You are on page 1of 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Secara geografis, Desa Keboan termasuk wilayah kecamatan Bareng Kabupaten Jombang dengan luas wilayah 1.737.946 Ha, terletak di

ketinggian 35 m di atas permukaan laut, banyak curah hujan 200 mm/thn, dengan suhu udara sekitar 250C 320C, Desa ini merupakan Desa paling selatan dari kecamatan ngusikan dan dataran rendah. Jarak desa Keboan ke pusat pemerintah kecamatan 3 km, dan 23 km dari wilayah Kabupaten Jombang, 61 km dari Ibukota Propinsi Jawa Timur, dan 800 km dari ibukota negara. Desa ini terdiri 2 dusun yaitu Keboan Lor dan Keboan Kidul, terdiri dari 25 RT dan 6 RW dengan jumlah penduduk 3.527 jiwa terdiri dari 1.764 perempuan dan 1.763 laki-laki dari 1057 KK yang ada. Batas wilayah Desa keboan adalah sebagai berikut : Utara Selatan Timur Barat : Ketapang Kuning. : Sungai Brantas : Menturus : Wates Projo

4.1.2

Data Umum Data umum terdiri dari karakteristik responden, karakteristik ini terdiri dari umur, pendidikan dan pekerjaan.

1.

Karakteristik responden berdasarkan umur

Sumber: Data primer, 2010. Gambar 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang Berdasarkan gambar diagram pie 4.1 dapat diketahui bahwa hampir setengahnya responden berumur 31 35 tahun yaitu sebanyak 17 responden (42,5%), dan sebagian kecil berumur <= 20 tahun yaitu 1 responden (2,5%). 2. Karakteristik respoden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber: Data primer, 2010. Gambar 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden di Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang Berdasarkan gambar diagram prie 4.2 dapat diketahui bahwa

hampir setengahnya (37,5%) responden dengan tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 15 responden dan sebagian kecil yaitu 4 responden (10,0%) tingkat pendidikannya adalah perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan respoden terbanyak dengan pendidikan terakhir SMA sejumlah 15 responden(37,5%).
3.

Karakteristik respoden berdasarkan Pekerjaan

Sumber: Data primer, 2010. Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu menyusui di Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang Berdasarkan gambar diagram pie di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga (tidak bekerja) yaitu sebanyak 38 responden (72,5%), dan sebagian kecil yaitu 2 responden (5,0%) adalah pegawai negeri sipil.

4.1.3

Data Khusus

1.

Pengetahuan tentang ASI Eksklusif

Sumber: Data primer, 2010. Gambar 4.4 Distribusi frekuensi Pengetahuan Responden tentang ASI Ekslusif di Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang Berdasarkan gambar diagram pie di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar yaitu 29 responden (72,5%) pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif pada kategori baik, dan hampir setengahnya yaitu 11 responden (27,5%) pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif pada kategori cukup. 2. Pemberian ASI Ekslusif

Sumber: Data primer, 2010. Gambar 4.5 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Ekslusif di Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang. Berdasarkan gambar diagram pie 4.5 dapat diketahui bahwa

sebagian besar yaitu 21 responden (52,5%) adalah memberikan ASI Ekslusif, dan hampir setengahnya yaitu 19 responden (48,5%) yang tidak memberikan ASI Eksklusif.
3.

Tabulasi silang Pengetahuan tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian

ASI Eksklusif Tabel 4.1 Tabulasi silang Pengetahuan tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang.

Pemberian ASI Eksklusif Jumlah Tidak memberi Memberi Prosentase Prosentase Prosentase Frekuensi Frekuensi Frekuensi (%) (%) (%) Baik 9 42.9 20 57.1 29 100.0 Cukup 10 90.9 1 9.1 11 100.0 Kurang 0 0.0 0 0.0 0 0.0 Jumlah 19 47.5 21 52.5 40 100.00 Sumber: Data primer, 2010. Pengetahuan tentang ASI Eksklusif Tabel tabulasi silang pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusid di Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang pada 30 Juni 20 Juli 2010 menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan baik sebanyak 29 responden terdiri dari yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 20 responden (57,1%) dan 9 responden (42,9%) tidak memberikan ASI Eksklusif. Sedangkan menyusui dengan pengetahuan cukup sebanyak 11 responden terdiri dari 10 responden (90,9%) yang tidak memberikan ASI Eksklusif, dan sebanyak 1 responden (2,5%) memberikan ASI Ekssklusif.

4.1.4

Analisis Data Penelitian

Data penelitian yang diperoleh melalui penyebaran instrumen berupa kuesioner variabel pengetahun ibu menyusui tentang ASI eksklusif dan pemberian ASI Eksklusif. Data ini kemudian dikelompokkan kedalam katagori-kategori. Untuk variabel pengetahuan tentang ASI Eksklusid dibagi menjadi tiga kategori, meliputi: (1) baik, (2) cukup; dan (3) kurang, sedangkan untuk variabel pemberian ASI eksklusif dikelompokkan dalam 2 kategori; (1) memberikan ASI secara eksklusif, (2) memberikan ASI secara tidak eksklusif. Data pengelompokan ini kemudian diuji dengan MannWhitney Test, yaitu uji jenjang untuk menentukan apakah dua sampel independent berasal dari populasi yang mempunyai mean sama. U test merupakan alternatif dari uji t untuk dua sampel (Two Sample t test). Hasil U test (Mann-Whitney Test), selengkapnya penulis sajikan pada tabel berikut: Tabel 4.2. Hasil Uji Mann-Whitney
Test Statisticsb Pengetahun Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif 104.000 294.000 -3.343 .001 .009
a

Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]

a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Pemberian ASI Eksklusif

Sumber: Output SPSS. Dari hasil output statistik dengan uji Mann-Whitney test di atas, maka dapat dilakukan pengujian apakah ada hubungan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif, maka perlu dilakukan uji terhadap hipotesis. 1. Hipotesis :

H1

: Ada hubungan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif di Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang.

H0

: Tidak ada hubungan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif di Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang..

2. Ketentuan : Dengan 0,05 (pengujian dua sisi) maka : H0 diterima jika : - 1.96 Zh 1.96 H0 ditolak jika : Zh > + 1.96 atau Zh < -1.96 3. Kesimpulan: Dari hasil uji U test di atas, didapat harga Zh = -3.343. dengan Asymp.sig =0.009. Dengan demikian H0 ditolak, kesimpulannya, Ada hubungan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif di Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Kardinan (2009: 28 ) tentang pengetahuan yang perlu dimiliki dalam pemberian ASI Ekslusif. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif di Desa Keboan Hasil penelitian mengenai pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif di Desa Keboan berdasarkan diagaram pie 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar yaitu 29 responden (72,5%) pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif pada kategori baik, dan hampir setengahnya yaitu 11 responden (27,5%) pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif pada kategori cukup. Pengetahuan adalah hasil dan tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Jika pengetahuan tentang suatu hal itu baik, maka seseorang akan melakukan tindakan terhadap sesuatu itu baik pula (Notoatmodjo, 2003: 127). Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan, usia dan pekerjaan (Nursalam, 2003:39). Hasil penelitian pada diagram pie 4.1 menunjukkan bahwa hampir setengahnya responden berumur 31 35 tahun yaitu sebanyak 17 responden (42,5%), dan sebagian kecil berumur <= 20 tahun yaitu 1 responden (2,5%). Menurut Notoatmojo (2005: 13) menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia maka tingkat pengetahuan akan berkembang sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang pernah didapatkannya. Hasil penelitian dan teori diatas menunjukkan adanya kesesuaian karena sebagian besar responden merupakan dewasa muda yang cukup tinggi tingkat kedewasaannya dan cukup banyak pengalaman yang didapat. Sehingga dalam cara berpikir serta pengembangan pengetahuannya cukup matang. Karena semakin matang usia ibu maka semakin banyak pengalaman yang didapat berdasarkan fakta yang telah dihadapi. Faktor pendidikan juga mempengaruhi pengetahuan

seseorang. Berdasarkan diagram pie 4.2 dapat diketahui bahwa hampir setengahnya (37,5%) responden dengan tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 15 responden, hampir setengahnya tingkat pendidikannya adalah tingkat dasar yang terdiri dari 11 responden (27,5%) lulusan SMP dan 10 responden (25,0%) lulusan SD, sebagian kecil yaitu 4 responden (10,0%) tingkat pendidikannya adalah perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan respoden terbanyak dengan pendidikan terakhir SMA sejumlah 15 responden(37,5%). Hasil penelitian dan teori di atas menunjukkan adanya kesesuaian bahwa pengetahuan ibu menyusui dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Jika

kebanyakan ibu menyusui berpendidikan SMA maka kemampuan ibu menyusui dalam menyerap informasi lebih mudah dan mempunyai tanggapan lebih rasional tentang ASI Eksklusif dibandingkan dengan ibu menyusui yang pendidikannya lebih rendah. Faktor yang ketiga adalah pekerjaan. Berdasarkan diagram pie 4.3 sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga (tidak bekerja) yaitu sebanyak 38 responden (72,5%), dan sebagian kecil yaitu 2 responden (5,0%) adalah pegawai negeri sipil. Pekerjaan merupakan kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya, melalui pekerjaan seseorang dapat berbuat sesuatu yang bernilai bermanfaat kita sendiri, bagi anggota keluarga dan diperoleh pengalaman. Faktor pekerjaan seringkali menyebabkan seseorang sibuk akan pekerjaanya (Nursalam, 2003:38). Hasil penelitian dan teori diatas menunjukkan adanya kesesuaian bahwa ibu menyusui yang tidak bekerja akan lebih mempunyai waktu dan kesempatan dalam memperoleh informasi secara langsung tentang ASI Eksklusif baik dari tenaga kesehatan melalui kegiatan posyandu atau kegiatan PKK dibandingkan dengan ibu menyusui yang bekerja. Hal ini dikarenakan ibu menyusui yang bekerja tidak mempunyai waktu untuk mendapatkan informasi serta pengetahuan tentang ASI Eksklusif secara langsung dikarenakan ibu dituntut untuk menyelesaikan pekerjaannya.

4.2.2 Pemberian ASI Eksklusif di Desa Keboan. Hasil penelitian tentang Pemberian sebagaimana diagram pie 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar yaitu 21 responden (52,5%) adalah memberikan ASI Ekslusif, dan hampir setengahnya yaitu 19

responden (48,5%) yang tidak memberikan ASI Eksklusif.


ASI eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Utami Roesli 2005:3). Pemberian ASI eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu minimal 4 bulan dan akan lebih baik lagi apabila diberikan sampai bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, dan pemberian ASI dapat diteruskan sampai ia berusia 2 tahun (Utami Roesli, 2001:1).

Berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu dari faktor internal adalah faktor keamatangan jiwa atau pikiran, hal ini bisa didasarkan pada faktor usia, sebagaimana hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hampir setengahnya responden berumur 31 35 tahun yaitu sebanyak 17 responden (42,5%), dan sebagian kecil berumur <= 20 tahun yaitu 1 responden (2,5%). Menurut Notoatmojo (2005: 13) menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia maka tingkat pengetahuan akan berkembang sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang pernah didapatkannya. Hasil penelitian dan teori diatas menunjukkan adanya kesesuaian karena sebagian besar responden merupakan dewasa yang cukup tinggi tingkat kedewasaannya dan cukup banyak pengalaman yang didapat. Sehingga dalam cara berpikir serta pengembangan pengetahuannya cukup matang. Karena semakin matang usia ibu maka semakin banyak pengalaman yang didapat berdasarkan fakta yang telah dihadapi sehingga lebih cenderung memberikan yang terbaik dalam hal ini pentingnya memberikan ASI-nya secara ekslusif pada bayinya. Faktor eksternal yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif adalah faktor pekerjaan. Berdasarkan diagram pie 4.3 sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga (tidak bekerja) yaitu sebanyak 38

responden (72,5%), dan sebagian kecil yaitu 2 responden (5,0%) adalah pegawai negeri sipil. Pekerjaan merupakan kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya, melalui pekerjaan seseorang dapat berbuat sesuatu yang bernilai bermanfaat kita sendiri, bagi anggota keluarga dan diperoleh pengalaman. Faktor pekerjaan seringkali menyebabkan seseorang sibuk akan pekerjaanya (Nursalam, 2003:38). Hasil penelitian dan teori diatas menunjukkan adanya kesesuaian bahwa ibu menyusui yang tidak bekerja akan lebih memiliki waktu dan kesempatan dalam membreikan ASI secara eksklusif dibandingkan dengan ibu menyusui yang bekerja yang cenderung waktunya sudah tersita untuk menyelesaikan pekerjaannya. 4.2.3 Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Ekslusif dengan Pemberian ASI Ekslusif di Desa Keboan Hasil tabel 4.1. yaitu tabel tabulasi silang pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang pada 30 Juni 20 Juli 2010 menunjukkan bahwa hubungan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Ekslusif dengan pemberian ASI ekslusif di Desa Keboan. Untuk responden dengan pengetahuan baik sebanyak 29 responden terdiri dari yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 20 responden (57,1%) dan 9 responden (42,9%) tidak memberikan ASI Eksklusif. Sedangkan menyusui dengan pengetahuan cukup sebanyak 11 responden terdiri dari 10 responden (90,9%) yang tidak memberikan ASI Eksklusif, dan memberikan ASI Ekssklusif Secara analitik dibuktikan melalui uji Mann Whitney hubungan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Ekslusif dengan Pemberian ASI Ekslusif di Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang. sebanyak 1 responden (2,5%)

Dari hasil uji U test di atas, didapat harga Zh = -3.343. dengan Asymp.sig =0.009. Dengan demikian H0 ditolak, kesimpulannya, Ada hubungan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif di Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Kardinan (2009: 28 ) tentang pengetahuan yang perlu dimiliki dalam pemberian ASI Ekslusif. Pengetahuan tentang ASI Esklusif merupakan aspek penting bagi ibu menyusui dalam memberikan ASI kepada bayi secara ekslusif, dengan pengkajian pengetahuan berarti dapat membantu ibu menyusui dalam secara eksklufi kepada bayinya. Ibu menyusui yang berpengetahuan baik akan cenderung berperilaku baik, benar dan tepat. Jika ibu menyusui belum atau kurang berperilaku baik dikarenakan ketidaktahuan, maka sebagai tenaga medis haruslah melakukan pengkajian pengetahuan serta pemberian informasi tentang ASI Eksklusif, sehingga ibu menyusui cenmderung memberikan ASI Eksklusif sesuai dengan pengetahuannya bahwa ASI eksklusif sangat penting bagi bayi. Selain itu pemberian ASI Ekslusif harus dilandasi pentingnya kebutuhan bayi akan ASI secara Eksklusif. Hasil penelitian dan teori yang mendukung tentang keterkaitan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Ekslusif dengan Pemberian ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang dapat peneliti simpulkan bahwa pengetahuan yang baik akan mendorong seseorang untuk berupaya semaksimal mungkin untuk berperilaku secara baik sesuai dengan pengetahuannya. Jika pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Ekslusif masih kurang maka perlu dilakukan pengkajian tentang ASI Ekslusif dengan cara pennyuluhan, penyampaian materi ASI Eksklusif oleh tenaga kesehatan ketika kegiatan posyandu dan PKK. Pengetahuan yang baik dan memadai tentang ASI Eksklusif akan membantu ibu untuk bertanggung jawab terhadap anaknya yakni tetap berupaya

semaksimal mungkin memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya demi pertumbuhan dan perkembangan bayi secara normal.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan Ada hubungan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif dengan pemberian

ASI eksklusif di Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang dapat disimpulkan bahwa :
1.

Pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Ekslusif

sebagian besar (72,5%) adalah baik sebanyak 29 responden dari 40 responden.


2.

Sebagian besar ibu menyusui (52,5%) memberikan

ASI secara ekslusif sebanyak 21 responden.


3.

Adanya hubungan pengetahuan ibu menyusui tentang

ASI Eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif di Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang

5.2 Saran
1.

Bagi Ibu Menyusui Diharapkan ibu menyusui selalu termotivasi untuk tetap memberikan yang terbaik bagi bayinya dengan cara memberikan ASI secara eksklusif pada bayi baik ibu menyusui itu sedang bekerja atau tidak.

2. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dalam penerapan tentang teori penelitian yang telah diterima agar lebih mendalam penyelesaian studi kasus mulai dari pencarian data, perumusan masalah hingga evaluasi. Hasil studi ini juga diharapkan dapat menjadi pemicu bagi para peneliti untuk memberikan informasi yang mendalam tentang pentingnya ASI Eksklusif. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya hendaknya lebih mampu mengembangkan penelitian yang dilakukan dengan memperluas dan memperbesar sample

dan menggunakan instrumen yang yang telah teruji serta pengolahan data menggunakan analisa yang lebih selektif agar dapat diperoleh hasil yang lebih representatif. 4. Bagi Institusi Pendidikan Menambah buku buku dan literature tentang pengetahuan ASI Ekslufi yang terkait dengan Pemberian ASI Eksklusif.

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KB IUD DENGAN PEMILIHAN PEMAKAIAN KB IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG KECAMATAN BARENG KABUPATEN JOMBANG
TAHUN 2010 Oleh: SONYA R. SABHATINNI

KB IUD adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus. IUD merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus dan lentur, dengan demikian dapat mengurangi kesempatan ovum dan sperma bertemu dan menghambat terjadinya pembuahan. Dalam pemilihan KB IUD faktor pengetahuan merupakan aspek penting, dengan pengetahuan berarti dapat membantu ibu menyusui dalam memilih dan memutuskan memilih KB IUD secara benar dan tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu menyusui tentang KB IUD dengan pemilihan pemakaian KB IUD di wilayah kerja Puskesmas Bareng Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang. Desain penelitian ini adalah analitik cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Bareng, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang sebanyak 32 orang, tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Variabel independent adalah pengetahuan ibu menyusui tentang KB IUD dan variabel dependent adalah pemilihan pemakaian KB IUD. Analisa data dengan menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian didapatkan bahwa 8 ibu menyusui yang mempunyai pengetahuan cukup dan memilih memakai KB IUD. Dan hasil uji chi square didapatkan bahwa 2 hitung > 2 tabel yaitu 8,293 > 5,991 yang artinya ada hubungan pengetahuan ibu menyusui tentang KB IUD dengan pemilihan pemakaian KB IUD di wilayah kerja Puskesmas Bareng Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang. Berdasarkan hasil penelitian Diharapkan ibu menyusui akan termotivasi untuk berpartisipasi dalam memilih alat kontrasepsi yang berjangka panjang salah satunya KB IUD dengan cara mencari informasi tentang alat kontrasepsi melalui membaca koran, majalah, menonton televisi, mendengarkan radio, bertanya kepada tenaga kesehatan tentang KB IUD.
Kata kunci: Pengetahuan, Ibu Menyusui, Pemilihan Pemakaian KB IUD

You might also like