You are on page 1of 21

Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM Mekanika dalam bidang Ilmu Teknik dikenal sebagai Mekanika Teknik (disebut juga

Mekanika Rekayasa).

Mekanika

Rekayasa

Statika

mempelajari tentang bagaimana menghitung gaya-gaya yang timbul pada elemen-elemen struktur yang diakibatkan bekerjanya gaya-gaya luar pada struktur, sementara struktur tetap berada dalam keadaan keseimbangan. Untuk dapat memahami lebih jauh mengenai gaya dan lain-lainnya sehubungan dengan gaya ini, dapat diambil beberapa pengertian sebagai beriut : a. Gaya adalah penyebab dari/terhadap suatu benda baik dalam keadaan diam ke keadaan bergerak ataupun sebaliknya. Contoh, bila seseorang menarik sebuah benda dengan benang/tali, seperti diperlihatkan pada gambar 1.1, dimana benda tersebut dalam keadaan diam, kemudian ditarik, maka tarikan yang menyebabkan benda tersebut berpindah tempat dinamakan dengan gaya . Demikian halnya bila benda tersebut yang sedang bergerak, dihentikan tarikannya, maka benda tersebut akan berhenti. Penghentian tarikan yang membuat benda semula bergerak kemudian berhenti juga dinamakan dengan gaya .

Gambar 1.1 Gaya pada sebuah benda

MEKANIKA TEKNIK I

I-1

Pendahuluan

b. Dinamakan sebuah gaya apabila ada 3 (tiga) unsur, unsur-unsur tersebut adalah : besarannya, arahnya dan titik tangkapnya. Untuk lebih jelasnya seperti terlihat pada gambar 1.2 dibawah ini.

2 11 3

1. titik tangkap 2. besarnya 3. arahnya

Gambar 1.2 Gaya Gaya harus ada titik tangkapnya (tempat pegangan gaya), misalnya seseorang baru dapat merasakan berat sesuatu benda, apabila orang itu mengangkat benda tersebut, kalau tidak diangkat tentu tidak akan diketahui beratnya benda itu. Apabila benda itu diangkat dengan tangan, maka titik tangkapnya adalah di tangan tersebut. Sedangkan arahnya dapat dimengerti ke mana benda itu akan dibawa / diangkat. c. Garis kerja gaya adalah merupakan jejak atau bidang yang terjadi akibat perpindahan benda dari satu tempat ke tempat lainnya. Untuk jelasnya pengertian garis kerja gaya ini dapat diperhatikan seperti pada gambar 1.3 . d. Titik tangkap sebuah gaya bisa berpindah / dipindahkan sepanjang garis kerja gaya. Jelasnya dapat diperhatikan sebagaimana gambar 1.3, yaitu : semula titik tangkap gaya ada pada 1, karena perpindahannya maka titik tangkapnya berpindah ke 2, perpindahan

MEKANIKA TEKNIK I

I-2

Pendahuluan

ini hanya bisa terjadi mengikuti gerak perpindahan benda yang ditarik oleh gaya tersebut.

garis kerja gaya 1 2

Gambar 1.3 Titik tangkap dan garis kerja gaya Terlihat jejak yang ditinggalkan adalah merupakan garis kerja gaya. Tititk 1 dan 2 , adalah titik tangkap gaya. e. Dengan memperhatikan gambar-gambar diatas, terutama gambar 1.3 , dengan adanya tarikan yang diberikan terhadap benda tersebut maka si penarik akan merasakan adanya perlawanan. Atau bila anda mengangkat sebuah benda maka akan terasa berat pada anda, anda mengangkat tersebut dinamakan gaya aksi dan perlawanan yang timbul dinamakan reaksi . Hukum Newton mengemukakan dalam keseimbangan aksi sama dengan reaksi f. Momen (M) adalah merupakan perkalian dari sebuah gaya (P) dengan jarak (l) dari gaya tersebut ke suatu titik yang ditinjau. Momen ada yang positip (M+) dan ada yang negatip (M-). Momen positip (M+) adalah apabila gaya diputar ke suatu titik yang ingin ditinjau momennya berputar searah jarum jam dan sebaliknya momen negatip (M-) adalah berlawanan dengan arah jarum jam. Satuan momen adalah : gaya (ton/kg), jarak (meter), maka momen adalah tonmeter (tm) atau kgmeter dan seterusnya.

MEKANIKA TEKNIK I

I-3

Pendahuluan

Pengertian momen ini, dapat diperlihatkan seperti pada gambar 1.4 berikut ini :

P1

d
P2 A P3 B

Gambar 1.4 Momen, gaya dan jarak Penjelasan : 1. Momen adalah gaya (P) kali jarak 2. Jarak adalah jarak tegak lurus dari garis kerja gaya terhadap titik yang akan dicari momennya. 3. Pada gambar 1.4, gaya yang bekerja pada titik A adalah P1 , P2, dan P3 ; jaraknya masing-masing ke titik B yang akan dicari momennya ( M dititik
B

) adalah P1 jaraknya l, P2

jaraknya adalah d dan P3 jaraknya adalah 0 (nol). 4. Momen dari masing-masing gaya yang bekerja di titik A terhadap titik B adalah : Gaya P1, jaraknya l maka momen (M1) = P1. l Gaya P2, jaraknya d maka momen (M2) = P2. d Gaya P3, jaraknya 0 maka momen (M3) = P1. 0 = 0

MEKANIKA TEKNIK I

I-4

Pendahuluan

Bila gaya P3 dan P2 diputar terhadap titik B, dan ternyata

searah dengan jalannya jarum jam, maka M1 dan M2


adalah positip. 1.2 DIAGRAM GAYA DAN PERJANJIAN TANDA Apabila pada suatu struktur bekerja gaya-gaya luar, maka didalam elemen-elemen struktur, akan timbul gaya-gaya dalam yang bertugas untuk mengimbangi dan menyalurkan beban-beban luar ke tumpuan (perletakan). Dalam analisa struktur dikenal beberapa jenis gaya dalam yang timbul pada potongan-potongan elemen struktur yaitu : a. Gaya Normal ( N ), yang bekerja searah sumbu elemen, dapat didefinisikan sebagai jumlah aljabar gaya-gaya luar yang searah/ sejajar sumbu batang, ditinjau disebelah kiri atau disebelah kanan potongan elemen tersebut. b. Gaya Geser ( S ), yang bekerja tegak lurus sumbu elemen, dapat didefinisikan sebagai jumlah aljabar dari gaya-gaya luar yang tegak lurus sumbu batang, ditinjau disebelah kiri atau disebelah kanan potongan elemen tersebut. c. Momen Lentur ( M ), yang bekerja untuk menahan momen lentur sumbu elemen, dapat didefinisikan sebagai jumlah aljabar momen dari semua gaya-gaya luar, ditinjau disebelah kiri atau disebelah kanan potongan elemen tersebut. Untuk mendesain elemen-elemen struktur seperti balok, berdasarkan kekuatan perlu diketahui lebih dahulu gaya-gaya dalam maksimum yang bekerja pada elemen tersebut.

MEKANIKA TEKNIK I

I-5

Pendahuluan

Salah satu cara untuk melakukan ini, adalah dengan menyatakan gayagaya dalam tersebut ( normal, lintang dan momen ) sebagai suatu fungsi dari posisi gaya dalam. Perjanjian Tanda : Gaya Normal Gaya normal adalah gaya-gaya yang mempunyai garis kerja searah atau sejajar dengan sumbu batang/balok. Gaya normal ini ada yang positip yaitu apabila batang dalam kondisi tertarik (digunakan tanda + ), dimana arah gaya meninggalkan batang seperti gambar 1.5a dan gaya normal yang negatip adalah apabila batang dalam kondisi tertekan (digunakan tanda -) dimana arah gaya menuju batang, seperti gambar 1.5b. x yang berubah-ubah sepanjang sumbu elemen. Fungsi ini dapat diplotkan secara grafis dan disebut sebagai diagram

a. Gaya N Positip (+) Gambar 1.5

b. Gaya N Negatip (-)

Gaya Geser (Gaya Lintang) Gaya geser atau gaya lintang adalah merupakan gaya-gaya yang tegak lurus terhadap sumbu balok. Gaya geser ini ada yang positif dan ada negatif, dikatakan positip apabila gaya-gaya sebelah kiri potongan akan mendorong keatas bagian kiri potongan dan akan

MEKANIKA TEKNIK I

I-6

Pendahuluan

mendorong kebawah bagian kanan potongan, seperti pada gambar 1.6a. Gaya geser dikatakan negatip apabila gaya-gaya sebelah kiri potongan akan mendorong kebawah bagian kiri potongan dan akan mendorong keatas bagian kanan potongan, gambar 1.6b.

a. Gaya Geser Positip (+)

b. Gaya Geser Negatip (-) Gambar 1.6 Momen Lentur Momen Lentur dikatakan positip, jika dengan gaya-gaya yang ada menyebabkan batang akan melengkung keatas, dan dikatakan negatip, apabila dengan gaya-gaya yang ada menyebabkan batang akan melengkung kebawah. Atau dengan pengertian lain yaitu : Momen Lentur Positip, jika serat atas tertekan, sedangkan serat bawah tertarik, terlihat pada gambar 1.7a 1.7b. dan Momen Lentur Negatip, jika serat atas tertarik sedangkan serat bawah tertekan, seperti pada gambar

MEKANIKA TEKNIK I

I-7

Pendahuluan

a. Momen Lentur Positip

b. Momen Lentur Negatip Gambar 1.7

1.3

GAYA-GAYA KOPLANAR DAN NON KOPLANAR a. Gaya-gaya Koplanar Sistem gaya dari beberapa gaya yang terletak dalam satu bidang disebut koplanar Jika gaya-gaya koplanar berpotongan disuatu titk, dikatakan bahwa sistem gaya-gaya tersebut adalah koplanar konkuren

K1 K4 K2

K3 a. Koplanar Konkuren

MEKANIKA TEKNIK I

I-8

Pendahuluan

Jika garis kerja gaya-gaya koplanar sejajar satu sama lain, dikatakan bahwa sistem gaya-gaya tersebut adalah koplanar non konkuren. K1 K2 K3 K4

b. Koplanar Non Konkuren

Jika beberapa gaya bekerja pada sebuah garis kerja yang sama, dikatakan bahwa sistem gaya-gaya tersebut adalah kolinear. K1 K2 K3

b.

Kolinear

Jika garis kerja gaya-gaya koplanar ada yang sejajar dan ada pula yang berpotongan, dikatakan bahwa sistem gaya-gaya tersebut adalah koplanar umum.

K3 K1

K5

K2

K4

MEKANIKA TEKNIK I

I-9

Pendahuluan

c.

Koplanar Umum

Gambar 1.8

b.

Gaya-gaya Non Koplanar Sistem gaya dari beberapa gaya yang tidak terletak dalam satu bidang, disebut non koplanar . Jika garis kerja dari gaya-gaya non koplanar berpotongan disuatu titk, dikatakan bahwa sistem gaya-gaya tersebut adalah non

koplanar konkuren.

K1 K2

K3 K4

a. Non Koplanar Konkuren

MEKANIKA TEKNIK I

I-10

Pendahuluan

Jika garis kerja gaya-gaya non koplanar sejajar satu dengan yang lain, dikatakan bahwa sistem gaya-gaya tersebut adalah non

koplanar paralel, serperti pada Gambar 1.9b

Jika garis kerja gaya-gaya non koplanar ada yang berpotongan disuatu titik dan ada pula yang sejajar, dikatakan bahwa sistem gaya-gaya tersebut adalah non koplanar umum. (Gambar 1.9c)

K1

K2

K3 K4 K5

b. Non Koplanar Paralel

K3 K4 K5

K2

MEKANIKA TEKNIK I

I-11

Pendahuluan

K1

K6

c. Non Koplanar Umum Gambar 1.9

1.4

PENGGABUNGAN GAYA (RESULTANTE) Jika pada sebuah benda bekerja beberapa gaya, maka untuk memudahkannya, gaya yang banyak tersebut dapat digabung,dan gabungan ini dinamakan dengan Resultante (R). Dapat dimengerti, bahwa gaya yang bekerja pada sebuah benda tersebut ada yang

searah, berlawanan arah dan ada pula yang bersudut. Dengan demikian
gaya Resultante yang timbul, arah dan besarnya tentu saja akan berbeda. Pengertian Resultante ini dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Bila pada sebuah benda bekerja dua gaya atau lebih yang arahnya

sama, maka Resultantenya adalah penjumlahan gaya-gaya tersebut,


sebagai contoh Resultante dari dua gaya K1 dan K2 dengan garis kerja yang sama dan searah adalah sama dengan jumlah besarnya gaya K1 dan K2 (gambar 1.8a) b. Bila pada sebuah benda bekerja dua gaya K1 dan K2 dengan garis kerja yang sama tetapi berlawanan arah, maka besarnya Resultante dari dua gaya tersebut adalah sama dengan selisih besarnya K1 dan K2 (gambar 1.8b)

K2

MEKANIKA TEKNIK I

I-12

Pendahuluan

K1 a. Garis Kerja dan Arah sama R K2

K1

b. Garis Kerja sama dengan Arah berlawanan Gambar 1.8 c. Resultante Gaya yang melalui satu titik. 1). Cara Jajaran Genjang. Jika dua gaya K1 dan K2 yang bekerja sepanjang garis kerjanya masing-masing. Kedua gaya tersebut kita geser sepanjang garis kerjanya masing-masing dan bertemu disatu titk sebagai titik tangkap (gambar 1.9a). Resultante menggunakan K1 dan A R dapat

diperoleh dengan membuat sebuah jajaran genjang dengan K2 sebagai dua sisi dari jajaran genjang tersebut. Diagonal yang melalui titik A menyatakan resultante dari kedua gaya.

R= K1+ K2 K2 K1 A K1

MEKANIKA TEKNIK I

I-13

Pendahuluan

K2

a. Dua gaya melalui satu titik

Jika terdapat lebih dari dua gaya yang melalui satu titik, K1, K2 dan K3 yang ketiganya bekerja pada titik O, maka dicari dulu dari dua gaya sembarang, kemudian resultantenya digabungkan dengan gaya yang ketiga dan demikian seterusnya, (seperti pada gambar 1.9b). - Dengan cara jajaran genjang, resultante dari gaya-gaya K1 dan K2 adalah R1 Dengan cara yang sama gabungkan R1 dengan gaya K3 dan resultantenya adalah R

R1 K1 K2

K3 b. Lebih dua gaya melalui satu titik Gambar 1.9

MEKANIKA TEKNIK I

I-14

Pendahuluan

2) Cara Segi Banjak Gaya (Poligon Gaya) Resultante dua gaya K1 dan K2 dapat ditentukan dengan mengukur panjang gaya resultant yang terlukis dan dihitung sesuai skala yang diambil (seperti gambar 1.10a), caranya : Lukis gaya K2 pada ujung gaya K1 sesuai arahnya. Hubungkan A dengan ujung K2 Panjang garis (sesuai skala) dari A ke ujung K2 adalah resultante dari kedua gaya K1 dan K2 tersebut.

R= K1+ K2 K2 K1 A A a. Dua gaya melalui satu titik Jika gaya-gaya penyusun terdapat lebih banyak, misal K1, K2, K3, K4 dan K5 (gambar 1.10a) dapat dicari resultantenya dengan cara poligon gaya, seperti pada gambar 1.10b berikut : K2 K1 O K3 K1 K4 K2 K3 K1 K2

MEKANIKA TEKNIK I

I-15

Pendahuluan

K5

K4

O R

K5

(a) Gambar 1.10 Caranya : Dimulai dari titik O

(b)

Gambarkan K1 (sesuai besar dan arah) mulai dari titik O Selanjutnya K2 mulai dari ujung K1, lalu K3 dari ujung K2 dan seterusnya. Resultante R didapat dengan menghubungkan O dengan ujung gaya terakhir , yaitu K5 . Segi banyak yang terjadi adalah segi banyak tertutup. Cara lain dengan poligon gaya dapat dilakukan dengan merubah urutan gaya-gayanya, misalnya dengan susunan urutan sebagai berikut : K1, K4, K5, K3 dan K2. K2 K1 O K5 K3 K4 K1 O K4 K5 K3 (a) Gambar 1.11 Caranya : (b) R K2

MEKANIKA TEKNIK I

I-16

Pendahuluan

Dimulai dari titik O Gambarkan K1 (sesuai besar dan arah) mulai dari titik O Selanjutnya K4 mulai dari ujung K1, lalu K5 dari ujung K4 dan seterusnya. Resultante R didapat dengan menghubungkan O dengan ujung gaya terakhir , yaitu K2 . 3) Cara Analitis Untuk mencari resultante dua gaya (K1 dan K2) yang melalui satu titik, maka kedua gaya tersebut dapat diuraikan menjadi komponen-komponen tegak lurus sepanjang salib sumbu tertentu, lalu komponen-komponen yang sejajar dengan sumbu yang sama dijumlahkan seperti berikut : Y K2y K1y O K2 R

K2x

K1 K1x x

Gambar 1.12 Gaya-gaya K1 dan K2 diuraikan menjadi komponen-komponen

searah sumbu-X dan sumbu-Y, atau sumbu-H (horisontal) dan sumbu-V (vertikal) : K1 K1x dan K1y , Kx = K1x + K2x = Ky = K1y + K2y = K2 K2x dan K2y K1 cos + K2 cos K1 sin + K2 sin

Resultante dari kedua gaya K1 dan K2 adalah :

MEKANIKA TEKNIK I

I-17

Pendahuluan

R=

( Kx ) 2 + ( Ky ) 2

Arah dari resultante kedua gaya : tan = 1.5

Kx Ky

BESAR RESULTANTE DAN LETAK TITIK TANGKAP a. Gaya-gaya Yang Sejajar. Besarnya resultante R dari gaya-gaya yang sejajar, didapatkan dengan penjumlahan bila arahnya sama dan pengurangan bila arahnya berlawanan, jadi R =

Kc R = K
i =1

+ K2 + K3 + ........ +

Kn. Sedangkan letak titik tangkapnya dapat dilakukan dengan suatu kesetimbangan pada salah satu titik (dengan cara Grafis atau Analitis), seperti pada gambar 1.13 dengan cara grafis.

K2 K1
2 1 3

K4

K5
5 7

K6
6

K1 K2

K3 4

3 K3

R
K4
5

K5

MEKANIKA TEKNIK I

I-18

Pendahuluan

7 K6

Gambar 1.13

Caranya, susun gaya-gaya K1 sampai dengan K6 : 1. Tentukan titik Kutub O 2. Buat garis kutub dari O keujung-ujung vektor K1 sampai dengan K6, yaitu garis-garis kutub 1 sampai dengan 6. 3. Buat garis sembarang yang sejajar dengan garis kutub 1 dan akan memotong gaya K1 di A. 4. Melalui A dibuat garis yang sejajar garis kutub 2 dan akan memotong gaya K2 di B. 5. Melalui B dibuat garis yang sejajar garis kutub 3 dan akan memotong gaya K3 di C. 6. Melalui C dibuat garis yang sejajar garis kutub 4 dan akan memotong gaya K4 di D. 7. Melalui D dibuat garis yang sejajar garis kutub 5 dan akan memotong gaya K5 di E. 8. Melalui E dibuat garis yang sejajar garis kutub 6 dan akan memotong gaya K6 di F. 9. Melalui F dibuat garis yang sejajar garis kutub 7 dan garis ini akan memotong terusan garis yang sejajar garis 1 di titik T. 10. Maka garis vertikal melalui T, yang sejajar dengan semua gayagaya ini adalah garis kerja resultan R.

MEKANIKA TEKNIK I

I-19

Pendahuluan

b. Gaya-gaya Yang Tidak Beraturan Untuk menentukan besarnya resulatnate R dan letak titik tangkap bagi gaya-gaya yang tidak beraturan dapat dilaksanakan dengan cara grafis, seperti terlihat pada gambar 1.14 dan langkah-langkah penyelesaian adalah sebagai berikut : 1. Tentukan resultante dari gaya-gaya K1, K2 dan K3 dengan membuat segi banyak gaya dimana ketiga gaya tersebut diletakkan secara berurutan dan sesuai arah gaya. Garis yang menghubungkan titik pangkal P dari gaya yang pertama, yaitu K1 dihubungkan dengan ujung Q dari gaya terakhir yaitu K3 adalah resultante dari ketiga gaya tersebut. 2. Tentukan sembarang titik kutub O. Buat garis-garis dari O keujung gaya-gaya yaitu : a, b, c dan d. 3. 4. 5. 6. Buat garis sejajar a dan memotong K1 di A. Buat garis melalui A dan sejajar B, yang akan memotong K2 di B Buat garis melalui B dan sejajar c, yang akan memotong K3 di C Buat garis melalui C dan sejajar d. 7. Garis pertama yang sejajar A akan berpotongan dengan garis terakhir yang sejajar d di titik T. 8. Maka garis kerja Resultan R adalah garis yang sejajar dengan R (pada gambar poligon gaya) dan melalui T.

Letak Garis kerja R

K1 a b K1 c d K3 R b O a

MEKANIKA TEKNIK I

I-20

Pendahuluan

T K2 R

K2 K3 Q Gambar 1.14

c d

1.6

MEKANIKA TEKNIK I

I-21

You might also like