You are on page 1of 19

AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat, penyertaan dan bimbingan-Nya, penulis dapat menyusun serta menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini kami buat agar para pembaca dapat mengetahui dan memahami audit siklus akuisisi dan pembayaran. Audit pada siklus ini memerlukan pemahaman tentang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dan utang usaha. Penulisan ini juga tidak terlepas dari bantuan serta dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Wiwi Idawati, SE, M.Si., Ak, selaku Dosen Pemeriksaan Akuntansi 2, yang telah memberikan pengarahan, pengetahuan, serta dukungan selama pembuatan makalah ini. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua responden yang telah ikut mendukung dalam setiap proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam materi maupun teknik penulisannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya. Terima kasih.

Jakarta, Maret 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan membicarakan siklus transaksi yang ketiga yaitu Siklus Perolehan dan Pembayaran. Lebih lanjut, dalam bab ini akan membahas cara untuk memperkirakan seberapa bagusnya pengendalian resiko dan merancang test of control serta substantive tests untuk setiap jenis transaksi yang termasuk dalam siklus perolehan dan pembayaran. Sebelum kita mempelajari cara memperkirakan seberapa bagusnya pengendalian resiko dan merancang test of control serta substantive test suntuk setiap jenis transaksi yang termasuk dalam siklus perolehan dan pembayaran, kita harus paham mengenai dua hal. Pertama, pentingnya mengetahui tentang jenis-jenis transaksi yang terlibat dan saldonya pada perusahaan sejenis. Kedua, karena sebagian besar kegiatan audit pada siklus perolehan dan pembayaran melibatkan dokumen dan catatan, amat penting bagi kita untuk memahami jenis dokumen dan catatan yang digunakan.

BAB II ISI 2.1. AKUN DAN KLASIFIKASI TRANSAKSI DALAM SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN Tujuan keseluruhan didalam audit siklus perolehan dan pembayaran yaitu untuk mengevaluasi apakah akun yang dipengaruhi oleh perolehan barang dan jasa dan apakah pengeluaran kas untuk perolehan tersebut secara wajar disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum.

Skema akun dalam siklus akuisisi dan pembayaran

Kas di bank Utang dagang pengeluaran kas Akuisisi barang retur dan dan jasa cadangan pembelian Diskon pembelian

Pembelian bahan baku

Retur dan cadangan pembelian

Aset tetap

Diskon pembelian

Beban dibayar dimuka

Akun pengendali beban manufaktur Akun pembantu Perbaikan dan pemeliharaan Pajak Perlengkapan Biaya angkut Utilitas

Akun pengendali beban penjualan Akun pembantu Komisi Beban perjalanan Beban pengiriman Perbaikan Periklanan

Akun pengendali beban administratif Akun pembantu Perlengkapan Perjalanan pejabat Biaya legal Biaya audit Pajak

Skema diatas menunjukkan bahwa ada 3 kelompok transaksi yang termasuk kedalam siklus itu : 1. 2. 3. Perolehan barang dan jasa Pengeluaran kas Retur dan cadangan pembelian serta potongan pembelian.

Terdapat 10 akun yang termasuk dalam siklus akuisisi dan pembayaran dalam skema diatas. Untuk menyederhanakannya, kita hanya menampilkan pengendali untuk tiga kategori biaya yang paling banyak digunakan oleh perusahaan. Skema diatas menunjukkan bahwa setiap transaksi akan didebet atau dikredit ke utang dagang.

2.2. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS TERKAIT

BESERTA DOKUMEN DAN CATATAN

Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan setiap keputusan dan proses yang diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa guna menjalankan operasi perusahaan. Siklus tersebut biasanya dimulai dengan pengajuan permintaan pembelian oleh seorang pegawai berwenang yang membutuhkan barang atau jasa dan berakhir dengan pembayaran utang dagang. Dalam tabel dibawah ini ada 3 fungsi yang terjadi disetiap bisnis ketika membukukan siklus perolehan dan pembayaran.

Tabel : Kelompok Transaksi, Akun, Fungsi Bisnis, serta Dokumen dan Catatan Terkait untuk Siklus
Klasifikasi
transaksi

Akuisisi

Akun Fungsi-Fungsi bisnis Persediaan Pemprosesan pesanan pembelian Aset tetap Beban dibayar dimuka Peningkatan sewa guna Penerimaan barang dan jasa Utang dagang Beban manufaktur Pengakuan utang Beban penjualan Beban administrasi

Dokumen dan pencatatan permintaan pembelian Pesanan pembelian Laporan penerimaan Faktur dari vendor Memo debet Voucher Berkas transaksi akuisisi Jurnal atau daftar akuisisi Berkas utama utang dagang Neraca saldo utang dagang Laporan dari vendor Cek Berkas transaksi pengeluaran kas Jurnal atau daftar pengeluaran kas

Pengeluaran kas Kas di bank Utang dagang Diskon pembelian

Pemprosesan dan pencatatan Pengeluaran kas

Proses Pesanan Pembelian Pemintaan barang atau jasa oleh pegawai klien adalah titik awal dari siklus. Formulir permintaan dan persetujuan yang diwajibkan tergantung pada sifat barang dan jasa serta kebijakan perusahaan.

Permintaan pembelian adalah permintaan akan barang dan jasa oleh pegawai yang berwenang.

Pesanan Pembelian adalah dokumen yang mengidentifikasikan deskripsi, jumlah, dan informasi terkait untuk barang dan jasa yang hendak dibeli oleh perusahaan. Dokumen ini seringkali digunakan untuk menunjukkan otorisasi guna mndapatkan barang dan jasa.

Penerimaan Barang Dan Jasa Penerimaan barang dan jasa oleh perusahaan yang berasal dari pemasok merupakan titik kritis dalam siklus ini, sebab pada saat inilah kebanyakan perusahaan pertama kali mengakui timbulnya kewajiban sehubungan dengan perolehan tersebut didalam catatan

mereka. Laporan penerimaan barang adalah dokumen yang dibuat pada saat barang berwujud diterima yang menunjukan deskripsi tentang barang, jumlah yang diterima, tanggal penerimaan dan data lain yang relevan.

Pengakuan Kewajiban Pengakuan kewajiban yang memadai untuk setiap penerimaan barang dan jasa mengharuskan pencatatan yang akurat dan tepat. Faktur Vendor Dokumen yang menunjukkan hal-hal seperti deskripsi serta jumlah barang dan jasa yang diterima, harga ( termasuk ongkos angkut), syarat potongan tunai, dan tanggal penerimaan kas. Faktur merupakan dokumen penting karena menyebutkan jumlah uang yang menjadi hak pemasok atas perolehan tertentu.

Memo Debet. Dokumen yang menunjukkan pengurangan jumlah yang menjadi hak pemasok karena pengembalian barang atau pengurangan harga. Seringkali memo debet mempunyai bentuk umum untuk sama seperti faktur pemasok, tetapi memo itu mendukung pengurangan hutang usaha bukan penambahan.

Voucher Biasanya digunakan oleh organisasi sebagai sarana formal pencatatan dan pengendalian perolehan. Voucher ini meliputi map atau folder yang berisi dokumen atau paket dokumen yang relevan seperti pesanan pembelian, tembusan slip pengepakan, laporan penerimaan barang, dan faktur pemasok.

Berkas Transaksi Akuisisi Berkas yang dihasilkan melalui komputer yang meliputi semua transaksi pembelian. Berkas tersebut meliputi semua informasi yang dimasukkan kedalam sistem dan mencakup informasi untuk setiap transaksi, seperti nama pemasok, tanggal, jumlah, kelompok akun, serta deskripsi dan jumlah persediaan yang dibeli.

Jurnal atau Daftar Akuisisi Laporan yang dihasilkan dari berkas transaksi perolehan yang biasanya mencakup nama pemasok, tanggal, jumlah, dan kelompok akun untuk setiap transaksi seperti perbaikan dan pemeliharaan, persediaan dan utilitas.

Berkas Utama Hutang Dagang Berkas untuk mencatat masing masing perolehan, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan harga perolehan untuk masing-masing pemasok.

Neraca Saldo Hutang Dagang Berisi daftar jumlah hutang ke pemasok atau untuk setiap faktur atau voucher pada satu titik tertentu. Neraca Saldo itu disusun langsung dari berkas induk hutang usaha.

Laporan Vendor Disusun setiap bulan pelh pemasok yang menunjukkan salo awal, perolehan, retur dan pengurangan harga, pembayaran ke pemasok dan saldo akhir.

Pemrosesan dan Pencatatan Pengeluaran Kas. Cek Dokumen yang digunakan untuk membayar setiap perolehan saat pembayaran jatuh tempo. Setelah cek ditandatangani oleh yang berwenang, maka cek itu sudah merupakan aktiva. Berkas Transaksi Pengeluaran Kas Berkas yng dikeluarkan oleh komputer yang meliputi semua transaksi pengeluaran kas yang diproses oleh sistem akuntansi untuk periode tertentu seperti sehari, seminggu, sebulan. Berkas tersebut meliputi jenis informasi sama yang dibahas pada berkas transaksi perolehan. Jurnal atau Daftar Pengeluaran Kas.

Laporan yang dihasilkan dari berkas transaksi pengeluaran kas yang meliputi semua transaksi untuk periode waktu tertentu. Transaksi sama, yang meliputi semua informasi yang relevan, tercakup dalam berkas induk hutang usaha / dagang dan buku besar. 2.3. PENGARUH E-COMMERCE DALAM SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN Perusahaan menggunakan Internet dan alternatif e-commerce lain untuk memproses akuisisi barag dan jasa dan proses lainnya yang berhubungan dengan manajemen rantai pasokan (supply-chain management). Sementara EDI digunakan Seama bertahun tahun oleh pemasok dan pelanggan besar, teknologi berbasis Internet sekarang juga dapat menghubungkan pemasok dan pelanggan kecil secara elektronik. Informasi mengenai deskripsi produk, harga, skedul pengiriman, dan informasi lain tersedia dalam Internet melalui situs jejaring pemasok dan basis data lain yang mudah diakses. Agen pembelian mengakses informasi tentang produk yang diperlukan sebelum membuat keputusan akuisisi. Beberapa perusahaan menggunakan jejaring ekstra, yaitu jejaring pribadi yang dibangun berdasarkan teknologi Internet, sehingga penjual dan pembeli dapat berkomunikasi dan melakukan bisnis secara langsung dalam pengaturan yang aman. Pemakain jejaring ekstra ini memudahkan dalam melakukan bisnis dengan rekan bisnis jarak jauh yang sebelumnya bukan merupakan rekan yang diperhitungkan. Bahkan perusahaan yang saling bersaing dalam penjualan barang dan jasa dapat bekerja sama untuk membangun pasar satu lini yang mengintegrasikan penjual biasa. Perusahaan lain menggunakan lelang business-to-business yang dipandu melalui Internet untuk bernegosiasi dalam hal pembelian barang dan jasa yang diperlukan dalam lelang terbuka. Terdapat bermacam macam jenis lelang, beberapa lelang dilakukan oleh pihak ketiga (spesialis) yang independen, sedangkan yang lainnya dilakukan sendiri oleh perusahaan penjual. Banyak yang menyebutkan bahwa penggunaan Internet untuk mendapatkan barang dan jasa akan menghasilkan efisiensi pasar dan harga lebih murah karena pasar tersebut mempertemukan lebih banyak pembeli dan penjual yang bisa bernegosiasi untuk penjualan

dan pembelian barang dan jasa. Selain itu, penggunaan Internet untuk pembelian barang dan jasa menyebabkan pengiriman dilakukan lebih cepat karena adanya penghematan waktu akibat pemesanan pembelian secara online. Ketersediaan barang dan jasa serta informasi lain secara online, seperti informasi status pesanan, membantu mengurangi biaya terkait penggajian yang berhubungan dengan layanan pelanggan dan fungsi penjualan lainnya. 2.4. METODOLOGI DESAIN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI Dalam audit tertentu, akun yang paling banyak menyita waktu untuk diverifikasi dengan pengujian substantif atas perincian saldo adalah piutang dagang, persediaan, aset tetap, utang dagang dan akun beban. Dari kelima akun tersebut, ada empat yang berhubungan langsung dengan siklus akuisisi dan pembayaran. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran dibagi menjadi dua wilayah besar, yaitu :
1.

Pengujian Akuisisi, yang meliputi tiga dari empat fungsi bisnis;

pemrosesan pesanan pembelian, penerimaan barang dan jasa, dan pengakuan utang.
2.

Pengujian Pembayaran, yang meliputi fungsi keempat, yaitu pemrosesan

dan pencatatan pengeluaran kas. Memahami Pengendalian Internal Auditor mendapatkan pemahaman tentang pengendalian internal untuk siklus akuisisi dan pembayaran sebagai bagian dari proses prosedur penilaian risiko. Hal ini dilakukan dengan mempelajari diagram alur klien, menelaah kuesioner pengendalian internal, dan melakukan pengujian garis besar terhadap transaksi akuisisi dan pengeluaran kas. Menilai Risiko Pengendalian Terencana Terdapat otorisasi dari pembelian, pemisahan penanganan penerimaan barang dengan fungsi lainnya, pencatatan tepat waktu dan penelaahan transaksi secara independen, dan otorisasi pembayaran kepada vendor. 1. Mengotorisasi Pembelian

Otorisasi yang memadai atas pembelian merupakan bagian utama dari fungsi ini sebab otorisasi akan menjamin bahwa setiap barang dan jasa yang dibeli memang sesuai dengan kepentingan perusahaan dan mencegah pembelian barang yang berlebihan sehingga tidak diperlukan. 2. Memisahkan Tanggung Jawab Aset dari Fungsi Lainnya Kebanyakan perusahaan mempunyai bagian atau departement penerimaan barang yang bertugas membuat laporan penerimaan sebagai bahan bukti barang sudah diterima dan diperiksa. Untuk mencegah terjadinya pencurian dan penyalahgunaan, penting bahwa barang tersebut diawasi secara fisik sejak saat penerimaan sampai penggunaanya. Pencatatan akuntansi perlu memindahkan tanggung jawab terhadap barang setiap kali dipindahkan, dari penerimaan ke penyimpanan, dari penyimpanan ke pabrik, dll. 3. Melakukan Pencatatan Tepat Waktu dan Penelaahan Independen atas Transaksi Dalam beberapa perusahaan, pembukuan kewajiban akibat pembelian dibuat berdasarkan penerimaan barang dan jasa, dan diperusahaan lain, kewajiban ditunda sampai faktur vendor diterima. Dalam kedua kondisi ini, bagian utang dagang umumnya bertanggung jawab memberikan verifikasi atas kewajaran akuisisi. Pengendalian penting dalam utang dagang dan bagian teknologi informasi merupakan syarat bahwa penanggung jawab pencatatan akuisisi tidak memiliki akses terhadap uang tunai, surat berharga, dan aset lainnya. 4. Mengotorisasi Pembayaran Pengendalian atas pengeluaran kas yang paling penting meliputi :

Penandatanganan cek oleh personel dengan otoritas yang memadai. Pemisahan tanggung jawab atas penandatanganan cek dan penjalanan fungsi utang dagang.

Pemeriksaan dokumen pendukung secara seksama pada waktu cek ditandatangani oleh personel yang menandatangani cek tesebut.

Cek harus bernomor urut untuk memudahkan dalam menghitung seluruh cek dan dicetak di atas kertas khusus sehingga nama penerima dan jumlahnya sulit diganti. Menentukan Lingkup Pengujian Pengendalian Setelah auditor mengidentifikasi pengendalian internal utama dan defisiensinya, mereka harus mengidentifikasi risiko pengendalian. Ketika auditor ingin bergantung pada pengendalian agar risiko pengendalian berada di bawah batas maksimal yang ditetapkan, auditor melakukan pengujian pengendalian untuk mendapatkan bukti bahwa pengendalian beroperasi secara efektif. Setelah efektivitas ini meningkat dan didukung oleh pengujian pengendalian tambahan, auditor dapat mengurangi pengujian substantif. Mendesain Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi Untuk Pembelian Empat dari enam tujuan audit terkait transaksi memerlukan perhatian lebih mendalam. Benar atau tidaknya akun aset, utang, dan biaya bergantung pada benar atau tidaknya pencatatan transaksi dalam jurnal akuisisi, terutama yang berkaitan dengan keempat tujuan berikut ini.
1. Pencatatan Akuisisi Dilakukan saat Barang atau Jasa Diterima, Konsisten

dengan Kepentingan Klien (Keterjadian) Jika auditor menganggap pengendalian memadai untuk tujuan ini, maka pengujian transaksi yang tidak benar dan transaksi yang tidak benar benar terjadi dapat dikurangi secara signifikan. Pengendalian yang memadai dapat mencegah adanya pencatatan yang tidak benar, terutama duplikasi pencatatan akuisisi. Selain itu juga menghindari terjadinya pelanggaran terhadap pencatatan biaya atau transaksi yang bertujuan lebih menguntungkan individu. 2. Akuisisi yang Benar Terjadi Telah Dicatat (Kelengkapan)

Kurang lengkapnya pencatatan atas akuisisi barang dan jasa akan mempengaruhi saldo utang dagang dan dapat menyebabkan lebih saji pada laba dan modal pemilik. Dalam beberapa audit, pengujian ini sulit dilakukan, sehingga auditor harus mengandalkan pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk tujuan tersebut. 3. Akuisisi Dicatat Secara Akurat (Akurasi) Lingkup pengujian perincian akun neraca dan beban bergantung pada evaluasi auditor terhadap efektivitas pengendalian internal atas akurasi pencatatan transaksi akuisisi. Sebagai contoh, jika auditor yakin bahwa transaksi aset tetap dicatat dengan benar dalam jurnal akuisisi, maka pengujian perincian transaksi tidak perlu memakan waktu yang lama dibandingkan jika pengendalian tidak memadai. 4. Akuisisi Diklasifikasikan dengan Benar (Klasifikasi) Pengujian perincian akun individu tertentu dapat dikurangi jika auditor yakin bahwa pengendalian internal telah memadai untuk memastikan kebenaran klasifikasi dalam jurnal akuisisi. Bagi auditor, melakukan pengujian terhadap dokumen akuisisi aset tetap dan akun beban untuk memastikan akurasi dan klasifikasi dilakukan dengan benar cukup memakan waktu. Oleh karena itu, jika pengendalian dilakukan secara efektif, maka hal ini akan sangat menghemat waktu auditor. Mendesign Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Subtabtif Atas Transaksi Untuk Pengeluaran Kas Pengendalian dan prosedur audit yang memisahkan pengeluaran kas dan jurnal akuisisi harus dilakukan. komentar terhadap metode dan proses pengembangan prosedur audit untuk akuisis juga berlaku untuk pengeluaran kas. Auditor biasanya melakukan pengujian terhadap pembelian dan pengeluaran kas sekaligus. Pengambilan Sampel Atribut Atas Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Subtantif Atas Transaksi

Pentingnya pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk akuisisi dan pengeluaran kas, maka penggunaan sampel atribut biasa dilakukan. Terdapat tiga perbedaan pentinmg dalam akuisisi pembayaran jika dibandingkan dengan siklus lainnya, yaitu:
1. Terdapat sejumlah besar akun yg terlibat dalam siklus ini, termasuk laporan laba

rugi dan neraca. Potensi salah saji meningkat pada terjadinya klasifikasi, yang kemungkinan besar akan mempengaruhi pendapatan.
2. Siklus untuk transaksi membutuhkan penilaian, seperti dalam biaya sewa guna

usaha dan biaya konstruksi. Penilaian ini dpat meningkatkan kemungkinan salah saji.
3. Jumlah uang masing-masing transaksi dalam siklus memiliki cakupan luas.

Akibatnya auditor biasanya memisahkan jumlah yang bernilai besar atau tidak lazim dan melakukan pengujian atas seluruh bagian tersebut. 2.5. METODOLOGI DESIGN PENGUJIAN PERINCIAN SALDO UTANG DAGANG Utang dagang merupakan kewajiban yang belum dijalankan untuk barang dan jasa yang di terima dalam suatu aktivitas bisnis. Utang dagang harus dipisahkan dari utang akrual dan kewajiab dengan bunga. Suatu kewajiban utang dagang jika total jumlah dari kewajiabn tersebut diketahui dan terutang pada tanggal neraca.
Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang Mempengaruhi Utang Dagang

(Tahap I) Usaha untuk menyelaraskan pembelian barang dan jasa, termasuk penekanan pada pembelian persedian just-in-time (JIT) meningkatkan adanya pembagian informasi dengan penjual dan pemanfaatan teknologi dan e-commerce untuk transaksi bisnis, mengubah seluruh aspek siklus akuisisi dan pembayaran pada banyak perusahaan.

Pemfokusan pada pengembangan logistic atas perpindahan persediaan secara fisik ke seluruh rantai distribusi perusahaan dapt mempersulit penetapan pisahan batas yang efektif atas saldo utang dagang pada akhir tahun. Menetapkan Salah Saji Yang Dapat Diterima Dan Menilai Resiko Bawaan (Tahap I) Seperti halnya piutang dagang, transaksi yang berjumlah besar dapat mempengaruhi utang dagang. saldo transaksi tersebut biasanya berjumlah besar, dihasilkan dari banyak vendor, dan biaya auditnya juga relative mahal. untuk alas an ini biasanya auditor menetapkan salah saji yang dapt diterima yang tinggi untuk utang dagang. Menilai Resiko Pengendalian dan Mendesain serta Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Subtantif atas Transaksi (Tahap I dan II) Pengujian subtantif akhir dari auditor bergantung pada efektivitas relative pengendalian internal yang terkait dengan utang. Oleh karena itu , auditor harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang hubungan antara pengendalian dan utang dagang. Pengendalian yang aling penting atas rekening utang dan pengujian pengendalian serta pengujian subtantif transaksi. Selain pengendalian, personel yang independen atau program computer perlu merekonsiliasi laporan vebdor dengan pencatatan utang setiap bulan. dan merekonsiliasiberkas utama utang dan buku besar. setelah menilai risiko pengendalian dan pengujian subtantif transaksi untuk akuisisi dan pengeluaran kas.
Mendesain dan Melakukan Prosedur Analitis (Tahap III)

Penggunaan prosedur analitis sangat penting dalam siklus akuisisi dan pembayaran seperti pada siklus alinnya. Auditor harus membandingkan total beban tahun berjalan dengan tahun sebelumnya untuk mengungkap salah saji dalam utang dagang dan akun beban. Maka salah saji dari akun beban biasanya juga menghasilkan kesalahan dalam pencatatan utang. Oleh karena itu, membandingkan beban tahun berjalan seperti

sewa, utilitas, dan tagihan rutin lainnya dengan tahun-tahun sebelumnya merupakan prosedut efektif untuk menganalisa utang ketika beban dari tahun ke tahun relative stabil. Mendesain dan Melakukan Pengujian Perincian Saldo Utang Dagang (Tahap III) Terdapat perbedaan penting dalam pemfokusan audit atas utang dan asset. ketika auditor melakukan verifikasi terhadap asset, mereka berfokus pada lebih saji melalui verifikasi oleh konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dokumen pendukung. Auditor tidak boleh mengabaikan kemungkinan asset yang kurang saji, tetapi harus lebih peduli pada lebih saji. Sementara itu, pendekatan yang berlawanan di tetapkan dalam melakukan verifikasi saldo utang, yaitu focus utamanya dalah pada kurang saji atau penghapus bukuan utang. Auditor harus menghindari penekanan yang terlalu besar pada lebih saji atas modal pemilik dengan mengabaikan kurang saji. Apabila asset secara konsisten adalah kurang saji dan utang secara konsisten adalah lebih saji pada sebagian besar perusahaan yang di audit, maka nilai pegambilan keputusan dari informasi laporan keuangan cenderung menurun. PENGUJIAN UTANG LEWAT WAKTU

Memeriksa Dokumen Terkait Untuk Pengeluaran Kas Setelah Tanggal Pelaporan. Auditor memeriksa dokumen terkait untuk pengeluaran kas setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah pengeluaran kas berada paada periode utang yang bersangkutan. Jika berada pada periode bersangkutan, maka auditor harus menelusuri apakah pengeluaran kas tersebut sudah dimasukkan dalam neraca saldo utang dagang.

Memeriksa Dokumen Terkait Dengan Penagihan Yang Tidak Dibayar Selama Beberapa Minggu Setelah Akhir Tahun Dalam audit untuk tahun yang berakhir tanggal 31 maret, diasumsikan auditor memeriksa dokumen pendukung untuk pembayaran cek sampai taanggal 28 juni.

Tagihan yang masih belum dibayar pada 28 juni harus diperiksa untuk menetapkan apakah tagihan itu termasuk dalam tagihan tanggal 31 maret.

Menelusuri Laporan Penerimaan Yang Diterbitkan Sebelum Akhir Tahun Untuk Faktur Vendor Terkait Seluruh barang dagangan yang diterima sebelum akhir tahun pada satu periode

akuntansi harus dimasukkan dalam utang dagang. Auditor dapat menguji kewajiban yang tidak tercatat dengan menelusuri laporan penerimaan yang diterbitkan dalam faktur vendor dan memastikannya sudah masuk dalam utang dagang.

Menelusuri Saldo Laporan Vendor Sesuai Dengan Neraca Saldo Utang Dagang. Jika klien menyimpan berkas laporan vendor, maka auditor dapat menelusuri laporan yang menunjukkan saldo pada tanggal neraca untuk memastikan bahwa saldo tersebut sudah termasuk dalam utang dagang

RELIABILITAS BUKTI Auditor perlu memahami pentingnya reliabilitas dari tiga bukti utama yang biasanya digunakan dalam melakukan verifikasi utangdagang, yaitu : Faktur vendor, Laporan vendor, dan Konfirmasi. Pengertian Faktur Vendor Faktur Vendor adalah perincian sejumlah pembelian barang. Auditor akan mendapatkan bukti kuat atas transaksi ketika memeriksa faktur vendor dan dokumen terkait, seperti laporan penerimaan dan pesanan pembelian. Pengertian Laporan Vendor Laporan Vendor adalah Saldo Akhir utang yang dimiliki perusahaan. Laporan vendor lebih baik dalam melakukan verifikasi utang dagang karena memasukkan saldo akhir hutang. Pengertian Konfirmasi

Konfirmasi adalah penanyaan langsung kepada pihak ketiga. Konfirmasi ini berguna untuk memastikan akun saldo hutang yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan bebas dari salah saji material. Dari kesimpulan di atas kita dapat mengetahui perbedaan antara faktu vendor dengan laporan vendor dan perbedaan antara laporan vendor dengan konfirmasi.
1.

Perbedaan Antara Faktur Vendor Dengan Laporan Vendor

Faktur vendor yaitu data mengenai pembelian barang meliputi jumlah unit yang dibeli, harga barang, ongkos angkut, atau data lain-lain. Sedangkan laporan vendor laporan data atau informasi mengenai saldo akhir hutang yang dimiliki perusahaan.
2.

Perbedaan Antara Laporan Vendor Dengan Konfirmasi

Perbedaan utama antara laporan vendor dan konfirmasi utang dagang adalah sumber informasinya. Laporan vendor dibuat oleh vendor (pihak ketiga independen), tetapi ada di tangan klien pada saat di periksa auditor, Klien memiliki kesempatan untuk menggantikan laporan vendor atau menahan laporan vendor tertentu agar tidak ditemukan auditor sedangkan konfirmasi informasi yang diberikan oleh pihak ketiga langsung dikirim ke KAP-nya. Saat auditor memeriksa laporan vendor atau menerima konfirmasi, Harus dilakukan rekonsiliasi atas laporan ataukonfirmasi dengan daftar utang dagang. Perbedaannya sering terjadi karena persediaan dalam perjalanan, cek sudah dikirimkan oleh klien, tetapi belum diterima vendor pada tanggal neraca. 3. Jumlah Sampel

Sampel untuk pengujian utang dagang dapat bervariasi, bergantung pada faktor materialitas utang dagang, jumlah utang beredar, resiko audit yang diketahui, hasil audit tahun sebelumnya jika perusahaan ini pernah diaudit dan sistem internal control perusahaan.

BAB III KESIMPULAN

You might also like