You are on page 1of 44

PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN

DEPKES SEMARANG

Proposal ini diajukan untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Program Studi D III Keperawatan

Diajukan Oleh : HENI NUR WIJAYANTI NIM : P. 174. 2010. 7021

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN UNGGULAN POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG 2009 BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Merokok merupakan salah satu fenomena gaya hidup pada orang masa kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki jawaban sendiri. Ada yang merasa bebas, dapat menghilangkan stress, memperbaiki memori, mengurangi kecemasan, mengurangi rasa lapar, memperbaiki konsentrasi dan bisa pula orang merokok sebagai ekspresi perlawanan dan pemberontakan (Stefanus, 2002). Bahkan sekarang banyak anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut. Merokok pada anak muda dengan kemauan sendiri disebabkan ingin menunjukkan bahwa ia telah dewasa atau merasa lebih tua dengan merokok. Anak-anak mulai merokok karena kemauan atau keinginan sendiri, rasa ingin tahu, coba-coba dan melihat temantemannya, serta merokok dianggap memudahkan pergaulan. Umumnya bermula dari perokok pasif kemudian menjadi perokok aktif. Semula hanya melihat dan mencoba-coba kemudian ketagihan akibat nikotin. Sifat gengsi dari pemakai rokok dan agar kelihatan hebat atau gagah juga awal dari rasa ingin mencoba (Budi, 2006). Organisasi kesehatan sedunia World Health Organization ( WHO ) tahun 1991 menyatakan bahwa rokok adalah penyebab kematian tiga juta penduduk dunia setiap tahunnya. Disadari atau tidak, rokok telah menggiring manusia kepada kematian yang

tidak hanya disebabkan oleh kanker, radang paru-paru, kardiosvaskuler, penyakit pembuluh darah otak, serta impotensi dan gangguan kehamilan dan janin. Itulah sebabnya WHO menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia (World No Tobacco Day). WHO melakukan ini untuk mengatasi supaya kebiasaan merokok yang dilakukan setiap orang termasuk remaja bisa ditinggalkan (Bangun, 2003). Survai di kota besar di Indonesia, yakni di Jakarta, Bekasi, Medan yang dilakukan oleh Aditama sebagai bagian dari survai WHO dan CDC ( Atlanta ) dan juga diselenggarakan lebih dari 100 negara di dunia, diperoleh data bahwa di Jakarta menunjukkan sebanyak 64,8 persen dan 9,8 persen wanita dengan usia di atas 13 tahun adalah perokok. Bahkan pada kelompok remaja sebanyak 49 persen pelajar pria dan 8,8 persen wanita di Jakarta sudah merokok. Sebagian perokok tahu bahwa merokok tidak baik untuk kesehatan dan lingkungannya, namun mereka memerlukan rokok dengan berbagai alasan. Dari soal diterima oleh lingkungannya, pergaulannya, sampai merasa tidak gagah dan modern tanpa rokok (Depkes.1993). Alasan-alasan yang diutarakan tersebut akhirnya masih dipakai sampai mereka menginjak sebagai mahasiswa. Mahasiswa merupakan kaum intelektual yang dapat berpikir secara logis. Seperti halnya Mahasiswa Keperawatan adalah seseorang yang sedang menjalankan studi atau sedang belajar tentang keperawatan dan kesehatan di sebuah institusi pendidikan. Jadi jika alasan-alasan untuk merokok itu masih dipertahankan, sangat ironis dengan arti mahasiswa keperawatan itu sendiri. Bukan hanya cuma tulisan yang ada dalam bungkus rokok, seperti rokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan ganggguan kehamilan dan janin, tapi lebih dari itu. Baik dari bahan-bahan apa saja yang dapat menyebabkan penyakit diatas, bagaimana jalannya bisa muncul penyakit diatas dan lain-lain (Agus, 2000). Kurangnya tingkat pengetahuan mahasiswa dapat menyebabkan bertambahnya jumlah penderita akibat merokok. Pengetahuan tentang merokok merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan pengindraan melalui panca inderanya terhadap merokok

dari kemampuan seseorang dalam kemampuan merespon stimulus dari panca indranya. Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan dan pengalaman. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap sesuatu yang datang dari luar sedangkan pengetahuan diperoleh oleh faktor pengalaman yaitu beberapa banyak pengalaman yang telah diperoleh individu akan memperoleh informasi tentang suatu hal (Notoatmojo, 2003). Perilaku merokok akibat kurangnya pengetahuan tentang merokok. Perilaku merokok adalah perilaku yang kompleks, yang diawali dan berlanjut yang disebabkan oleh beberapa variabel yang berbeda. Awal perilaku merokok pada umumnya diawali pada saat usia yang masih muda (Smet, 1994). Kebiasaan merokok yang masih dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa tersebut berawal dari karena adanya tekanan sosial misalnya dinyatakan bukan sebagai teman atau anggota kelompok jika tidak merokok. Ketagihan terhadap rokok pada umumnya disebabkan oleh intepretasi terhadap efek yang segera dirasakan ketika individu merokok (Loeksono dan Wismanto, 1999). Pada kenyataannya tingkat pengetahuan setiap individu berbeda oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui tingkat mengetahuan tentang merokok dan perilaku merokok pada mahasiswa program studi keperawatan depkes Semarang. Akademi Keperawatan Kesehatan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang merupakan salah satu institusi yang banyak mencetak tenaga keperawatan dan kualitas lulusan sudah diakui secara nasional. Oleh karena itu peneliti memilih tempat penelitian di Akademi Keperawatan Kesehatan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang. Dengan fenomena yang demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenaiTingkat Pengetahuan Tentang Merokok dan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Keperawatan Politeknik Kesehatan Semarang.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan kajian latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahan yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang merokok dan perilaku merokok di kalangan Mahasiswa Keperawatan Politeknik Kesehatan Semarang?

3. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui tingkat pengetahuan tentang merokok dan perilaku merokok di kalangan Mahasiswa Keperawatan Politeknik Kesehatan Semarang. 2. Tujuan khusus 1. Mengetahui tingkat pengetahuan merokok di kalangan Mahasiswa Keperawatan Politeknik Kesehatan Semarang 2. Mengetahui perilaku merokok di kalangan Mahasiswa Keperawatan Politeknik Kesehatan Semarang 3. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku merokok pada mahasiswa Keperawatan Politeknik Semarang.

4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pengembangan Keilmuan

Menambah ilmu terutama dalam keperawatan dan kesehatan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang merokok dan perilaku merokok pada mahasiswa Keperawatan Politeknik Semarang. 2. Bagi Mahasiswa Keperawatan Dari hasil penelitian ini diharapkan mahasiswa keperawatan dapat mencegah atau menghilangkan perilaku merokok yang dilakukannya karena bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh rokok sangat buruk bagi kesehatan. 3. Bagi Peneliti Untuk memperoleh pengalaman dalam hal mengadakan riset sehingga akan terpacu untuk meningkatkan potensi diri sehubungan dengan penanggulangan perilaku merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. KONSEP TEORI 1. Definisi Rokok adalah olahan tembakau terbungkus daun nipah atau kertas termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nikotiana tabakum, nikotiana rusticadan spesies lainnya yang terkandung nikotin dan tar dengan atau bahan tambahan.

Rokok merupakan salah satu produk industri dan komoditi internasional yang mengandung sekitar 4.000 bahan kimiawi. Unsur-unsur yang penting antara lain tar, nikotin, karbon monoksida, benzopyrin, amonia, arsenikum. Diantara sekian banyak zat yang berbaya ini, ada 3 yang paling penting yakni tar, nikotin dan karbon monoksida karena dapat menimbulkan kanker paru, bronkhitis menahun, kanker mulut rahim, kanker pankreas, kanker kandung kemih, kanker ginjal, kanker perut, kanker hati, kanker darah, penyakit jantung koroner, stroke, impotensi, gangguan kehamilan dan janin (Abu Umar, 2005). Merokok adalah menghisap asap dari tembakau yang dibakar, masuk kedalam tubuh dan menghembuskannya kembali (Amstrong, 2002). Merokok adalah membakar rokok sebagian asapnya dihisap masuk kedalam tubuh dan sebagian tersebar ke lingkungannya (Ahmad, 2002). 1. Bahan-bahan kimia dalam rokok atau zat utama yang beracun didalam rokok. 1. Tar Tar adalah senyawa polinuklir hidro karbon aromatika yang bersifat karsinogenik, bertanggung jawab atas tumbuhnya sel kanker dalam tubuh pecandu rokok (Abu Umar, 2005). 2. Nikotin Nikotin yang memiliki formula kimia C10H14N2, adalah bahan

cairan berminyak beracun yang tidak berwarna kadang kekuningan dan merupakan salah satu racun paling keras yang kita kenal (Wauren, 1997 & Amstrong 1995). Nikotin mengganggu sistem saraf simpatik dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Nikotin mengandung zat adiktif yang membuat orang menjadi

kecanduan

dan

sulit

menghilangkan

kebiasaan

merokok.

Efek

nikotin

menyebabkan rangsangan terhadap hormone catecholamine / merangsang pelepasan adrenalin sehingga bersifat memacu jantung dan tekanan darah serta menyebabkan gangguan irama jantung, juga mengganggu kerja saraf otak dan banyak bagian tubuh lainnya, Hal ini sama seperti yang dituliskan oleh Abu Umar, (2005). Nikotin yang terkandung dalam rokok dan tembakau pipa mengerutkan arteri. Hal ini akan mengurangi darah yang mengalir ke seluruh tubuh. Peran nikotin inilah yang menjadi salah satu alasan utama mengapa orang-orang yang merokok mudah terkena serangan jantung. Ini karena koroner arteri yang mensuplai darah ke jantung akan mengerut. Dengan cara sama, nikotin mengurangi darah yang mengalir ke penis. Tentu saja anda tidak akan terkena serangan penis, namun mungkin akan menjadi impoten bila aliran darah yang terhambat cukup parah (Mark Ragg, 2003). 3. Karbon Monoksida Karbon Monoksida merupakan gas beracun dalam asap yang dikeluarkan oleh mobil (Amstrong, 1995). Karbon monoksida ini mengikat hemoglobin dalam darah dan membuat oksigen tereliminasi akibatnya karbon monoksida dapat mengikat reduced hemoglobin yang biasanya mengangkut oksigen dalam butirbutir darah merah. Sehingga daya angkut darah untuk membawa atau mengantarkan oksigen pada jaringan tubuh menjadi kurang. Itu sebabnya seseorang akan merasakan sesak nafas atau terengah-engah pada waktu melakukan suatu pekerjaan yang berat. Sehingga jantung akan dipaksa bekerja atau memompa darahnya lebih keras atau cepat ke selurh tubuh. Hal ini menyebabkan seseorang akan mempunyai resiko tekanan darahnya meningkat. Disamping itu juga dapat terjadi kelainan pada pembuluh darahnya (Abu Umar, 2005). 4. Benzopyrene

Benzopyrene adalah suatu unsur dari tar dalam tembakau. Benzopyrene terjadi pada waktu dibakar juga menyebabkan kanker (Wauran, 1997).

5. Amonia Amonia merupakan bahan kimia yang dipakai dalam bubuk pembersih rumah tangga dan bahan peledak. Amonia adalah sejenis gas tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen, zat ini sangat tajam baunya dan merangsang. Amonia ini sangat mudah memasuki sel-sel tubuh (Tiandrasa, 1991). 6. Arsenikum Sejenis unsur kimia yang biasa digunakan untuk membunuh serangga (Abu Umar, 2005). Rokok adalah olahan tembakau terbungkus daun nipah atau kertas termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nikotiana tabakum, nikotiana rusticadan spesies lainnya yang terkandung nikotin dan tar dengan atau bahan tambahan. Rokok merupakan salah satu produk industri dan komoditi internasional yang mengandung sekitar 4.000 bahan kimiawi. Unsur-unsur yang penting antara lain tar, nikotin, karbon monoksida, benzopyrin, amonia, arsenikum. Diantara sekian banyak zat yang berbaya ini, ada 3 yang paling penting yakni tar, nikotin dan karbon monoksida karena dapat menimbulkan kanker paru, bronkhitis menahun, kanker mulut rahim, kanker pankreas, kanker kandung kemih, kanker ginjal, kanker perut, kanker hati, kanker darah, penyakit jantung koroner, stroke, impotensi, gangguan kehamilan dan janin (Abu Umar, 2005).

Merokok adalah menghisap asap dari tembakau yang dibakar, masuk kedalam tubuh dan menghembuskannya kembali (Amstrong, 2002). Merokok adalah membakar rokok sebagian asapnya dihisap masuk kedalam tubuh dan sebagian tersebar ke lingkungannya (Ahmad, 2002).

3. Kategori Perokok Ada 2 jenis perokok yaitu : Perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif adalah seseorang secara aktif merokok, sedangkan Perokok pasif adalah seseorang yang sebenarnya tidak merokok, namun karena ada orang lain yang merokok di dekatnya, akhirnya ia pun terpaksa menghisap asap rokoknya. Pengelompokkan perokok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap setiap harinya, menurut Santoso, (1999) yaitu : 1. Perokok aktif adalah seseorang yang memberi dan merokok. 2. Perokok pasif adalah seseorang yang tidak merokok, tetapi sering berada dalam ruangan yang dicemari asap rokok atau seseorang yang berada di dekat orang lain yang sedang merokok, dan ia pun terpaksa menghisap asap rokoknya. Sedangkan untuk klasifikasi tipe perokok menurut Smet (1994) adalah sebagai berikut : 1. Perokok berat yaitu apabila menghisap 15 batang rokok atau lebih dalam sehari. 2. Perokok sedang yaitu apabila menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari. 3. Perokok ringan yaitu apabila menghisap 1-4 batang rokok setiap hari.

4. Kondisi Akibat Merokok Merokok menimbulkan banyak penyakit terhadap kesehatan manusia, kondisi akibat merokok antara lain : 1. Penyakit Jantung Koroner Merokok terbukti merupakan faktor resiko terbesar untuk mati mendadak. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok di bandingkan dengan bukan perokok. Keadaan jantung dan paru-paru mereka yang merokok tidak akan dapat bekerja secara efisien sehingga mereka mempunyai resiko tinggi terhadap PJK, Stroke, Bronkhitis yang kronis bahkan juga kanker. Resiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang di hisap. Penelitian menunjukkan bahwa resiko merokok bekerja sinergis dengan faktorfaktor lain seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi terhadap tercetusnya PJK. Perlu diketahui bahwa resiko kematian akibat PJK berkurang 50 % ketika tahun pertama sesudah rokok di hentikan (Soeharto, 2004).

2. Trombosis Koroner atau Serangan jantung Trombosis Koroner atau Serangan Jantung terjadi bilamana bekuan darah menutup salah satu pembuluh darah utama yang memasok darah. Pada pasien jantung, jumlah oksigen yang mencapai ke otot jantung tidak mencukupi. Karena asap rokok, kadar karbon monoksida di dalam darah akan meningkat, dan memotong jumlah suplai oksigen (Soeharto, 2004). 3. Kanker

Dalam daftar badan kesehatan dunia ( WHO ) penyakit kanker masuk dalam urutan teratas dari kelompok. Hal ini dapat dimengerti karena penyakit ini merupakan penyakit yang paling mematikan di dunia. Kalau di dunia menempati urutan kedua setelah penyakit jantung. Sedangkan di Indonesia, kanker masuk urutan keenam sebagai penyebab kematian. Resiko terjadinya kanker bagi perokok 1 pak (20 batang rokok) setiap hari memiliki kemampuan sejumlah 25 kali lebih besar dari pada yang tidak merokok (Sitepoe, 1993). 4. Bronkhitis Pada dasarnya penyakit ini timbul karena cabang-cabang batang tenggorokan mengalami peradangan. Penyakit bronkhitis dapat berdiri sendiri dan dapat pula merupakan penyakit penyulit ( komplikasi ) atau tambahan dari berbagai jenis penyakit lainnya, misal influenza, batuk rejan typhus, dan sebagainya. Pada umumnya bronkhitis dapat terjadi karena suatu infeksi di hidung bagian atas dan kerongkongan. Gejala atau tanda-tandanya adalah : 1. Sering batuk-batuk berat dan biasanya disertai dengan keluarnya lendir. 2. Terasa nyeri dan panas pada bagian dada dan kadang-kadang pada tulang belakang. 3. Bernafas agak sukar dan terus sesak. 4. Kadang-kadang disertai dengan kenaikan suhu badan. 5. Jenis rokok Jenis rokok yang dikonsumsi saat ini umumnya rokok non tradisional, antara lain : 1. Rokok sigaret Merupakan rokok hasil buatan pabrik, bersifat asam, semua nikotin diserap melalui paru, penyaringan nikotin lebih banyak dari pada pipa atau

cerutu, sebatang sigaret menghasilkan 3-6 % gas karbon monoksida dan tar sekitar 10-30 mg. 2. Cerutu Cerutu bersifat alkali, kebanyakan nikotin diserap melalui mukosa mulut, kandungan karbon monoksidanya 2-3 kali lebih banyak dari pada sigaret.

3. Rokok pipa Rokok pipa bersifat alkali, kebanyakan nikotin diserap melalui mukosa mulut, kandungan karbon monoksidanya 2-3 kali lebih banyak dari pada sigaret.

6. Alasan Merokok Bahaya merokok sudah kita ketahui, akan tetapi orang masih tetap merokok karena hampir semua perokok dewasa mulai merokok sebelum cukup dewasa untuk memahami atau berhenti tentang kesehatan merokok. Merokok sudah terbiasa dan sekarang mereka sulit untuk menghentikan kebiasaan tersebut (Amstrong, 1995). Beberapa alasan mengapa orang dewasa merokok adalah sebagai berikut : 1. Mereka benar-benar tidak dapat menahan diri meskipun menyadari bahwa kesehatannya dipertaruhkan untuk kesenangan tersebut. 2. Mereka menjadi ketagihan terhadap nikotin dan tanpa nikotin, hidupnya terasa hampa.

3. Mereka menjadi terbiasa menghirup rokok agar dapat merasa santai. 4. Tindakan mengambil sebatang rokok, menyulutnya dengan pemantik api, memandangi asap, dan memegang sesuatu dalam tangannya telah menjadi bagian dari prilaku sosial mereka dan tanpa itu, mereka akan merasa hampa. Dengan kata lain, merokok telah menjadi suatu kebiasaan. 5. Merokok adalah penopang bermasyarakat. 2. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu (Notoatmojo,2003). Pengetahuan yang dicakup dalam dominasi kognitif mempunyai enam tingkatan: 1. Tahu Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Dalam pengetahuan ini termasuk mengingat kembali sesuatu hal yang spesifik dari seluruh hal yang dipelajari dan telah diterima. Sehingga pengetahuan merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah (Notoatmojo, 2003). 2. Memahami Memahami diartikan suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar. Orang yang paham terhadap materi harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh dan menyimpulkan (Notoatmojo, 2003). 3. Aplikasi

Aplikasi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang

sebenarnya. Aplikasi ini dapat diartikan penggunaan metode, rumus dan prinsip dalam konteks atau situasi lain (Notoatmojo, 2003). 4. Analisis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain. Kemampuan analisa dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan dan mengelompokkan (Notoatmojo, 2003). 5. Sintesis Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya dapat menyusun, merencanakan terhadap suatu teori yang sudah ada. Bisa diartikan juga sebagai kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang tersedia (Notoatmojo, 2003). 6. Evaluasi Evaluasi menunjuk pada kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmojo, 2003). Penelitian tentang pengetahuan merokok pernah dilakukan oleh Prasetyo (2007), judulnya Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Merokok Di Kalangan Mahasiswa Keperawatan. Dengan jumlah 54 responden (100%)

bahwa lulusan S1 keperawatan terdapat 10 responden (18,5%) memiliki pengetahuan rendah, 27 responden (50%) memiliki pengetahuan sedang dan 17 responden (31,5%) memiliki pengetahuan tinggi dalam beberapa kategori tingkat pengetahuan tentang merokok yang benar. 2. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan seseorang itu dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya: 1. Pendidikan Semakin tinggi pendidikan seseorang maka makin tinggi pula tingkat pengetahuan. Bila pendidikannya tinggi maka akan cepat dalam memahami pengetahuan yang baru. 2. Sosial ekonomi Sosial ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, jika ekonomi seseorang baik maka pendidikan akan baik juga. 3. Lingkungan Lingkungan yang paling berpengaruh besar bagi seseorang adalah keluarga. Dalam lingkungan masyarakat antar warga terjadi transformasi pengetahuan dari satu dengan yang lainnya. 4. Sumber informasi Sumber informasi dapat merangsang pengetahuan. Seseorang menerima informasi tersebut akan mempunyai persepsi dan pandangan yang berbeda dengan orang lain, sehingga akan mempengaruhi tingkat pengetahuan. Jadi

baik atau buruknya pengetahuan seseorang tergantung kemampuan seseorang dalam perhatian, pemahaman dan penerimaan terhadap info yang diterima. 5. Pengalaman Dengan pengalaman yang diperolehnya, individu akan memperoleh informasi tentang suatu hal.

3. Perilaku 1. Pengertian Perilaku Perilaku adalah kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2003). Perilaku merokok adalah perilaku yang kompleks diawali dan berlanjut yang di sebabkan oleh beberapa variabel yang berbeda (Budi, 2007). Awal dari perilaku merokok pada umumnya diawali pada saat usia masih muda. Perilaku ini disebabkan karena adanya model yang ada di lingkungannya atau karena adanya tekanan sosial misalnya dinyatakan bukan sebagai teman atau anggota kelompok jika tidak merokok akan di cap sebagai banci atau tidak jantan jika tidak merokok (Loeksono dan Wismanto, 1999). Ketagihan terhadap rokok pada umumnya disebabkan oleh interpretasi terhadap efek yang segera akan dirasakan ketika individu merokok (Budi, 2007).

Di dukung oleh beberapa ahli lain menyatakan bahwa secara umum perilaku merokok di pengaruhi oleh: 1. Lingkungan Sosial

Seseorang mempunyai kebiasaan merokok karena lingkungannya adalah perokok. Faktor sosial sangat berpengaruh secara langsung dan tidak langsung kepada individu. Pengaruh langsung berdasarkan menawarkan rokok, membujuk untuk merokok, menantang atau menggoda. Pengaruh tidak langsung yaitu adanya model yang kuat di lingkungannya, misalnya pimpinan kelompok atau guru maka anggota lain juga akan ikut merokok. Pengaruh tidak langsung ini sulit untuk diamati. Seseorang mungkin tidak merasa bahwa perilakunya dipengaruhi oleh gurunya atau model iklan rokok tertentu (Budi, 2007). 2. Faktor Psikologis Menurut (Budi,2007) menyatakan bahwa individu untuk mendapatkan rasa percaya diri. Oleh karena itu individu perokok yang bergaul dengan perokok lebih sulit untuk berhenti merokok, dari pada perokok yang bergaul dengan lingkungan sosialnya menolak perilaku merokok.

3. Faktor Biologis Banyak peneliti yang menyatakan bahwa semakin tinggi kadar darah semakin besar pula ketergantungan terhadap rokok ( Budi, 2007). 4. Faktor Sosial Kultur Kebiasaan masyarakat, tingkat ekonomi, pendidikan, pekerjaan juga berpengaruh terhadap perilaku merokok (Budi, 2007).

4. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Tingkat pengetahuan mempunyai hubunagn yang erat kaitannya dengan perilaku terhadap suatu tindakan yang di lakukan. Dengan pengetahuan akan menimbulkan kesadaran seseorang melakukan perilaku yang sesuai dengan pengetahuan yang di miliki. Perilaku yang di lakukan akan membawa dampak yang baik bagi orang itu sendiri karena perilaku yang di lakukan didasari oleh kesadaran mereka sendiri bukan dari paksaan orang lain. Seseorang yang memiliki pengetahuan yang di peroleh dari proses belajar baik secara informal maupun formal akan menimbulkan kesadaran dan akan di ekspresikan dengan perilaku yang nyata. Dengan pengetahuan yang di milikinya seseorang mampu mengerti cara, manfaat dan kerugian dari suatu tindakan yang dilakukannya. Seperti pada mahasiswa yang mempunyai pengetahuan tentang merokok akan melakukan perilaku terhadap bahaya dari merokok itu sendiri. Penelitian tentang pengetahuan merokok pernah dilakukan oleh Prasetyo (2007), judulnya Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Merokok Di Kalangan Mahasiswa Keperawatan. Dengan jumlah 54 responden (100%) bahwa lulusan S1 keperawatan terdapat 10 responden (18,5%) memiliki pengetahuan rendah, 27 responden (50%) memiliki pengetahuan sedang dan 17 responden (31,5%) memiliki pengetahuan tinggi dalam beberapa kategori tingkat pengetahuan tentang merokok yang benar. Sehingga tingkat pendidikan dan pengetahuan sangat berhubungan dengan perilaku merokok pada mahasiswa.

http://dc225.4shared.com/doc/o9ByRqhf/preview.html

5. KERANGKA TEORI

Bagan 2.1. Kerangka Teori Penelitian (Menurut Notoatmodjo, 2005)

6. HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis di dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2005). Hipotesis dalam penelitian ini yakni ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Merokok dan Perilaku Merokok pada Mahasiswa Keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan dan tujuan yang dicapai, penelitian ini termasuk dalam penelitian studi korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Cross sectional yaitu penelitian dengan menggunakan pengukuran dimana dalam pengambilan data dan pengambilan hasil dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan) atau secara bersama-sama (Notoatmodjo, 2005). Studi korelasi pada hakekatnya merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan gejala yang lain, atau variabel satu dengan variabel yang lain (Notoatmodjo, 2005).

2. Kerangka Konsep Penelitian

0100090000037400000002001c00000000000400000003010800050000000b0200000000 050000000c0278014902040000002e0118001c000000fb02ceff000000000000900100000 0000440001254696d6573204e657720526f6d616e0000000000000000000000000000000 000040000002d0100000400000002010100050000000902000000020d000000320a2c000 000010004000000000048027701205516001c000000fb021000070000000000bc0200000 0000102022253797374656d000000000000000000001800000001000000306d0f02e4040 000040000002d010100030000000000 3. Variabel Penelitian Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggotaanggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain ( Notoatmodjo, 2005 ). Variabel dibedakan menjadi dua, yaitu ; 1. Variabel Independen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan tentang merokok pada mahasiswa keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang. 2. Variabel Dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku merokok pada mahasiswa keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang.

4. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan batasan dari variabel-variabel yang akan diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2005). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah : Karakteristik Tingkat Pengetahuan. 1. Definisi : Kemampuan responden untuk mengetahui dan memahami sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan tentang merokok pada mahasiswa keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang, yang terdiri atas pengertian merokok, bahan yang terkandung di dalam rokok, bahaya merokok. Pengetahuan responden diungkapkan dengan pertanyaan tertulis berbentuk pertanyaan tertutup sebanyak 10 soal dan dinilai berdasarkan angka yang didapatkan dari jumlah jawaban yang benar. 2. Alat ukur : Kuesioner. 3. Skala : Ordinal 4. Kategori : 1. Pengetahuan baik : apabila jumlah skor 7 10 2. Pengetahuan cukup : apabila jumlah skor 4-6 3. Pengetahuan kurang : apabila jumlah skor 1-3 Dengan, Skor benar = 1 Skor salah = 0 Karakteristik Perilaku 1. Definisi : Suatu tindakan responden yang di amati secara langsung dengan memberikan lembar kuesioner kepada responden sebanyak 15 soal yang terdiri atas manfaat merokok dan alasan yang menyebabkan merokok. Diungkapkan dengan

pertanyaan tertulis berbentuk pertanyaan tertutup dan dinilai berdasarkan angka yang didapatkan dari jumlah jawaban yang benar. 5. Alat ukur : Kuesioner. 6. Skala : Nominal 7. Kategori : 1. Perilaku baik : apabila jumlah skor 8 15 2. Perilaku kurang : apabila jumlah skor 1-7 Dengan, Skor benar = 1 Skor salah = 0

5. Populasi dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi adalah setiap subjek penelitian yang memenuhi karakteristik yang telah ditentukan (Notoatmodjo, 2005). Populasi pada penelitian ini adalah semua mahasiswa keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang pada bulan Oktober sebanyak 72 mahasiswa laki-laki yang terdiri dari mahasiswa laki-laki kelas reguler tingkat tiga sebanyak 14 orang, kelas ekstensi 20 orang , kelas unggulan 13 orang, kelas A1 tingkat dua 13 orang, dan A2 sebanyak 12 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap mewakili populasinya (Notoatmodjo, 2005). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh anggota populasi sebanyak 72 mahasiswa laki-laki.

3. Teknik Sampling Teknik sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian dan tergantung pada tujuan penelitian dan sifat-sifat populasinya (Notoatmodjo, 2005). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2008). Kriteria sampling dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu kriteria inklusi dan eksklusi.

1. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003). Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (72 orang). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1. Bersedia menjadi responden. 2. Berada di tempat pada saat penelitian dilakukan. 3. Mahasiswa laki-laki Prodi Keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang.

6. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada mahasiswa prodi keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang pada bulan Oktober 2009 .

7. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan bahan dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam pelaksanaan penelitian. Instrumen pada penelitian ini terdiri dari tiga bagian, antara lain : 1. Bagian pertama tentang karakteristik responden, meliputi: jenis kelamin, umur, pendidikan, kelas/ semester. 2. Bagian kedua tentang pengetahuan Pengetahuan tentang merokok pada mahasiswa keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang, yang terdiri atas pengertian merokok, bahan yang terkandung di dalam rokok, bahaya merokok diungkapkan dengan pertanyaan tertulis berbentuk pertanyaan tertutup sebanyak 10 soal dan dinilai berdasarkan angka yang didapatkan dari jumlah jawaban yang benar. Jika responden menjawab benar, maka nilai satu (1) dan jika responden menjawab salah, maka nilai nol (0). 3. Bagian ketiga tentang perilaku merokok terdiri atas manfaat merokok dan alasan yang menyebabkan merokok diungkapkan dengan pertanyaan tertulis berbentuk pertanyaan tertutup sebanyak 15 soal dan dinilai berdasarkan angka yang didapatkan dari jumlah jawaban yang benar. Jika responden menjawab benar, maka nilai satu (1) dan jika responden menjawab salah, maka nilai nol (0).

4. Dalam penelitian ini uji validitas dan reliabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Uji validitas. Prinsip dalam validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2003). Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoadmojo, 2005). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 2006). Agar suatu penelitian itu valid maka instrument harus diuji kevaliditasnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Content

Validity yaitu uji validitas yang menggunakan pendapat para ahli (judgement expert). Para ahli memberikan pendapat, kemudian instrument tersebut dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan maupun dirubah atau dirombak secara total (Sugiyono, 2005). Sebelum disebarkan kepada responden, penulis telah melakukan perbaikan instrument kemudian instrument tersebut diajukan kembali kepada ahli dan diyatakan layak untuk digunakan. 2. Uji reliabilitas. Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2005).

8. Pengumpulan Data 1. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Mengajukan

izin

kepada

Ketua

Program

Studi

Keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang. 2. Setelah izin diterima, peneliti mengadakan pendekatan kepada mahasiswa keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang. 3. Peneliti menentukan calon responden. Setelah itu peneliti menjelaskan tentang tujuan, manfaat, peran serta responden selama penelitian, jaminan kerahasiaan calon responden, hak responden dan penandatanganan lembar persetujuan oleh responden. 4. Pembagian kuesioner kepada responden dalam waktu yang ditetapkan. Langkah-langkah yang dilakukan

adalah sebagai berikut : 1. Menjelaskan tujuan penelitian secara singkat. 2. Membagi kuesioner kepada responden. 3. Meminta responden menjawab seluruh pertanyaan dalam lembar kuesioner. 4. Meminta responden untuk mengembalikan kuesioner yang telah diisi lengkap di tempat yang telah ditentukan.

9. Cara Pengolahan Data Dan Analisa Data 1. Pengolahan Data 1. Mengedit ( Editing ). Mengedit bertujuan untuk mengoreksi data yang telah terkumpul. Data yang dikoreksi meliputi kelengkapan pengisian atau jawaban yang tidak jelas. Apabila didapatkan kesalahan atau pengisian data yang tidak lengkap, maka jawaban tersebut akan ditolak.

2. Pengkodean ( Coding ). Setelah data terkumpul dan diedit, langkah selanjutnya adalah memberi kode untuk setiap jawaban. Pengkodean ini memudahkan dalam pengolahan data. 3. Tabulasi data ( Tabulating ). Tabulasi dilakukan dengan memasukkan dan menyusun data ke dalam tabel yang disediakan. Setelah dimasukkan dalam tabel, dilakukan pengukuran masingmasing variabel. Variabel independen Terdiri dari pengetahuan tentang merokok pada mahasiswa keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang dan variabel dependen terdiri dari perilaku merokok pada mahasiswa keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang. 2. Analisa Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat dan analisa bivariat. 1. Analisa univariat. Menurut Notoatmodjo (2005), analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel. Rumus penentuan persentase adalah :

X=

x 100 %

Keterangan : X : hasil persentase f : frekuensi hasil pencapaian n : total seluruh observasi 2. Analisa bivariat. Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2005). Analisa bivariat yang digunakan adalah uji chi square. Uji chi square adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis (Sugiyono,2008). Rumus dari uji chi square adalah :

Keterangan : = taraf signifikansi (chi square hitung) = frekuensi data = frekuensi yang diharapkan Nilai chi square didapatkan melalui langkah berikut : 1. Tentukan jenis tabel. Jenis tabel yang digunakan adalah 2x2.

2. Tentukan derajat kebebasan (d.b) dengan cara :

Derajat kebebasan yang diperoleh adalah 1. 3. Tentukan derajat kepercayaan. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 99%. 4. Cari dalam tabel nilai-nilai chi square. Hasil yang didapat adalah 6,228 1. Jika X hitung 6,228 berarti Ho ditolak, berarti ada hubungan tentang tingkat pengetahuan tentang merokok dengan perilaku merokok pada mahasiswa keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang. 2. Jika X hitung < 6,228 berarti Ho diterima, berarti tidak ada hubungan tentang tingkat pengetahuan tentang merokok dengan perilaku merokok pada mahasiswa keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang.

10. Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat rekomendasi dari Politeknik Kesehatan Semarang dan permintaan izin ke kepala program keperawatan unggulan politeknik kesehatan Depkes Semarang. Setelah mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi: 1. Plan Language Statement (PLS).

Lembar PLS diberikan kepada subjek yang diteliti, peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian. Jika responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghargai hak-hak responden. 2. Anonimity ( Tanpa Nama ). Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, hanya memberikan nomor kode pada lembaran kuesioner. Hal ini bertujuan untuk menjaga kerahasiaan responden. 3. Confidentially ( Kerahasiaan ). Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti. Peneliti hanya melaporkan data kelompok tertentu sebagai hasil riset.

Lampiran 4

Program Keperawatan Politeknik Kesehatan Semarang

O leh : HENI NUR WIJAYANTI

No. Responden :

1. Demografi Responden 1. Jenis Kelamin : a. Male ( ) b. Female ( )

2. Umur : ................... tahun 3. Pendidikan : ................... 4. Kelas/ semester : ...................

Berilah tanda check ( ) pada salah satu jawaban benar dan salah Section 1: Pengetahuan No Pertanyaan Benar Salah Skore 1 1.Merokok mengandung nicotine, tar dan carbon monoxide 2 3 4

2.Nicotine mengandung zat adiktif yang dapat menyebabkan kecanduan 3.Merokok dapat menyebabkan kanker paru 4.Resiko terkena serangan jantung pada perokok dibandingkan dengan orang yang tidak merokok adalah 2-3 x 5.Menghisap rokok mempunyai efek untuk jantung seperti peningkatan detak jantung 6.Zat pada rokok yang menyebabkan ketagihan adalah tembakau 7.Zat pada rokok yang dapat menyebabkan kanker adalah tembakau 8.Pengaruh rokok terhadap terjadinya penyakit jantung adalah tidak berpengaruh 9.Pengaruh rokok terhadap paru-paru adalah Asma, Kanker paru-paru dan Bronchitis 10. Perokok pasif resiko terkena terkena penyakit jantung

Berilah tanda check ( ) pada salah satu jawaban Setuju danTidak setuju Section 2: Perilaku No Pertanyaan Setuju Tidak setuju

Menurut saya asap rokok dapat meninggalkan bau yang tidak enak. 2 Saya akan merokok karena merokok tidak merugikan diri saya Merokok membuat lebih percaya diri Merokok bisa menghilangkan stress Merokok merupakan simbol kedewasaan seseorang 6 Dengan merokok akan memperluas pergaulan Menurut saya seseorang bisa berhenti merokok bila ia benar-benar ingin berhenti Saya akan memberitahu teman-teman saya kalau merokok itu merugikan bagi kesehatan Merokok dapat merugikan orang-orang disekitarnya Saya akan membiarkan teman saya tetap merokok walaupun saya tahu merokok itu berbahaya Saya akan merokok di kelas ketika tidak ada dosen Saya akan merokok di kampus ketika dosen merokok di kampus Saya akan merokok ketika berkumpul dengan teman-teman Saya akan merokok ketika mengerjakan tugas

3 4 5

9 10

11 12

13 14

15

Dengan saya merokok lebih mudah dalam berfikir

DAFTAR PUSTAKA

Abu Umar Basyir. 2005. Mengapa ragu tinggalkan rokok. Jakarta. Tim Pustaka AtTazkia. Agus. (2000). Menuju Gaya Hidup Sehat. Jakarta

: http:// www.republika.co.id/online.detail/0106/19.htm. Di akses pada tanggal 28 Mei 2009 Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Bangun. (2003). Hari sedunia tanpa rokok: http://www.kuncung.com/korankecil/hari bebas tembakau sedunia. Diakses pada tanggal 27 Mei 2009 Budi. (2006). Perilaku Merokok (Analisis Data Susenas 2001):

http://www.promosikesehatan.com/perilakumerokok. Diakses pada tanggal 27 Mei 2009 Loeksono & Wismanto. (1999). Menjaga Kebugaran

Jantung: http://www.antirokok.or.id/berita/berita_rokok_kesehatan.htm. Di akses pada tanggal 2 Mei 2009 Notoatmodjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar). Cetakan kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta

Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis & Instrumen Penelitian. Jakarta : Penerbit Salemba Medika Purwanto, H. (1999). Pengantar Prilaku Manusia. Jakarta. EGC. Soeharto, I. ( 2004). Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta

You might also like