You are on page 1of 7

CARA APLIKASI HEBISIDA Cara aplikasi herbisida dapat dilakukan antara lain: a.

Terbatas dalam bentuk jalur (strip) atau piringan (crycle). Herbisida digunakan untuk tempat terbatas, misalnya jalur karet, jalur penempatan pupuk, piringan pohon karet atau kelapa sawit b. Langsung atau terarah (directed), Herbisida langsung diarahkan kepada gulma atau tanah, untuk mengurangi kontak langsung dengan tanaman. c. Menyenyeluruh (blanket,overall). Penyemprotan secara menyeluruh dan merata pada seluruh areal. Misalnya pengendalian alang alang,sembung rambat dan lain lain. d. Diatas tanaman (overhad). Penyemprotan dilakukan menyeluruh di atas tanaman dengan herbisida selektif. Misalnya pengendalian gulma pada padi sawah, jagung, dan lain lain.

Aplikasi herbisida akan berhasil dengan baik, apabila regu atau karyawan yang melakukan pengendalian gulma telah mengikuti latihan aplikasi herbisida. Hal itu untuk menghindari tidakmeratanya sewaktu melakukan aplikasi herbisida, kesalahan pemilihan herbisida yang akan dipakai, jenis alat pemercik yang digunakan, serta kurang efisien yang mereka lakukan. Untuk mencapai hasil yang optimal, maka ada tiga factor yang harus diperhtikan yakni : a. Lebar semprotan b. Tekanan alat semprot c. Kecepatan jalan penyemprotan Setiap penyemprot harus dilatih sampai benar benar trampil untuk menguasai ketiga factor tersebut.

Alat semprot Alat semprot yang digunakan untuk herbisida berupa cairan tau diencerkan denganzat cair atau air, adalah alat semprot punggung (knapsack sprayer) yang bertekanan tinggi dari mist blower. Namun harus diingat apakah cukup efisien alat semprot tersebut sewaktu digunakan dan membahayakan bagi tanaman utama. Alat semprot yang banyak dipakai dalam praktek adalah alat semprot punggung dengan tekanan rendah misalnya dengan nama dagang, SOLO,KEF,Pakabak atau CP.3.Herbisida berupa butiran disebar dengan tangan atau dengan alat penabur. Keuntungan herbisida butiran ialah tidak perlu alat yang khusus.

Lebar semprotan Lebar semprotan ditentukan oleh jenis alat pemercik, tingginya alat pemercik di atas tanah dan tekanan yang ada dalam tangki alat semprot. Jumlah larutan herbisida yang keluar persatuan waktu, halus atau kasar embun semprotan dipengaruhi selain oleh tekanan dalam tangki juga oleh jenis alat pemercik. Ada tiga jenis alat pemercik yang didasarkan atas bentuk semprotan yaitu : a. Bentuk semprotan berupa kipas (fan) apabila disemprotkan pada permukaan yang datar berupa garis lurus. Contohnya adalah: - Fan-flat nozzle - Flood-jet nozzle (polijet tip buatan ICI). b. Bentuk semprotan berupa kerucut (solid-cone) Apabila disemprotkan pada permukaan yang datar berupa bulatan yang penuh antara lain : - Solid-cone nozzle c. Bentuk semprotan yang berupa kerucut yang tengahnya kosong (hollow-cone). Apabila disemprotkan pada permukaan yang datar berupa bulatan yang tengahnya kosong. -Hollow-cone nozzle. Alat pemercik yang paling cocok untuk aplikasi herbisida adalah : Fan-Flat dan Flood-jet nozzle. Polijet tip nozzle dapat dibeli di toko dengan 4 macam warna. Warna alat pemercik ini menunjukkan output larutan yang keluar dan lebar semprotan yang terjadi (Tabel 3). Cara aplikasi herbisida dengan alat pemercik tersebut, penyemprot berjalan lurus ke depan dengan tidak menggerakkan atau mengayunkan tangkai penyemprot ke kiri atau ke kanan. Sedangkan pemakaian solid-cone nozzle hanya untuk penyemprotan setempat (spot-spraying), namun kalau alat pemercik ini tidak ada, dapat juga dipakai Flood-jet nozzle.

Tekanan alat semprot Seperti telah diuraikan di muka, bahwa lebar semprotan dan halus kasarnya embun semprotan dipengaruhi oleh tekanan yang berada dalam tangki alat penyemprot. Tekanan yang dianjurkan adalah berkisar antara 1,0 1,2 kg/cm2 (10-15 psi). Tekanan yang terlampau tinggi menyebabkan embun semprotan lebih halus, yang mudah terbang atau menguap terbawa angin dan dapat membahayakan tanaman utama.Dan sebaliknya pada tekanan yang lebih rendah menyebabkan embun semprotan lebih kasar dan lebar semprotan akan lebih sempit. Untuk memperoleh tekanan yang konstan selama aplikasi herbisida maka para penyemprot perlu dilatih,(Latihan penyemprotan akan diuraikan secara khusus). Untuk menentukan besarnya tekanan dalam tangki alat semprot dapat dilakukan dengan memasang alat pengukur tekanan (pressure gauge) pada tangki alat semprot. Karena alat ini harganya mahal dan hanya dipakai sewaktu seorang penyemprot pertama kali melakukan aplikasi herbisida dan seterusnya pemompaan alat semprot menurut perasaan saja, maka alat ini jarang dipakai dalam praktek. Dengan demikian alat pengukur tekanan hanya diperlukan sewaktu latihan, bila sudah terampil maka factor perasaan telah dapat mendekati tekanan yang diinginkan. Alat semprot CP-3 telah dilengkapi alat

pengukur tekanan, yang dipasang dalam tangki. Pengaturan tekanan dilakukan dengan menyetel tombolpadakedudukan L, yakni bila tekanan yang diinginkan setinggi 1 kg/cm2.

Kecepatan jalan penyemprot Untuk membagi rata larutan herbisida per satuan luas, misalnya 600 1 harus disemprotkan rata di atas gulma seluas 1 hektar, maka selain lebar semprotan dan tekanan alat semprot, juga kecepatan jalan penyemprot seangat menentukan. Kecepatan jalan yang lambat menyebabkan larutan herbisida akan terlampau banyak di suatu tempat, sehingga tempat lain tidak mendapatkan larutan. Sebaliknya jalan yang terlampau cepat menyebabkan tersisanya larutan herbisida. Maka setiap penyemprot harus dilatih kecepatan jalan sewaktu aplikasi herbisida, agar larutan herbisida terbagi sama rata pada permukaan yang diinginkan. Hasil pengamatan menggunakan alat semprot punggung menunjukkan sebagai berikut : Jalan yang harus ditempuh selama 10 detik 5,5 m 8,0 m 11,0 m 14,0m Kecepatan jalan 2 km/jam 3km/jam 4km/jam 5km/jam

Latihan apliaksi herbisida Sebelum melakukan aplikasi herbisida di lapangan, maka perlu melakukan latihan aplikasi dengan menggunakan air Latihan ini dilakukan sampai benar benar mahir dan terampil untuk menyemprotkan air sebanyak satu tangki alat semprot (15 1), yang terbagi sama rata di atas permukaan tanah atau gulma pada luas yang telah ditentukan. Biasanya latihan ini dilakukan 3-5 kali.

Periksalah bagian bagian alat semprot yang akan dipakai, antara lain pada pompa, kebocoran pada tangki dan bagian bagian sambungan terutama bagian alat pemercik sewaktu katup tertutup dalam keadaan tangki bertekanan 1kg/cm2. Keluaran (out-put) per menit alat permercik perlu dikaliberasi. Tabel 3.Keluaran per menit alat pemercik polijet Warna Polijet Kuning Biru Diameter lubang (mm) 1,016 1,575 Tekanan dalam kg/cm 0,4 0,7 1,0 keluaran air cc/min 420 577 745 1.125 1.400

Merah 1,981 1.090 1.630 2.070 *) Product handbook ICI, Plant Protection Limited Tahapan yan perlu dilakukan a. Isi tangki dengan air sampai penuh, pompalah sampai 1kg/cm2 dan jaga agar tekanan tersebut tetap konstan selama penyemprotan. Alat semprot SOLO,KEF atau Pakabak : - Dilengkapi dengan alat pengukur tekanan Tekanan 1kg/cm2 dapat dibaca pada alat pengukur tekanan - Tanpa alat pengukur tekanan Pompalah alat semprot sebanyak 7-8 kali pertama, selanjutnya setiap 3 langkah pompa lagi sebanyak 2 kali. Alat Semprot CP-3 Alat CP-3 (telah dilengkapi dengan alat pengatur tekanan, alat ini dipasang dalam tangki). Tekanan setinggi 1kg/cm2 dengan mengatur katup pada kedudukan L. Pompalah alat semprot, kelebih tekanan akan keluar dengan sendirinya. b. Lebar bunga semprotan yang mengenai tanah, pada alat pemercik polijet tip berwarna merah dan hijau berturut turut 2m dan 1,5m pada tekanan tangki 1kg/cm2 setinggi 0,5m, maka pasanglah tali sepanjang 0,5m yang diikatkan pada ujung tangki penyemprot di dekat alat pemercik. c. Pasang patok patok atau tanda setiap 5m, 11m dan seterusnya untuk kecepatan jalan 2 km/jam. Atau setiap 8m, 16m dan seterusnya untuk kecepatan 3 km/jam. Berjalanlah antara patok sambil memompa alat semprot. Rsbut Jarak antara patok harus ditempuh selama 10 detik, alat pemercik tetap setinggi 0,5m. d. Latihan latihan tersebut hendaklah dilakukan berulang kali sampai benar benar mahir.

Waktu Aplikasi Herbisida Faktor factor yang diperhatikan sewaktu aplikasi herbisida antara lain adalah keadaan cuaca, stadia pertumbuhan gulma, ulangan (interval) aplikasi dan penempatan pupuk.

Cuaca Saat yang baik untuk aplikasi herbisida ialah pada musim kemarau, untuk daerah yang musim kemarauya tidak tegas seperti di Sumatera Utara, maka lakukanlah pada bulan bulan yang kurang turunnya hujan, sehingga peramalan akan sangat menentukan. Aplikasi pada musim hujan banyak resikonya, yakni tercucinya herbisida sebelum masuk ke dalam jaringan gulma. Waktu yang dianjurkan bilamana udaranya agak lembab dan tidak ada angin. Udara yang kering pada siang hari menyebabkan menguapnya sebagian dari herbisida yang dipakai maka kurang efektif.

Stadia pertumbuhan gulma Telah disinggung dalam pendahuluan bahwa peranan biologi gulma sangat menentukan keberhasilan pengendalian gulma. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa gulma yang masih muda akan semakin mudah dan peka terhadap herbisida. Aplikasi pada stadia vegetative akan memberikan keuntungan, yakni gulma belum sempat menghasilkan biji, sehingga penyebaran dengan biji dapat dicegah. Ulangan aplikasi herbisida Kegagalan pengendalian gulma dengan herbisida sering terjadi, karena tidak atau kurangnya perhatian terhadap ulangan aplikasi. Hal ini karena sifat herbisida tertentu menghendaki ulangan aplikasi, aplikasi pertama untuk merusak jaringan daun sebagian dari herbisida dibawa (translokasi) ke dalam jaringan gulma. Sedangkan aplikasi kedua, herbisida masuk melalui jaringan daun yang telah rusak dan sebagian besar herbisida dibawa ke dalam jaringan gulma yang ada di dalam tanah (akar, rimpang atau umbi). Misalnya herbisida Dowpon M untuk memberantas alang alang diperlukan paling sedikit 2 kali aplikasi. Namun ulangan aplikasi yang berlebihan akam merugikan karena sebagian besar dari herbisida terbuang percuma. Waktu aplikasi herbisida untuk tujuan penempatan pupuk Untuk mengurangi hilangnya pupuk yang dipakai oleh gulma, maka persaingan tersebut ditiadakan dengan aplikasi herbisida yang disesuaikan dengan waktu pemupukan misalnya pada tanaman karet belum menghasilkan (TBM) 2 kalidan tanaman menghasilkan (TM) cukup sekali.

Kalibrasi alat semprot Cara kalibrasi dapat dilakukan bermacam macam. Namun cara yang akan diuraikan adalah cara yang sederhana dan dapat diterapkan untuk semua alat semprot. Sepuluh tahapan cara kalibrasi alat semprot: a. Periksalah bagian bagian alat semprot yang dipakai danjenis alat pemercik. Alat pemercik yang perlu diperhatikan adalah bunga percikan dan keluaran. Alat pemercik yang dipasang di traktor, harus diukur satu persat, untuk setiap alat pemercik keluaran harus sama banyaknya. b. Alat semprot sebelum digunakan untuk penyemprotan pestisida di lapangan harus dikalibrasi. c. Isi tangki alat semprot dengan air, pompa sampai tekanan 1kg/cm2 dan jaga agar tetap konstan selama pengukuran air yang keluar per-detik. Alat semprot KEF, Pakabak, atau SOLO dengan memasang alat pengukur tekanan (pressure gauge) pada tangki alat penyemprot atau dapat juga dilakukan tanpa memasang alat pengukur tekanan, yakni dengan memompa sebanyak 7-8 kali. Alat semprot CP-3 telah dilengkapi alat pengukur tekanan yang dipasang dalam tangki. Pada kedudukan tekanan setinggi 1kg/cm2. Pengukuran ini digunakan untuk kalibrasi. d. Buatlah patok/tanda pada jarak tertentu, misalnya 30m untuk alat semprot punggung dan 200m alat semprot yang di pasang traktor. e. Penyemprot yang terampil perlu dilatih kecepatan jalan sambil membawa alat semprot punggung yang diisi dengan air, serta membawa sampai tekanan 1kg/cm2 . Misalnya untuk menentukan kecepatan jalan 3km/jam maka lakuanlah - Pasang patok/tanda setiap 8m, 16m, dan seterusnya. - Lakukan latihan penyemprotan berulang ulang paling sedikit 5 kali sampai jarak yang ditempuh selama 10 detik tepat pada masing masing patok - Hitung kecepatan jalan dalam km/jam selama 10 detik.

Tabel 4. Jarak yang harus ditempuh selama 10 detik Jarak yang ditempuh selama 10 detik dalam m 5,5 8 11 14

Rata - rata kecepatan jalan km/jam 2 3 4 5

Tabel 4 dapat dihitung juga dengan menggunakan rumus:

Jarak(m) = 10 detik

3600 detik

You might also like