You are on page 1of 14

MIKROBIOLOGI LAUT PEMANFAATAN MIKROBIOLOGI DI BIDANG PERTANIAN

OLEH : AKHZAN NUR IMAN L 111 08 280

MIKROBIOLOGI LAUT JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah, Pencipta dan Pengatur Tunggal Alam Semesta, dan hanya kepadaNya kami memohon perlindungan terhadap semua urusan. Mikrobiologi yang lebih sering kita jumpai pada permasalahan di bidang biologi ternyata dapat juga memberi manfaat di bidang lain, contohnya di bidang pertanian. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul Pemanfaatan mikrobiologi di bidang pertanian. Dalam makalah ini, kami menyajikan berbagai informasi tentang pemanfaatan-pemanfaatan mikrobiologi dengan menggunakan mikroba

khususnya untuk beberapa hal produksi atau penelitian dan pengembangan di bidang pertanian. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah (karya tulis) ini. Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan kami terima dengan lapang dada sebagai wujud koreksi atas diri kami yang masih belajar. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Makassar, 28 April 2012,

Penulis

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Tujuan I.3. Ruang Lingkup BAB II. PEMBAHASAN BAB III. PENUTUP III.1 Kesimpulan III.2 Kritik dan Saran DAFTAR PUSTAKA ................................................................... i ................................................................... ii ................................................................... ................................................................... 1 ................................................................... 2 ................................................................... 2 ................................................................... 3 ................................................................... ................................................................... 10 ................................................................... 10 ................................................................... 11

ii

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Mikrobiologi merupakan ilmu tentang mikroorganisme, yang

mencakup bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel, termasuk kajian virus yang bersifat mikroskopik meskipun bukan termasuk sel. Mikroorganisme (disebut juga mikroba, mikrobia, atau jasad renik ) adalah jasad hidup yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, tanpa bantuan alat perbesaran seperti mikroskop, sulit sekali untuk dilihat dan diamati bentuknya secara baik. Sel mikroorganisme, terutama kelompok prokariot seperti bakteri dan ganggang biru dapat dibedakan dari sel tumbuhan dan hewan, salah satunya adalah dilihat dari struktur selnya yang tidak memiliki membran inti. Umumnya dapat hidup bebas di berbagai habitat secara kosmopolitan, dan dapat hidup sebagai bagian dari organisme multiseluler (sebagai parasit). Sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Beberapa aspek yang dibahas dalam mikrobiologi, antara lain mengkaji tentang; 1) karakteristik sel hidup dan bagaimana mereka melakukan kegiatan; 2) karakteristik mikroorganisme, suatu kelompok organisme penting yang mampu hidup bebas, khususnya bakteri; 3) keanekaragaman dan evolusi, membahas perihal bagaimana dan mengapa muncul bermacam-macam mikroorganisme; 4) keberadaan mikroorganisme pada tubuh manusia, hewan dan tumbuhan; 5) peranan mikrobiologi sebagai dasar ilmu pengetahuan biologi dan 6) bagaimana memahami karakteristik mikroorganisme dapat membantu dalam memahami proses-proses biologi organisme yang lebih besar termasuk manusia. Dewasa ini kajian mikrobiologi mengalami perkembangan yang pesat. Kajian yang lebih khusus sebagai perkembangan dari ilmu mikrobiologi dapat dikelompokkan

berdasarkan tujuannya, seperti berdasarkan taksonomi, habitat dan cakupan masalah serta hubungannya dengan disiplin ilmu lain. I.2. TUJUAN Mengetahui pemanfaatan mikrobiologi khususnya di bidang pertanian. I.3. RUANG LINGKUP Mikrobiologi ditakrifkan sebagai ilmu yang mempelajari mahluk hidup berukuran mikroskopis (mikrobia) meliputi bakteri, algae, protozoa, fungi, dan virus. Mikrobiologi dapat dipandang sebagai ilmu dasar yang mempelajari biologi dari mikrobia seperti Fisiologi, Taksonomi, Ekologi, dan Genetika mikrobia, dan dapat berperan sebagai ilmu terapan seperti Mikrobiologi Medik, Immunologi, Mikrobiologi Pangan, Mikrobiologi Industri, Mikrobiologi Lingkungan, dan Mikrobiologi Pertanian. Mikrobiologi Pertanian merupakan penggunaan Mikrobiologi untuk tujuan memecahkan masalah-masalah praktis di bidang pertanian. Pemanfaatan mikrobia dalam produksi pertanian dilakukan melalui: 1. Pemeliharaan dan peningkatan kesuburan tanah dengan memanfaatkan mikrobia yang berperan dalam siklus Nitrogen (mikrobia penambat nitrogen, mikrobia amonifikasi, nitrifikasi, dan denitrifikasi), Fosfor (mikrobia pelarut fosfat), Sulfur (Mikrobia pengoksidasi sulfur), dan Logam-logam (Fe, Cu, Mn, dan Al), 2. Pemeliharaan kesehatan tanah dengan memanfaatkan mikrobia penekan organisma pengganggu tanaman (OPT), 3. Pemulihan kesehatan tanah dengan memanfaatkan mikrobia pendekomposisi / penyerap senyawa-senyawa toksik terhadap mahluk hidup (Bioremediasi), 4. Pemacuan pertumbuhan tanaman dengan memanfaatkan mikrobia penghasil fitohormon.

BAB II PEMBAHASAN Tanah merupakan tempat menyediakan substrat bagi pertumbuhan tanaman. Tanaman selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh manusia dan hewan sebagai salah satu sumber energi. Dalam penyediaan substrat tumbuh bagi tumbuhan, tanah harus memiliki kandungan hara yang memadai. Penyediaan zat hara tersebut tidak terlepas dari peran mikroba tanah, seperti bakteri, kapang, alga dan berbagai macam protozoa. Mikroorganisme tanah : Bakteri : Kelompok mikroorganisme yang lebih dominan di dalam tanah dan sama dengan satu setengah dari biomassa mikroba di dalam tanah. Populasinya berjumlah 100.000 hingga beberapa ratus juta per gram tanah - Autochthnous - kelompok Zymogenous. Mayoritas adalah heterotrof. (Bakteri tanah secara umum - Arthrobacter, Bacillus, Clostridium, Micrococcus). Actinomycetes : kelompok peralihan antara bakteri dan jamur. Tersebar luas di tanah. Kelimpahan terbanyak setelah bakteri. 104108/g tanah. 70% dari aktinomisetes tanah adalah Streptomyces. Kebanyakan dari jenis ini dipakai sebagai penggunaan antibiotik. Populasi meningkat sesuai kedalaman tanah. Jamur : Lebih banyak berada do lapisan permukaan tanah asam. Genera umum di tanah adalah Aspergillus, Mucor, Penicillium Trichoderma, Alternaria, Rhizopus. Alga - ditemukan di sebagian besar tanah dalam rentang angka dari 100 sampai 10.000 per gram. Protozoa : uniseluler - populasi berkisar dari 10.000 hingga 100.000 per gram tanah. Sebagian besar yang ada di tanah adalah flagellata, amuba atau ciliates. Mendapatkan nutrisi mereka dengan melahap bakteri tanah. Melimpah di atas lebih besar dari tanah. Mereka mengatur keseimbangan biologis dalam tanah.

Pentingnya mikroorganisme tanah : Terlibat dalam proses transformasi hara Dekomposisi komponen tahan dari jaringan tanaman dan hewan Peran dalam antagonisme mikroba Berpartisipasi dalam pembentukan humus Predator nematoda Permukaan mekar mengurangi kerugian erosi Meningkatkan struktur tanah Terlibat struktur tanah Pemeliharaan keseimbangan biologis

Kondisi pertanian di Indonesia kian memprihatinkan. Banyak petani yang mengeluh karena harga beras turun, sementara mereka telah keluar modal sangat banyak sekali saat produksi, hal ini yg menyebabkan banyak petani yg tidak mau lagi menggarap sawahnya selain itu disebabkan pula oleh tekanan ekonomi, budaya dan kebijakan pemerintah yang menyebabkan mereka makin terpuruk. Banyak sekali ladang, Sawah yang tidak digarap. Petani mengeluhkan harga Pupuk yang mahal dan kondisi tanah yang rusak akibat penggunaan pestisida kimia sementara ketika panen gabah dan hasil pertanian lainnya mereka hanya dihargai murah. Ribuan hektar sawah dan ladang menganggur, semangat petani pun berkurang karena tidak ada modal lagi untuk bertani sehingga mereka hanya bertahan untuk hidup dengan hasil pertanian seadanya. Nasib petani terpuruk karena penentuan harga pembelian sarana produksi pertanian serta harga jual hasil pertanian banyak ditentukan oleh perusahaan. Petani harus segera menghilangkan ketergantungannya pada penggunaan sarana produksi pertanian yang dibuat pabrik. Potensi sumberdaya alam yang tersedia disekitar lahan pertanian perlu dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk serta pestisida. Untuk mengatasi hal tersebut salah satu caranya adalah dengan pemanfaatan mikroorganisme yang berperan di sektor pertanian, contohnya seperti pemanfaatan biofertilizer dalam pertanian organik, sebagai bioinsektisida

dan sebagai agen biocontrol yang saat ini di dunia telah berkembang pesat. Berbagai negara seperti India, Thailand, Jepang, Cina, Brazil, Taiwan dan Negara maju lainnya telah lama beralih dari pupuk kimia ke arah pupuk biologi sebagai hasil penerapan pertanian organik. Biofertilizer pada Pertanian Organik Pertanian organik semakin berkembang dengan sejalan dengan timbulnya kesadaran akan petingnya menjaga kelestarian lingkungan dan kebutuhan bahan makanan yang relatif lebih sehat.dalam pertanian organik yang tidak meggunakan bahan kimia buatan seperti pupuk kimia buatan dan pestisida, biofertilizer atau pupuk hayati menjadi salah satu alternatif yang dapat dipertimbangkan. Beberapa mikroba tanah seperti Rhizobium, Azaosprillium, Azotobacter mikoriza perombak sellulosa dan efektif mikroorgnisme dapat dimanfaatkan sebagai biofertilizer pada pertanian organik, biofertilizer tersebut fungsinya antara lain membantu penyediaan hara pada tanaman, mempermudah penyediaan hara bagi tanaman membantu dekomposisi bahan organik, meyediakan lingkungn rhizosfer sehingga pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan dan produksi peningkatan tanaman. Pemanfaatan Bakteri Rhizobium leguminosarum. sebagai biofertilizer Klasifikasi ilmiah Rhizobium leguminosarum Kingdom : Monera Class : Psilopsida Order : Psilotales Family : Psilotaceae Genus : Rhizobium Species : Rhizobium leguminosarum Bakteri Rhizobium bila bersimbiosis dengan tanaman legum, kelompok bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar di dalamnya. Akar tanaman tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali

atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah. Pemanfaatan Rhizobium dalam Produksi Pertanian Dilakukan Melalui : a. Pemeliharaan dan peningkatan kesuburan tanah dengan

memanfaatkan mikrobia yang berperan dalam siklus Nitrogen (mikrobia penambat nitrogen, mikrobia amonifikasi, nitrifikasi, dan denitrifikasi), Fosfor (mikrobia pelarut fosfat), Sulfur (Mikrobia pengoksidasi sulfur), dan Logam-logam (Fe, Cu, Mn, dan Al), b. Pemeliharaan kesehatan tanah dengan memanfaatkan mikrobia penekan organisma pengganggu tanaman (OPT), c. Pemulihan kesehatan tanah dengan memanfaatkan mikrobia pendekomposisi / penyerap senyawa-senyawa toksik terhadap mahluk hidup (Bioremediasi), d. Pemacuan pertumbuhan tanaman dengan memanfaatkan mikrobia penghasil fitohormon. Biopeptisida pada pertanian organik Biopestisida adalah pestisida yang mengandung mikroorganisme seperti bakteri patogen, virus dan jamur. Pestisida biologi yang saat ini banyak dipakai adalah jenis insektisida biologi (mikroorganisme pengendali serangga) dan jenis fungisida biologi (mikroorganisme pengendali jamur). Jenis-jenis lain seperti bakterisida, nematisida dan herbisida biologi telah banyak diteliti, tetapi belum banyak dipakai. Beberapa bakteri sekarang telah dikembangkan menjadi biopestisida. Secara ekologi, penggunaan biopestisida ini sangat menguntungkan jika dibandingkan dengan penggunaan pestisida. Hal ini dikarenakan adanya efek residu pestisida terhadap lingkungan terlasuk manusia. Bakteri-bakteri tertentu dapat menghasilkan endotoksin yang dapat meracuni serangga hama tanaman tertentu. Sebagai contoh, di Amerika telah dikembangkan bakteri yang potensial menjadi biopestisida pada skala komersial, antara lain adalah Bacillus popilliae

dengan merk dagang Doom or Japidemik, Bacillus thuringiensis dengan merk dagang Dipel, Thuricide, dan Agritol. Di Canada, pada tahun 1980 penggunaan Bacillus thuringiensis sebagai biopestisida mencapai 4%, dan meningkat menjadi 63 % pada tahun 1990. Endotoksin yang dihasilkan oleh Bacillus thuringiensis aktif mematikan sebagian besar serangga yang termasuk dalam kelas Lepidoptera, Diptera, dan Coleoptera. Pemanfaatan Bakteri Bacillus thuringiensis sebagai biopeptisida Klasifikasi ilmiah Bacillus thuringiensis Kingdom : Eubacteria Phylum : Firmicutes Class : Bacilli Order : Bacillales Family : Bacillaceae Genus : Bacillus Species : Bacillus thuringiensis Bacillus thuringiensis adalah bakteri yang menghasilkan kristal protein yang bersifat membunuh serangga (insektisidal) sewaktu mengalami proses sporulasinya. Kristal protein yang bersifat insektisidal ini sering disebut dengan endotoksin. Kristal ini sebenarnya hanya merupakan protoksin yang jika larut dalam usus serangga akan berubah menjadi poli-peptida yang lebih pendek (27149 kd) serta mempunyai sifat insektisi-dal. Pada umumnya kristal Bt di alam bersifat protoksin, karena ada-nya aktivitas proteolisis dalam sistem pencernaan serangga dapat mengubah Bt-protoksin menjadi polipeptida yang lebih pendek dan bersifat toksin. Toksin yang telah aktif berinteraksi dengan sel-sel epithelium di midgut serangga. Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa toksin Bt ini menyebabkan terbentuknya pori-pori (lubang yang sangat kecil) di sel membrane di saluran pencernaan dan mengganggu keseimbangan osmotik dari sel sel tersebut. Karena keseimbangan osmotik terganggu, sel menjadi bengkak dan pecah dan menyebabkan matinya serangga.

Pemanfaatan Bacillus thuringiensis dalam Pertanian: Bacillus thuringiensis varietas tenebrionis menyerang kumbang kentang colorado dan larva kumbang daun. Bacillus thuringiensis varietas kurstaki menyerang berbagai jenis ulat tanaman pertanian Bacillus thuringiensis varietas israelensis menyerang nyamuk dan lalat hitam. Bacillus thuringiensis varietas aizawai menyerang larva ngengat dan berbagai ulat, terutama ulat ngengat diamondback. Agen Biokontrol Pada pertanian Organik Agen biokontrol ialah suatu mikroorganisme yang digunakan untuk menekan populasi serangga hama serendah mungkin hingga dapat mencegah kerugian yang di timbulkan tanpa mengganggu keseimbangan ekologis yang ada. Biokontrol dapat bersifat antagonis atau bahkan sebagai parasit. Ditemukannya penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur Fusarium sp. merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh para petani saat ini, jamur ini banyak menyerang tanaman kentang, pisang, tomat, ubi jalar, strawberry dan bawang daun. Penyakit layu fusarium adalah penyakit sistemik yang menyerang tanaman mulai dari perakaran sampai titik tumbuh. Salah satu alternatif untuk menanggulangi hal tersebut yaitu dengan pengendalian untuk menekan populasi jamur Fusarium dengan mengembangkan pengendalian secara hayati. Pemanfaatan Bakteri Pseudomonas fluorescens Sebagai Agen Biokontrol Pada Pertanian Organik Klasifikasi ilmiah Pseudomonas fluorescens Kingdom : Bacteria Filum : Proteobacteria Kelas : Gamma Proteobacteria Ordo : Pseudomonadales
8

Famili : Pseudomonadaceae Genus : Pseudomonas Species : Pseudomonas fluorescens Pemanfaatan rhizobakteria di Jawa Barat dikembangkan sebagai biofungisida khususnya antara lain: Bacillus subtilis, Bacillus polymyxa, Bacillus thuringiensis, Bacillus pantotkenticus, Burkholderia cepacia dan Pseudomonas fluorescens. Bakteri Pseudomonas fluorescens merupakan bakteri gram negative yang berbentuk batang yang menghuni tanah, tanaman dan air, bakteri ini dapat mengeluarkan senyawa antibiotik (antifungal), siderofor, dan metabolit sekunder lainnya yang sifatnya dapat menghambat aktivitas jamur Fusarium oxysporum. Senyawa siderofor, seperti pyoverdin atau pseudobacin diproduksi pada kondisi lingkungan tumbuh yang miskin ion Fe. Senyawa ini menghelat ion Fe sehingga tidak tersedia bagi mikroorganisme lain. Ion Fe sangat diperlukan oleh spora F. oxysporum untuk berkecambah. Dengan tidak tersedianya ion Fe maka infeksi F. oxysporum ke tanaman berkurang. Sementara senyawa antibiotik yang dihasilkan antara lain : phenazine-1-carboxylate, pyoluteorin, pyrrolnitrin, 2,4-

diacetylphloroglucinol, phenazine-1-carboxyamide, pyocyanine, hidrogen cyanide dan viscosinamide. Produk yang telah dikomersialkan dari biofungisida antara lain: Bio-FOB, Bio-TRIBA, Mitol 20 EC dan Organo-TRIBA. Pemanfaatan bakteri pseudomonas fluorescens dalam produk pertanian dilakukan melalui: 1. Pemberian Kultur Cair 2. Pemberian zat aktif biofungisida nabati 3. Pencampuran agen dalam proses pengomposan

BAB III PENUTUP III.1. KESIMPULAN 1. Mikrobiologi merupakan ilmu tentang mikroorganisme, yang

mencakup bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel, termasuk kajian virus yang bersifat mikroskopik meskipun bukan termasuk sel. 2. Mikrobiologi Pertanian merupakan penggunaan Mikrobiologi untuk tujuan memecahkan masalah-masalah praktis di bidang pertanian. 3. Pemanfaatan mikrobia dalam produksi pertanian dilakukan melalui : e. Pemeliharaan dan peningkatan kesuburan tanah dengan

memanfaatkan mikrobia yang berperan dalam siklus Nitrogen (mikrobia penambat nitrogen, mikrobia amonifikasi, nitrifikasi, dan denitrifikasi), Fosfor (mikrobia pelarut fosfat), Sulfur (Mikrobia pengoksidasi sulfur), dan Logam-logam (Fe, Cu, Mn, dan Al), f. Pemeliharaan kesehatan tanah dengan memanfaatkan mikrobia penekan organisma pengganggu tanaman (OPT), g. Pemulihan kesehatan tanah dengan memanfaatkan mikrobia pendekomposisi / penyerap senyawa-senyawa toksik terhadap mahluk hidup (Bioremediasi), h. Pemacuan pertumbuhan tanaman dengan memanfaatkan mikrobia penghasil fitohormon. III.2. KRITIK DAN SARAN Dengan kerendahan hati penulis, penulis sadar bahwa dalam makalah inimasih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan keritik yang bersifatmembangun dari pembaca, penulis harapkan demi kesempurnaan makalah-makalah dimasa-masa yang akan datang.

10

DAFTAR PUSTAKA Cohen B. 1937. "On Leeuwenhoek's Method of Seeing Bacteria" (pdf). Falkow S. 1988. "Molecular Koch's postulates applied to microbial

pathogenicity" (pdf). Lay, BW. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta. Madigan, MT. Brock Biology of Microorganisms (edisi ke-Edisi ke-12). Pearson Benjamin Cummings : San Francisco. Pernthaler J. 2005. "Fate of heterotrophic microbes in pelagic habitats: focus in populations" (pdf). Sardjoko. Bioteknologi, Latar Belakang dan Beberapa Penerapannya.

PT.Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

11

You might also like