You are on page 1of 14

MATERI DASAR POKOK BAHASAN 3

KOMPETENSI BIDANG MENURUT PERMENKES NO. 971 TAHUN 2009

Kompetensi bidang menurut Permenkes No. 971 Tahun 2009 1) Orientasi pada pelayanan Bila kita melihat tugas utama pemerintah adalah memberikan pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan masyarakat. Maka dalam era masyarakat yang terus berkembang saat ini, para pimpinan instansi pemerintah harus mampu mengenal tuntutan dan aspirasi masyarakat yang meningkat terus. Sehingga pegawai pemeritah harus mampu berperan sebagai civil servant atau public servant yaitu mampu menjadi pelayan publik. Oleh karena itu, para pimpinan institusi pemerintah harus mampu menggerakan organisasinya dan stafnya untuk mampu memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Karena kenyataan betapa pentingnya pelayanan publik yang diberikan pemerintah untuk masyarakat, maka sering dijadikan indikator keberhasilan suatu rejim pemerintahan. Demikian pula dengan program reformasi nasional, tidak akan ada artinya apa-apa manakala pelayanan publik masih dirasakan buruk. Apalagi dalam rangka perwujudan good governance, dimana akuntabilitas menjadi salah satu prinsip yang harus dikedepankan dalam penyelenggaraan pemerintah, maka pelayan publik yang akuntable menjadi keharusan yang tidak bisa ditunda lagi. Pelayanan mengandung arti melayani dan pelayanan. Melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang sedangkan Pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain (kamus besar Bahasa Indonesia, 1995). Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan oleh organisasi atau perorangan kepada konsumen (customer/ yang dilayani). Menurut Norman (1991) bahwa pelayanan merupakan tindakan nyata dan merupakan pengaruh yang sifatnya tindakan sosial. Sedangkan Daviddow dan Utal (1989) menyatakan bahwa pelayanan merupakan usaha apa saja yang mempertinggi kepuasan pelanggan (whatever enhances customer satisfaction). Keputusan Menteri Negara
Materi Dasar Pokok Bahasan 3. Kompetensi Bidang menurut Permenkes No. 971 Tahun 2009 1

Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 63 tahun 2003 menetapkan bahwa Pelayanan Publik yaitu segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan fungsi pemerintah dalam melakukan pelayanan umum (publik) terdapat tiga fungsi pelayanan, yaitu enviromental service, development service, dan protective service. Pelayanan yang diberikan pemerintah dibedakan juga berdasarkan sasarannya baik secara individu, kelompok atau kolektif / masyarakat. Oleh karena itu, konsep barang layanan pada dasarnya terdiri dari jenis barang layanan privat (private goods) dan barang layanan yang dinikmati secara kolektif (public goods). Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerjanya memberikan kepuasan kepada masyarakat, sehingga kesehatan masyarakat dapat tercipta. Oleh karena itu, agar pelayanan kesehatan di wilayah kabupaten/kota sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat, maka pimpinannya harus memiliki orientasi terhadap pelayanan, bagaimana menggerakkan organisasi puskesmas, rumah sakit, klinik dan institusi lain yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada masyarakat untuk senantiasa dapat memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Pemimpin Dinas Kesehatan harus sensitif terhadap nilai dan budaya masyarakat, sehingga pelayanan yang diberikan sesuai dengan nilai masyarakat. Selalu mengevaluasi dan memonitor kepuasan masyarakat sebagai pelanggan yang menggunakan pelayanan Puskesmas. 2) Orientasi pada kualitas Standar Pelayanan Minimal (SPM) kesehatan kabupaten /kota telah di tetapkan oleh Menteri kesehatan Republik Indonesia. Oleh karena itu, pemimpin dinas kesehatan kabupaten/kota harus berupaya mencapai SPM kesehatan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat bagi seluruh penduduk yang ada diwilayahnya. Standar pelayanan merupakan ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik, dalam standar pelayanan ini juga terdapat baku mutu pelayanan. Menurut Goestch dan Davis (1994) pengertian mutu adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang menginginkannya.
Materi Dasar Pokok Bahasan 3. Kompetensi Bidang menurut Permenkes No. 971 Tahun 2009 2

Pelayanan prima juga merupakan tuntutan masyarakat sekaligus merupakan produk yang harus di berikan oleh institusi pelayanan kesehatan, pelayanan prima akan bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat sebagai pelanggan dan sebagai acuan untuk pengembangan penyusunan standar pelayanan untuk pelayan, pelanggan atau stakeholder dalam kegiatan pelayanan. Untuk mencapai kualitas pelayanan diatas, maka pimpinan dinas kesehatan harus sensitif dan memiliki acuan mengenai mengapa, kapan, dengan siapa, dimana dan bagaimana pelayanan mesti dilakukan. Untuk menciptakan pelayanan yang berkualitas maka harus mampu memberdayakan segala sumber daya yang ada pada organisasinya, termasuk kekuatan masyarakat, sektor swasta, dan tokoh yang ada diwilayah kerjanya. Semua ini sekaligus akan membangun kepercayaan masyarakat kepada pemerintah khususnya di bidang kesehatan. Gerakan perbaikan mutu manajemen yang terkenal dengan pendekatan Total Quality Managemennt (TQM) mengenalkan budaya pelayanan yang bertitik tolak pada norma- norma:

Fokus kepada pelanggan Mengenal pelanggan, mengetahui kebutuhan masyarakat sebagai pelanggan, mengembangkan proses pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

Melibatkan semua orang Kualitas pelayanan adalah tanggung jawab semua warga organisasi, sehingga pemimpin harus mendorong dan mendukung perbaikan oleh siapa saja. Warga organisasi perlu diberi kemerdekaan untuk memperbaiki mutu pelayanan kapan saja.

Memenuhi standar Memfasilitasi penyusunan standar pelayanan, mengukur penyimpangan, dan memperbaiki kekurangan.

Perbaikan berkesinambungan Mempercepat siklus pekerjaan, menerima umpan balik, dan mengantisipasi perkembangan kebutuhan masyarakat sebagai pelanggan.

Materi Dasar Pokok Bahasan 3. Kompetensi Bidang menurut Permenkes No. 971 Tahun 2009 3

3) Berfikir analitis Dalam menghadapi permasalahan yang kompleks ini, maka kepala dinas kesehatan sebagai penggerak dan pimpinan di wilayah kabupaten/kota harus mampu berfikir kritis, logis dan strategis, karena dengan cara yang analitis ini akan membuat pemimpin mampu menyelesaikan segala persoalan dengan dengan cermat dan bijak. Kemudian mampu menentukan sikap demi terciptanya kesejahteraan masyarakat. 4) Berfikir konseptual Berpikir konseptual adalah proses berpikir yang melibatkan pemikiran kreatif, dan juga suatu cara mencari ide-ide untuk memecahkan masalah. Tidak hanya melihat dari skala masalah yang kecil, tetapi juga termasuk masalah yang besar. Disatu pihak berfikir konseptual (kreatif) berarti mencari gambaran besar, sedangkan berpikir analitis melihat gambaran yang lebih kecil. Kedua jenis pemikiran ini diperlukan dan saling melengkapi satu sama lain. Kreativitas dapat dikembangkan melalui peningkatan jumlah dan ragam masukan ke otak, terutama tentang hal yang baru, dengan memanfaatkan daya ingat, daya khayal dan daya serap dari otak akan dapat ditumbuhkan berbagai ide baru menuju kreativitas. Kreativitas adalah karya yang merupakan hasil pemikiran dan gagasan. Ada rangkaian proses yang panjang dan harus digarap terlebih dahulu sebelum suatu gagasan menjadi suatu karya. Rangkaian tersebut antara lain meliputi fiksasi (pengikatan, pemantapan) dan formulasi gagasan, penyusunan rencana, dan program tindakan nyata yang harus dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun untuk mewujudkan gagasan tersebut. Kreativitas merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Namun, kemampuan ini berbeda dari satu orang terhadap orang lainnya. Kemampuan dan bakat merupakan dasarnya, tetapi pengetahuan dari lingkungannya dapat juga mempengaruhi kreativitas seseorang. Selama ini ada anggapan yang salah mengenai orang yang kreatif. Ada yang mengatakan hanya orang jenius/pintar saja yang memiliki kreativitas. Kreativitas bukanlah suatu bakat misterius yang diperuntukkan hanya bagi segelintir orang. Mengingat kreativitas merupakan suatu cara pandang yang sering kali justru dilakukan secara tidak logis. Proses ini melibatkan hubungan antar banyak hal di mana orang lain kadang-kadang tidak atau belum memikirkannya. Yang dimaksud dengan kreativitas dalam hal ini adalah menghadirkan suatu gagasan baru. Kreativitas itu merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan dan
Materi Dasar Pokok Bahasan 3. Kompetensi Bidang menurut Permenkes No. 971 Tahun 2009 4

ditingkatkan. Anda harus mengetahui bahwa kreativitas tiap-tiap orang berbedabeda, kemampuan seseorang dalam bakat, pengetahuan, dan lingkungan juga dapat mempengaruhi kreativitas. Kreativitas merupakan sumber yang penting dari kekuatan persaingan karena adanya perubahan lingkungan. Kreativitas adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru ke dalam kehidupan. Pendapat lain menyebutkan kreativitas itu adalah kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru yakni: a) Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, data, variabel, yang sudah ada sebelumnya. b) Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Conny Semiawan (1984). De Bono, berpendapat bahwa pola pemikiran yang kreatif merupakan motivator yang sangat besar, karena membuat orang sangat tertarik akan pekerjaannya. Pemikiran kreatif juga memberikan kemungkinan bagi setiap orang untuk mencapai sesuatu tujuan. Randsepp, menyebutkan ciri-ciri tentang pemikiran kreatif sebagai berikut: a) b) c) d) e) f) g) h) i) sensitif terhadap masalah-masalah, mampu menghasilkan sejumlah ide besar, fleksibel, keaslian, mau mendengarkan perasaan, keterbukaan pada gejala bawah sadar, mempunyai motivasi, bebas dari rasa takut gagal, mampu berkonsentrasi, dan mempunyai kemampuan memilih.

Karena dengan kreativitas seorang pemimpin dapat : a) meningkatkan efisiensi kerja, b) meningkatkan inisiatif, c) meningkatkan penampilan, d) meningkatkan mutu produk, dan e) meningkatkan keuntungan.
Materi Dasar Pokok Bahasan 3. Kompetensi Bidang menurut Permenkes No. 971 Tahun 2009 5

Untuk memacu kreativitas yang tinggi ada 4 tahapan menurut Edward de Bono (1970) dalam proses kreatif, yaitu: a) Latar Belakang atau Akumulasi Pengetahuan Kreasi yang baik biasanya didahului oleh penyelidikan dan pengumpulan informasi. Hal ini meliputi membaca, berbicara dengan orang lain, menghadiri pertemuan profesional dan penyerapan informasi sehubungan dengan masalah yang tengah digeluti. Sebagai tambahan dapat juga menerjuni lahan yang berbeda dengan masalah kita karena hal ini dapat memperluas wawasan dan memberikan sudut pandang yang berbeda-beda. b) Proses Inkubasi Dalam tahap ini seseorang tidak selalu harus terus menerus memikirkan masalah yang tengah dihadapinya, tetapi ia dapat sambil melakukan kegiatan lain, yang biasa, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah. Akan tetapi, ada waktu-waktu tertentu di mana ia harus menyempatkan diri memikirkan masalah ini untuk pemecahannya. c) Melahirkan Ide Ide atau solusi yang seirama ini dicari-cari mulai ditemukan. Terkadang ide muncul pada saat yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang ada. Ia bisa muncul tiba-tiba. Di sini ia harus dapat dengan cepat dan tanggap menangkap dan memformulasikan baik ide maupun pemecahan masalah lanjutan dari ide tersebut. d) Evaluasi dan Implementasi Tahap ini merupakan tahap tersulit dalam tahapan-tahapan proses kreativitas karena dalam tahap ini seseorang harus lebih serius, disiplin, dan benar-benar berkonsentrasi. Pemimpin yang sukses dapat mengidentifikasi ide-ide yang mungkin dapat dikerjakan dan memiliki kemampuan untuk melaksanakannya. Lebih penting lagi, ia tidak menyerah begitu saja bila menghadapi hambatan. Bahkan biasanya ia baru akan berhasil mengembangkan ide-ide setelah beberapa kali mencoba. Hal penting lain dalam tahapan ini adalah di mana pemimpin mencoba-coba kembali ide-ide sampai menemukan bentuk finalnya karena ide yang muncul pada tahap III (c) tadi biasanya dalam bentuk yang tidak sempurna. Jadi, masih perlu dimodifikasi dan diuji untuk mendapatkan bentuk yang baku dan matang dari ide tersebut. (lihat gambar pada halaman berikut)
Materi Dasar Pokok Bahasan 3. Kompetensi Bidang menurut Permenkes No. 971 Tahun 2009 6

Inkubasi

Akumulasi Pengetahuan

Proses Kreatif

Gagasan

Evaluasi dan Implementasi


Gambar 1. Proses Sikap Pemikiran Kreatif

5) Keahlian teknikal, manajerial dan profesional a) Keahlian Teknikal Diharapkan seorang pemimpin harus kompeten dalam tugas yang diberikan kepadanya. Dan karyawan menginginkan pimpinannya mengetahui dan memahami apa yang mereka lakukan setidaknya, pemahaman dasar tentang bagaimana pekerjaan tersebut dilakukan. Minimal, pemimpin harus akrab dengan tugas yang diamanatkan kepadanya. Bahkan lebih baik lagi, bila memiliki kemampuan dalam beberapa hal terkait dengan tugas dan pekerjaannya. Para karyawan dari semua tingkatan tentunya menginginkan akan pentingnya kompetensi teknis dalam diri pemimpin mereka. Karyawan merasa yakin bahwa bila pemimpin mereka tidak tahu apa yang dilakukan dan bagaimana melakukannya, maka dia tidak akan mampu membuat keputusan yang tepat tentang cara efektif mempekerjakan mereka, menerapkan perubahan yang

Materi Dasar Pokok Bahasan 3. Kompetensi Bidang menurut Permenkes No. 971 Tahun 2009 7

berdampak positif terhadap kinerja, dan meningkatkan kemampuan tim untuk memanfaatkan peluang masa depan. Bahkan lebih penting adalah kesediaan pemimpin untuk mengakui ketika ia tidak tahu bagaimana melakukan sesuatu. Karyawan yang melakukan tugasnya sehari-hari tidak terlalu mengharapkan pemimpin mereka menjadi ahli pada tugas yang biasa mereka lakukan secara rutin. Namun mereka mengharapkan pemimpin mereka paham dan mengambil peranan penting di dalamnya. Ketika atasan memberikan pertanyaan tentang apa yang karyawan lakukan dan tulus mendengarkan jawabannya, maka dia telah menetapkan hubungan yang positif dengan karyawannya. Ketika Anda, sebagai pemimpin, peduli terhadap karyawan dan apa yang dikerjakan oleh mereka maka hal ini cenderung untuk direspon dengan loyalitas dan dedikasi yang tinggi. Pemimpin yang sukses mengetahui dan memahami pekerjaan apa yang mereka kerjakan. Mereka mampu membuat keputusan berdasarkan pengetahuan dalam meningkatkan kredibilitas mereka. Organisasi yang sukses akan mengakui keterampilan baru dan tanggung jawab yang diperlukan untuk selalu sukses di tingkatan yang lebih tinggi, dan mereka bekerja dengan menempatkan orangorang yang memenuhi syarat pada posisi-posisi dengan dampak dan tanggung jawab yang lebih besar. Kompetensi juga memungkinkan para pemimpin untuk mengetahui cara mendeteksi ketika mereka tidak diberitahu secara keseluruhan. Masalah kompetensi teknis vs keahlian teknis sangat penting. Namun, itu adalah salah satu yang banyak pemimpin gagal untuk memahaminya. Para pemimpin yang paling efektif mampu menyeimbangkan pendekatan ini. b) Keahlian Manajerial Manajemen adalah proses mengarahkan pada perkembangan, perbaikan, dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi. Manajer adalah orangorang yang bertanggung jawab bagi perkembangan dan dalam melaksanakan proses manajemen. Kegiatan utama dari fungsi manajer adalah merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengontrol. Dengan menggunakan empat fungsi tersebut, manajer akan bekerja untuk meningkatkan efisiensi dan keefektifan pegawai mereka, proses, proyek, dan organisasi secara keseluruhan.

Materi Dasar Pokok Bahasan 3. Kompetensi Bidang menurut Permenkes No. 971 Tahun 2009 8

Perencanaan adalah menentukan apa yang dibutuhkan untuk dilakukan, mengidentifikasi kapan dan bagaimana rencana dijalankan, dan menentukan siapa yang harus melakukannya. Manajer menggunakan empat macam tipe perencanaan: strategis, taktikal, operasional, dan perencanaan berkelanjutan. a. Perencanaan strategis terkait penciptaan perencanaan jangka panjang (1-5 tahun), tujuan ke luar, dan menentukan kebutuhan-kebutuhan sumber daya untuk mencapai tujuan. b. Perencanaan taktikal adalah memiliki jangka waktu yang lebih pendek (kurang dari setahun) dan tujuannya lebih objektif yang mendukung tujuan strategis yang lebih strategis. c. Perencanaan operasional menciptakan standar spesifik, metode, kebijakan, dan prosedur yang digunakan dalam area fungsional yang spesifik organisasi. d. Perencanaan berkelanjutan mengidentifikasi tindakan alternatif dari situasi yang tidak biasa atau krisis. Lalu apakah fungsi utama manajer dalam sebuah organisasi? Organisasi terkait mengkoordinasi dan mengalokasi sebuah sumber daya organisasi untuk melaksanakan perencanaan. Di dalamnya meliputi pengembangan sturktur bagi orang-orang, posisi, departemen, dan aktivitas dari orfanisasi. Fungsi ini terpenuhi dengan memisahkan/ menentukan tugas divisi pekerja/staff, mengelompokkan pekerjaan, dan pegawai. Manajer memiliki beberapa tipe kepemimpinan dalam sebuah organisasi yang mana sikapnya berisi nilai, dan standar perilaku yang mana bisa dibedakan dari satu organisasi dengan organisasi lainnya. dalam peran sebagai informal, manajer juga berperan sebagai pengumpul informasi, distributor informasi, atau juru bicara perusahaan. Sebuah peran interpersonal manajer adalah berdasar pada beragam interaksi dengan orang-orang. Pada beberapa situasi, manajer bahkan dibutuhkan untuk berperan sebagai sosok pemimpin dalam sebuah perusahaan. Keahlian dalam manajerial dapat dipisahkan dalam tiga kategori dasar: teknikal, hubungan antarmanusia, dan keahlian konseptual. Area pengetahuan yang terspesialisasi, terkuasai, dan kemampuan untuk mengetahui bagaimana suatu berjalan adalah keahlian teknikal. Keahlian hubungan antarmanusia di dalamnya termasuk keahlian untuk memahami tingkah laku manusia, berkomunikasi secara efektif, dan memotivasi orang lain agar berhasil mencapai tujuan tertentu. Keahlian konseptual adalah kemampuan untuk melihat organisasi secara
Materi Dasar Pokok Bahasan 3. Kompetensi Bidang menurut Permenkes No. 971 Tahun 2009 9

keseluruhan, memahami bagaimana setiap bagian dalam perusahaan saling bergantung satu sama lainnya, dan mengerti bagaimana organisasi berhubungan dengan lingkungan eksternalnya. c) Profesional Suatu pekerjaan yang bersifat profesional akan mempergunakan teknik serta prosedur yang bertumpu pada landasan intelektual, yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian secara langsung dapat digunakan bagi kemaslahatan orang lain. Faktor penting dalam hal ini adalah intelektualitas yang di dalamnya tercakup satu atau beberapa keahlian kerja yang dianggap mampu menjamin proses pekerjaan dan hasil kerja yang profesional, atau tercapainya nilai-nilai tertentu yang dianggap ideal menurut pihak yang menikmatinya. Soedijarto (1990:57) mendefinisikan profesionalisme sebagai perangkat atributatribut yang diperlukan guna menunjang suatu tugas agar sesuai dengan standar kerja yang diinginkan. Dari pendapat ini, sebutan standar kerja merupakan faktor pengukuran atas bekerjanya seorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas. Sementara itu Philips (1991:43) memberikan definisi profesionalisme sebagai individu yang bekerja sesuai dengan standar moral dan etika yang ditentukan oleh pekerjaan tersebut. Berdasarkan kedua pendapat diatas, terdapat sejumlah faktor dominan dalam mempersoalkan profesionalisme dikalangan pegawai. Pertama, kapasitas intelektual pegawai yang relevan dengan jenis dan sifat pekerjaannya. Kapasitas intelektual ini tentu berhubungan dengan jenis dan tingkat pendidikan yang menjadi karakteristik pengetahuan dan keahlian seseorang dalam bekerja. Kedua, standar kerja yang sekurang-kurangnya mencakup prosedur, tata cara dan hasil akhir pekerjaan. Ketiga, standar moral dan etika dalam melaksanakan pekerjaan tersebut. Hal ketiga inilah yang sulit dirumuskan dan dinyatakan secara utuh, karena proses aktualisasinya tidak hanya ditentukan oleh sifat dan watak seseorang, tetapi ditentukan juga oleh sistem nilai yang berlaku dalam suatu lingkungan kerja. Sebagai contoh, seseorang yang berwatak jujur dapat berubah menjadi pribadi yang korup, karena sistem nilai yang berlaku.

Materi Dasar Pokok Bahasan 3. Kompetensi Bidang menurut Permenkes No. 971 Tahun 2009 10

6) Inovasi Beberapa orang kalah bertindak karena terlalu lama berpikir atau terlalu banyak teori. Sebaliknya seseorang yang sukses umumnya tanggap, berpikir praktis, dan cepat mengambil keputusan untuk bertidak. Keterlambatan bertindak dapat berarti kerugian yang tidak ternilai, hal ini berlaku bagi semua orang yang ingin maju. Waktu, momentum, dan kesempatan benar-benar sangat penting dan menentukan perjalanan seseorang. Kegagalan sering dialami oleh seseorang atau instansi karena ketika usul diajukan momennya telah berubah akibat keterlambatan. Oleh karena itu, kecakapan sangat diperlukan dalam keadaan yang mendesak. Menurut Peter Drucker yang dimuat dalam bukunya innovation dan entrepreneurship (1985), adalah mereka yang selalu mencari perubahan, berusaha mengikuti dan menyesuaikan pada perubahan itu, serta memanfaatkannya sebagai peluang serta mampu memilih dan mengambil keputusan alternatif yang paling tinggi memberikan produktivitas. Inovasi-inovasi yang berhasil adalah yang sederhana dan terfokuskan. Inovasi produk dan pelayanan harus terarah secara spesifik, jelas, dan memiliki desain yang dapat diterapkan dengan kebaradaan inovasi itu sendiri. Yang dijadikan dasar untuk meningkatkan kemampuan inovasi di bidang produk dan pelayanan adalah sebagai berikut: a. Mulailah belajar berinovasi dari pengalaman, b. Menghargai karyawan yang memiliki gagasan inovasi, c. Berorientasi kepada tindakan untuk berinovasi, d. Menentukan tujuan dalam berinovasi, e. Buatlah produk dengan penuh inovasi dengan proses secara sederhana, f. Mulailah membuat produk dengan inovasi yang terkecil, g. Menjalankan uji coba dan merevisinya, h. Mengikuti jadwal yang sudah ditentukan di dalam berinovasi, i. Bekerja dengan semangat, mempunyai keyakinan dan dengan penuh inovasi dan resiko. Dalam prosesnya, penerapan kemampuan berinovasi, menurut Kuratko (1955) ada empat jenis inovasi yaitu: a. Penemuan (Invensi), b. Pengembangan (Eksistensi), c. Penggandaan (Duplikasi), dan d. Sintesis.
Materi Dasar Pokok Bahasan 3. Kompetensi Bidang menurut Permenkes No. 971 Tahun 2009 11

Untuk sekedar memperjelas dibawah ini terdapat tabel dari jenis-jenis penerapan kemampuan inovasi dalam praktek berikut ini:
No. 1. Jenis Penemuan (invensi) Keterangan Contoh Produk, jasa atau Wright, bersaudara (pesawat proses yang benar- terbang) benar baru Alexander Graham Bell (pesawat telepon) Thomas Alfa Edison (lampu pijar) Pemanfaatan atau Raynoc (Mc Donalds) penerapan lain pada produk, jasa, atau proses yang ada. Refleksi kreatif atau Walmart konsep yang telah ada (Department store) Kombinasi atas konsep dan faktorfaktor yang telah ada di dalam penggunaan atau formula si baru. Fred Smith (Federal Express) Merrill Lyuch (Lembaga Keuangan)

2.

Pengembangan (Eksistensi)

3. 4.

Penggandaan (Duplikasi) Sintesis

Beberapa faktor yang dapat mendukung tercapainya keberhasilan penerapan kemampuan inovasi-inovasi menurut James Brian Quinn (1955) adalah sebagai berikut: a. Iklim inovasi dan visi. Perusahaan yang inovasi mempunyai visi yang singkat dan jelas serta memberi dukungan nyata untuk terwujudnya suasana inovasi. b. Orientasi pasar. Perusahaan yang inovasi melAndaskan visi mereka yang ada pada pasar. c. Organisasi yang tetap datar dan kecil. Kebanyakan perusahaan yang inovasi berusaha menjaga keseluruhan perusahaan tetap datar serta tim proyek yang kecil. d. Proses belajar interaktif. Di dalam suatu lingkungan yang inovasi, proses belajar dan penelitian ide-ide mengabaikan garis fungsi tradisional dalam suatu perusahaan. Tahap-tahap inovasi dapat dikelompokkan menjadi dua fase: a. Penciptaan inovasi, adalah kreasi gagasan dan pemecahan masalah bagi produk atau solusi produk.
Materi Dasar Pokok Bahasan 3. Kompetensi Bidang menurut Permenkes No. 971 Tahun 2009 12

b. Adopsi inovasi, adalah akuisisi atau implementasi inovasi yang menjadikan sumber peluang dari inovasi itu. Beberapa hal yang menjadi sumber penerapan kemampuan inovasi (Howel dan Heggins, 1990) sebagai berikut: a. Kejadian yang tidak diharapkan b. Ketidakharmonisan c. Proses sesuai dengan kebutuhan. d. Perubahan pada industri dan pasar. e. Perubahan demografi. f. Perubahan persepsi. g. Konsep pengetahuan dasar. Konsepsi penemuan dan pemanfaatan adalah elemen-elemen yang ada di dalam inovasi. Inovasi hampir selalu melibatkan pertarungan antara banyak orang dan dibutuhkan stamina serta kepercayaan diri yang tinggi untuk dapat menjadi pemenang. Inovasi merupakan suatu proses mengubah peluang menjadi gagasan yang dapat diperjualbelikan. Jenis, bentuk dan motif apa pun apakah inovasi itu sederhana atau radikal merupakan sebuah bentuk kesadaran. Sebagian besar gagasan inovasi muncul lewat analisis peluang yang sistematis dan bertujuan. Dalam upaya mempertahankan identitas dan kelangsungan hidup inovasi itu memerlukan pengetahuan, kemurnian, keteguhan, dan kerja keras. Dimensi tipe-tipe inovasi, tahapan-tahapan inovasi, dan level analisisnya adalah sebagai berikut: a. Inovasi produk, adalah hasil dari organisasi perusahaan. b. Inovasi administrasi, adalah inovasi yang terkait dengan manajemen, serta berorientasi dengan proses struktur, manajemen sumber daya manusia (SDM), dan sistem akuntansi. c. Inovasi kontinum, adalah sebagai inkremental ke radikal menurut tingkat perubahan yang diinginkan untuk melaksanakan d. Inovasi proses, adalah upaya untuk menghasilkan produk atau pelayanan yang baik. e. Inovasi teknik, adalah inovasi yang terkait langsung dengan produksi produk.

Materi Dasar Pokok Bahasan 3. Kompetensi Bidang menurut Permenkes No. 971 Tahun 2009 13

Inovasi merupakan proses yang terus menerus dan tidak pernah berakhir sebab selalu ada potensi pengembangan.

Sebagai dasar dari pembentukan sebuah inovasi adalah sebagai berikut: a. Berorientasilah pada tindakan, b. Buatlah produk, proses dan jasa secara sederhana dan dapat dipahami, c. Mulailah dengan yang kecil, d. Tujuan yang besar, e. Jalankan konsep uji-coba-revisi, f. Belajar dari kegagalan, g. Ikuti jadwal utama, h. Hargai aktivitas yang memiliki nilai khusus, i. Kerjakan Pekerjaan-pekerjaan besar bukanlah dilakukan oleh tarikan otot atau keterampilan jasmani, melainkan oleh pengalaman, kekuatan watak dan keyakinan. Berusaha dan bekerja keras sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW, kita tidak boleh berpangku tangan, mengharapkan rizki hanya berdoa saja. Berdoa tanpa usaha tidak ada gunanya. Gagasan analisis akan muncul lewat analisis peluang yang sistematis dan bertujuan, serta memerlukan pengetahuan kemurnian, keteguhan, dan kerja keras.

Materi Dasar Pokok Bahasan 3. Kompetensi Bidang menurut Permenkes No. 971 Tahun 2009 14

You might also like