You are on page 1of 47

+

+
Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari gejala - gejala alam. Gejala alam dan
interaksi yang bisa diungkapkan biasanya dapat pula
dirumuskan dalam besaran-besaran Fisika.
Di antara besaran-besaran Fisika tersebut terdapat
besaran-besaran yang dapat diukur. Oleh karena itu,
pengukuran merupakan satu bagian penting dalam
Fisika.
Dalam Fisika terapan, Pengukuran memegang peranan
penting. Misalnya dalam Pesawat Terbang.
+
Pada kokpit pesawat, terdapat alat ukur ketinggian
pesawat (altimeter) , alat ukur tekanan udara
(barometer), alat ukur kecepatan angin
(anemometer),
Alat ukur ini diperlukan oleh seorang Pilot dan awak
pesawat, untuk mengukur dan mengendalikan
pesawat, sehingga dapat melayang di udara.
Untuk lebih jelas dan rinci, dapat dipelajari pada Materi
berikut
+
Standar Kompetensi/Competency Standards


Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya

Pengukuran
Angka Penting
Pengolahan dan
Penyajian Data
Besaran dan Satuan
Dimensi
Besaran Vektor
+
Kompetensi Dasar (Basic Competence)
Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu)
Indikator (Indicators)
Siswa dapat : (Student should be able to)

1. Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan
waktu dengan beberapa jenis alat ukur.
2. Mengukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan
mempertimbangkan aspek pengukuran

Pengukuran
Angka Penting
Pengolahan dan
Penyajian Data
Besaran dan Satuan
Dimensi
Besaran Vektor
+
Pengukuran
Angka Penting
Pengolahan dan
Penyajian Data
Besaran dan Satuan
Dimensi
Besaran Vektor
Kompetensi Dasar (Basic Competence)
Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu)
Indikator (Indicators)
Siswa dapat : (Student should be able to)

1. Mendefinisikan angka penting dan menerapkannya

+
Pengukuran
Angka Penting
Pengolahan dan
Penyajian Data
Besaran dan Satuan
Dimensi
Besaran Vektor
Kompetensi Dasar (Basic Competence)
Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu)
Indikator (Indicators)
Siswa dapat : (Student should be able to)

1. Mengolah data hasil pengukuran sesuai dengan prinsip
aturan angka penting dan kesalahan relative


+
Pengukuran
Angka Penting
Pengolahan dan
Penyajian Data
Besaran dan Satuan
Dimensi
Besaran Vektor
Kompetensi Dasar (Basic Competence)
Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu)
Indikator (Indicators)
Siswa dapat : (Student should be able to)

1. Membandingkan besaran pokok dan besaran turunan
serta dapat memberikan contohnya dalam kehidupan
sehari-hari
2. Menerapkan satuan besaran pokok dalam sistem
internasional

+
Pengukuran
Angka Penting
Pengolahan dan
Penyajian Data
Besaran dan Satuan
Dimensi
Besaran Vektor
Kompetensi Dasar (Basic Competence)
Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu)
Indikator (Indicators)
Siswa dapat : (Student should be able to)

1. Menentukan dimensi suatu besaran pokok.
2. Menerapkan analisis dimensional dalam pemecahan
masalah

+
Pengukuran
Angka Penting
Pengolahan dan
Penyajian Data
Besaran dan Satuan
Dimensi
Besaran Vektor
Kompetensi Dasar (Basic Competence)
Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu)
Indikator (Indicators)
Siswa dapat : (Student should be able to)

1. Menjumlahkan dua vektor atau lebih dengan metode
jajargenjang dan poligon.
2. Menjumlahkan dua vektor segaris atau membentuk
sudut secara grafis dan menggunakan rumus cosinus.
3. Menguraikan sebuah vektor dalam bidang datar menjadi
dua vektor komponen yang saling tegak lurus.
4. Menjumlahkan dua vektor atau lebih dengan cara
analisis

+
1. Memilih Alat Ukur dan Menentukan Ketelitiannya
1. Mistar/Penggaris
Dari beberapa jenis mistar yang sering digunakan antara
lain: Stik meter, memiliki panjang 1 meter dan memiliki
skala desimeter, sentimeter dan milimeter.
A. Pengukuran
a. Alat Ukur Panjang
Skala terkecil = 1 mm, maka ketelitian pengggaris = (1/2 x skala terkecil )
=0,5 mm
+
Bagian-bagian jangka sorong:
mengukur dimensi
dalam dari suatu
benda,
mengukur
dimensi
luar suatu
benda,
2 3
5
2,1cm
0,05cm
Jadi: X=2,15 cm
Ketelitian Jangka Sorong adalah 0,1 mm;
yaitu 1 mm pada skala utama, dibagi 10
skala oleh skala nonius
2. Jangka Sorong
+
Selubung
Ulir
Skala Utama
Skala Nonius
Skala terkecil = 0,5 mm dan dibagi 50 skala oleh skala nonius
yang terdapat pada selubung luar (teromol putar) sehinga,
tingkat ketelitian alat adalah : 0,01 mm
Bagian-bagian Mikrometer Sekrup
3. Mikrometer Sekrup
+
1. Neraca Pegas
b. Alat Ukur Massa
2. Neraca Elektronik
3. Neraca Dua Lengan
4. Neraca Ohauss
+
1. Jam Dinding
c. Alat Ukur Waktu
2. Jam Matahari
3. Stop Watch
4. Jam Pasir
+
2. Jenis Pengukuran dan Cara Melakukannya
1. Pengukuran dengan Mistar/Penggaris
a. Pengukuran Tunggal
Ukur panjang kertas disamping, perhatikan ujung salah satu kertas harus
tepat berada pada angka nol. Dari hasli pengukuran didapatkan hasil 5,6 cm.
Mistar mempunyai tingkat ketelitian setengah dari skala terkecil, yaitu x 1
mm = 0,5 mm = 0,05 cm. Sehingga dari hasil pengukuran dapat ditulis: ( 5,60
cm 0,05 ) cm
Arti penulisan hasil pengukuran tersebut adalah panjang kertas (5,60
0,05) cm sampai (5,60 + 0,05) cm. Secara matematis panjang kertas dapat
dituliskan antara 5,55 xo 5,65 cm, dengan xo adalah panjang kertas
yang sebenarnya

+
2. Pengukuran dengan Jangka Sorong
Ukur tebal kotak (sesuaikan dengan alat yang ada disekitar meja belajarmu).
Jangka sorong mempunyai skala terkecil 0,01 cm, tingkat ketelitiannya x
0,01 cm = 0,005 cm. Hasil pengukuran dapat ditulis : ( hasil pembacaan
skala alat ukur 0,005 ) cm.

Jika tebal kotak adalah 2,440 cm, hasil pengukuran dapat ditulis :
(2,440 0,005) cm. Berarti hasil pengukuran tebal kotak berada diantara
2,435 do 2,445 cm
+
3. Pengukuran dengan Mikrometer Sekrup
Ukur tebal kertas cover buku tulismu. Catat hasil pembacaan skala
alat ukur. Mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian x 0,01
mm = 0,005 mm. Hasil pengukuran dapat ditulis : (hasil pembacaan
skala alat ukur 0,005 ) mm.
Jika ketebalan cover buku tulis 2,980 mm, maka dapat ditulis : (2,980
0,005) mm. Berarti hasil pengukuran yang sebenarnya adalah :
2,975 do 2,985 mm.
+
Simulasi Pengukuran
Sumber : www.fisikaasyik.com
+
Simulasi Pengukuran
Sumber : www.fisikaasyik.com
+
b. Pengukuran Berulang
Dalam melakukan kegiatan pengukuran, untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik atau mendekati harga yang sebenarnya, perlu dilakukan pengukuran
berulang. Misalnya kita melakukan pengukuran sebanyak n kali pada keadaan
yang sama, dengan hasil pengukuran x
1
, x
2
, x
3
, x
4
, .. x
n
. Dari hasil tersebut
dapat ditentukan rata-rata hasil pengukuran sebagai berikut :
n
xi
n
xn x x x x
x

=
+ + + + +
=
..... 4 3 2 1
Jika didalam pengukuran tunggal,nilai ketidakpastian sebesar setengah
skala terkecil. Dalam pengukuran berulang, nilai ketidakpastian didapatkan
dari simpangan baku (sx)
) 1 (
) (
2

=

n
x xi
Sx
) 1 (
) (
2 2

=

n n
xi xi n
Sx
sx x x =
) 1 (
) (
2

=

n
x xi
n
xi
x Laporan hasil pengukuran
menjadi :
+
a. Ketepatan (Presisi)
Kemampuan proses pengukuran untuk mendapatkan hasil yang sama,
khususnya pada pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang dengan
cara yang sama.
Presisi berkaitan dengan pembagian skala terkecil pada sebuah alat ukur
Alat ukur yang presisi berkaitan dengan penunjukan yang konsisten
Skala mm (lebih Presisi)
Skala cm
3. Aspek Pengukuran
+
Kesesuaian antara hasil pengukuran dan nilai yang sebenarnya
Akurasi parameter penting dalam pengukuran.
Misalkan termometer yang akurat
Menunjukkan nilai yang sama/dekat dengan nilai yang
sebenarnya
Sensitif dan berespon terhadap perubahan kecil pada
temperatur
b. Akurasi (Ketelitian)
+
Akurasi (Ketelitian) VS Ketepatan (Presisi)
0
Nilai sebenarnya
0
0
Presisi namun tidak
Akurat
Akurat namun tidak
Presisi
Akurat dan Presisi
+
Belum ada yang diukur, tapi kok angkanya tidak nol ???
c. Kalibrasi
Kalibrasi/Peneraan: mencocokkan harga-harga yang tercantum pada skala
alat ukur dengan harga-harga standar (atau yang dianggap benar)
+
Kemampuan alat ukur untuk mendapatkan suatu perbedaan yang
relatif kecil dari harga hasil pengukuran
AY
A
AY
B
>
AY
A


AY
B

A
B
AY
x

X (harga yang diukur)
Y (pembacaan skala)
Alat ukur A lebih peka dari alat ukur B dalam
mengukur perbedaan suhu yang relatif kecil
Alat ukur A dapat menunjukkan
perbedaan suhu yang lebih jelas
dibandingkan dengan alat ukur B
d. Kepekaan (Sensitivitas)
+
Kesalahan Paralaks
Kesalahan pembacaan alat ukur karena posisi mata yang tidak tepat.
3. Kesalahan Pengukuran
+
Sebutkan kesalahan yang dilakukan oleh orang ini ketika mengukur
panjang kayu yang dipegangnya.
+
1. Aturan Penulisan Angka Penting
B. Angka Penting
Angka Penting : Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan
menggunakan alat ukur. Angka Penting terdiri atas angka-angka pasti (eksak) dan
angka-angka terakhir yang ditaksir ( Angka taksiran ).
Hasil pengukuran dalam fisika tidak pernah eksak, selalu terjadi kesalahan pada
waktu mengukurnya. Kesalahan ini dapat diperkecil dengan menggunakan alat ukur
yang lebih teliti.
a. Semua angka yang bukan nol adalah angka penting.
Contoh : 14,256 ( 5 angka penting ).
b. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka
penting.
Contoh : 7000,2003 ( 8 angka penting ).
c. Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir, tetapi
terletak di depan tanda desimal adalah angka penting.
Contoh : 70000,12 ( 7 angka penting).
+
d. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang
tanda desimal adalah angka penting.
Contoh : 23,50000 ( 7 angka penting ).

e. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan tidak
dengan tanda desimal adalah angka tidak penting.
Contoh : 3500000 ( 2 angka penting ).
f. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah angka
tidak penting.
Contoh : 0,0000352 ( 3 angka penting ).
g. Penulisan angka penting dengan notasi garis bawah, berakhir pada angka yang
diberi garis bawah, dan angka selanjutnya bukan angka penting.
Contoh : 12000 (3 angka penting),. 10000000 (6 angka penting)
+
2. Operasi-operasi dalam Angka Penting
a. Penjumlahan dan Pengurangan Angka Penting
Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka-angka penting hanya
boleh terdapat SATU ANGKA TAKSIRAN saja.

Contoh : 2,34 angka 4 taksiran (3 angka penting)
0,345 + angka 5 taksiran (3 angka penting)
2,685 angka 8 dan 5 ( dua angka terakhir ) taksiran.
maka ditulis : 2,69 ( 3 angka penting)

( Untuk hasil penjumlahan/pengurangan, perhatikan angka dibelakang koma
yang paling sedikit).

13,46 angka 6 taksiran (4 angka penting)
2,2347 - angka 7 taksiran ( 5 angka penting)
11,2253 angka 2, 5 dan 3 ( tiga angka terakhir ) taksiran
maka ditulis : 11,23 (4 angka penting)
+
b. Perkalian dan Pembagian Angka Penting
Angka penting pada hasil perkalian dan pembagian, sama banyaknya dengan
angka penting yang paling sedikit.

Contoh : 8,141 ( 4 angka penting )
0,22 x ( 2 angka penting )
1,79102
Penulisannya : 1,79102 ditulis 1,8 ( 2 angka penting )

1,432 ( 4 angka penting )
2,68 : ( 3 angka penting )
0,53432
Penulisannya : 0,53432 di tulis 0,534 ( 3 angka penting )

Untuk angka 5 atau lebih dibulatkan ke atas, sedangkan angka kurang dari 5
dihilangkan.
+
c. Operasi Pemangkatan dan Penarikan Akar
1. \2 = 1,4142 Bilangan \2 mempunyai satu angka penting, maka
penulisan hasil \2 = 1 (sesuai dengan aaturan pembulatan)
2. (12,5)
2
= 156,25 Memiliki tiga angka penting, sehingga 156,25
dituliskan menjadi 156 (sesuai aturan pembulatan)
3. \144 = 12 Bilangan \144 memiliki tiga angka penting. Penulisan
hasil \144 = 12,0
+
Untuk mempermudah penulisan bilangan-bilangan yang besar dan kecil digunakan
Notasi Ilmiah atau Cara Baku.
p,... .10
n

dimana : p,... ( angka-angka penting )
10
n
disebut orde
n bilangan bulat positif atau negatif

contoh : - Massa bumi = 5,98 . 10
24

- Massa elektron = 9,11 . 10
-31

- 0,00000435 = 4,35 . 10
-6

- 345000000 = 3,45 . 10
8

NOTASI ILMIAH = BENTUK BAKU
+
C. Pengolahan dan Penyajian Data
Seorang siswa melakukan pengukuran, didapatkan data sebagai berikut :
Massa (gram) 71,2 72,3 70,8 72,4 73,0
Volume (ml) 23,4 24,8 25,1 25,4 25,6
Tuliskan data-data di atas kedalam tabel pengolahan data,
Tentukan massa jenis rata-rata
Tentukan tingkat kesalahan dalam pengukuran
Catatan : (pengolahan data harus sesuai dengan aturan angka penting)
+
No massa volume m/v =
1 71,2 23,4 3,04 0,15 0,0225
2 72,3 24,8 2,92 0,03 0,0009
3 70,8 25,1 2,82 -0,07 0,0049
4 72,4 25,4 2,85 -0,04 0,0016
5 73,0 25,6 2,85 -0,04 0,0016
14,48 0,0315
Tabel pengolahan data:

896 , 2
5
48 , 14
= =
0887 , 0
4
0315 , 0
1
) (
2
= =

=

n
Sx

Hasil pengukuran (
o
) = 2,896 0,0887
2 ) (
+
D. Besaran dan Satuan
Besaran Pokok : Besaran yang tidak diturunkan dari besaran yang lain
Besaran Turunan : Besaran yang diturunkan dari satu atau beberapa besaran pokok
Satuan Baku : Satuan yang telah diakui secara Internasional.
Misalnya meter, kilogram, dan sekon
Satuan tidak Baku : Satuan yang tidak diakui secara Internasional, misalnya
didaerah-daerah di Indonesia (depa, jengkal, hasta, dll), di Inggris Inci, feet (kaki)
BESARAN DASAR SATUAN SI
Nama Lambang Rumus Dimensi
1. Panjang Meter m L
2. Massa Kilogram kg M
3. Waktu Sekon s T
4. Arus listrik Ampere A I
5. Suhu termodinamika Kelvin K u
6. Jumlah zat Mol m N
7. Intensitas cahaya Kandela cd J
BESARAN TAMBAHAN SATUAN SI
8. Sudut datar radian rad
9. Sudut ruang steradian sr
Besaran Pokok
+
BESARAN TURUNAN SATUAN SI
1. Energi Joule J
2. Gaya Newton N
3. Daya Watt W
4. Tekanan Pascal Pa
5. Frekwensi Hertz Hz
6. Beda Potensial Volt V
7. Muatan listrik Coulomb C
8. Fluks magnit Weber Wb
9. Tahanan listrik Farad F
10. Induksi magnetik Tesla T
11. Induktansi Henry Hb
12. Fluks cahaya Lumen Lm
13. Kuat penerangan Lux Lx
AWALAN SIMBOL FAKTOR
Kilo K 10
3

Mega M 10
6

Giga G 10
9

Tera T 10
12

Milli m 10
-3

Mikro 10
-6

Nano n 10
-9

Piko p 10
-12

Femco f 10
-15

Ato a 10
-18

Besaran Turunan
Awalan Yang Digunakan Dalam S.I.
+
E. Dimensi
Dimensi suatu besaran menunjukkan cara suatu besaran itu tersusun dari besaran-
besaran pokoknya.
BESARAN DASAR
SATUAN SI
Nama Lambang Rumus Dimensi
1. Panjang Meter m L
2. Massa Kilogram kg M
3. Waktu Sekon s T
4. Arus listrik Ampere A I
5. Suhu termodinamika Kelvin K u
6. Jumlah zat Mol m N
7. Intensitas cahaya Kandela cd J
BESARAN TAMBAHAN SATUAN SI
8. Sudut datar radian rad
9. Sudut ruang steradian sr
+
Dimensi Primer yaitu :
M : untuk satuaan massa.
L : untuk satuan panjang.
T : untuk satuan waktu.
Dimensi Sekunder adalah dimensi dari semua besaran yang dinyatakan dalam massa,
panjang dan waktu.
contoh : - Dimensi gaya : M L T
-2

- Dimensi percepatan : L T
-2

Contoh :
P = F . v
daya = gaya x kecepatan.
M L
2
T
-3
= ( M L T
-2
) ( L T
-1
)
M L
2
T
-3
= M L
2
T
-3

F = m . a
gaya = massa x percepatan
M L T
-2
= ( M ) ( L T
-2
)
M L T
-2
= M L T
-2

+
Kegunaan Dimensi
1. Untuk mengungkapkan kesetaraan beberapa besaran fisika yang sepintas
tampak berbeda.
2. Untuk menentukan satuan besaran turunan
3. Untuk menguji kebenaran suatu rumusan fisika

Contoh :
2
2
1
mv Ek = mgh Ep =
s F W . =


1
=
=
LT v
M m
2 2
2 1
] [

=
=
T ML Ek
LT M Ek
2 2
2

=
=
=
=
T ML Ep
LT g
L h
M m
2 2
2

=
=
=
T ML W
L s
MLT F
Dari analisis dimensi di atas, maka energi kinetik, energi potensial, dan usaha
merupakan besaran yang memiliki kesetaraan
+
F. Besaran Vektor
Di samping besaran-besaran pokok yang telah kita pelajari yaitu massa, waktu, suhu,
panjang, intensitas cahaya, kuat arus, dan jumlah zat, masih ada satu hal lagi dalam
ilmu fisika yang perlu kita ketahui yaitu : sifat yang menyangkut arah.
Oleh karena itu besaran-besaran tersebut masih dapat dibagi dalam dua golongan
yaitu : besaran Skalar dan besaran Vektor.
Besaran Skalar : adalah besaran yang hanya ditentukan oleh besarnya atau nilainya
saja.
Contoh : panjang, massa, waktu, kelajuan, dan sebagainya.
Besaran Vektor : adalah Besaran yang selain ditentukan oleh besarnya atau nilainya,
juga ditentukan oleh arahnya.
Contoh : kecepatan, percepatan, gaya dan sebagainya.
Notasi Vektor
Secara grafis vektor dapat dilukiskan sebagai sebuah anak panah. Panjang anak
panah menunjukkan nilai atau besar vektor dan anak panah menunjukkan arah
vektor.
+
Vektor F di tulis :
F

atau
F

Besar vektor F ditulis / / atau F


F

Contoh : F = / / = 10 satuan F

/
1. A = B, jika kedua vektor tersebut mempunyai panjang dan arah yang sama
2. adalah vektor yang panjangnya sama dengan panjang

A tetapi arahnya
berlawanan dengan arah
A

3. k adalah vektor yang panjangnya k kali panjang dengan arah yang sama dengan A A

jika k positif. Dan berlawanan dengan A

jika k negatif.
1. Notasi Vektor
Secara grafis vektor dapat dilukiskan sebagai sebuah anak panah. Panjang anak panah
menunjukkan nilai atau besar vektor dan anak panah menunjukkan arah vektor.
+
2. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
a. Penjumlahan Vektor
1). Metode Jajargenjang
2). Metode Segitiga
3). Metode Poligon
+
b. Pengurangan Vektor
c. Menetukan Resultan Vektor dan Arah Resultan Vektor
Untuk Selisih dilakukan penjumlahan dengan lawannya (invers jumlah). A B A B = + ( )
R

/ / / / / / / / cos A B A B

+ +
2 2
2 o
1 2
sin
/ /
sin
/ /
sin
/ /
o o o

= =
B A R
/ / =
Arahnya:
+
d. Penguraian Vektor
/ / / / cos v v
X
= o
o sin / / / / v v
Y
=
/ / / / / / v v v
X Y
= +
2 2
e. Vektor Analisis
Vektor o v x = v cos o v y = v sin o
v
1

v
2

v
3

o
1

o
2

o
3

v
1
x = v cos o
1

v
2
x = v cos o
2

v
3
x = v cos o
3

v
1
y = v sin o
1

v
2
y = v sin o
2

v
3
y = v sin o
3


v x = ................ v y = ................
( ) ( ) + v v
X Y
2 2
v Resultan / / =

v
v
Y
X
Arah resultan : tg u =
+
Nama
NIP
Pangkat/Gol
Tempat/Tgl.Lahir
Jenis Kelamin
Alamat Rumah

Telp. HP
Pekerjaan
Alamat Kantor

Telp/Fax. Kantor
E-mail
Blogg
: Burhani, S.Pd
: 19751009 200012 1 001
: Penata Tk.I/III D
: Kerinci, 09 Oktober 1975
: Pria
: Komp. SMA Titian Teras Jambi No. C7
Jl. Lintas Jambi Ma. Bulian Km. 21 Pijoan Jaluko 36363
: 081366188363,. 081919020120
: Guru Fisika
: SMA Titian Teras Jambi
Jl. Lintas Jambi Ma. Bulian Km. 21 Pijoan Jaluko 36363
: 0741-7551162
: hans_achong_tt@yahoo.com bhoeng.smatt@gmail.com
: http://www.hanstt.wordpress.com
Pengukuran
Angka Penting
Pengolahan dan
Penyajian Data
Besaran dan Satuan
Dimensi
Besaran Vektor

You might also like