You are on page 1of 8

CARA MEMBUAT MODUL

CARA MEMBUAT MODUL Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Pengertian Modul Modul adalah bahan ajar yang disusun secarasistematis dan menarik yang mencakup isi materi,metoda, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri. kebahasaannya dibuat sederhana sesuai dengan level berfikir anak SMK atau input SMK digunakan secara mandiri, belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing individu secara efektif dan efesien. memiliki karakteristik stand aloneyaitu modul dikembangkan tidak tergantung pada media lain bersahabat dengan user atau pemakai, membantu kemudahan pemakai untuk direspon atau diakses. MODUL mampu membelajarkan diri sendiri. Tujuan antara dan tujuan akhir modul harus dirumuskan secara jelas dan terukur, materi dikemas dalam unit-unit kecil dan tuntas, tersedia contoh-contoh, ilustrasi yang jelas tersedia soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya materinya up to datedan kontekstual, bahasa sederhana lugas komunikatif, terdapat rangkuman materi pembelajaran, tersedia instrument penilaian yang memungkinkan peserta diklat melakukan self assessment. MODUL mengukur tingkat penguasaan materi diri sendiri, terdapat umpan balik atas penilaian peserta diklat, terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi Dipergunakan untuk ORANG LAIN Bukan untuk PENULIS !!! 1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal. 2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa atau peserta diklat maupun guru/instruktur. 3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti : Tujuan Penulisan Modul Meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi siswa atau peserta diklat; Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya, memungkinkan siswa atau peserta diklat belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya. Memungkinkan siswa atau peserta diklat dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya. MODUL Modul Cetakan Multimedia Interaktif Kerangka Penulisan Modul Kerangka pengembangan Modul Pedoman Penulisan Modul Pedoman Pengembangan Modul Multimedia Interaktif KARAKTERISTIK MODUL Peserta diklat mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. 1. Self instructional 2. Self Contained Seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh 3. Stand alone Modul manual/multimedia yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersamasama dengan media lain KARAKTERISTIK MODUL 4. Adaptif

Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi Sosialisasi KTSP 5. User friendly Modul hendaknya juga memenuhi kaidah bersahabat/akrab dengan pemakainya KARAKTERISTIK MODUL Dalam penggunaan : FONT SPASI TATA LETAK (LAYOUT) 6. Konsistensi 7. Format Format kolom tunggal atau multi Format kertas vertikal atau horisontal Icon yang mudah ditangkap KARAKTERISTIK MODUL Tampilkan peta/bagan Urutan dan susunan yang sistematis Tempatkan naskah, gambar dan ilustrasi yang menarik Antar bab, antar unit dan antar paragraph dengan susunan dan alur yang mudah dipahami Judul, sub judul (kegiatan belajar), dan uraian yang mudah diikuti Organisasi Daya Tarik Mengkombinasikan warna, gambar (ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf yang serasi Menempatkan rangsangan-rangsangan berupa gambar atau ilustrasi, pencetakan huruf tebal, miring, garis bawah atau warna. Tugas dan latihan yang dikemas sedemikian rupa. Bentuk dan Ukuran Huruf Bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca Perbandingan huruf yang proporsional Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks Ruang (spasi kosong) Gunakan spasi atau ruang kosong tanpa naskah atau gambar untuk menambah kontras penampilan modul KERANGKA MODUL Halaman Sampul Halaman Francis Kata Pengantar Daftar Isi Peta Kedudukan Modul Glosarium I. PENDAHULUAN A. Deskripsi B. Prasarat C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Penjelasan Bagi Peserta diklat 2. Peran Guru Antara Lain D. Tujuan Akhir E. Kompetensi F. Cek Kemampuan

II. PEMBELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta diklat B. Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Belajar a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran b. Uraian Materi c. Rangkuman d. Tugas e. Tes Formatif f. Kunci Jawaban Formatif g. Lembar Kerja 2. Kegiatan Belajar 2 3. Kegiatan Belajar n III. EVALUASI A. Kognitif Skill B. Psikomotor Skill C. Attitude Skill D.Produk/Benda Kerja Sesuai Kriteria Standart E. Batasan Waktu Yang Telah Ditetapkan F. Kunci Jawaban IV. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA Profil Kompetensi Lulusan Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Acuan Penilaian Perumusan Judul-Judul Modul Pemilihan Judul MODUL yang akan Dibuat Rambu-Rambu Pemilihan Judul Pengumpulan Buku-Buku & Sumber Bahan Judul Modul Identifikasi Kompetensi Dasar Aspek Materi Pembelajaran Kegiatan Pemb. Penyusunan Draft MODUL Format Penulisan MODUL Buku-Buku & Sumber Bahan Identifikasi Indikator dan Penilaian Draft MODUL MODUL INSTRUMEN VALIDASI VALIDATOR REVISI/Penyempurnaan FILE

ELEKTRONIK Sosialisasi KTSP Contoh kalimat dengan kata kerja : Tugas itu dikerjakan oleh peserta TOT Kurikulum KTSP Bagaimanakah dengan kalimat di bawah ini ? Dalam kamar ini memerlukan empat buah kursi. 1. Syarat Kalimat Kalimat sekurang-kurangnya memiliki subyek dan predikat Jenis predikat: Katakerja Bukan kata kerja (kata benda, kata sifat, kata bilangan, frase preposisi) Sosialisasi KTSP Kesalahan struktur: Saya sudah katakan bahwa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar itu tidak mudah. (aktif-pasif). Dalam konferensi tingkat tinggi negara-negara nonblok tidak memutuskan tempat penyelenggaraan konferensi berikutnya. (subyek-keterangan). Meskipun kita tidak menghadapi musuh, tetapi kita harus selalu waspada. (kalimat majemuk dan kalimat bersusun). Struktur kalimat Aktif Pasif Gagasan utama Kalimat topik Koherensi Kata-kata transisi Alinea/ Paragraf Sosialisasi KTSP Fungsi Ilustrasi Fungsi deskriptif Fungsi ekspresif Fungsi Analitis Fungsi kuantitatif 2. Menggunaan Ilustrasi dalam Modul Ilustrasi dapat berupa: foto, gambar, grafik, tabel, kartun, dsb, yang memiliki fungsi : 3. Pahami Diagram Pencapaian Kompetensi 4. Pahami Peta Kedudukan Modul Akhir Kinerja yang diharapkan Kriteria keberhasilan Kondisi atau variable yang diberikan Perumusan tujuan akhir berisi pernyataan pencapaian kompetensi sesuai persyaratan dunia usaha/industri (entry level). Rumusan tujuan tersebut harus memuat : Sosialisasi KTSP Contoh Tujuan Akhir Modul Peserta diklat dapat menggambar rangkaian elektronika (kinerja) berdasarkan standar gambar teknik (kriteria) dan dapat mengimplementasikannya menjadi gambar layout pada PCB (kondisi). 6. Tujuan kegiatan pembelajaran Memuat kemampuan yang harus dikuasai untuk mencapai satu indikator kompetensi pada KUK setelah mengikuti satu satuan

kegiatan belajar berisikan komponen: kemampuan, kondisi, dan kriteria. Contoh tujuan kegiatan belajar peserta diklat dapat mengimplementasikan gambar rangkaian elektronika menjadi gambar layout pada PCB. 7. MenyusunTugas Tugas-tugas yang harus diketahui dan dikerjakan sesuai kriteria unjuk kerja Kegiatan observasi untuk mengenal fakta, Menyusun learning evidence indicator (indikator bukti belajar), Melakukan kajian materi pada kegiatan belajar, Tutorial dengan guru. Berisi instruksi untuk peserta diklat meliputi 8. Menyusun Tes Formatif Berisi tes tertulis sebagai bahan pertimbangan bagi peserta dan guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan kegiatan belajar yang telah dicapai sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan berikut (lembar kerja). HINDARI MENGGUNAKAN TES PILIHAN GANDA !!!

Pembuatan Diktat
Posted by: aguswuryanto on: September 2, 2010

In: Uncategorized

Comment!

Rate This PEMBUATAN DIKTAT 1. Latar belakang enjaminan mutu telah menjadi kata kunci dalam dunia pendidikan kita dewasa ini. Hal ini menandakan mulai terjadinya kesadaran bersama akan pentingnya mutu dalam layanan penyelenggaraan pendidikan formal maupun non-formal. Fenomena ini sudah sepatutnya ditanggapi secara positif oleh lembagalembaga yang terkait dengan upaya serius dan sistemik dalam peningkatan mutu pendidikan pada semua aspeknya. Salah satu faktor yang sangat penting dalam upaya penjaminan mutu pendidikan adalah memastikan bahwa para pendidik dan tenaga kependidikan memenuhi standar kompetensi dan melakukan pengembangan profesional yang berkelanjutan agar dari waktu ke waktu dapat meningkatkan mutu pembelajaran bagi peserta didik. Pemelajaran peserta didik merupakan salah satu hal paling penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan karena semua kegiatan pendidikan harus bermuara pada terjadinya peningkatan mutu lulusan. Lembaga diklat formal dapat mempunyai peran cukup sentral untuk meningkatkan mutu para pendidik dan tenaga kependidikan sejauh lembaga tersebut mau berbenah untuk melakukan penjaminan mutu layanan diklatnya. Adapun untuk penjamin mutu pendidikan salah satunya dengan tercukupinya sumber belajar berupa buku buku sumber bacaan, namun dengan semakin mahalnya buku pelajaran dan literature yang berkualitas , tenaga fungsional yang bergerak dalam jasa layanan diklat dituntut untuk merumuskan buku buku sebagai bahan ajar Apalagi Widyaiswara adalah pegawai negeri sispil yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas`dan, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar dan atau melatih pegawai negeri sipil, untuk melakukan tupoksinya dalam mendidik mengajar dan melatih seorang widyaiswara dituntut untuk mampu membuat bahan diklat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, maka dari itu seorang widyaiswara harus mahir membuat karya tulis ilmiah baik itu berupa karangan sendiri, hasil penelitian maupun saduran, banyak sekali jenis karya tulis ilmiah, namun pada uraian dibawah ini akan diuraikan tentang pembuatan diktat. 2. PENGERTIAN DIKTAT Pengertian diktat menurut Purwadarminta dalam Kamus Besar Indonesia adalah pegangan yang dibuat guru berupa ketikan maupun stensilan, pengertian lain menurut Totok Djuroto Diktat adalah buku pelajaran yang termasuk kelompok karangan ilmiah hanya saja dibuatnya bukan berdasarkan hasil penelitian, tetapi materi pelajaraan atau mata kuliah dari suatu ilmu Diktat biasanya dibuat oleh guru , dosen atau widyaiswara untuk mata kuliah, mata diklat yang diajarkannya, bisa jadi seorang guru , dosen dan widyaiswara membuat buku pelajaran atau diktat yang tidak diajarkannya Dalam bagian lain diktat adalah unit terkecil dari suatu mata pelajaran yang dapat berdiri sendiri dan dapat dipergunakan dalam proses belajar mengajar sebagai alat Bantu diklat yang disusun secara sistematik dari yang mencakup tujuan dan uraian materi 3. PRINSIP PRINSIP PEMBUATAN DIKTAT Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan diktat antara lain prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan Prinsip relevansi artinya keterkaitan, materi yang ditulis hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi yang ingin dicapai Prinsip konsistensi artinya keajegan, jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat macam maka bahasan yang ada pada diktat juga harus meliputi empat macam Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya mencukupi dalam membantu peserta diklat mengusai kompetensi yang akan diajarkan, materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak, jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai kompetensi standar sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya 4. KETENTUAN KETENTUAN PEMBUATAN DIKTAT Sampai saat ini belum ada aturan baku tentang pembuatan diktat yang khusus, namum mengingat diktat merupakan bagian kecil dari buku paket maka ketentuan pembuatan diktat hampir sama dengan pembuatan buku paket , antara lain 4.1 persyaratan yang berkaitan dengan i a. Memuat sekurang kurangya materi minimal yang harus dikuasai peserta didik. b. Diktat relevan dengan tujuan dan sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai c. Sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan d. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi e. Sesuai dengan jenjang dan sasaran f. Isi dan bahan mengacu pada kompetensi dalam kurikulum

4.2 Persyaratan dengan cara penyajian


a. Uraian teratur

b. Saling memperkuat dengan bahan lain c. Menarik minat dan perhatian peserta d. Menangtang dan merangsang peserta didik untuk mempelajari e. Mengacu pada aspek koginitif, afektif dan psikomotor f. Hindari penyajian yang bertele tele 4.3 Persyaratan yang berkaitan dengan bahasa a. Menggunakan bahasa Indonesia yang benar b. Menggunakan kalimat yang sesuai dengan kematangan dan perkembangan peserta c. Menggunakan istilah, kosakata, symbol yang mempermudah pemahaman d. Menggunakan kata kata terjemahan yang dibakukan 4.4 Persyaratan yang berkaitan dengan Ilustrasi a. Relevan dengan bahan ajar yang dibuat b. Tidak mengunakan kesinambungan antar kalimat. Antar bagian dan antar paragraf. c. Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar d. Jelas, baik dan merupakan hal hal esensial yang membantu memperjelas materi 5. Bagian Bagian dari Diktat Diktat sama seperti buku terdiri dari tiga bagian yang mencakup : 5.1 Bagian awal yang berisi : a. Halaman cover, bersisi tentang judul, pengarang, gambar sampul, dan lingkup penggunaan diktat ( biasanya digunakan untuk lingkungan sendiri ), nama departemen, tahun terbit. b. Halaman judul , berisi judul, pengarang/penulis, gambar sampul, lingkup penggunaan, tahun terbit, nama depertemen c. Daftar isi, yang membuat, judul bab, sub bab, dan nomor halaman d. Daftar lain seperti : daftar gambar, daftar table, daftar lampiran. 5.2 Bagian isi Bagian ini berisi pokok pokok bahasan yang menjadi inti naskah diktat dan memuat uraian penjelasan, proses operasional atau langkah kerja dari setiap bab maupun sub bab. Dengan demikian paragraf merupakan unit terkecil suatu pokok bahasan. Paragraf tersebut harus saling mendukung dan merupakan suatu kesatuan yang koheren. Apabila diperlukan penjelasan dan uraian dilengkapi dengan table, bagan, gambar dan ilustrasi lain 5.3 Bagian akhir Pada bagian akhir diktat berisi antara lain : a. Lampiran, bila lampiran lebih dari satu lembar harus diberi nomor urut arab b. Glosarium (jika ada), kata/istilah yang berhubungan dengan uraian diktat sehingga memudahkan pemahaman pembanca c. Kepustakaan, ada beberapa cara menuliskan kepustakaan, namun demi keseragaman dipilih satu dari sekian cara tersebut, sengan ketentuan sebagai berikut : 1. Hendaknya digunakan buku acuan yang relevan dengan bahan kajian yang akan ditulis, tidak ketinggalan perkembangan teknologi dan sesuai dengan disiplin ilmu 2. Kepustakaan disusun dengan urutan abjad, urutannya sebagai berikut : Mulyasan,E, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pt Remaja Rosda Karya, Bandung 3.. Indeks : pencantuman indeks dimaksudkan sebagai petunjuk untuk mengetahui dengan mudah uraian suatu teori, atau fakta yang terdapat pada halaman tertentu, penulisan indeks dengan pengaturan sbb : 1) Entri disusun menurut abjad dan tidak bernomor urut 2). Entri diawali dengan huruf kecil , kecuali berupa nama 3) Entri diikuti dengan tanda koma dan nomor halaman tempat entri berada, Contoh : alkohol, 12 formalin, 35 . 6. SISTIMATIKA PENULISAN DIKTAT Penulisan diktat hendaknya didahului dengan penyusunan kerangka penulisan. Kerangka penulisan disusun berdasarkan kosep dasar ilmu yang bersangkutan, sesuai dengan tema dan judul yang akan ditulis. Penulis diktat hendaknya berpedoman pada kerangka penulisan yang telah disusun , oleh karena itu kerangka harus lengkap dan rinci untuk mempermudah penulisan, isi naskah terdiri dari bab atau unit,setiap bab diberi nomor urut dengan angka romawi dan dilengkapi dengan judul bab. Pecahan bab yang disebut subbab ditulis dengan nomor huruf arab. Cantoh : 1. KLASIFIKASI MATERI A. UNSUR UNSUR MATERI 1. PARTIKEL ATOM 1] ELEKTRON a). 7. PENGGUNANAN BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN DIKTAT Penulisan diktat hendaknya menggunakan bahasa jelas, tepat formal dan lugas. Kejelasan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas`dan tepat, kalimat yang tidak berbelit belit dan struktur alinea yang runtut,kelugasan dan keformalan gaya bahasa digunakan dengan menggunakan kalimat fasif, hindarilah pengunaan kata kata sepeti saya kami, kemudian tuliskan kegiatan yang dilakukan penulis, seperti penulis atau peneliti tapi inipun hindari sesedikit mungkin.dalam menggunakan bahasa Indonesia baku hendaknya memperhatikan : 7.1 Kaidah Bahasa Indonesia yang digunakan adalah ejaan yang disempunakan (EYD) 7.2 Penerapan kaidah Ejaan 7.3 Pemakaian tanda baca 8. PENGETIKAN NASKAH DIKTAT Dalam pengetikan naskah diktat ada beberapa hal yang harus diperhatikan

Kertas yang digunakan adalah kertas jenis HVS putih, ukuran kuarto atau polio tergantung selera tetapi umunya ukuran kuarto, bidang pengetikan pun berjarak 4 cm dari tepi kiri, dan 3 cm tepi atas, tepi kanan dan tepi bawah, sebuah alinea tidak dimulai pada bagian halaman yang hanya memuat kurang dari tiga baris. Diktat ditulis dengan computer yang baku baik jenis huruf maupun ukuran hurufnya, pengetikan dengan menggunakan rata kanan dan tidak boleh mengorbankan aturan spasi atarkata dalam teks. Awal alinea diketik pada ketukan keenam dari batas kiri bidang pengetikan . sesudah tanda baca titik, titik dua, titik koma, dan koma hendaknya diberi satu ketikan kosong. Istilah tertentu yang belum lazim ditulis digaris bawahi atau ditulis dengan huruf miring. Dalam pengetikan juga harus diperhatkan antara lain : 8.1 Jenis dan ukuran huruf 8.2 Modus huruf 8.3 Spasi 8.4 Tablel dan gambar 9. ILUSTRASI DAN PERWAJAHAN Diktat walaupun dibuat oleh seorang guru, maupun widyaiswara yang pada zaman computer belum banyak dipergunakan ilustrasi belum banyak digunakan, tetapi setelah computer banyak digunakan karena fasilitas untuk pemakaian ilustrasi ada pada komputer , iluntrasi biasa ditulis dan diatur sendiri, karena pengeditan dan perancangan wajah sudah ada fasilitasnya dalam hal ilisutrasi seorang penulis diktat haris memperhatikan masalah masalah : 9.1 Format diktat agar enak dibaca 9.2 Tata letak untuk mempermudah pemahaman isi buku dan mendapatkan kenyamanan membaca. 9.3 Tipografi yang menyangkut nama dan jenis huruf, panjang baris, 9.4 Ilustrasi agar sajian visual yang tidak mungkin disampaikan dengan kata dapat disajikan dengan gambar, ilustrasi snagat menarik jika berupa foto foto yang berwarna.. 10. PETUNJUK TEKNIS PENULISAN DIKTAT Untuk melakukan penulisan diktat, dibawah ini ada beberapa petunjuk praktis yang dapat dijadikan pedoman penulisan antara lain 10.1 Hal hal yang harus diperhatikan : a. Berilah jarak 3 spasi antara table atau gambar dengan teks sebelum dan sesudahnya b. Judul table atau gambar diketik pada haaman yang sama dengan table atau gambarnya, penyebutan menggunakan tableatau gambar c. Tepi kanan teks tdak harus rata , oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus dipotong. Jika terpaksa dipotong tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan dibawahnya d. Tempatkan nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman , kecuali pada halaman pertama setiap bab dan halaman bagian awal. e. Semua nama pengarang dalam daftar rujukan harus ditulis. f. Nama awal atau nama tengah dapat disingkat asalkan dilakuan secara konsisten 10.2 Hal Hal yang tidak boleh dilakukan : a. Tidak boleh ada bagian yang kosong pada akhir halaman kecuali jika halaman tersebut merupakan akhir bab b. Tidak boleh memotong table atau gambar c. Tidak boleh memberi garis vertikal antara kolom pada table kecuali terpaksa d. Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai tanda berakhirnya suatu bab e. Tidak boleh menempatkan sub judul dan identitas table pada akhir halaman f. Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-) tetapi menggunakan bullet (*) untuk penulisan yang dilakukan dengan menggunakan komputer. g. Tidak boleh menambah spasi antarkata dalam suatu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan h. Daftar rujukan tidak boleh diletakkan di kaki halaman atau akhir setiap bab, daftar rujukan hanya dapat ditempatkan setelah bab akhir 11. PENUTUP Demikian sedikit informasi yang berkaitan dengan teknik pembuatan diktat, diharapkan para widyaiswara mampu memotivasi diri untuk menuangkan ide idenya dalam bentuk diktat yang dapat digunakan dalam pembelajaran, yang sudah barang tentu dapat digunakan sebagai bahan perolehan angka kredit dalam pengembangan profesi. Serta sebagai sumbangsih dalam meningkatkan kualitas pendidikan bangsa Indonesia. Sumber : Materi Diklat Pengembangan Bahan Ajar

You might also like