You are on page 1of 7

KEBUTUHAN AIR UNTUK IRIGASI di JAWA TIMUR

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen dan Sistem Prasarana TKP 062

Disusun Oleh :

ELISTA SARI 21040111060043

PROGRAM STUDI DIII PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012
Abstrak Salah satu cara untuk meningkatkan hasil pertanian pada tiap satuan luasnya yaitu dengan menggunakan cara pemberian air irigasi yang baik. Sebagai studi kasus adalah tentang sistem irigasi di Jawa Timu, luas lahan sawah di Jawa

Timur adalah 1.178.283 ha, terdiri dari lahan beririgasi seluas 907.274 ha, sawah tadah hujan seluas 243.899 ha, dan sawah lainnya/irigasi lodesa seluas 27.110 ha. Luas lahan palawija, hortikultura dan sayur mayur seluas 4.046.971 ha. Salah satu jaringan irigasi di Jawa Timur adalah Waduk Pondok di Ngawi yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air pertanian di daerah tersebut. Untuk mengembangkan pengairan di jaringan irigasi waduk Pondok ini perlu diusahakan air irigasi yang cukup baik dan teratur, agar diharapkan petani mampu mengerjakan sawahnya sepanjang tahun tanpa timbul masalah

kekurangan air. Hal ini bisa ditindaklanjuti salah satu caranya ialah dengan studi optimasi luas lahan dan sekaligus pengaturan kembali pola tanam. Pola tanam yang dimaksud adalah menghindari ketidakseragaman tanaman, menghemat air, melaksanakan waktu tanam yang sesuai dengan jadwal yang ditentukan dan meningkatkan produksi tanaman. Kebutuhan air tanaman dipengaruhi oleh faktor-faktor evaporasi, transpirasi yang kemudian dihitung sebagai

evapotranspirasi.

Pendahuluan Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evapontranspirasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi air tanah. Air dalam pertanian merupakan kebutuhan pokok terutama untuk tanaman padi dan budidaya persawahan. Potensi sumber daya alam di Jawa Timur sangat bervariasi, seperti pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, peternakan serta perkebunan. Luas lahan sawah adalah 1.178.283 ha, terdiri dari lahan beririgasi seluas 907.274 ha, sawah tadah hujan seluas 243.899 ha, dan sawah lainnya/irigasi lodesa seluas 27.110 ha. Luas lahan palawija, hortikultura dan sayur mayur seluas 4.046.971 ha. Panjang saluran irigasi teknis primer 3.633.093 Km, dan panjang saluran teknis sekunder 3.445.093 Km. Panjang saluran irigasi semi teknis primer adalah 446.848 Km dan panjang saluran semi teknis sekunder 47.151 Km, Panjang saluran irigasi sederhana primer 216.636 Km dan panjang saluran sederhana sekunder 75.749 Km.

Salah satu pemasok air irigasi di Jawa Timur adalah Waduk Pondok yang berada di Ngawi. Waduk ini direncanakan bisa memenuhi kebutuhan irigasi di daerah sekitarnya seluas 3449 Ha. Dari rencana intensitas tanam waduk Pondok yang hanya 180%, sedangkan kondisi terakhir di lapangan hanya

mencapai 148,7%. Beberapa tahun terakhir intensitas tanaman selama musim kemarau hanya sekitar 25-30%, karena di musim kemarau sawah-sawah tersebut kurang mendapatkan air dari waduk Pondok, sehingga banyak petani yang menggunakan sumur pompa untuk mengairi sawahnya. Pola Tata Tanam Pengaturan pola tata tanam diperlukan untuk memudahkan

pengelolaan irigasi, agar air irigasi yang diperlukan tidak melebihi kapasitas saluran dan debit yang tersedia. Tata tanam yang direncanakan untuk suatu daerah irigasi yang disesuaikan dengan ketersediaan airnya. Secara umum pola tata tanam dimaksudkan untuk: menghindari ketidak seragaman tanaman, menghemat air, melaksanakan waktu tanam yang sesuai dengan jadwal yang ditentukan, meningkatkan produksi tanaman.

Sistem Golongan Agar pemakaian airnya dapat disesuaikan dengan banyaknya air yang tersedia, maka diadakan pergiliran dalam penanaman, dengan jalan daerah irigasi dibagi dalam beberapa bagian yang dinamakan golongan.

Keuntungan bagi irigasi dengan golongan ini adalah: pemakaian airnya lebih hemat sesuai dengan ketersediaan debit, saat mulai pengolahan tanah pada musim hujan dapat segera dimulai, walau debit yang ada masih kurang sekali.

Pada dasarnya sistem golongan yang sering dipakai adalah golongan vertikal dengan cara membagi air irigasi dengan jalan mengelompokkan petakpetak tersier yang terletak pada saluran sekunder yang sama. Disebut vertikal karena daerah golongan memanjang mengikuti saluran sekunder dari hulu ke hilir. Keuntungan golongan vertikal antara lain: batas daerah golongan jelas, rotasi anatar golongan juga mudah dilaksanakan, pengelolaan pelaksanaannya juga mudah.

KEBUTUHAN AIR TANAMAN Kebutuhan air tanaman dipengaruhi oleh faktor-faktor evaporasi, transpirasi yang kemudian dihitung sebagai evapotranspirasi.

1. Evaporasi Evaporasi adalah suatu peristiwa perubahan air menjadi uap. Dalam proses penguapan air berubah menjadi uang dengan adanya energi panas matahari. Laju evaporasi dipengaruhi oleh faktor lamanya penyinaran matahari, udara yang bertiup (angin), kelembaban udara, dan lain-Ian. Terdapat beberapa metode untuk menghitung besamya evaporasi,

diantaranya adalah metode Penman. Rumus evaporasi dengan metode Penman adalah :

Eo =0,35 (Pa - Pu) (1 + Ui100)

Keterangan : Eo = Penguapan dalam mm/hari Pa = Tekanan uap jenuh pada suhu rata harian dalam mmHg Pu = Tekanan uap sebenamya dalam mmHg U2 = Kecepatan angin pada ketinggian 2 m dalam mile/hari, sehingga bentuk U2 dalam mldt masih harus dikalikan dengan 24 x 60 x 60 x 1600.

2. Transpirasi Transpirasi adalah suatu proses pada peristiwa uap air meninggalkan tubuh tanaman dan memasuki atmosfir. Fakta iklim yang mempengaruhi laju transpirasi adalah : intensitas penyinaran matahari, tekanan uap air di udara, suhu, kecepatan angin. Transpirasi dari tubuh tanaman pada siang hari dapat melampaui evaporasi dari permukaan air atau permukaan tanah basah, tetapi sebaliknya pada malam hari lebih kecil bahkan tidak ada transpirasi. 3. Evapotranspirasi Evapotranspirasi sering disebut sebagai kebutuhan konsumtif tanaman yang merupakan jumlah air untuk evaporasi dari permukaan areal tanaman dengan air untuk transpirasi dari tubuh tanaman.

Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan air irigasi adalah sejumlah air yang umumnya diambil dari sungai atau waduk dan dialirkan melalui sistem jaringan irigasi, guna menjaga keseimbangan jumlah air di lahan. Kebutuhan air untuk irigasi yaitu seperti irigasi sawah, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Pemanfaatan untuk masing-masing bagian bergantung pada luas lahan yang terpakai kebutuhan air biasanya dihitung per satuan luas lahan. Kebutuhan air per satuan luas (Ha) suatu lahan persawahan banyak dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain curah hujan efektif, perlokasi kebutuhan air untuk penyiapan lahan (pengolahan tanah), evapotranspirasi, pola tanah, intensitas tanam, penggantian lapis air, efisiensi irigasi dan sebagainya. Besar kecilnya pengaruh faktor-faktor tersebut diatas sangat dipengaruhi oleh letak topografi dan kondisi geologi suatu daerah, sehingga nilainya antara satu daerah dengan daerah lainnya akan berbeda. Analisa Kebutuhan Air Irigasi Dalam analisa kebutuhan air irigasi, dibahas mengenai tinjauan umum tentang kebutuhan air irigasi. Faktorfaktornya meliputi :

1. Jenis tanaman, kondisi terakhir di lapangan terdiri dari padi, polowijo dan sebagian kecil tebu. 2. Perkolasi, besarnya perkolasi yang terjadi di lapangan. 3. Koefisien tanaman (padi, palawija dan tebu),mengacu pada koefisien tanaman berdasarkan petunjuk kriteria standar perencanaan irigasi di Indonesia. 4. Efisiensi irigasi, dipengaruhi oleh besarnya jumlah air yang hilang di perjalanannya dari saluran primer, sekunder hingga tersier. 5. Kebutuhan air, dipengaruhi dari jenis tanaman, perkolasi evapotranspirasi serta efisensi yang terjadi. 6. Pola tanam yang diatur dengan membagi areal irigasi dalam beberapa golongan, seperti kondisi terakhir di lokasi yaitu dibagi menjadi 2 golongan daerah.

Penutup Kesimpulan Luas lahan sawah di Jawa Timur adalah 1.178.283 ha dan setiap daerah telah menyusun program untuk peningkatan dan pendistribusian air irigasi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di daerah masing-masing. Salah satu pemasok irigasi air adalah Waduk Pondok yang berada di Ngawi. Untuk mendukung dan mencukupi kebutuhan irigasi di Jawa Timur pemerintah pusat, pemerintah propinsi Jawa Timur, dan kabupaten/kota di Jawa Timur harus meningkatkan sarana produksi pertanian, pemeliharaan (perbaikan) sarana dan prasarana (infrastruktur) penyediaan dan pendistribusian air irigasi, maupun pemeliharaan atas luasan sawah yang ada. Saran Untuk menjaga lahan irigasi di Jawa Timur harus ada kerjasama yang baik dari pemerintah kota dengan masyrakat setempat, sehingga proses irigasi dapat berjalan dengan lancar dan baik. DAFTAR PUSTAKA http://digilib.its.ac.id.2008 Kebutuhan Irigasi di Ngawi Jawa Timur, dalam PDF. Diunduh Sabtu 12 Mei 2012.

http://journal.narotama.ac.id.2001 Studi Identifikasi dan Pengaruh Jumlah Lahan Irigasi,dalam Google. Diunduh Sabtu 12 Mei 2012. http://elearning.gunadarma.ac.id.2008 kebutuhan_air_irigasi dalam PDF. Diunduh Sabtu 12 Mei 2012

You might also like