
faktor itu yang terdiri dari dimana merupakan nasib yang
sama, kepentingan yang sama, ideologi yang sama, politik
yang sama. Hal ini merupakan ikatan yang bersifat pokok
uantuk jangka waktu tertentu.
Manusia harus berhubungan dengan manusia lain dalam
kondisi emosional dan psychis dimana amat dipengaruhi oleh
relasi sosial. Dengan kata lain seseorang itu pada satu ketika
menjadi susah atau bergembira dan riang hatinya, disebabkan
oleh pengaruh sikap penilaian, anggapan-anggapan yang
diterima oleh orang lain. Dari sinilah jelas bahwa bagi
kesejahteraan badan dan rohaniahnya, manusia bersama-
sama harus menciptakan satu kondisi sosial yang harmonis.
Kodrat alamiah manusia sebagai makhluk sosial-psychis
itu menyebabkan timbulnya bentuk-bentuk dari organisasi
dan relasi antara manusia, yang terdiri dari dua landasan
yaitu;
1. Organisasi symbiotik yang terdiri semata-mata atas
tingkah laku fisik yang bersifat otomatis.
2. Organisasi sosial yang berdiri atas komunikasi dengan
menggunakan sistem lambang.
Kontak dengan menggunakan sistem lambang
menimbulkan interaksi sosial yang berlaku pada dataran
pancaindera, emosi dan intelektual. Apabila kita berbicara
tentang organisasi sosial, maka yang dimaksud ialah, bahwa
untuk mencapai tujuannya timbul kelompok sosial dari usaha
15
tersebut. Dengan perkataan lain, organisasi sosial mempunyai
aspek fungsi dan aspek struktur. Dalam aspek fungsionalnya
organisasi sosial itu memperhatikan manifestasinya dalam
aktivitas kolektif dari manusia untuk mencapai tujuannya,
yaitu dari memelihara, mendidik sampai kepada melakukan
peperangan. Dan dari akivitas kolektif itu timbul kelompok-
kelompok yang menjalankan aktivitas seperti keluarga,
negara dan organisis sosial lainnya. Secara keseluruhan maka
organisasi sosial dilihat dari sudut implikasi strukturalnya
meliputi struktur dari kelompok sosial, pola umum baru
kebudayaan manusia pada setiap waktu dan tempat dan
seluruh frame work dari pada pranata-pranata sosial.
Organisasi sosial pada dasarnya adalah produksi dari pada
kodrat manusia.
Selanjutnya apabila kita pelajari kehidupan sosial
manusia, maka tampak adanya kenyataan yang tidak dapat
diingkari.
a) Bahwa manusia individu atau kelompok berusaha sekeras-
kerasnya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
dan mendapatkan jaminan keamanan dan jika mungkin
mencapai satu tingkat kemakmuran yang diingingkan.
b) Bahwa untuk mendapatkan kondisi yang esensial bagi
kelangsungan hidup dan keamanan, diperlukan adanya
ketertiban sosial dalam derajat yang tinggi.
c) Bahwa untuk mencapai derajat ketertiban sosial yang
tinggi itu diperlukan adanya satu tata pengaturan sosial
kultur serta mekanisme yang dapat digunakan bagi
pelaksanaan pengaturan itu.
Adapun pengaturan dari pada tata-hubungan jika ada
dua orang atau lebih yang hendak mengadakan hidup
bersama memerlukan beberapa syarat yaitu; (1) Harus ada
ukuran yang tetap dalam tata hubungan sosial yang dapat
16
diterima oleh anggota-anggota kelompok, (2) Harus ada
kekuasaan atau otoritas yang mempunyai kekuasaan
memaksa dalam melaksanakan tata-hubungan sosial, (3)
Adanya pengaturan dan penyusunan individu-individu dalam
kelompok-kelompok dan lapisan sosial tertentu yang
mengambarkan adanya koordinasi dan subkordinasi, (4)
Anggota-anggota yang hidup dalam berbagai bidang, dapat
hidup dalam suasana harmoni, yang saling memberi
kekuasaan, (5) Adanya tingkah laku yang merupakan standar
dan telah disalurkan atau dipaksakan dengan mekanisme
tekanan-tekanan sosial, yang menjadi satu pola yang
merupakan pedoman bagi tingkah laku manusia.
Organisasi sosial yang meliputi lembaga-lembaga yang
menetapkan posisi dari laki-laki dan perempuan di dalam
masyarakat. Kategori ini terbagi dalam dua kelas lembaga
yang timbul dari kekerabatan, badan lembaga-lembaga yang
timbul dari kekerabatan, badan lembaga yang berkembang
dari asosiasi bebas di antara individu-individu. Struktur
kekerabatan meliputi keluarga dan pengembangannya sampai
kelompok-kelompok. Asosiasi bebas yang tidak dibangun atas
dasar kekerabatan sex dan umur dan dalam arti yang lebih
luas. Struktur sosial itu juga meliputi relasi sosial yang
mempunyai karakter politik berdasarkan atas daerah tempat
tinggal dan status.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Seorang sosiolog didalam menelaah masyarakat manusia
akan banyak berhubungan dengan organisasi sosial,
2. Tipe-tipe organisasi sosial dapat diklasifikasikan dari
beberapa, sudut atau atas dasar berbagai kriteria atau
ukuran. tipe-tipe kelompok sosial dapat dikategorikan
dalam struktur sosial seperti: 1) organisasi sosial
dipandang dari sudut individu, 2) in-group dan out-group,
3) kelompok primer (primary group) dan kelompok skunder
(secondary group), 4) Paguyuban dan patembayan, 5)
formal group dan informal group, 6) membership group dan
reference group 7) kelompok okupasional dan volunter dan,
8) kelompok okupasional dan volunter.
B. SARAN
Diharapkan dengan selesainya makalah ini merupakan
masyarakat.
18
DAFTAR PUSTAKA
Persada. 2006.
19
18 oktober 2008.
20