You are on page 1of 5

Ini adalah makalah Mata Kuliah Bimbingan Konseling tentang Konseling Psikoanalisa Bagi sobat membutuhkan silakan copy

saja semoga bermanfaat BAB I PENDAHULUAN Bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan, terutama dari aspek psikologi yang dilakukan oleh seorang ahli kepada siswa-siswa peserta didik dalam memahami dirinya, dan menghubungkan dengan lingkungannya, serta memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep diri yang dituntut lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Banyak yang mengatakan bahwa psiko analisa merupakan satu hal yang unik sekaligus paradoksial, dan juga psiko analisa merupakan sistem yang paling dikenal luas meskipun tidak dipahami secara universal. Dan disisi lain psiko analisa ini juga banyak pengaruhnya dalam bidang lain diluar psikologi melalui pemikiran penemunya, Sigmund Freud. Memang konsep psikoanalisa ini berkembang bukan dari psikologi tetapi dari ilmu kedokteran tentang penyakit jiwa, meskipun begitu konsep ini banyak dipakai tidak hanya dalam bidang psikologi tetapi juga di bidang yang lain seperti sosiologi dan disiplin yang lainnya Di masa awal perkembangannya, psiko analisa merupakan sebuah konsep yang revolusioner, karena pada masa itu dunia ilmu pengetahuan sedang ramai memperbincangkan tentang teori darwin. Dan teori ini telah membuat manusia mempunyai jiwa dianggap tidak lebih dari salah satu anggota dari seluruh dunia hewan. Padahal manusia merupakan makhluk yang komplek yang bisa dipelajari fisik dan jiwanya.

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Konseling Psikoanalisa Psikoanalisa merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Psikoanalisa jelas terkait dengan tradisi jerman yang menyatakan bahwa pikiran adalah entitas yang aktif, dinamis dan bergerak dengan sendirinya. Selain itu, psikoanalisis tidak lahir dari penelitian akademis, sebagaimana sistem-sistem lain, namun merupakan produk konsekuensi terapan praktik klinis. Penyusunan obeservasi yang dilakukan freud bertujuan untuk menyusun berbagai pendekatan-pendekatan terapi yang sangat dibutuhkan. Formulasi-formulasi inilah yang diperluas ke teori psikodinamika perkembangan kepribadian yang bergantung pada pengurangan ketegangan. Psikoanalisis merupakan psikologi ketidaksadaran. Perhatiannya teruju kearah bidang motivasi, emosi, konflik, simpton-simpton neurotik, mimpi-mimpi, dan sifat-sifat karakter. Psikoanalisis dahulu lahir bukan dari psikologi melainkan dari kedokteran, yakni kedokteran bidang sakit jiwa. Tokoh utama psikoanalisa ialah Sigmund Freud. Pada mulanya Freud mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa. Manusia pada hakekatnya bersifat biologis, dilahirkan dengan dorongan-dorongan instingtif, dan perilaku merupakan fungsi mereaksi secara mendalam terhadap dorongan-dorongan tersebut. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial, dan destruktif terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Konsep Freud yang anti rasionalisme menekankan motivasi tidak sadar, konflik, dan simbolisme sebagai konsep primer. Manusia pada hakekatnya bersifat biologis, dilahirkan dengan dorongan-dorongan

instingtif, dan perilaku merupakan fungsi mereaksi secara mendalan terhadap dorongandorongan itu. Manusia bersifat tidak rasional dan tidak sosial, dan destruktif terhadap dirinya dan orang lain. Energi psikis yang paling dasar disebut libido yang bersumber dari dorongan seksual yang terarah kepada pencapaian kesenangan. Menurut Freud teori kepribadian menyangkut 3 hal : 1. Struktur kepribadian yang terdiri dari tiga sistem, yaitu : Id adalah aspek biologis yang merupakan sistem kepribadian yang asli. Ego adalah aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia kenyataan. Super ego adalah aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai tradisiona serta cita-cita masyarakt yang ada di dalam kepribadian individu. 2. Dinamika kepribadian Terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu disitribusikan serta digunkan oleh id, ego, dan super ego. Biasanya ada struktur imajinasi yang berkaitan dengan dinamika kepribadian, adanya relasi antara hubungan eksternal dan internal yaitu ; Faktor keluarga dan lingkungan Budaya Financial Agama Dan faktor lainnya 3. Perkembangan kepribadian Kepribadian individu menurutr Freud telah mulai terbentuk pada tahun-tahun pertama di masa kanak-kanak. Pada umur 5 tahun hampir seluruh struktur kepribadian telah terbentuk, pada tahun-tahun berikutnya hanya menghaluskan struktur dasar tersebut. B. Teknik-Teknik Konseling Psikoanalisa Psikoanalisa disamping sebagai teori kepribadian, dapat pula berfungsi sebagai teknik analisa kepribadian. Untuk dapat menerangkan suatu gejala psikoneurose misalnya, agar dapat diusahakan penyembuhan terhadap penderita yang bersangkutan maka perlu di analisa terlebih dahulu kepribadian penderita yang bersangkutan. Dalam analisa ini umumnya dipergunakan 2 cara pendekatan, yaitu pertama-pertama melihat dinamika dari dorongan-dorongan primitif (khususnya libido). Teknik-teknik yang dipergunakan dalam menganalisa kepribadian selanjutnya dipergunakan juga sekaligus sebagai teknik psikoterapi karena pada prinsipnya psikoanalisa mengakui bahwa kalau faktor penyebab yang tersembunyi didalam ketidaksadaran sudah bisa diketahui dan dibawah ke kesadaran maka penderita dengan sendirinya akan sembuh. Sebagai seorang murid Charcot, Freud masih berpedirian sama dengan Charcot, yaitu bahwa penyakit biasanya (psikoneurose) umumnya dapat disembuhkan setelah faktor penyebab dalam faktor ketidaksadaran dapat diketahui. Adapun teknik-teknik dasar konseling psikoanalisa adalah sebagai berikut : 1. Asosiasi bebas

Teknik pokok dalam terapai psikoanalisa adalah asosiasi bebas. Konselor memerintahkan klien untuk menjernihkan pikiranya adari pemikiran sehari-hari dan sebanyak mungkin untuk mengatakan apa yang muncul dalam kesadaranya. Yang pokok, adalah klien mengemukakan segala sesuatu melalui perasaan atau pemikiran dengan melaporkan secepatnya tanpa sensor. Metode ini adalah metode pengungkapan pangalaman masa lampau dan penghentian emosiemosi yang berkaitan dengan situasi traumatik dimasa lalu, klien memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri sendiri. 2. Interpretasi Adalah prosedur dasar yang digunakan dalam analisis asosiasi bebas, analisi mimpi, analisis resistensi dan analisis transparansi. Prosedurnya terdiri atas penetapan analisis, penjelasan, dan mengajarkan klien tentang makna perilaku dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi interpretasi adalah membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hal-hal yang tersembunyi. Rambu-rambu Interpretasi : Interpretasi disajikan pada saat gejala yg diinterpretasikan berhubungan erat dengan hal-hal yg disadari klien. Interpretasi dimulai dari permukaan menuju hal-hal yg dalam (dialami oleh situasi emosional klien). Menetapkan resistensi atau pertahanan sebelum menginterpretasikan emo-si atau konflik. 3. Analisis mimpi Merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien untuk memperoleh tilikan kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan, menurut kami(pemakalah)aspek yang membuat klaen mimpi itu dikarnakan adanya system imunitas pencernaan otak yang membuat orang itu bermimpi dan bias saja orang itu berimajinasi tinggi sehingga terkontaminasi oleh masalah-masalah pribadinyea sehingga terbawa mimpi. 4. Analisis dan interpretasi transferensi Transferensi (pemindahan).Transferensi muncul dengan sendirinya dalam proses terapeutik pada saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang tak terselesaikan dengan orang lain, menyebabkan dia mengubah masa kini dan mereaksi kepada analisis sebagai yang dia lakukan kepada ibunya atau ayahnya ataupun siapapun. Tujuan dari analisis ini adalah sebagai berikut : a. Klien memperoleh pemahaman atas pengalaman-pengalaman tak sadar dan pengaruh masa lampau terhadap kehidupan sekarang. b. Memungkinkan klien menembus konflik lampau yang diperta-hankan hingga sekarang dan menghambat perkembangan emosinya. 5. Analisis dan interpretasi resistensi Freud memandang resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan. Interpretasi konselor terhadap resistensi ditujukan kepada bantuan klien untuk menyadari alasan timbulnya resistensi. C. Proses Konseling Psikoanalisa Tujuan konseling adalah membentuk kembali struktur karakter individu dengan membuat yang tidak sadar menjadi sadar pada diri klien. Proses dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisa, dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekontruksikan kepribadian.

Satu karakteristik konseling ini adalah bahwa terapi atau analisa bersikap anonim(tak dikenal) dan bertindak dengan sangat sedikit menunjukan perasaan dan pengalamanya, sehingga dengan demikian klien akan memantulkan perasaanya kepada konselor. Konselor terutam berkenaan dengan membantu klien mencapai kesadaran diri, ketulusan hati, dan berhubungan pribdi yang lebih efektif, dalam menghadapi kecemasan melaui cara-cara realistis. Pertamam-tama konselor harus membuat suatu hubungan kerjasama dengan klien dan kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan. Konselor memberikan perhatian kepada resistensi atau penolakan klien. Sementara klien berbicara, konselor mendengarkan dan memberikan penafsiran yang memadai fungsinya adalah pempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimapan dalam ketidaksadaran. Tujuan konseling psikoanalitik adalah membentuk kembali struktur karakter individu dengan membuat yang tidak sadar menjadi sadar dalam diri klien. a. Proses konseling dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisa dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekonstruksi kepribadian. b. Konseling analitik menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidak sadaran. c. Tilikan dan pemahaman intelektual sangat penting, tetapi yang lebih adalah mengasosiasikan antara perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri. d. Satu karakteristik konseling psikonalisa adalah bahwa terapi atau analisis bersikap anonim (tak dikenal) dan bertindak sangat sedikit menunjukkan perasaan dan pengalamannya, sehingga dengan demikian klien akan memantulkan perasaannya kepada konselor. Proyeksi klien merupakan bahan terapi yang ditafsirkan dan dianalisia. e. Konselor harus membangun hunbungan kerja sama dengan klien kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan. f. Menata proses terapeutik yang demikian dalam konteks pemahaman struktur kepribadian dan psikodinamika memungkinkan konselor merumuskan masalah klien secara sesungguhnya. Konselor mengajari klien memaknai proses ini sehingga klien memperoleh tilikan mengenai masalahnya. g. Klien harus menyanggupi dirinya sendiri untuk melakukan proses terapi dalam jangka panjang. Setiap pertemuan biasa berlangsung satu jam. h. Setelah beberapa kali pertemuan kemudian klien melakukan kegiatan asosiasi bebas. Yaitu klien mengatakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya. J. dan klien memberikan hasil lintasan imajinasi yang terungkap, sehingga dapat di asosiasikan dalam pisikoanalitik ini, dan biasanyea,menurut penulis. BAB III KESIMPULAN Psikoanalisa merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Psikoanalisa jelas terkait dengan tradisi jerman yang menyatakan bahwa pikiran adalah entitas yang aktif, dinamis dan bergerak dengan sendirinya. Psikoanalisis merupakan psikologi ketidaksadaran. Perhatiannya teruju kearah bidang motivasi, emosi, konflik, simpton-simpton neurotik, mimpi-mimpi, dan sifat-sifat karakter. Teori ini lebih mengedepankan agar seorang konselor mampu menggali pengalaman-pengalaman yang terjadi pada seoang klient sehingga dapat merekonstruksi kepribadian konseli tersebut. Adapun teknik-teknik dasar konseling psikoanalisa adalah sebagai berikut : Asosiasi bebas

Interpretasi Analisis mimpi Analisis dan interpretasi transferensi Analisis dan interpretasi resistensi

DAFTAR PUSTAKA http://www.zonependidikan.co.cc/2010/05/konseling-psikoanalisa.html http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/14/terapi-realitas/ Ruswandi, Uus. 2010. Pengembangan Kepribadian Guru. Bandung : CV. Insan Mandiri

You might also like