You are on page 1of 13

BAB II PEMBAHASAN II.

1 Teori Umum Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat menghantarkan listrik, kilap, konduktor panas, dan mudah dibentuk. Unsur logam membentuk oksida basa, hidroksida dalam bilangan oksidasi +1 atau +2 dan menjadi kation. Semua unsur transisi adalah logam sementara golongan utama diklasifikasikan atas logam dan non logam (1). 1) Logam golongan 1 Golongan 1 disebut juga logam alkali. Logam alkali melimpah dalam mineral dan di air laut. Khususnya, natrium, Na, di kerak bumi adalah keempat setelah Al, Fe, dan Ca. Walaupun keberadaan ion natrium dan kalium telah dikenali sejak lama, sejumlah usaha untuk mengisolasi logam ini dari larutan air garamnya gagal sebab kereaktifannya yang tinggi pada air (1). Logam alkali juga aktif pada oksigen atau halogen. Karena logam alkali adalah reduktor kuat, logam-logam ini juga digunakan untuk sebagai reduktor. Karena kereaktifannya yang tinggi pada halogen,

logam alkali penting dalam sintesis organik dan anorganik yang menghasilkan halida logam alkali sebagai hasil reaksi kondensasi dan metatesis (1). Logam alkali atau unsur golongan IA (selain hidrogen) adalah reduktor yang sangat kuat dan bereaksi dengan air menghasilkan gas

H2 disertai ledakan kecil (tidak membahayakan). Contoh logam alkali yang paling murah harganya adalah logam Na (natrium). Logam Na bereaksi dengan air membentuk NaOH dan gas H2 , tetapi logam Na tidak bereaksi dengan minyak tanah, sehingga logam Na biasa disimpan dalam kerosin (minyak tanah) (2,3). 2) Logam golongan 2 Logam golongan 2 dari berilium Be, sampai radium, Ra, disebut juga logam-logam alkali tanah. Berilium merupakan komponen beril atau emeral. Logam berilium bewarna putih keperakan dan digunakan dalam paduan khusus dan untuk jendela dalam tabung sinar-X, atau sebagai moderator dalam reaktor nuklir, dsb. Karena berilium sangat beracun, berilium harus ditangani dengan sangat hatihati (1). 3) Logam golongan 12 Sulfida logam golongan 12 (zink, kadmium, merkuri) merupakan bahan baku dalam metalurgi. Logam-logam ini terletak persis setelah logam transisi tapi tidak berkelakuan seperti logam transisi karena orbitalnya d-nya penuh, dan zink dan kadmium menunjukkan sifat kereaktifan pertengahan antara keras dan lunak seperti magnesium. Merkuri adalah logam lunak dan merupakan cairan, cenderung terikat pada fosfor atau belerang(1).

4) Logam golongan 13 Aluminum, Al, merupakan anggota golongan 13 (Tabel 5.4) berada sebagai aluminosilikat di kerak bumi dan lebih melimpah daripada besi (1). 5) Logam golongan 14 Dari 10 isotop timah, Sn, 118Sn (24.22%) dan 120Sn (33.59%) adalah yang paling melimpah. Timah logam ada sebagai timah (timah abu-abu), yang stabil di bawah 13.2 oC dan tin yang stabil pada suhu yang lebih tinggi. Pada suhu rendah, transisi fasanya cepat. Senyawa timah divalen dan tetravalen umumnya dijumpai, dan senyawa-senyawa divalennya merupakan bahan reduktor(1).

II. 2 Uraian Bahan 1. Natrium Nitrit (3) Nama resmi Nama lain RM / BM Pemerian : Natrii Nitrit : Natrium nitrit : NaNO2 / 69,0 : Hablur atau granul, tidak berwarna atau putih atau kekuningan, merapuh. Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam etanol 95% P Penyimpanan Kegunaan 2. Asam klorida (3) Nama resmi Nama lain RM / BM Pemerian : Acidum hydrochloridum : Asam klorida : HCl / 34,46 : Cairan tidak berwarna, berasap, bau : Dalam wadah tertutup rapat : Sebagai pereaksi

merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang Kelarutan Penyimpanan Kegunaan : Bercampur dengan air : Dalam wadah tertutup rapat : Sebagai pereaksi

3.

Asam sulfat (3) Nama resmi Nama lain RM / BM Pemerian : Acidum Sulfuricum : Asam sulfat : H2SO4 / 98,07 : Cairan kentak seperti minyak higroskopik, tidak berwarna, jika ditambahkan ke dalam air menimbulkan panas Penyimpanan Kegunaan : Dalam wadah tertutup baik : Sebagai pereaksi

4.

Air suling (3) Nama resmi Nama lain RM / BM Pemerian : Aqua destillata : Aquades, air suling : H2O / 18,02 : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa Penyimpanan Kegunaan : Dalam wadah tertutup baik : Sebagai pelarut

5.

Natrium Hidroksida (3) Nama resmi Nama lain RM / BM Pemerian : Natrii Hydroxidum : Natrium Hidroksida : NaOH / 40,00 : Putih atau praktis putih, massa hablur berbentuk pellet, serpihan atau batang atau

bentuk lain, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur bila dibiarkan diudara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab Kelarutan Penyimpanan Kegunaan 6. Asam oksalat (3) Nama resmi Nama lain RM / BM Pemerian Kelarutan Penyimpanan 7. : Acidum oksalate : Asam oksalat : (COOH)2.H2O / 126,07 : Hablur tidak berwarna : Larut dalam etanol dan etanol (95 %) : Pada wadah bersuhu 189,5o : Mudah larut dalam air dan dalam etanol : Dalam wadah tertutup baik : Sebagai pereaksi

Natrium nitroprusida (3) Nama resmi Nama lain RM / BM Pemerian : Natrium nitroprusida dihidrat : Natrium nitroprusid : Na2Fe(CN)5NO2 H2O / 297,95 : Hablur atau serbuk, warna merah delima (coklat) kemerahan, praktis tidak berbau Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, sangat sukar larut dalam kloroform, tidak larut dalam benzena. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan 8. Kalium iodida (3) Nama resmi Nama lain RM / BM Pemerian

: Pereaksi

: Kalii iodidum : Kalium iodida : KI / 166 : Hablur heksahedral, transparan/ tidak

berwarna, opak dan putih/ serbuk butiran putih, higroskopik. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, larut dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam gliserol P. Penyimpanan 9. : Dalam wadah tertutup baik.

Barium hidroksida (3) Nama resmi Nama lain RM Pemerian Kelarutan : Barium hydroxidum : Barium hidroksida : Ba(OH)2. 8H2O : Hablur, tidak berwarna : Larut dalam air, terjadi larutan yang agak keruh. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

10. Etanol (3) Nama resmi Nama lain : Aethanolum : Etanol / alkohol

RM / BM Pemerian

: C2H6O / 46,07 : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah

menguap, dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dengan

memberikan nyala biru yang tidak berasap Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam kloroform, dan eter P Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya ditempat sejuk. 11. Asam sitrat (3) Nama resmi Nama lain RM / BM Pemerian : Acidum citricum : Asam sitrat : C6H807 / 192,19 : Hablur bening, tidak berwarna/ serbuk hablur sampai halus putih, tidak berbau, rasa sangat asam. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter.

II. 3 Prosedur Kerja (3 : 762-764) 1) Identifikasi barium a. Larutan garam barium dengan asam sulfat encer P

membentuk endapan putih yang praktis tidak larut dalam asam klorida P / dalam asam nitrit P. b. Garam barium menimbulkan warna hijau kekuningan dalam nyala yang tidak berwarna dan jika dilihat dengan kaca hijau, nyala warna biru. 2) Identifikasi bromida a. Larutan bromida jika dipanaskan dengan asam sulfat P dan mangan (IV) oksidasi P atau kalium bikromat P, terjadi brom yang memberikan warna merah jambu pada kertas saring yang dibasahi larutan fluresein natrium P 0,2 % b/v dimetanol (95%) P. b. Pada larutan bromida tambahkan larutan perak nitrat P, terbentuk endapan kekuningan yang larut dalam amonia P, sukar larut dalam amonia P encer praktis tidak larut dalam asam nitrat encer P. c. Pada larutan bromida ditambahkan larutan klor P, terjadi brom yang larut dalam 2 hingga 3 tetes CO2 P atau kloroform P dengan warna kemerahan. Tambahkan larutan fenol P pada lapisan air yang mengandung brom, terbentuk endapan putih.

3)

Identifikasi fosfat a. Netralkan larutan fosfat hingga pH 7 tambahkan perak nitrat P, terbentuk endapan kuning muda yang larut dalam larutan amonia encer P dan dalam asam nitrat encer P. b. Pada larutan fosfat tambahkan larutan magnesium sulfat amonia P, terbentuk hablur putih. c. Pada larutan fosfat dalam asam nitrat encer P, tambahkan larutan amonium molibdat P volume yang sama, hangatkan endapan warna kuning kenari terang.

4)

Identifikasi iodida a. Pada larutan iodida ditambahkan larutan perak nitrat P, terbentuk endapan kuning yang praktis tidak larut dalam amonia encer P dan dalam asam nitrat P. b. Pada larutan iodida tambahkan larutan kalium iodida P dan asam asetat encer P terjadi iodium yang memberikan warna violet kemerahan dengan kloroform P dan warna biru dengan larutan kanji P. c. Pada larutan iodida tambahkan larutan raksa (II) klorida P, terbentuk endapan merah yang agak sukar larut dalam pereaksi di atas dan mudah larut dalam larutan kalium iodida P.

5)

Identifikasi kalium a. Basahi senyawa kalium dengan asam klorida P, bakar pada sebatang kawat platina dalam nyala bunsen tidak berwarna, terjadi warna violet. Jika diamati dengan kaca biru yang sesuai, warna nyala ungu kemerahan. b. Pada larutan pekat garam kalium yang telah dibebaskan dengan garam amonium dengan pemisahan, tambahkan platina (IV) klorida P dan asam klorida P terbentuk hablur kuning, pijarkan sisa pemisahan adalah kalium klorida dan platina. c. Kocok 2 ml larutan jernih garam kalium yang mengandung tidak kurang dari 5% b/v dengan 10 tetes larutan jenuh asam tartrat P, segera terbentuk endapan putih.

6)

Identifikasi kalsium a. Pada larutan garam kalsium tambahkan larutan amonium karbonat P, terbentuk endapan putih, didihkan, dinginkan, endapan sukar larut dalam larutan amonium klorida P. b. Pada larutan garam kalsium tambahkan larutan amonium oksalat P, terbentuk endapan putih yang larut dalam asam klorida P, tetapi agak sukar larut dalam asam asetat P. c. Pada 1 tetes larutan garam kalsium tambahkan 4 tetes larutan glidetat P 1% b/v dalam etanol (95%) P dan 1 tetes larutan natrium hidroksida P 10% b/v terbentuk endapan coklat

kemerahan yang larut dalam kloroform P larutan berwarna merah. 7) Identifikasi klorida a. Panaskan larutan klorida dengan asam sulfat P dan mangan (IV) oksida P terjadi klor yang memutihkan kertas lakmus P basah dan terjadi warna biru pada kertas kanji iodida. b. Pada larutan klorida ditambahkan larutan perak nitrat P, terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam asam nitrat P. 8) Identifikasi magnesium a. Pada larutan garam magnesium, tambahkan larutan amonium karbonat P, didihkan terbentuk endapan putih tetapi tidak terbentuk endapan jika terdapat larutan amonium klorida P. b. Pada larutan garam magnesium ditambahkan larutan

dinatrium hidrogen fosfat P yang mengandung garam amonium dan amonium encer P, terbentuk hablur putih. 9) Identifikasi natrium a. Basahi senyawa natrium dengan asam klorida P, takar pada sebatang kawat platina dalam nyala bunsen, nyala berwarna kuning. b. Asamkan larutan garam natrium dengan asam asetat P saring jika perlu, tambahkan larutan magnesium lauril sulfat P berlebih, terlebih hablur kuning.

DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim. Kimia Logam Golongan Utama. [serial on internet]. 17 Desember 2007 [ 6 Desember 2011]. Available from : http://old.inorgphys.chem .itb.ac.id/wp-content/uploads/2007/03/5-kimia-logamgolongan-utama.pdf. 2. Brady, J.E. (1990). General Chemistry : Principles and Structure. New York : Fift Edition. John Willey and Son. 3. Dirjen, POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : Depkes RI.

You might also like