You are on page 1of 15

MAKALAH DIARE

MIKROBIOLOGI
Dosen: Anisa Khotimah S.Km

Disusun Oleh : Kelompok 4

Disusun Oleh : Nama : I Putu M Istanuddin NIM : 04.11.2951 Kelas : D/KP/II Kelompok : 7 D

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL YOGYAKARTA 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karuniaNya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul DIARE tepat pada waktunya. Terima kasih penulis ucapkan kepada sumber-sumber yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini. Mungkin makalah ini belum sepenuhnya sempurna oleh karna itu saran beserta kritik tentang makalah ini sangat saya harapkan agar nantinya saya dapat lebih memperbaiki makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum mikrobiologi. Semoga makalah ini memenuhi kriteria penilaian dan bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, Mei 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... KATA PENGANTAR ......................................................................................... DAFTAR ISI ........................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... A. Latar Belakang ............................................................................... B. Batasan Masalah ............................................................................ C. Tujuan Penulisan ........................................................................... D. Metode Penulisan ..........................................................................

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fisiologi Usus Besar ....................................................................... 2.2 Diare ............................................................................................... 2.2.1 Etiologi Diare .............................................................................. 2.2.2 Patofisiologi................................................................................. 2.2.3 Komplikasi pada diare ................................................................. 2.2.4 Penatalaksanaan .......................................................................... BAB III PEMBAHASAN ................................................................................. DIARE ................................................................................................. A. Pengertia Diare .............................................................................. B. Penyebab Timbulnya Diare ........................................................... C. Penularan Kuman Penyakit Diare ................................................. D. Macam-Macam Penyakit Diare ..................................................... E. Tanda-tanda Penyakit Diare .......................................................... F. Bahaya Dari Diare ......................................................................... G. Usaha Untuk Mengatasi Diare ...................................................... H. Cara Membuat Larutan Oralit dan LGG ....................................... I. Cara Pemberian Larutan Diare ...................................................... J. Yangh Harus Diperhatikan Dalam Pembrian Makanan Dan Minuman Pada Penderita Selama dan Sesudah Diare ........... K. Cara Pencegahan Penyakit Diare .................................................. BAB III PENUTUP ........................................................................................... A. Kesimpulan .................................................................................... B. Saran-saran .................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Dimana pada dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, membunuh lebih dari 1,5 Juta orang pertahun. Diare kondisinya dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (Fructose, Lactose), penyakit dan makana atau kelebihan Vitamin C dan biasanya disertai sakit perut dan seringkali enek dan muntah. Dimana menurut WHO (1980) diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan diare kronik. Diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap sepele penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan gangguan sistem ataupun komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita. Beberapa di antaranya adalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, shock hipovolemia, gangguan berbagai organ tubuh, dan bila tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kematian. Dengan demikian menjadi penting bagi perawat untuk mengetahui lebih lanjut tentang diare, dampak negative yang ditibulkan, serta upaya penanganan dan pencegahan komplikasinya B. Batasan Masalah Karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan teori pendukung, dan supaya penulisan dapat dilakukan secara baik dan mendalam, maka masalah yang akan diangkat hanya pokok bahasan yang mendalam saja. C. Tujuan Penulisan 1. Agar masyarakat dapat memahami apa itu penyakit diare dan mengetahuai apa bahaya dari pada penyakit diare. 2. Agar masyarakat dapat memahami penyebab timbulnya penyakit diare dan bagaimana cara pencegahan dari pada penyakit diare. 3. Agar kita juga dapat mengetahui tentang macam-macam dan tanda-tanda penyakit diare. 4. Untuk mengajak masyarakat, agar labih memperhatikan dan menyadari tentang perlunya kebersihan lingkungan. D. Metode Penulisan Metode yang digunakan perpustakaan. dalam penulisan karya ilmiah ini adalah metode

BAB II LANDASAN TEORI


2.1. Fisiologi Usus Besar Kolon atau usus besar terdiri dari kolon asenden, transversum, desenden dan sigmoid yang bermuara di rektum dan anus. Arteri yang memperdarahi usus besar meliputi eteri mesenterika superior (untuk kolon bagian kanan), arteri mesenterika inferior (untuk kolon bagian kiri), serta arteri hemoroidales. Sistem saraf yang mempengaruhi kerja usus besar adalah sisten saraf otonom kecuali spingter eksterna oleh sistem saraf volunter. Fungsi usus besar yang paling penting adalah absorpsi air dan elektrolit yang sebagian besar berlangsung di usus besar bagian kanan, fungsi sigmoid sebagai reservoir untuk dehidrasi massa feses sampai defekasi berlangsung. Sekresi kolon merupakan mukus dan HCO3, mukus bekerja sebagai pelumas dan melindungi mukosa kolon sedangkan HCO3 berperan dalam kestabilan jumlah bakteri dalam kolon dan menjaga tingkat keasaman dalam kolon, pada peradangan usus, peningkatan sekresi mukus yang banyak sekali mungkin bertanggung jawab akan kehilang protein dalam feses, juga menyebabkan kehilangan HCO3 yang bertanggung jawab terhadap sebagian gangguan keseimbangan asam basa. Bakteri dalam kolon melakukan banyak fungsi yaitu mensintesis vitamin K dan beberapa vitamin B, serta melakukan pembusukan sisa makanan yang tidak bisa diabsorpsi usus halus. Selama proses pembusukan dihasilkan berbagai peptida, indol, skatol, fenol dan asam lemak serta beberapa gas (amonia, H2, H2S, dan CH4). Sebagian zat-zat ini dibuang bersama feses dan yang lainnya diabsorpsi dan ditransfor ke hati untuk diubah menjadi senyawa yang kurang toksik dan diekskresi melalui urin.

2.2. DIARE Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Menurut Haroen N, S. Suraatmaja, dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja. Menurut C.L Betz, dan L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus. Menurut Suradi, dan Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.

Enteritis adalah infeksi yang disebabkan virus maupun bakteri pada traktus intestinal (misalnya kholera, disentri amuba). Diare psikogenik adalah diare yang menyertai masa ketegangan saraf / stress.

2.2.1 a.

Etiologi Diare Faktor infeksi : Bakteri, virus, parasit, kandida

b. Faktor parenteral : infeksi di bagian tubuh alin (OMA sering terjadi pada anak-anak) c. d. Faktor malbabsorpsi : karbohidrat, lemak, protein Faktor makanan : makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran yang dimasak kurang matang, kebiasaan cuci tangan e. Faktor psikologis : rasa takut, cemas

2.2.2

Patofisiologi Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus

enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah adanya peningkatan bising usus dan sekresi isi usus sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan agen iritasi atau agen infeksi. Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare dan absorpsi air serta elektrolit terganggu. Sebagai homeostasis tubuh, sebagai akibat dari masuknya agen pengiritasi pada kolon, maka ada upaya untuk segera mengeluarkan agen tersebut. Sehingga kolon memproduksi mukus dan HCO3 yang berlebihan yang berefek pada gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi darah.

2.2.3

Komplikasi pada diare Menurut Bongard (2002), ada 5 komplikasi utama yang muncul pada kasus diare, yaitu:

a.

Dehidrasi Dehidrasi Ringan; Kehilangan cairan 2 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok.

Dehidrasi Sedang; Kehilangan cairan 5 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam. Dehidrasi Berat; Kehilangan cairan 8 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis. b. Renjatan hipovolemik Ringan (kehilangan cairan < 20% volume darah); pasien mengeluhkan perasaan dingin, perubahan tekanan darah dan nadi, kulit pucat, dingin, lembab, flat neck veins, urin pekat Sedang (defisit 20-40 % dari volume darah); pasien mengaluh haus, tekanan darah turun pada posisi supine, oliguria. Berat (defisit cairan >40 % volume darah); pasien tampak gelisah, lemah, bingung, obtune,tekanan darah rendah dan nadi tak teraba, takhipnea, jika progres berlanjut terjadi cardiac arrest. c. Kejang

d. Bakteriemia e. f. Malnutrisi Intoleran sekunder akibat kerusakan mukosa usus (perforasi)

2.2.4 a.

Penatalaksanaan Banyak minum

b. Rehidrasi perinfus c. Antibiotika yang sesuai

d. Diit tinggi protein dan rendah residu e. f. Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang abdomen Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain)

g. Transfusi bila terjadi perdarahan h. Pembedahan bila terjadi perforasi i. j. Observasi keseimbangan cairan Cegah komplikasi

BAB III PEMBAHASAN

DIARE
A. Pengertian Diare Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat. Pengertian lain diare adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami buang air besar yang sering dan masih memiliki kandungan air berlebihan. B. Penyebab Timbulnya Penyakit Diare Penyakit Diare ditimbulkan oleh Makan tanpa cuci tangan dengan sabun Minum air mentah Makan makanan yang dihinggapi lalat Keracunan makanan Beberapa infeksi virus tetapi juga sering kali akibat dari racun Bakteri. Mengkonsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makanan. C. Penularan Kuman Penyakit Diare Kuman penyakit diare dapat ditularkan melalui : D. Macam-macam penyakit diare Diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya yaitu : 1) Diare akut Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari. Air dan makanan yang tercemar Tangan yang kotor Berak disembarang tempat Botol susu yang kurang bersih

a. Etiologi Infeksi merupakan penyebab utama diare akut, baik oleh bakteri, parasit maupun virus. Penyebab lain yang dapat menimbulkan diare akut adalah toksin dan obat, nutrisi eteral diikuti puasa yang berlangsung lama, kemoterapi, impaksi tekal (overflow diarrhea) atau berbagai kondisi lain. b. Patogenesis Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini disebabkan masukan minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja ditambah dengan ekresiyang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan yang disajikan tanpa dimasak. Penularannya adalah transmisi orang ke orang melalui aeorosolisasi (Morwalk, Rotavirus), tangan yang terkontaminasi (Clostridium diffecile), atau melalui aktivitas seksual. Faktor penentu terjadinya diare akut adalah faktror penyebab (agent) dan faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap organisme, yaitu faktor daya tahan tubuh atau lingkungan lumen saluran cerna, seperti keasaman lambung, motilitas lambung, imunitas, juga mencakup lingkongan mikroflora usus. Faktor penyebab yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus, serta daya lekat kuman-kuman tersebut membentuk koloni-koloni yang dapat menginduksi diare. Patogenesis diare yang disebabkan infeksi bakteri terbagi dua, yaitu: 1. Bakteri noninvasit (enterotoksigenik) Toksin yang diproduksi bakteri akan terikat pada mukosa usus halus, namun tidak merusak mukosa. Toksin meningkat kadar siklik AMP di dalam sel, menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti air, ion karbonat, kation natrium, dam kalium. 2. Bakteri enteroinvasif Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi, dan bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah. Bakteri yang termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvasive E. Coli (EIEC). S. Paratyphi B, S. Typhimurium, S. enteriditis, S. choleraesuis, Shigela, Yersinia, dan C. Pertringens tipe C. penyebab diare lainnya seperti parasit menyebabkan kerusakan berupa ulkus besar (E. histolytica), kerusakan vilia yang penting untuk penyerapan air, elektrolit, dan zat makanan (G. Lambdia)

c. Manifestasi klinis Secara klinis diare karena infeksi akut dibagi menjadi dua golongan yaitu : 1. Koleriform, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja 2. Disentriform, pada diare di dapat lendir kental dan kadang-kadang darah. d. Penatalaksanaan Pada orang dewasa, penata laksanaan diare akut akibat infeksi terdiri dari : 1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan Empat hal penting yang perlu diperhatikan adalah : 1) Jenis cairan 2) Jumlah cairan 3) Jalan masuk atau cara pemberian cairan 4) Jadwal pemberian cairan. 2. Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi 3. Terapi simtomatik 4. Terapi defenitif 2) Diare kronik Diare kronik ditetapkan berdasarkan kesepakatan, yaitu diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu. Ketentuan ini berlaku bagi orang dewasa, sedangkan pada bayi dan anak ditetapkan batas waktu dua minggu. a. Etiologi Diare kronik memiliki penyebab yang bervariasi dan tidak seluruhnya diketahui. b. Patofisiologi Proses terjadinya diare dipengaruhi dua hal pokok, yaitu konsistensi feses dan motilitas usus, umumnya terjadi akibat pengaruh keduanya. Gangguan proses mekanik dan ensimatik, disertai gangguan mukosa, akan mempengaruhi pertukaran air dan elektrolit, sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk.

Diare kronik dibagi tiga yaitu : 1. Diare osmotik Dijelaskan dengan adanya faktor malabsorpsi akobat adanya gangguan absorpsi karbohidrat, lemak atau protein, danb tersering adanya malabsorpsi lemak. Teses berbentuk steatore.

2. Diare sekretorik Terdapat gangguan tranpor akibat adanya perbedaan osmotif intralumen dengan mukosa yang besar sehungga terjadi penarikan cairan dan alektrolit ke dalam lumen usus dalam jumlah besar. Teses akan seperti air. Diare sekresi terbagi dua berdasarkan pengaruh puasa terhadap diare : 1. Diare sekresi yang dipengaruhi keadaan puasa berhubungan dengan proses intralumen, dan diakibatkan oleh bahan-bahan yang tidak dapat diabsorpsi, malabsorpsi karbohidrat, letesiensi laktosa yang mengakibatkan intolerassi laktosa. 2. Diare cair yang tidak dipengaruhi keadaan puasa terdapat pada sidrom korsinoid, VIP (Vasoactive Inkestinal Polypeptida) oma, karsinoma tiroid medular, adenoma vilosa, dan diare diabetik. 3. Diare inflamasi Diare dengan kerusakan kematian enterosit disertai peradangan. Fese berdarah. Klompok ini paling sering ditemukan. Trbagi dua yaitu nonspesitik dan spesitik. c. Penatalaksanaan a. Simtomatis 1. Rehidrasi 2. Antipasmodik, antikolinergik 3. Obat anti diare a. Obat antimotilitas dan sekresi usus : Laperamid, ditenoksilat, kodein fosfat. b. Aktreotid (sadratatin) c. Obat anti diare yang mengeraskan tinja dan absorpsi zat toksin yaitu Arang, campura kaolin dan mortin. 4. Antiemetik (metoklopromid, proklorprazin, domperidon). 5. Vitamin dan mineral, tergantung kebutuhan, yaitu: a. Vitamin Bie, asam, vitamin A, vitamin K b. Preparat besi, zinc,dan lain-lain. 6. Obat ekstrak enzim pankreas. 7. Aluminium hidroksida, memiliki efek konstifasi, dan mengikat asam empedu. 8. Fenotiazin dan asam nikotinat, menghambat sekresi anion usus. b. Kausal Pengobatan kausal diberikan pada infeksi maupun non infeksi Pada diare kronik dengan penyebab infeksi, obat diberikan berdasarkan etiologinya.

E. Tanda-Tanda Penyakit Diare Berak encer, biasanya 3X atau lebih dalam sehari, kadang-kadang disertai : a. Muntah b. Badan lesu dan lemah c. Tidak mau makan d. Panas F. Bahaya Dari Diare 1. Penderita akan kehilangan cairan tubuh 2. Penderita akan menjadi lesu dan lemah 3. Penderita dapat meninggal bila kehilangan cairan tubuh lebih banyak G. Usaha Untuk Mengatasi Diare Penderita diberi minim, larutan yang terbaik untuk penderita diare adalah Oralit, kalau tidak ada boleh diberi larutan Gula, Garam (LGG), bisa juga diberi air the, air kelapa. H. Cara Membuat Larutan Oralit dan LGG 1. Larutan Oralit Bubuk oralit 1 bungkus dilarutka kedalam 1 gelas air masak aduk sampai semua larutan larut dalam air.

2. Larutan Gula, Garam (LGG) Gula 1 sendok the, garam sendok the dilarutkan kedalam 1 gelas air masak, kemudian diaduk sampai I. Cara Memberikan Larutan Oralit 1. Minumkan segera larutan sampai penderita tidak merasa haus lagi (pada anak balita diasanya memerlukan 3 bungkus oralit 200 CC dalam 3 jam pertama) 2. Jika anak muntah pemberian oralit dihentikan dulu, lau kemudian dilanjutkan lagi. 3. Bila sampai hati ke-2 anak masih terus diare atau keadaan anak bertambah parah maka dengan segera dibawah ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat. Selam perjalanan pemberian oralit harus terus diberikan. J. Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Makanan dan Minuman pada Penderita Selama dan Sesudah Diare :

1. Penderita diare dangan dipuaskan 2. Bagi yang masih menetek, pemberian ASI diteruskan. 3. Berikan segera cairan Rumah tangga seperti ait kelapa, air sayur, air buah bila penderita mulai menimbulkan gejala Diare. 4. Makanan pendamping ASI yang lunak seperti bubur 5. Teruskan pemberian makanan. Makanan sebaiknya nudah dicerna dan tidak merangsang 6. Sesudah diare pemberian makanan diteruskan dan perlu ditambah. K. Cara Pencegahan Penyakit Diare 1. Pemberian ASI Dapat mencegah Diare karena terjamin kebersihannya serta dapat meningkatkan daya tahan tubuh baalita. 2. Pemberian makanan Berilah anak balita makanan yang bersih dan bergizi. 3. Pemakaian air besih Gunakan air bersih untuk membersihkan makanan dan minuman bayi. 4. Berak pada tempatnya Biasakanlah anak anda buang kotoran pada jamban (kakus) 5. Kebersihan perorangan Biasakanlah mencuci tangan sebelm makam serta sesudah buang kotoran. 6. Kebersihan makanan dan minuman Perhatikan kebersihan makanan dan miniman meulai daor cara-cara mencuci, memasak, menhhidangkan dan cara menyimpan makanan.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Diare adalah buang air besar (defekasi) denganjumlah yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi. Penyalitm diare ditimbulkan oleh makanan, miniman, virus dan bakteri, dan juga alkohol. Kuman penyakit diare ditularkan melalui air dan makanan, tangan yang kotor, berak sebarang tempat dan botol susu yang kurang bersih. Diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya yaitu; diare aku dan kronik. Penyakit diare ditandai dengan adanya berak encer, biasanya 3x atau lebih dalam sehari, disertai muntah, badan lesu dan lemah, tidak mau makan, panas. Bahaya dari pada diare itu adalah banyaknya kehilangan cairan tubuh, dan menyebabkan kematian. Usaha untuk mengatasi diare yaitu dengan cara memberi minuman, larutan Oralit, biasanya juga larutan gula, garam (LGG). Yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan dan minuman pada penderita diare yaitu Jangan dipuaskan, ,pemberian ASI, pemberian air sayur, buah bila penderita menimbulkan gejala diare. Cara pencegahan penyakit diare yaitu dengan cara pemberian ASI, makanan, pemakaian air bersih, berak pada tempatnya, kebersihan perorangan, kebersihan makanan dan minuman. B. Saran-saran Dengan melihat pembahasan dan mengetahui dampak dari pada diare tersebut, maka kita harus dapat menyadari betapa pentingnya kebersihan dalam diri dan lingkunyan. Oleh karena itu, kita berharap dengan adanya kesadaran, semua masyarakat mau bergotong royong untuk membersihkan dan memelihara lingkunyam dengan baik. Mudah-mudahan harapan kita semua untuk hidup bersih dapat diwujudkan bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA
Talley NJ, Martin CJ. Clinical gastroenterology : A Practical-based Approach. Sydney; Maclennan dan Petty Pty Limited, 1996. Noer HMS, Waspdji S, Rachman AM, dkk. Buku aja Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Edisi XVII. Jakarta: Kerjasama Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. http://www.lagalus.com/2011/11/diare.html http://id.wikipedia.org/wiki/Diare http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/diare.htm

You might also like