You are on page 1of 107

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN BAHU DAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN BAHU TERHADAP HASIL SERVIS

ATAS DALAM BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG TAHUN AJARAN 2006/2007.

SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Nama NIM Jurusan Fakultas : Sodikin : 6101403097 : PJKR : Ilmu Keolahragaan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

SARI SODIKIN ( 2007 ) : Hubungan antara Kekuatan Otot Lengan Bahu dan Daya Ledak Otot Lengan Bahu Terhadap Hasil Service Atas Dalam Bola Voli Pada Siswa Putra Kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug Tahun Ajaran 2006/2007. Tujuan dalam penelitian ini ialah : untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dengan hasil service atas di SMA Muhammadiyah Gubug pada siswa putra kelas X tahun ajaran 2006/2007. Permasalahan dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dengan hasil service atas di SMA Muhammadiyah Gubug pada siswa putra kelas X tahun ajaran 2006/2007. Metode dalam penelitian ini adalah Survey tes, populasi dalam penelitian adalah siswa putra kelas X SMA Muhammadiyah Gubug yang berjumlah 128 siswa. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sejumlah 28% dari jumlah populasi yaitu berjumlah 35 siswa. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah tehnik Random Sampling yaitu cara pengambilan sampelnya dengan cara diacak. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari Kekuatan Otot Lengan Bahu dan Daya Ledak Otot Lengan Bahu sedangkan variabel terikatnya yaitu kemampuan servis atas. Hasil penelitian berdasarkan perhitungan statistik menunjukkan bahwa : Untuk variabel kekuatan otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas diperoleh nilai t hitung sebesar 4.347 dengan n sebesar 35 diperoleh nilai t tabel sebesar 1.69. Jika dibandingkan antara t hitung dengan t tebel maka terlihat bahwa
t hitung > t tebel (4.347 > 1.69), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

antara kekuatan otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas. Untuk variabel daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas diperoleh nilai t hitung sebesar 2.516 dengan n sebesar 35 diperoleh nilai t tabel sebesar 1.69. Jika dibandingkan antara t hitung dengan t tebel maka terlihat bahwa t hitung > t tebel (2.516 > 1.69), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas. Untuk kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas diperoleh nilai f hitung sebesar 12.051 dengan df pembilang sebesar 2 dan df penyebut sebesar 32 diperoleh nilai f tabel sebesar 3.30. Jika dibandingkan antara f hitung dengan f tebel maka terlihat bahwa f hitung > f tebel (12.051 > 3.30), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug tahun ajaran 2006/2007.

ii

Adapun saran yang dapat peneliti berikan dengan hasil penelitian antara lain Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap hasil servis atas pada permainan bola voli. Oleh karena itu disarankan agar dalam seleksi pemain ataupun dalam menyusun program latihan, masalah kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu mendapat perhatian yang besar.Penelitian ini terbatas pada masalah kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu terhadap hasil servis atas pada permainan bola voli. Agar dapat diperoleh informasi yang lebih lengkap mengenai faktor-faktor yang dapar mempengaruhi hasil servis atas, disarankan agar dilakuakn penelitian lebih lanjut terhadap hasil servis atas.

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

Pada hari Tanggal

: Kamis : 23 Agustus 2007

Panitia Ujian :

Ketua Panitia :

Sekretaris

Drs. Sutardji, M.S. NIP. 130523506

Drs. H. Harry Pramono, M.Si. NIP. 131469638

Dewan Penguji :

1. Herry Koesyanto, M.S. NIP. 131571549

2. Drs. Tri Nurharsono, M.Pd. NIP. 131571556

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto. Jadikanlah Sholat dan sabar menjadi penolongmu dan sesunguhnya demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk ( Qs. Al Baqoroh : 45 ) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Q.S. Al Insyirah : 6-8 ).

Kupersembahan kepada : Ayahku Jumeno dan Ibuku Pujinah Adik-adikku Paryanto dan Ariska Tri Cahyani Rekan-rekan dan almamaterku FIK, Teman, sahabat dan sejawat.

vi

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT berkat rahmat dan karunuiaNya penulis berhasil menyelesaikan penyusunan skripsi dalam rangka menyelesaikan studi S1 untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Penulisan mengakui bahwa skripsi ini tidak lepas dari bantuan, pengarahan dan dorongan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmojo, M.Si. Selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk

menyelesaikan studi di UNNES. 2. Drs. Sutardji, M.S. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan surat ijin penelitian. 3. Drs. H. Harry Pramono, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang telah memberikan dukungan kepada peneliti untuk penyusunan skripsi ini. 4. Drs. Tri Nurharsono, M.Pd. Sebagai pembimbing yang banyak memberi bimbingan dan pengarahan pada peneliti dalam menyusun skripsi hingga selesai. 5. Rumini, S.Pd, M.Pd. Sebagai pembimbing dengan sabar, teliti dan rela meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan dan pengarahan pada peneliti dalam menyusun skripsi hingga selesai.

vii

6. Drs. H. Supartono, M.M. Selaku kepala sekolah SMA Muhammadiyah Gubug, yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian guna penyelesaian tugas skripsi. 7. Guru-guru serta semua stap karyawan Tata Usaha SMA Muhammadiyah Gubug yang telah membantu dan memperlancar peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian guna penyelesaian tugas skripsi. 8. Siswa SMA Muhammadiyah Gubug yang telah berkenan membantu penulis sebagai sampel dalam penelitian ini. 9. Rekan mahasiswa dan teman-teman seperjuangan di PJKR yang telah meluangkan waktunya untuk membantu peneliti pengambilan data skripsi. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap agar dengan penyusunan skripsi ini akan dapat memberikan manfaat dan berkah bagi kita semua

Penulis

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL SARI . HALAMAN PERSETUJUAN . HALAMAN PENGESAHAN .. MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR .. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ....... DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................

i ii iv v vi vii ix xi xii xiii

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1.2 Permasalahan ..... 1.3 Tujuan Penelitian ... 1.4 Penegasan Istilah ... 1.5 Pembatasan Masalah... 1.6 Manfaat Penelitian...................................................................... 1 6 7 7 9 10

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori .. 2.1.1 Teknik Dasar Bola Voli ........................................................ 2.1.2 Teknik Servis . 2.1.3 Servis Atas atau Overhead service . ... 11 11 17 26

2.1.4 Kondisi Fisik ......... 28 2.1.5 Kekuatan Otot (Strength)....................................................... 34 2.1.6 Kekuatan Otot Lengan........................................................... 2.1.7 Kekuatan Otot Lengan Bahu..... 35 36

2.1.8 Daya Ledak Otot ................................................................... 41 2.1.9 Daya Ledak Otot Lengan ...................................................... 42

ix

2.1.10 Daya Ledak Otot Lengan Bahu ........................................... 2.1.11 Analisis Hubungan Kekuatan Otot Lengan Bahu dan Daya Ledak Otot Lengan Bahu Dengan hasil Sevis Atas..... 2.2 Hipotesis.. BAB III METODE PENELITIAN

43

44 46

3.1 Populasi ..... 47 3.2 Sampel ... 3.3 Variabel Penelitian . 3.4 Prosedur Penelitian .... 3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.6 Instrumen Penelitian . 48 48 49 49 50

3.8 Analisis Data ...................................................... 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian... 4.1.1 Deskriptif Hasil Tiap Item Tes 61 61

4.1.2 Analisis Data.... 69 4.1.2.1 Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan Bahu dengan Kemampuan Sevis Atas. 4.1.2.2 Hubungan Antara Daya Ledak Otot Lengan Bahu dengan Kemampuan Sevis Atas 4.1.2.3 Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan Bahu dan Daya Ledak Otot Lengan Bahu dengan Kemampuan Sevis Atas... 72 4.2 Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 5.2 Saran .. 78 78 74 71 69

DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN-LAMPIRAN 81

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 9 10 11 12 13 14 15 Hasil Pengamatan I Kekuatan Otot Lengan Bahu............................. Hasil Pengamatan II Kekuatan Otot Lengan Bahu............................ Hasil Pengamatan I Daya Ledak Otot Lengan Bahu......................... Hasil Pengamatan II Daya Ledak Otot Lengan Bahu........................ Tes Sevis Atas Pertama..................................................................... Tes Sevis Atas kedua......................................................................... Tes Sevis Atas Ketiga........................................................................ Tes Sevis Atas Keempat.................................................................... Tes Sevis Atas Kelima....................................................................... Tes Sevis Atas Keenam..................................................................... Tes Sevis Atas ketujuh....................................................................... Tes Sevis Atas Kedelapan................................................................. Tes Sevis Atas Kesembilan............................................................... Tes Sevis Atas Kesepuluh................................................................. Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan Bahu Dengan Kemampuan Sevis Atas..................................................................... Hubungan Antara Daya Ledak Otot Lengan Bahu Dengan Kemampuan Sevis Atas..................................................................... Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan Bahu Dan Daya Ledak Otot Lengan Bahu Dengan Kemampuan Sevis Atas...................................................................................................

Hal 61 62 63 63 64 65 65 66 66 67 67 68 68 69

70

16

71

17

73

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 2 3. 4. Sikap saat perkenaan bola Sevis tangan bawah.......................... Sikap saat perkenaan bola Sevis mengapung.............................. Gerakan Floating Overhand Service........................................... Overhand Change-Up Service ( Slider Floating Overhand )............................... Overhand Round- Hause Service ( Hook Service )..................... Teknik Jumping Service.............................................................. Perkenaan tangan terhadap bola pada Sevis atas........................ Otot Lengan Bahu....................................................................... Otot Lengan Atas........................................................................ Otot Lengan Bagian Bawah........................................................ Pull and Push Dynamometer ............. Lapangan Tes Sevis dari AAHPER............................................

Hal 20 21 22

23 24 25 27 38 39 40 51 53

5. 6. 7. 8. 9. 10 11 12

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 2 3. 4. Data Hasil Penelitian Kekuatan Otot Lengan Bahu................... Data Hasil Penelitian Daya Ledak Otot Lengan Bahu........................................................................................... Data Hasil Penelitian Pengamatan Sevis Atas........................... Regression Kekuatan Otot Lengan Bahu dengan Kemampuan Sevis atas.................................................................................... Regression Daya Ledak Otot Lengan Bahu dengan Kemampuan Sevis atas.............................................................. Regression Kekuatan Otot Lengan Bahu dan Daya Ledak Otot Lengan Bahu dengan Kemampuan Sevis atas.............................................................................................. Frequencies Hasil Pengamatan I Kekuatan Otot Lengan Bahu........................................................................................... Frequencies Hasil Pengamatan II Kekuatan Otot Lengan Bahu........................................................................................... Frequencies Hasil Pengamatan I Daya Ledak Otot Lengan Bahu........................................................................................... Frequencies Hasil Pengamatan II Daya Ledak Otot Lengan Bahu........................................................................................... Frequencies Sevis atas............................................................... Frequency Table......................................................................... Usulan Penetapan Pembimbing.................................................. Permohonan Ijin Penelitian Pendidikan..................................... Surat Keterangan ....................................................................... Sertifikat Kalibrasi.....................................................................

Hal 81 82 83

84

5.

85

6.

86

7.

87

8.

87

9.

88

10

88 89 89 92 94 96 97

11 12 13 14 15 16 17

Dokumentasi............................................................................... 103

xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini olahraga mendapat perhatian yang cukup besar baik untuk meningkatkan kualitas manusia dalam kesegaran jasmani maupun untuk mencapai prestasi, maka perlu dimulai pendidikan olahraga itu sejak dini. Dalam dunia olahraga dikenal berbagai macam cabang olahraga, salah satunya adalah cabang bola voli. Permainan bola voli merupakan salah satu di antara banyak cabang olahraga yang populer di masyarakat. Hal terbukti bahwa bola voli banyak dimainkan di sekolah-sekolah, di kantor-kantor maupun di kampung-kampung. Bola voli merupakan cabang olahraga permainan yang telah dikenal masyarakat mulai dari usia anak-anak sampai dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini sesuai dengan pendapat (M. Yunus, 1992:1) yang menyatakan bahwa, Permainan bola voli sudah berkembang menjadi cabang olahraga yang sangat digemari masyarakat dan saat ini bola voli tercatat sebagai olahraga yang menempati urutan kedua setelah sepakbola yang paling digemari di dunia. Permainan bola voli merupakan salah satu kegiatan olahraga yang sangat digemari masyarakat di kota maupun di pedesaan, di lingkungan pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, sehingga bola voli sangat cocok untuk tujuan peningkatan kesegaran jasmani. Di samping itu permainan bola voli tergolong

permainan yang mudah dilakukan, dengan biaya yang murah dan melibatkan banyak orang. Permainan bola voli dapat digunakan sebagai sarana untuk mendidik, sebab dengan olahraga bola voli dapat membentuk pribadi yang sportif, jujur, kerjasama, tanggung jawab, yang semua itu merupakan nilai-nilai pendidikan yang dapat ditanamkan. Oleh karena itu olahraga permaina bola voli diberikan di lingkungan sekolah, bola voli diberikan sejak anak-anak SD, SLTP, SMA sampai ditingkat Perguruan Tinggi. Sekarang permaian bola voli berkembang sangat pesat seperti yang dikemukakan oleh Suharno Hp dalam Mad Buhari bahwa : Bola voli pada abad ini tidak hanya merupakan olahraga rekreasi lagi melainkan telah menjadi olahraga prestasi sehingga menuntut kualitet setinggi-tingginya (2001:2). Karena ada tuntutan prestasi yang tinggi dan semakin berkembangnya permainan bola voli maka akan mengalami beberapa perkembangan baik secara teknik maupun taktik. Selain itu juga perlu dicari cara latihan yang efektif dan efisien, terutama untuk memilih dan menyusun metode latihan yang baik, terutama untuk penguaasaan teknik dasar yang sempurna sehingga prestasi yang diharapkan dapat tercapai. Dalam permainan bola voli dikenal berbagai teknik dasar, dan untuk dapat bermain bola voli harus betul-betul dikuasai dahulu teknik-teknik dasar ini. Penguasaan tehnik dasar yang sempurna menjadi dasar untuk mengembangkan prestasi permainan itu sendiri. Penguasaan tehnik dasar bola voli merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu regu didalam

pertandingan, disamping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental. Teknik dasar permainan bola voli harus benar-benar dipelajari lebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi di dalam permainan bola voli (Suharno HP dalam Mad Buhari, 2001:3). Salah satu teknik dasar adalah servis, dimana servis murupakan permulaan untuk dimulainya suatu pertandingan. Servis adalah pukulan bola yang dilakukan dari daerah dibelakang garis lapangan melewati net ke daerah lawan. Pukulan servis dilakukan pada permulaan dan setelah terjadinya suatu kesalahan, servis harus dilakukan dengan baik dan sempurna oleh semua pemain, karena kesalahan servis mengakibatkan pertambahan angka bagi lawan dan uniknya lagi setiap pemain akan melakukan servis ini. Demikian pentingnya kedudukan servis dalam permainan bola voli, maka teknik dasar servis harus dikuasai dengan baik, sebaiknya latihan dasar servis mendapat porsi yang cukup. Pada mulanya servis hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, teknik servis hanya sebagai permulaan permainan tapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan. Karena kedudukannya begitu penting maka para pelatih selalu menciptakan bentuk teknik servis yang dapat menyulitkan lawan bahkan kalau bisa dengan servis itu langsung membunuh lawan dan mendapat nilai (M Yunus, 1992:69). Servis sendiri juga ada bermacam-macam, dan masing-masing memiliki nama dan sifat serta teknik sendiri-sendiri. Menurut Herry Koesyanto, (2004:12-

19) menjelaskan bahwa bertolak dari pentingnya kedudukan servis ada bermacam-macam teknik dan variasi servis yaitu : 1) Servis tangan bawah (underhand service), 2) Servis Mengapung tangan bawah (Underhand Floating Service), 3) Floating Overhand Service, 4) Overhand Change-Up Service (Slider Floating Overhand), 5) Overhand Round-House Service (Hook Servis), 6) Jumping Service (Sevis dengan lompatan) 7) Servis tangan atas (Overhead service). Servis atas sebagai salah satu tehnik dasar dalam permainan bola voli harus betul-betul dikuasai sehingga tujuan servis atas itu sendiri dapat tercapai. Servis atas sangan efektif untuk mematikan lawan karena disamping sulit untuk menangkisnya, servis atas memiliki keistimewaan dengan bola cepat dan dekat dengan jaring sehingga menyulitkan lawan. Kekuatan otot adalah kemampuan badan dalam menggunakan daya (Rusli Lutan, 2000:66). Serabut otot yang ada dalam otot akan memberika respon apabila dikenakan beban dalam latihan. Kekuatan otot merupakan salah satu komponan penting dalam keberhasilan melakukan servis atas, karena otot lengan bahu membantu pada saat memukul bola. Dalam melakukan servis gerak impuls atau gerak dorong atau pukulan lebih dominan, saat atlet melakukan gerakan lengan ke belakang sebagai awalan servis. Saat lengan bergerak mendorong atau memukul kearah depan atas sekeras mungkin, ada kekuatan ledakan atau power adalah kemampuan seseorang untuk

melakukan kekuatan maksimum, dengan usaha dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya (M. Sajoto, 1988:58). Dalam servis, salah satu organ tubuh yang juga banyak berperan adalah lengan, ialah untuk memukul bola. Oleh karena itu kekuatan lengan sangat penting untuk mencapai suatu prestasi dalam servis atas khususnya dalam memukul bola. SMA Muhammadiyah adalah sekolah yang menganut tentang agama islam, SMA Muhammadiyah lebih mengutamakan kegiatan tentang keagamaan. Dalam kegiatan olagraga minat siswa untuk mengikuti olahraga masih kurang, sehingga prestasi dalam olahraga masih belum diperhatikan, terutama dalam cabang olahraga bola voli siswanya masih sedikit yang berminat untuk menekuni cabang olahraga bola voli. Saat bermain olahraga bola voli siswanya lebih suka melakukan servis bawah. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa servis atas merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan bola voli yang bukan lagi sebagai permulaan permainan melainkan sebagai upaya penyerangan, sehingga perlu adanya pengembangan keterampilan servis atas dengan mencari bibit pemain yang handal dan mencari potensi dasar tubuh yang paling banyak memberikan hubungan terhadap pencapaian prestasi untuk lebih dikembangkan. Untuk itu faktor kekuatan khususya kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu diasumsikan banyak memberikan sumbangan terhadap pencapaian hasil servis atas dalam permainan bola voli.

Maka berdasarkan uraian di atas alasan penulis memilih judul ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.1.1 Servis dewasa ini juga merupakan cara untuk mendapatkan nilai maka harus dilakukan dengan keras dan terarah, dan servis atas adalah servis yang cocok untuk tujuan tersebut. 1.1.2 Teknik servis merupakan salah satu teknik dasar yang paling penting dan harus dikuasai terlebih dahulu dibandingkan teknik yang lain apabila ingin bermain bola voli. 1.1.3 Di SMA Muhammadiyah Gubug masih kurang diperhatikan prestasi olahraga terutama dalam olahraga bola voli.

1.2 Permasalahan Sesuai dengan latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul, maka muncul permasalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1.2.1 Apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug 2006/2007 ? 1.2.2 Apakah ada hubungan daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug 2006/2007 ? 1.2.3 Apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug 2006/2007 ?

1.3 Tujuan penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1.3.1 Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug 2006/2007. 1.3.2 Untuk mengetahui hubungan daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug 2006/2007. 1.3.3 Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug 2006/2007.

1.4 Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahan persepsi tentang judul, maka perlu ada penjelasan tersendiri tentang arti dan makna judul tersebut, penjelasan tersebut dikemas dalam penegasan istilah seperti berikut : 1.4.1 Hubungan Dalam kamus besar bahasa Indonesia hubungan berarti keadaan berhubungan, kontak, sangkut paut, ikatan, pertalian, jaringan yang terwujut karena interaksi antara satuan-satuan yang aktif (Depdiknas, 2002:408). Sedangkan yang dimaksud dalam penulis ini adalah hubungan kekuatan otot lengan bahu dengan hasil servis atas, hubungan antara daya ledak otot lengan

bahu dengan hasil servis atas, hubungan kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dengan hasil servis atas dalam permainan bola voli pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug 2006/2007. 1.4.2 Kekuatan Menurut kamus besar bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002:604-605) kekuatan adalah perihal kuat tentang tenaga, gaya sedang kuat adalah banyak tenaganya, mampu mengangkat atau mengangkut dan sebagainya. Menurut M sajoto (1988:58) kekuatan adalah komponen kondisi fisik, yang menyangkut masalah kemampuan seseorang atlit pada saat mempergunakan otot-ototnya,

menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Harsono (1988:178) mengatakan bahwa strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tenaga terhadap sesuatu tahanan. Lebih lanjut dikatakan bahwa kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting atau kalau bukan yang paling penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan (Harsono, 1988:177). Dikatakan pula kekuatan merupakan daya penggerak setiap kegiatan aktifitas fisik kekuatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam melindungi atlit atau orang dari kemungkinan cedera,. Dengan kekuatan atlit akan dapat lari kebih cepat, melempar, menolak, atau menendang akan lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi (Harsono, 1988:177). 1.4.3 Otot Lengan Bahu Menurut kamus besar bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002:805)

menjelaskan bahwa otot adalah jaringan kenyal di tubu manusia dan hewan yang

berfungsi menggerakkan organ tubuh atau urat yang keras. Sementara lengan adalah anggota badan dari pergelangan tangan sanpai ke bahu menurut kamus besar bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002:659) dan bahu adalah pundak antara leher dan pangkal lengan (Depdiknas, 2002:90). 1.4.4 Daya Ledak Otot Lengan Bahu Daya ledak menurut M. Sajoto (1988:58) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usaha yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. 1.4.5 Servis Atas ( Overhead Service ) Servis atas ini dalam istilah permainan bola voli sering disebut tenis servis (Herry Koesyanto, 2004:14). Dari sekian banyak teknik servis, pada saat ini paling populer adalah floating service terutama yang dilakukan dari Overhead atau Overhand (M Yunus, 1992:70).

1.5 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini penilis membatasi masalah faktor kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dalam hubungannya terhadap hasil servis atas dalam permainan bola voli.

1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

10

1.6.1

Dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti melalui pengmatan lapangan.

1.6.2

Memberikan sumbangan pengetahuan bagi guru Penjaskes selaku guru olahraga di sekolahan tersebut kususnya dalam mata pelajaran Bola Voli tentang servis atas.

1.6.3

Sebagai pedoman untuk memberikan informasi dalam melakukan servis atas.

11

BAB II LANDASAN TEORI DAN HEPOTESIS

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teknik Dasar Bola Voli Penguasaan terhadap teknik dasar dalam permainan bila voli sangat penting, mengingat penggunaan taknik yang tinggi hanya dimungkinkan kalau penguasaan teknik dasar dalam bola voli cukup sempurna. Permainan bola voli adalah permainan cepat, atinya waktu untuk permainan bola sangat terbatas, sehingga penguasaan teknik-teknik yang kurang sempurna akan memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan teknik yang lebih besar. Teknik dasar dalam permainan bola voli itu sendiri terdiri dari berbagai macam. Menurut Herry Koesyanto, (2004:10-41) menjelaskan bahwa tehnik dasar permainan bola voli tersebut antara lain : 2.1.1.1 Teknik Pas atas Passing adalah mengoperan bola kepada teman sendiri dalam suatu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk mnyusun pola serangan kepada regu lawan. Sikap permulaan : Pelaku mengambil sikap siap normal yaitu kedua kaki berdiri selebar dada, salah satu kaki berada didepan kaki yang lain tetapi dianjurka bila tidak kidal kaki kiri berada lebih ke depan dari kaki kanan. Lutut ditekuk badan agak condong sedikit

11

12

ke depan dengan kedua tangan siap berada di depan dada. Pada saat akan melakukan pass atas segeralah menempatkan diri di bawah bola, dan jari-jari tangan secara keseluruhan membentuk setengah bulatan atau cekungan seperti setengah lungkaran bola. Sikap saat perkenaan bola : Tepat saat bola berada diatas dan sedikit didepan dahi, lengan diluruskan dengan gerak agak eksplosif untuk mendorong bola. Perkenaan bola pada permukaan jarijari ruas pertama dan kedua, yang dominan mendorong bola adalah ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Pada waktu perkenaan dengan bola jari-jari agakditegangkan kemudian diikuti dengan gerakan pergelangan tangan agar bola dapat memantuldengan baik. Gerak lanjutan : Setelah bola memantul dengan baik, lanjutkan degan meluruskan lengan kedepan atas sebagai suatu gerakan gerakan lanjutan diikuti dengan memindahkan berat badan kedepan dengan melangkahkan kaki belakang kedepan dan segera mengambil sikap siap kembali. 2.1.1.2 Teknik Pas Bawah Dalam melakukan passing bawah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan satu tangan dan dua tangan. Passing bawah satu tangan biasanya dipergunakan apabila bola berada agak jauh dari badan dan agak rendah. Bentukbentuk melakukan passing bawah antara lain : 1) Menggunakan lengan dengan

13

jari-jari menggenggam. 2) Punggung tangan dengan jari-jari terbuka. 3) Dan pergelangan tangan bagian dalam dengan tangan menggenggam. Sedangkan passing bawah dengan dua tangan ada beberapa bentuk sikap tangan sebelum melakuakn passing bawah dua tangan antara lain : 1) The Dig (Clenched First Method) yaitu kedua ibu jari sejajar dan jari-jari tangan yang satu membungkus jari tangan lainnya, ini asalnya dari Amerika. 2) Mengemis (Thumb Over Palm Method) yaitu kedua telapak tangan menghadap ke atas dengan punggung satu tangan menempel pada telapak tangan lainnya dan dijepit ibu jari. 2.1.1.3 Teknik Smash atau Serangan Proses di dalam melakukan smash dapat dibagi dalam saat sebagai berikut : 1) Saat awalan, 2) Saat tolaka, 3) Saat pukulan bola di atas jaring, 4) Saat mendarat ditanah. Sikap pemulaan : Dapat dimasukkan di sini saat-saat mengambil awalan sampai dengan tolakan ke atas. Mula-mula mengambil sikap siap normal dengan jarak yang cukup dari jaring, yaitu 3-4 meter. Padasaat akan mengadakan langkah-langkah ke depan terlebih dahulu melakukan langkah-langkah kecil di tempat. Langkah-langkah kecil ini dimaksudkan agar pada saat itu badan telah dalam batas setimbang labil dan pada saatnya bergerak ke depan. Sesudah itu dilanjutkan dengan langkah ke depan ini agar tetap dijaga di samping kontinyuitasnya juga letak bahu kiri yang relatif akan selalu berada lebih dekat kepada jaring dari pada bahu kanan. Sekarang sampailah pada saat menolak. Tolakan harus dilakukan dengan

14

menumpu terlebih dahulu dengan kedua kaki dan lengan pada saat menumpu ini tidak boleh lebar ataupun dengan satu loncatan. Setelah menumpu dengan kedua kaki kemudian segera diikuti dengan gerakan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak dalam ke bawah serta kedua lengan masing-masing telah berada di samping belakang badan. Kemudian setelah itu diikuti dengan tolakan kaki ke atas secara eksplosif dan dibantu dengan ayunan kedua lengan dari arah belakang ke depan atas. Perlu diperhatikan, setelah kaki menolak ke atas maka kedua kaki harus dalam keadaan relaks. Setelah kaki menolak, tangan kanan berada di sanping atas kepala agak ke belakang dan lengan sedikit lurus dengan telapak tangan menghadap ke depan, sedang tangan kiri berada di samping depan kepala kira-kira setinggi telinga. Tangan dan lengan kiri dalam keadaan relaks saja dan ikut menjaga keseimbangan tubuh selama melayang di udara. Sikap saat perkenaan : Sikap pada saat melayang seperti tersebut di atas harus diusahakan sedemikian hingga bola berada di atas depan smasher. Bila bola telah berada di atas depan dan dalam jangkauan tangan maka segeralah tangan kanan dipuulkan pada bola secepatnya. Perlu diperhatikan di sini perkenaan tangan adalah pada telapak tangan dengan suatu gerakan lecutan baik dari lengan maupun tangan. Pukulan yang betul akan mengakibatkan bola menjadi top spin serta secepatnya bergerak menurun. Hasil pukulan akan lebih sempurna lai bila lecutan lengan dan tangan itu juga diikuti gerakan membungkuk dari togok. Dalam hal ini gerakan lecutan

15

tangan, lengan dan togok adalah merupakan suatu kesatuan gerakan yang harmonis dan eksplosif. Sikap akhir : Setelah bola berhasil dipukul maka smesher akan segera mendarat kembali di tanah. Perlu diperhatikan di sini bahwa saat mendarat kembali maka smesher harus mendarat dengan kedua kakinya dan dalam keadaan lentuk (mengeper). Tempat pendaratan harus diusahakan sedekat mungkin dengan tempat melakukan tolakan. Setelah smesher berhasil mendarat kembali di tanah segeralah disusul dengan pengambilan sikap siap normal. 2.1.1.4 Teknik Blok atau Bendungan Sikap permulaan : Berdiri dengan kaki sejajar, badan menghadap pada jaring. Kedua tangan berada di depan dada. Untuk awalan tolakan maka lutut ditekuk agak dalam, togok dengan demikian menjadi condong ke depan. Setelah pengambilan posisi ini kemudian diteruskan dengan tolakan-tolakan ke atas dengan kedua kaki secara eksplosif dan kuat. Begitu badan keseluruhan terangkat ke atas maka tangan dijulurkan ke atas, jari-jari membuka dengan maksud agar kedua tangan merupakan satu bidang yang luas. Lengan dalam keadaan lurus dan condong ke depan. Sikap saat perkenaan : Setelah melayang di udara maka pada saat bola dipukul oleh smesher, segeralah tangan dihadapkan ke arah datangnya bola dan blocker berusaha menguasai bola

16

tersebut. Pada saat perkenaan tangan dengan bola, pergelangan tangan digerakkan secara eksplosip agar tangan dapat menekan bola dari arah atas depan ke bawah secara kuat. Jari-jari kedua tangan pada saat perkenaan ditegangkan agar tangan dan jari dalam keadaan cukup kuat untuk menerima tekanan bola yang berat. Saat perkenaan yang baik ialah bila pada sat sebelum dipukul tangan blocker benarbenar telah dapat mengurung bola. Sikap akhir : Setelah bola mengenai tangan maka segera tangan ditarik dan posisi tangan berada pada posisi seperti pada saat persiapan. Selanjutnya mendarat kembali dengan tumpuan dua kaki dan lentuk. Setelah itu segeralah blocker mengambil sikap siap seperti pada saat sikap persiapan. 2.1.1.5 Teknik Servis Pada mulanya servis hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan, teknik servis hanya sebagai permulaan permainan tapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan. Karena kedudukannya begitu penting maka para pelatih selalu menciptakan bentuk teknik servis yang dapat menyulitkan lawan bahkan kalau bisa dengan servis itu langsung membunuh lawan dan mendapat nilai. Dengan demikian servis hendaknya dapat diartikan sebagai satu serangan yang pertama kali bagi regu yang melakukan servis untuk meraih kemenangan.

17

Servis sendiri juga ada bermacam-macam, dan masing-masing memiliki nama dan sifat serta teknik sendiri-sendiri. Menurut Herry Koesyanto, (2004:1219) menjelaskan bahwa bertolak dari pentingnya kedudukan servis ada bermacam-macam teknik dan variasi servis yaitu : 1) Servis tangan bawah (underhand service), 2) Servis Mengapung tangan bawah (Underhand Floating Service), 3) Floating Overhand Service, 4) Overhand Change-Up Service (Slider Floating Overhand), 5) Overhand Round-House Service (Hook Servis), 6) Jumping Service (Sevis dengan lompatan) 7) Servis tangan atas (Overhead service). Teknik servis ini akan dibahas secara lebih detail dalam sub bab berikut.

2.1.2

Teknik Servis Menurut kamus besar bahasa Indonesia servis adalah pukulan permulaan

untuk memainkan bola (Depdiknas, 2002:1053). Sesuai dengan kemajuan permainan bahwa teknik servis saat ini hanya sebagai permulaan permainan, tetapi perkembangan kemudian ternyata servis dapat juga berupa serangan. Hal ini dapat terlihat sewaktu pemegang servis melakukannya dengan servis atas. Servis sangat penting diberikan, karena merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan permainan bola voli. Secara teknik, pukulan servis harus memungkinkan adanya variasi pukulan, servis hendaknya harus: 1) Menyakinkan: pemukul harus yakin akan keberhasilan servis, karena servis yang tepat dapat merintis jalan untuk meraih angka. 2) Terarah: servis yang salah akan kehilangan kesempatan meraih angka,

18

maka bola harus diarahkan dengan tepat, penguasaan pukulan servis yang terarah merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam taktik. Setiap permainan harus dapat mengarahkan bola secara praktis, untuk itu maka bola servis diarahkan kebidang yang kosong di lapangan lawan, yaitu dekat net, di penjuru belakang atau diantara dua pemain, bola servis diarahkan kepada pemain yang jelek daya terimanya, pengumpan atau pemain yang baru saja melakukan kesalahan, mengubah teknik servis misalnya dengan servis panjang ke pendek, arah kiri belakang ke kanan bekang, jalannya bola tinggi ke rendah dan sebagainya. 3) Keras: pukulan servis yang keras dapat merupakan unsur yang mengejutkan bagi pihak lawan yang berupa serangan dan dimungkinkan menghasilkan suatu perolehan angka atau pindah servis karena bola kurang keras dan bola keluar lapangan permainan. Maka di usahakan agar pukulan bola masuk di lapangan permainan lawan. 4) Jalannya bola menyulitkan: pukulan servis dengan bola yang berputar ( spin ) atau sama sekali bola tidak berputar ( float ) menyulitkan pihak lawan untuk mengembalikannya. Menurut Herry Koesyanto, (2004:12-19) menjelaskan bahwa bertolak dari pentingnya kedudukan servis ada bermacam-macam teknik dan variasi servis yang perlu diketahui diantaranya ada tujuh macam servis yaitu : 1) Servis tangan bawah (underhand service), 2) Servis Mengapung tangan bawah (Underhand Floating Service), 3) Floating Overhand Service, 4) Overhand Change-Up Servvice (Slider Floating Overhand), 5) Overhand Round-House Service (Hook Servis), 6) Jumping Service (Sevis dengan lompatan) 7) Servis tangan atas

19

(Overhead service). Menurut Harry Koesyanto, (2004:12-18) menjelaskan bahwa macam-macan tehnik servis tersebut adalah sebagai berikut : 2.1.2.1 Servis tangan bawah atau Underhand service. Servis tangan bawah adalah cara termudah untuk memasukkan bola ke daerah lawan. Bagi pemain pemula cara ini sangat mudah untuk dipelajari dan tenaga yang dibutuhkan tidak terlalu besar, sehingga dalam waktu singkat sudah dapat dikuasai. Urutan geraknya adalah : 1) Sikap permulaan : Berdiri di daerah service menghadap ke lapangan, bagi yang tidak kidal kaki kiri didepan dan kaki kanan dibelakang begitu pula sebaliknya bagi yang kidal. Bola dipegang padatangan kiri, tangan kanan boleh membuka, boleh menggenggam, lutut agak ditekuk sedikit dan berat badan berada ditengah. 2) Gerak pelaksanaanya : Bola dilambungkan didepan pundak kanan, setinggi 10 20 cm. Pada saat bersamaan tangan kanan ditarik kebelakang. Kemudian diayunkan kearah depan atas dan mengenai bagian belakang bawah bola. Lengan diluruskan dan telapak tangan boleh membuka atau menggenggam. Telapak tanga ditegangkan. 3) Gerak lanjutan : Setelah memukul di ikuti dengan memindahkan berat badan kedepan, dengan melangkahkan kaki kanan kedepan dan segera masuk kedalam lapangan untuk mengambil posisi dengan sikap siap kembali, siap untuk menerima pengembalian bola atau serangan dari pihak lawan,Untuk jelasnya lihat gambar 1, urutan-urutan pelaksanaan melakukan servis bawah.

20

Gambar : 1 Sikap saat perkenaan bola servis tangan bawah (Herry Koesyanto, 2004:13) 2.1.2.2 Servis mengapung tangan bawah atau Underhand Floating Service. Sikap permulaan : Berdiri normal di petak servis dengan kaki kiri agak didepan kaki kanan. Pegang bola dengan tangan kiri, konsentrasi pandangan kearah bola. Bola dilambungkan berada didepan sebelah kanan sejajar dengan bahu kanan setinggi pinggang. Pada saat lemparan bola lengan kanan dengan telapak tangan menggenggam sikap untuk diayunkan sebagai pemikul dalam servis. Gerakan pelaksanaan : Perkenaan pukulan tepat pada bagian belakang tangan bola, di mana telapak tangan menggenggam dan pukulan dengan tumit tangan. Pada saat memukul pergelangan tangan difiksir sehingga perkenaan bola tepat pada titik tengah belakang bola tanpa ada gerakan dari pols (pergelangan tangan). Akibat pukulan demikian selama bola melintas di udara tidak ada putaran sedikitpun. Bola disamping tidak berputar jalan bola seperti mengapung zig-zag ke kana dan ke kiri di udara.

21

Gerak lanjutan : Setelah memukul, kaki kanan melangkah ke depan secara rileks untuk menjaga keseimbangan dan memindahkan berat badan untuk menambah kekuatan pukulan. Pandangan mata selalu ke arah bola yang dipukul kemudian masuk di lapangan sikap untuk bermain. Teknik servis ini sangan efisien dan efektif terutama untuk pemain putri, karena sesuai dengan sifat pemain putri yang lemah dalam unsur kekuatan dan kecepatan lengan. Kelihatannya sederhana pelaksanaan teknik servis mengapung tangan bawah, namun dalam pertandingan servis ini sangat menyulitkan lawan.

Gambar : 2 Sikap saat perkenaan bola servis mengapung ( Herry Koesyanto, 2004:14)

2.1.2.3 Floating Overhand Service. Dengan gerakan sebagai berikut : 1) Sikap permulaan : Berdiri didaerah servis menghadap ke lapangan, bagi yang tidak kidal kaki kiri seelah depan, dan jika kidal posisi kaki sebaliknya. Namun ada juga pemain berdiri dengan kedua kaki sejajar menghadap ke net. Bola di pegang di tangan kiri setinggi kepala, tangan kanan menggenggam atau dapat dengan telapak tangan terbuka. 2) Gerak

22

pelaksanaannya : Bola dilambungkan di atas depan kepala, tangan kanan segera memukul bola pada bagian tengah belakang dari bola dan gaya yang mengenai bola harus berjalan memotong garis tengah bola untuk menghindar terjadinya perputaran pada bola, pergelangan tangan harus difiksir atau dikakukan.. 3) Gerak lanjutan : Gerak lanjutan lengan memukul harus segaris dengan gaya yang dihasilkan didorongkan ke depan. Jika pukulan dilakukan dengan gerakan yang cepat (pukulan keras), dapat dilakukan tanpa follow through.

Gambar : 3 Gerakan Floating Overhand Service (Herry Koesyanto, 2004:16) 2.1.2.4 Overhand Change-Up Service atau Slider Floating Overhand. Gerakannya adalah : 1) Sikap permulaan : Berdiri menyamping net, posisi kaki sejajar, tangan kiri memegang bola di depan badan, tangan kanan yang akan memukul bola (tangan menggenggam.. 2) Gerak pelaksanaan : Langkahkan kaki kiri kesamping, lambungkan bola di depan pundak kiri, kemudian ayunkan lengan kanan dengan gerak melingkar kearah bola sambil memindahkan berat badan kekiri, perkenaan tangan dengan bola berada di depan pundak kiri dan lengan

23

dalam keadaan lurus. 3) Gerak lanjutan : Setelah lengan mengenai bola, gerak lengan dibawa lurus kedepan, segera pndahkan berat badan ke depan dan segera masuk kelapangan untuk mengatur posisi siap menerima bola serangan bola dari lawan.

Gambar : 4 Overhand Change-Up Service ( Slider Floating Overhand ) ( Herry Koesyanto, 2004:17)

2.1.2.5 Overhand Round- Hause Service atau Hook Service. Servis ini disebut juga service cekis. Gerak urutannya adalah : 1) Sikap permulaan : Berdiri menyamping lapangan, jarak kedua kaki selebar bahu, kedua tangan memegang bola. 2) Gerak pelaksanaan : Lambungkan bola (diatas pundak kanan diatas lengan yang akan memukul bola), liukkan bola kearah kana dan lutut ditekuk, kemudian ayunkan tangan kearah bola dengan gerakan melingkar secepat mungkin, telapak tangan dalam keadaan terbuka. Pada waktu telapak tangan mengenai bola lengan dalam keadaan lurus dan gunakan lecutan pergelangan

24

tangan pada waktu telapak tangan mengenai bola untuk menambah kecepatan putaran bola. 3) Gerak lanjutan : Setelah telapak tangan mengenai bola, lanjutkan gerakan tangan melingkar kearah kiri dan pindahkan berat badan ke kiri, kemudian segera ikuti gerakan melangkahkan kaki kanan kearah lapangan untuk segera mengambil posisi siap menerima pengembalian atau serangan dari pihak lawan.

Gambar : 5 Overhand Round- Hause Service ( Hook Service ) (Herry Koesyanto, 2004:18) 2.1.2.6 Jumping Service atau servis dengan melompat. Urutan gerakannya adalah : 1) Sikap permulaan : Berdiri didaerah servis dekat garis belakang menghadap ke net, kedua tangan memegang bola. 2) Gerak pelaksanaannya : Lambungkan bola setinggi kurang lebih tiga meter agak didepan badan, kemudian badan merendah dengan menekuk lutut untuk melakukan awalan melompat setinggi mungkin kemudian bola dipukul setinggi mungkin seperti gerakan smash. Lecutkan pergelangan tangan secepat-cepatnya sehingga menghasilkan pukulan topspin yang tiggi agar bola secepat mungkin turun

25

kedaerah lapangan lawan. 3) Gerak lanjutan : Setelah melakukan pukulan dengan meraih bola setinggi-tingginya pada saat melayang diudara, langsung mendarat didalam lapangan dan segera mengambil posisi siap untuk menerima pangembalian bola atu serangan dari pihak lawan,tolakanke dua kaki berada dibelakang garis (tidak boleh menginjak garis belakang), tetapi pendaratan setelah memukul, boleh mengijak garis atau mendarat jauh didalam lapangan sesuai dengan puaran yang berlaku. servis ini memerlukan tenaga yang besar, karena teknik gerakannya menggunakan lompatan, supaya lebih jelas pelaksanaannya lihat gambar di bawah ini.

Gambar : 6 Teknik Jumping Service (M. Yunus, 1992:78) 2.1.2.7 Servis atas atau Overhead. Servis tangan atas ini dalam istilah permainan bola voli sering disebut tenis servis (Herry Koesyanto, 2004:14). Pada awalnya servis hanya sekedar pemberian bola kepada lawan dan setelah bola diterima lawan mulailah

26

perlawanan yang sebenarnya. Tetapi perkembangan kemudian ternyata servis juga dapat berupa serangan. Untuk itu diciptakan servis sambil menyerang, yaitu dengan servis yang keras, tepat, dan terarah. Hal itu dapat kita lihat sewaktu pemegang servis melakukan servis atas. Servis atas ini akan dibahas secara lebih detail dalam sub bab berikut.

2.1.3

Servis atas atau Overhead Service. Servis tangan atas ini dalam istilah permainan bola voli sering disebut

tenis servis. Sikap permulaan : Ambil sikap berdiri dengan kaki kiri berada lebih kedepan dari pada kaki kanan dan kedua lutut di tekuk. Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola, tangan kiri menyangga bola dan tangan kanan memegang bagian atas bola. Bola dilambungkan dengan tangan kiri keatas sampai ketinggian kurang lebih setengah meter diatas kepala tangan kanan segera ditarik ke belakang atas kepala,dengan telapak tangan kanan menghadap kedepan. Gerakan pelaksanaan: Setelah tangan kanan berada di atas belakang kepala dan bola berada sejangkauan tangan maka segera bola dipukul dengan cara memukul seperti melakukan smash. Setelah bola berhasil dipukul maka bola akan menjadi di top spin. Sewaktu akan melakukan servis perhatikan selalu terpusat pada bola. Lecutan tangan kanan sangat diperlukan di dalam servis atas dan apabila perlu di bantu dengan gerakan

27

togok ke arah depan sehingga bola akan memutar lebih banyak. Pada saat lengan dilecutkan siku jangan sampai ikut tertarik kebawah. Gerakan lanjutan: Setelah tangan kanan memukul bola maka dilanjutlkan dengan melangkahkan kaki kanan kedepan untuk menjaga keseimbangan

Gambar : 7 Perkenaan tangan terhadap bola pada servis atas (Herry Koesyanto, 2004:15). Pada pemain pemula pelaksanaan servis sering dilakukan banyak kesalahan. Kesalahan-kesalah tersebut pada umumnya seperti dibawah ini: 1) Lambungan bola yang akan dipukul terlalu jauh dari badan atau terlalu tinggi, sehingga saat memukul jangkauan raihan memukul terlalu jauh dan

mempergunakan tenaga besar, pula keseimbangan, koordinasi saat memukul sangat terganggu. 2) Kurang konsentrasi untuk mengontrol dan mengarahkan bola

28

servis kesasaran yang tepat sesuai dengan rencana. 3) Tangan pemukul terlalu lurus dan gerakan kaku. 4) Kekuatan tangan kurang, terutama pada putri. 5) Saat memukul bola, perkenaan bola tidak tepat dengan apa yang dikehendaki jenis servis yang telah direncanakan. 6) Saat memukul bola, kaki kanan di depan kaki kiri (bagi yang tidak kiadal) sehingga ada gerakan tubuh yang berlawanan dan menghambat gerakan yang supel. Pada saat memukul berat bedan telah berada pada kaki kiri, yang sebenarnya berat badan berada di kaki kanan dulu baru setelah itu dipindahakan ke kaki kiri. 7) Servis dengan tangan mengepal dapat mengurangi ketepatan arah bola servis. 8) Gerakan tangan pemukul kerang efektif dan efisien sehingga sangan mempercepat kelelahan. 9) Sering anak latih dalam pertandingan ingin nmendemonstrasikan teknik servis yang belum dikuasai secara baik. 10) Pemain sering mementingkan kecepatan dan kerasnya bola servis dari pada ketepatan masuk di lapangan lawan (Herry Koesyanto, 2004:43-44).

2.1.4

Kondisi Fisik Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang

tidak dapat dipisahkan, baik peningkatannya, maupun pemeliharaannya (M. Sajoto, 1988:57). Bahwa prestasi dalam cabang permainan bola voli tidak cukup dicapai hanya dengan penguasaan suatu teknik saja. Tetapi harus dicapai dengan latihan sebab latihan mempunyai dampak terhadap fisik. Sebab menurut Harsono (1988:153), Kondisi fisik mempunyai peranan yang sangat penting dalam melaksanakan program latihan . Karena jika kondisi fisik itu baik maka : 1) akan

29

ada peningkatan dalam kemampuan sirkulasi dan kerja jantung. 2) akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan. daya tahan, kecepatan,dan lain-lain komponen kondisi fisik. 3) akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan. 4) akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan. 5) akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktuwaktu respon demikian dimiliki. Ciri-ciri permainan bola voli pada abad ke dua puluh ini tidak hanya merupakan olahraga yang bersifat rekreasi, sekedar alat untuk meningkatkan kesegaran jasmani, melainkan telah menuntut kualitas prestasi dan seni yang setinggi-tingginya. Dalam usahanya untuk mencapai prestasi maksimal, persiapan pemain tidak hanya ditekankan pada penguasaan teknik dan tatik saja, tetapi kondisi fisik yang sempurna berkat latihan yang tepat, merupakan syarat penting bagi para atlit. Jadi para atlit harus selalu dalam keadaan kondisi sempurna dalam menghadapi pertandingan agar tidak mengurangi prestasi dalam individu dan regu. Seorang pemain atau lebih memiliki kondisi fisik yang jelek pada saat pertandingan maka akan menimbulkan prestasi regu tersebut dapat menurun secara keseluruhan, akibat lebih jauh lagi dapat menimbulkan turunnya mental tim, sehingga prestasi tim dengan sendirinya sangat menyolok penurunannya, baik penjagaan maupun peningkatan kondisi pemain, akan tergantung dari rencana latihan pelatih dan kesadaran pemain sendiri agar supaya selalu sempurna kondisifisknya. Berkaitan dengan kemampuan fisik bermain bola voli kemampuan-kemampuan fisik perlu

30

dilakukan penjagaan dan peningkatan. Adapun menurut Suharno HP (1985:3059), 10 macam kondisi fisik tersebut adalah : 2.1.4.1 Kekuatan (Strength) adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas. 2.1.4.2 Daya ledak (power) adalah kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh. Daya ledak (Power) ini berguna untuk meloncat dan mencambuk dalm smash. block, dan lain-lain. 2.1.4.3 Kecepatan adalah kemampuan organisme atlit dalam melakukan gerakangerakan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya.Kecepatan bereaksi berguna dalam kecepatan reaksi garakan setelah ada rangsangan bola dari lawan. 2.1.4.4 Daya tahan adalah kemampuan arganisme atlit untuk melawan kelelahan yang timbul saat menjalankan aktivitas dalam waktu lama. Kemampuan daya tahan tinggi untuk mejalankan permainan bola voli dengan tempo tinggi, frekuensi tinggi, tenaga yang kuat dan produktif dalam waktu tertentu. Untuk bermain bola voli harus memiliki daya tahan tinggi selama bermain sebanyak tiga sampai lima set pertandinggan. 2.1.4.5 Kelincahan adalah kemampuan dari seseorang untuk merubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi dan dikehendaki. Kelincahan untuk bergerak dan mengubah arah bila dalam pengambilan posisi badan saat bermain.

31

2.1.4.6 kelentukan adalah suatu kemampuan dari sesorang dalam melaksanakan gerak dengan amplitudo yang luas. Kelentukan sendi-sendi berguna agar kelihatan luwes gerakan-gerakannya sehingga timbul seni gerak dalam bermain bola voli. 2.1.4.7 Stamina adalah kemampuan daya tahan lama organisme atlit untuk melawan kelelahan dalam batas waktu tertentu, dimana aktivitas tersebut dilakukan dengan intensity tinggi ( tempo tinggi, frekuensi tinggi, dan selalu menggunakan power ). Stamina ini sangat penting untuk digunakan dalam pertandingan supaya bisa mempertahankan keajegan prestasi atlit yang tinggi dan dapat berkonsentrasi sampai pertandingan selesai. 2.1.4.8 Koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa unsur gerak menjadi satu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya. 2.1.4.9 Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan suatu gerak ke suatu sasaran sesuai dengan tujuannya. 2.1.4.10 Keseimbangan adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan

keseimbangan badan dalam berbagai keadaan agar tetap seimbang. Dari pegertian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam permainan bola voli sangat membutuhkan kemampuan fisik. Salah satunya adalah daya tahan untuk melakukan pertandingan bola voli. Sebab daya tahan dapat diartikan sebagai suatu keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dalam waktu yang cukup lama (Rusli lutan, 2000:71). Dalam olahraga permainan khususnya cabang bola voli yang merupakan salah satu cabang olahraga yang seringkali berlangsung dalam waku yang lama, terutama dalam pertandingan-pertandingan yang resmi

32

yang berlangsung selama lima set, bisa memakan waktu lebih dari dua jam. Oleh karena itu setiap pemain bola voli harus mempunyai fisik yang sempurna mungkin nanti dalam pertandingan para pemain bola voli agar : 1) tidak kehabisan tenaga, 2) tidak semakin menurun keterampilannya yang disebabkan karena semakin berkurangnya cadangan energi fisiknya. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan, baik peningkatannya, maupun pemeliharaannya (M. Sajoto, 1988:57). Lebih lanjut dinyatakan bahwa prestasi seseorang dalam dunia olahraga ditentukan oleh banyak faktor, misal: kondisi fisik, kemampuan teknik atau keterampilan yang dimiliki. Adapun peranan kondisi fisik dalam penelitian ini disesuaikan dengan kondisi yang dibutuhkan pada saat latihan. Komponenkomponen tersebut antara lain : Ketepatan. Ketepatan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerakgerak bebas, terhadap suatu sasaran. Sasaran dapat berupa jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai (M. Sajoto, 1988:59). Ketepatan dalam permainan bola voli pada servis dan smash merupakan faktor yang sangat menentukan, akan tetapi bukan berarti untuk teknik memperluas ketepatan. Latihan servis atas salah satu cara untuk membantu meningkatkan keahlian dala mengoper bola ke teman. Keseimbangan.

33

Keseimbangan adalah kemempuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf ototnya, selama melakukan gerakan-gerakan yang cepat, dengan perubahan letak titik-titik berat badan yang cepat pula, baik dalam keadaan statis maupun lebih-lebih dalam gerakan dinamis (M. Sajoto. 1988:58).. Dibidang olahraga banyak yang harus dilakukan oleh atlet dalam masalah keseimbangan ini, baik dalam menghilangkan atau mempertahankan keseimbangan. Keseimbangan dalam permainan bola voli kususnya servis merupakan faktor yang sangat menentukan, dalam melakukan servis keseimbangan harus selalu terjaga supaya saat melakukan servis dapat berjalan dengan baik dan benar, serta langsung bisa melanjutkan pertandingan. Koordinasi. Koordinasi adalah kemampuan seseorang, dalam mengitegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif (M. Sajoto : 1988:59), sedangkan koordinasi dalam servis atas yaitu dari posisi sikap siap kemudian melakukan servis. Memukul bola dengan tangan, sehingga kedua tangan melecut dalam keadaan lurus kedepan. Kekuatan. Kekuatan adalah komponen kindisi fisik, yang menyangkut masalah kemampuan seseorang atlit pada saat mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja tertentu (M. Sajoto. 1988:58). Penggunaan kekuatan otot lengan bahu dalam permainan bola voli khususnya servis, penggunaan tenaga

34

yang lebih pada lengan pada saat melakukan servis atas. Adapun dalam hal kekuatan ini akan dibahas secara lebih detail dalam sub bab berikut.

2.1.5

Kekuatan Otot Kekuatan otot adalah hasil dari suatu rangkaian kerja untuk melakukan

kerja secara mendadak atau biasa disebut eksplosive kekuatan. Pendapat para ahli mengenai kekuatan otot adalah sebagai berikut. Kekuatan (Strength) adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas (Suharno HP, 1985:35). Sedangkan menurut M. Sajoto (1988:58) Kekuatan adalah komponen kindisi fisik, yang menyangkut masalah kemampuan seseorang atlit pada saat mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Sedangkan menurut Rusli Lutan (2000:66) kekuatan otot adalah kemampuan badan dalam menggunakan daya. Sedangkan menurut Harsono (1988:178) kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan suatu tahanan. Dengan demikian bahwa kemampuan otot lengan dalam penelitian ini adalah kemampuan otot atau sekelompok otot yang terdapat pada lengan seseorang dalam melakukan kerja atau menggunakan daya dengan menekan beban yang ditanggungnya dalam satu kontraksi maksimal selama melakukan aktivitas memukul. . Di dalam olahraga kompetisi, kekuatan merupakan salah satu unsur fundamen penting untuk mecapai mutu prestasi maksimal. Kegunaan kekuatan disamping untuk mencapai prestasi maksimal juga untuk mempermudah

35

mempelajari teknik dan juga untuk mencegah terjadinya cedera dalam olahraga, memantapkan kepercayaan diri sendiri (Suharno HP, 1985:35-36). Penggunaan kekuatan otot lengan bahu dalam permainan bola voli khususnya servis, penggunaan tenaga yang lebih pada lengan pada saat melakukan servis atas. Menurut Suharno HP (1985:36) ada beberapa macam kekuatan, dan macam-macam kekuatan tersebut adalah : 2.1.5.1 Kekuatan maksimal Kekuatan maksimal adalah kemampuan otot dalam kontraksi maksimal serta dapat melawan/menahan dan memindahkan beban maksimal pula. 2.1.5.2 Kekuatan Daya Ledak Kekuatan Daya Ledak adalah kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh. 2.1.5.3 Power Endurance Power Endurance adalah kemampuan tahan lamanya kekuatan otot untuk melawan tahanan beban yang tinggi intensitasnya.

2.1.6

Kekuatan Otot Lengan. Kekuatan otot (strength) adalah kemampuan dari otot untuk dapat

mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas (Suharno HP, 1985:35). Menurut M. Sajoto (1988:58) Kekuatan otot adalah komponen kindisi fisik, yang menyangkut masalah kemampuan seseorang atlit pada saat

36

mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Dengan demikian bahwa kekuatan otot lengan dalam penelitian ini adalah kemempuan kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seorang atlet saat menggunakan otot lengan, menerima beban pada masa tertentu. Otot merupakan bagian terpenting pada diri seorang atlet untuk mencapai tingkat prestasi yang maksimal. Otot akan berkotraksi lebih kuat bila di beri beban yang lebih berat (sampai pada suatu batas maksimal), apabila otot di regangkan. Selain dari pada sifat otot, faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja otot.

2.1.7

Kekuatan Otot Lengan Bahu Serabut otot yang ada dalam otot akan memberika respon apabila

dikenakan beban dalam latihan. Kekuatan otot merupakan salah satu komponan penting dalam keberhasilan melakukan servis atas, karena otot lengan bahu membantu pada saat memukul bola. Otot Lengan Bahu yang terlibat dalam melakukan servis atas adalah sebagai berikut : 2.1.7.1 Otot bahu terdiri dari : 1) Muskulus Deltoid : atau otot segitiga. Otot ini membentuk lengkung bahu dan berpangkal pada bagian sisi tulang selangka ujung bahu, tulang belikat dan diafise tulang pangkal lengan. Di antara otot ini dan taju tulang besar tulang pangkal lengan terdapat kandung lendir, Fungsinya untuk mengankgat lengan sampai mendatar (Syaifuddin, 1997:38).

37

2) Muskulus .Subscapularis : atau otot depan tulang belikat. Otot ini mulai dari bagian depan tulang belikat, menuju taju kecil tulang pangkal lengan, di bawah uratnya terdapat kandung lendir. Fungsinya menengahkan dan memutar tulang humerus ke dalam (Syaifuddin, 1997:38). 3) Muskulus Suprasupinatus : otot atas tulang belikat. Otot ini berpangkal di lekuk sebelah atas menuju ke taju besar tulang pangkal lengan. Fungsinya untuk mengangkat lengan (Syaifuddin, 1997:38). 4) Muskulus Infraspinatus : otot bawah tulang belikat. Otot ini berpangkal di lekuk sebelah bawah tulang belikat menuju ke taju besar tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar tulang keluar (Syaifuddin, 1997:38). 5) Muskulu .Teres Mayor : Otot lengan bulat besar. Otot ini berpangkal di siku bawah tulang belikat dan menuju ke taju kecil tulang pangkal lengan. Di antara otot lengan bulat kecil dan otot lengan bulat besar terdapat kepala panjang dari musculus triceps brachii. Fungsinya bisa memutar tangan ke dalam (Syaifuddin, 1997:39). 6) Muskulus.Teres Minor : otot tulang belikat kecil. Otot ini berpangkal di siku sebelah luar tulang belikat dan meuju ke taju besar tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan keluar. (Syaifuddin, 1997:39).

38

Gambar : 8 Otot Lengan Bahu ( Syaifuddin. 1997 : 39 ) 2.1.7.2 Otot Pangkal Lengan atas terdiri atas : Otot-otot ketul ( fleksor ) dan otot-otot kedang ( ekastensor ), Terdiri atas : 1) Muskulus Biceps Brachi,: otot lengan berkepala dua. Otot ini meliputi dua buah sendi yang mempunyai dua buah kepala. Kepala yang panjang melekat di dalam sendi bahu, kepala yang pendek melekat di sebelah luar dan yang kedua di sebelah dalam. Otot itu ke bawah menuju ke tulang pengumpil. Di bawah uratnya terdapat Bandung lendir. Fungs otot ini untuk

mmembengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat tangan (Syaifuddin, 1997:43). 2) Muskulus Brachialis : disebut juga otot lengan dalam. Otot ini berpangkal di bawah otot segitiga di tulang pangkal lengan dan menuju taju di pangkal

39

tulang hasta. Fungsinya untuk membengkokkan lengan di bawah siku (Syaifuddin, 1997:43).

Gambar : 9 Otot Lengan Atas ( Syaifuddin. 1997 : 39 ) 3) Muskulus Kurakobrachialis : Otot ini berpangkal di prosesuskorakoid dan meuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinya untuk mengangkat lengan (Syaifuddin, 1997:43). 4) Muskulus Tricep Brachi: Otot lengan berkepala tiga. Kepala luar berpangkal di sebelah belakang tulang pangkal lengan menuju ke bawah kemudian bersatu dengan yang lain. Kepala dalam berawal dari tulang di bawah tulang pangkal lengan. Kepala panjang pada tulang di bawah sendi dan ketigatiganya mempunyai sebuah urat yang melekat di olekrani (Syaifuddin, 1997:43).

40

2.1.7.3 Otot lengan bawah

terbagi dalam : otot-otot kedang yang memainkan

perannya dalam pengetulan di atas sendi siku, sendi-sendi tangan, sendi-sendi jari dan sebagian dalam gerak silang hasta.

Gambar : 10 Otot Lengan Bagian Bawah ( Syaifuddin. 1997 : 43-44 ) Menururt Syaifuddin (1997:43), otot-otot tersebut adalah : 1) Muskulus Ekstensor Karpi Radialis Longus, MuskulusEkstensor Karpi

Radialis Brevis, dan Muskulus Ekstensor Karpi Radialis Ulnalis. Ketiga otot ini fungsinya sebagai ekstensi lengan (menggerakkan lengan). 2) Muskulus.Digitorum Karpi Radialis : fungsinya untuk menggerakkan jari tangan kecylai ibu jari. 3) Muskulu . Ekstensor Policis Longus : Fungsinya untuk menggerakkan ibu jari. 4) Muskulus Pronator Teres, fungsinya mengerjakan silang hasta dan membengkokkan lengan di bawah siku.

41

5) Muskulus Palmaris Ulnaris, berfungsi mengetulkan lengan. 6) Muskulus Palmaris Longus, Muskulus Fleksor Karpi Radialis, Muskulus fleksor digitor sublimis fungsinya menggerakkan jari kedua dan kelingking. 7) Muskujlus fleksor Digitorum Profundus, fleksi jari pertama-kedua,ketiga dan keempat. 8) Muskulkus Fleksor Policic Longus, fungsinya fleksi ibu jari. 9) Muskulus Pronator Teres Equadratus, fungsinya pronasi dari tangan. 10) Muskulus Supinator Brevis, fungsinya supinasi dari tangan.

2.1.8

Daya Ledak Otot Daya ledak otot adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan

maksimum, dengan usaha dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya (M. Sajoto. 1988:58). Sedangkan yang dimaksud daya ledak otot adalah kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh (Suharno HP, 1985:37). Dengan demikian yang dimaksud daya ledak otot adalah kemampuan otot di dalam menahan beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh. Salah satu komponen kondisi fisik yang hampir setiap cabang olahraga membutuhkan daya ledak otot. Dalam praktek olahraga daya ledak digunakan untuk gerakan yang sifatnya eksplosif seperti melompat, menolak, melempar, menedang, dan memukul. Seperti yang dikemukakan oleh Harsono, (1988:200) bahwa daya ledak sangat penting untuk cabang-cabang olahraga dimana atlet

42

harus mengerahkan tenaga yang eksplosif seperti nomor-nomor lempar dalam etletik, melempar bola softball, melompat, sprint, smash dalam bola voli, memukul, menendang dan sebagainya. Daya ledak setiap atlit berbeda-beda, perbedaan ini dikarenakan adanya beberapa faktor yang harus dimiliki oleh masing-masing atlet tidak sama, disamping latihan yang rutin.

2.1.9

Daya Ledak Otot Lengan Daya ledak merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang hampir

setiap cabang olahraga membutuhkan. Dalam praktek olahraga daya ledak digunakan untuk gerakan yang sifatnya eksplosif seperti melompat, menolak, melempar, menendang, dan memukul. Atas dasar peran dan kegunaan daya ledak maka sangat bermanfaat untuk keperluan prestasi yang maksimal (Suharno HP, 1985:37). Daya ledak merupakan salah satu unsur penting dalam pukulan bola saat melakukan servis atas. Yang mengandung pengertian suatu kemampuan otot lengan untuk melakukan gerakan pukulan bola saat melakukan servis atas. Jadi jelasnya bahwa daya ledak otot lengan pada servis atas digunakan pada waktu memukul bola saat melakukan servis atas. Yang dimaksud daya ledak adalah kemampuan melakukan gerakan secara eksplosif yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan usaha dengan kekuatan maksimum, dalam jangka waktu sependek-pendeknya (M. Sajoto. 1988:58).

43

Sedangkan pendapat lain menyebutkanbahwa yang dimaksud daya ledak otot adalah kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam dalam suatu gerakan yang utuh (Suharno HP, 1985:37). Jadi yang dimaksud dengan daya ledak otot lengan dalam penelitian ini adalah kemampuan memukul bola oleh sekelompok otot lengan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Dalam pengertian ini berupa gerakan memukul bola saat melakukan servis atas.

2.1.10 Daya Ledak Otot Lengan Bahu Dalam melakukan servis gerak impuls atau gerak dorong atau pukulan lebih dominan, saat atlet melakukan gerakan lengan ke belakang sebagai awalan servis, otot yang bekerja adalah extensor siku, yaitu otot triceps. Saat lengan bergerak mendorong atau memukul kearah depan atas sekeras mungkin, ada kekuatan ledakan atau daya ledak otot adalah adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usaha dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya (M. Sajoto. 1988:58), sedangkan untuk menggerakkan pergelangan tangan mengimbangi gerakan memukul ialah dengan otot fleksor carpio ulnaris dan palmaris longis. Pada gerakan servis saat bahu kanan ditarik kedepan dan lengan dicambukkan lewat atas bahu dengan gerak pelurusan keatas depan maka otot yang bekerja adalah otot latisimusdorsi, pektoralis major, teres

44

major dan triceps, sedang untuk menggerakkan lengan memutar kedalam adalah otot-otot major, sub scapularis, latisimus dorsi dan pectoralis major.

2.1.11 Analisis Hubungan Kekuatan Otot Lengan Bahu dan Daya Ledak Otot Lengan Bahu dengan hasil Servis Atas 2.1.11.1 Hubungan Kekuatan Otot Lengan Bahu dengan Hasil Servis Atas Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau kemampuan sekelompok otot untuk melakukan kerja dengan menahan beban yang diangkatnya (M Sajoto, 1988:45). Kekuatan otot adalah kemampuan badan dalam menggunakan daya (Rusli Lutan, 2000:66). Dengan demikian bahwa kemampuan otot lengan dalam penelitian ini adalah kemampuan otot atau sekelompok otot yang terdapat pada lengan seseorang dalam melakukan kerja atau menggunakan daya dengan menekan beban yang ditanggungnya dalam satu kontraksi maksimal selama melakukan aktivitas memukul. Dalam servis, salah satu organ tubuh yang juga banyak berperan adalah lengan, yaitu untuk memukul bola. Servis akan lebih sulit apabila servis tersebut sangat kuat dan penuh tenaga (L Barbara, 2004:1). Oleh karena itu kekuatan lengan sangat penting untuk mencapai suatu prestasi dalam servis atas khususnya dalam memukul bola Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin kuat otot lengan seseorang, maka akan semakin tinggi pula prestasi yang akan dicapai tentu dibarengi dengan teknik yang baik dan benar.

45

2.1.11.2 Hubungan Daya Ledak Otot lengan dengan hasil Servis atas Dalam servis atas, organ tubuh yang juga banyak berperan adalah lengan, oleh karena itu kekuatan lengan sangat penting untuk mencapai suatu prestasi dalam servis atas khususnya dalam memukul bola. Servis akan lebih sulit apabila servis tersebut sangat kuat dan penuh tenaga (L Barbara, 2004:1). Untuk menghasilkan servis yang keras dibutuhkan daya ledak otot lengan bahu secara maksimal sebab menurut M. Sajoto (1988:58) daya ledak otot adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usaha yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Sedangka pendapat Suharno HP (1985:37) menyebutkan bahwa yang dimaksut daya ledak otot adalah kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan keepatan tinggi dalam dalam suatu gerakan yang utuh. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa daya ledak otot lengan bahu mempunyai hubungan yang positif dengan kemampuan servis atas. Dan dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi daya ledak otot lengan bahu seseorang, maka akan semakin tinggi pula prestasi yang akan dicapai saat melakukan servis atas.

2.1.11.3 Hubungan Kekuatan Otot Lengan Bahu dan Daya Ledak Otot Lengan Bahu terhadap Servis atas Servis akan lebih sulit apabila servis tersebut sangat kuat dan penuh tenaga (L Barbara, 2004:1). Untuk menghasilkan servis yang keras dibutuhkan

46

daya ledak otot lengan bahu secara maksimal. Selain itu kekuatan otot lengan juga sangat penting untuk mencapai suatu prestasi dalam servis atas khususnya dalam memukul bola. Maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot lengan mempunyai hubungan yang positif dengan kemampuan servis atas. Dari pengertian di atas dapat ditarik suatu simpulan bahwa kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu mempunyai hubungan dengan hasil servis atas.

2.2 Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 1997:64). Melalui data yang terkumpul dan analisis hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dengan hasil servis atas, dapat disusun hipotesis, hipotesis dalam penelitian ini adalah: 2.2.1 Ada hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug 2006/2007. 2.2.2 Ada hubungan antara daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug 2006/2007. 2.2.3 Ada hubungan antara kekuatan otot lengan bahu, daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug 2006/2007.

47

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekuatan otot lengan bahu, dan daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan service atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug 2006/2007, metode yang digunakan adalah metode survey tes. Survey menurut Suharsimi Arikunto (1997:86-87) adalah mengumpulkan banyak data, informasi atau keterangan tentang sesuatu hal secara meluas. Survey ini dapat dilakukan secara pribadi maupun kelompok. Melihat persiapannya, maka survey ini dilakukan secara sistematis, berencana dan mengikuti prosedur ilmiah. Untuk penelitian lebih lanjut diperlukan hal-hal sebagai berikut :

3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1997:108). Pengertian diatas mengandung maksud bahwa populasi dalam penelitian ini adalah seluruh individu yang akan dijadikan sebagai subyek penelitian dan keseluruhan dari individu tersebut harus memiliki satu sifat yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas X SMA Muhammadiyah Gubug yang berjumlah 128 siswa.

47

48

3.2 Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1997:109). Dalam penelitian ini karena penelitiannya berbentuk Survey tes, maka sampel yang dipilih haruslah secara berurutan. Penentuan jumlah sampel berdasarkan asumsi bahwa subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih (Suharsimi Arikunto, 1997:112). Sampel yang diambil dalam penelitian ini sejumlah 28% dari jumlah populasi yaitu berjumlah 35 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah tehnik Cluster Sample yaitu Sampel acak sederhana dimana setiap sampling unit terdiri dari kumpulan atau kelompok elemen. Dari jumlah 6 kelas, kelas X1 sampai kelas X5 masing-masing diambil 6 siswa, sedangkan kelas X6 diambil 5 siswa untuk dijadikan sampel. jumlah sampel penelitian ini adalah 35 siswa putra kelas X SMA Muhammadiyah Gubug.

3.3 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel ialah variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan sebagai penyebab salah satu faktor dalam penelitian. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Adapun variabel-variabel tersebut adalah : 3.3.1 Variabel bebas atau X terdiri atas 2 variabel ialah 1.1 Variabel bebas 1 atau X1 : Kekuatan otot Lengan bahu

49

1.2 Variabel bebas 2 atau X2 : Daya ledak Otot Lengan bahu 3.3.2 Variabel terikat atau Y yaitu : Hasil servis atas

3.4 Prosedur Penelitian Jenis penelitian ini adalah survey tes dan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 3.4.1 Langkah awal : 1) Mengajukan tema kepada Ketua Jurusan, 2) Mengajukan proposal kepada dosen pembimbing, 3) Mengajukan surat ijin penelitian. 3.4.2 Pelaksanaan penelitian : 1 ) Melakukan pengukuran kekuatan otot lengan bahu. 2) Melakukan pengukuran daya ledak lengan bahu, 3) Melakukan tes servis atas. 3.4.3 Data yang terkumpul terus diolah / dianalisa. Apabila pengolahan data telah selesai maka dilanjutkan dengan pembuatan laporan penelitian 3.4.4 Tes dilaksanakan pada : Hari / Tanggal : Sabtu 28 April 2007 Waktu Tempat : Pukul 08.30 sampai selesai : Di Lapangan Bola Voli SMA Muhammadiyah Gubug

3.5 Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan adalah metode survey tes. Menurut Winarno Surakhmad dalam Suharsimi Arikunto (1997:88) mengatakan bahwa pada

50

umumnya survey merupakan cara mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu ( atau jangka waktu ) yang bersamaan. Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut : 1) Semua peserta tes melakukan tes kekuatan otot lengan bahu dengan menggunakan alat, untuk mengukur kekuatan dorong dan kekuatan tarik dengan alat pull and push dynamometer,. 2) Tes daya ledak otot lengan bahu dengan menggunakan bola medicine. 3) Tes servis atas.

3.6 Instrumen penelitian 3.6.1 Tes Kekuatan Otot Lengan Bahu : Mengukur kekuatan dorong dan kekuatan tarik dengan alat pull and push dynamometer. Prosedur pelaksanaan tes : Sampel tes berdiri tegak dengan kaki terbuka selebar bahu dan pandangan lurus kedepan. Tangan memegang Pull and Push Dynamometer dengan kedua tangan didepan dada. Posisi lengan dan tangan lurus dengan bahu. Tarik dan dorong alat tersebut sekuat tenaga. Pada saat menarik atau mendorong, alat tidak boleh menempel pada dada, tangan dan siku tetap sejajar dengan bahu.Tes ini dilakukan sebanyak dua kali dan diambil nilai yang paling tinggi. Penilaian adalah Skor kekuatan tarik atau dorong terbaik dari dua kali kesempatan dicatat sebagai skor dalam satuan kilogram, dengan tingkatan ketelitian 0,5 kg.

51

Gambar : 11 Pull and Push Dynamometer ( Dokumentasi penelitian )

3.6.2

Tes Daya Ledak Otot Lengan Bahu. mengukur daya ledak otot lengan bahu dengan menggunakan alat bola

medicine yang beratnya 3 kg. Pelaksanaannya adalah, testee siap di garis batas melempar dalam posis duduk. Posisi duduk dimaksudkan agar pada saat melempar bola medicie tidak mendapat bantuan dorongan baik dari tubuh maupun dari tungkai. Berat bola medicine yang digunakan adalah 3 Kg. Setelah ada abaaba testee melemparkan bola sejauh-jauhnya. Jarak lemparan diukur dengan menggunakan alat ukur meteran dan kecepatan lemparan bola diukur dengan stopwatch. Rumus yang dipakai untuk mengukur tes daya ledak otot atau power adalah P=
W , keterangan P= power / daya ledak otot lengan, W= kerja, T= T

52

waktu (M. Sajoto, 1988:72). Dimana cara untuk mencari W= F X D, keterangan W= kerja, F= kekuatan beban, D= jarak (M. Sajoto, 1988:73). Sehingga dapat disimpulkan untuk mencari skore yang diperoleh adalah berat bola dikalikan jauhnya lemparan dibagi kecepatan bola. (
BeratBolaXJarakLempoaran ). Kecepa tan Bola

Gambar : 12 Tes Daya Ledak Otot Lengan Bahu ( Dokumnetasi Penelitian )

3.6.3

Tes Servis atas Untuk pelaksanaan pengambilan data hasil servis atas, alat tes yang

digunakan adalah tes servis dari Aahper. Untuk mendapatkan data hasil servis atas, populasi melakukan tes servis dari Aahper yang dimaksudkan untuk

53

mengukur kemampuan servis pemain dalam mengarahkan bola kepetak sasaran yang telah disediakan. Alat yang digunakan : 1. Bola voli, 2. Meteran, 3. Blanko penilaian, 4. Alat tulis, 5. Petak sasaran servis atas Aapher (M. Yunus,

1992:202). Untuk pelaksanaan sebagai berikut :

NET
L M
5

3
J K

x 30
F 10 A B 20 5 C

20

12,5 G

12,5

H
5

3
D E

30

Gambar : 13 Lapangan Tes Service dari AAHPER (M. Yunus, 1992:202)

54

Keterangan Gambar : 1. X 2. A-B 3. B-C 4. C-D 5. D-E 6. F-G 7. G-H : Tempat Service : 10 inci : 20 inci :25 inci : 5 inci : 12,5 inci : 12,5 inci 8. A-L 9. H-K 10. C-F : 30 inci : 20 inci : 5 inci

11. Angka di dalam lapangan adalah skor untuk bola masuk

1) Pelaksanaan tes untuk hasil servis atas dilakukan sebanyak 10 kali oleh setiap peserta tes. 2) Teknik pelaksanaannya sesuai dengan peraturan permainan, semua

pelanggaran nilainya 0. 3) Jika bola yang di servis jatuh pada garis batas antara dua atau lebih petak sasaran, nilai tertinggi yang diambil sebagai nilai servis tersebut. 4) Nilai akhir dari setiap peserta tes adalah jumlah nilai yang diperoleh dalam 10 kali melakukan servis. 5) Keterangan gambar, servis dari posisi dibelakang garis lapangan, Harga petak sasaran untuk kemampuan mengarahkan bola kepetak sasaran : 1. Daerah

C nilai 4, 2. Daerah D nilai 3, 3. Daerah G nilai 2, 4. Daerah F nilai 1.

55

3.7 Analisis Data Data dalam penelitian ini adalah angka-angka yaitu hasil tes kekuatan otot lengan bahu ( X1 ), daya ledak otot lengan bahu ( X 2 ), dan kemampuan service atas ( Y ). Uji simultan dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara X1 dan X 2 terhadap Y secara bersama-sama (serentak). Adapun langkah-langkah analisis yang digunakan adalah sebagai berikut : 3.8.1 Analisis deskriptif Analisis deskriptif untuk mendeskripsikan mean, median, modus, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi dari setiap variabel penelitian. 3.8.2 Uji Hipotesis

3.8.2.1 Uji parsial Uji parsial dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara X1 dan X 2 terhadap Y secara parsial (uji t). 1. Merumuskan hipotesis statistik a. H 0 : b1 = b 2 = b 3 = 0, artinya X1 , dan X 2 secara parsial (sendirisendiri) tidak berpengaruh signifikan terhadap Y. b. H 0 : b1 = b 2 = b 3 0, artinya X1 , dan X 2 secara parsial (sendirisendiri) berpengaruh signifikan terhadap Y.

56

2. Rumus yang digunakan

t=

r n 3 1 r2

3. Kaidah pengambilan keputusan Jika t hitung > t tabel Ha diterima Jika t hitung < t tabel Ha diterima 4. Berdasarkan pengaruh X1 , dan X 2 secara parsial terhadap Y. Rumus yang digunakan :

ry12 =

(1 r )(1 r )
2 2 y2 12

ry1 ry 2 r12

ry 21 =

(1 r )(1 r )
2 2 y1 12

ry 2 ry1r12

Keterangan :
ry1 = koefisien korelasi antara Y dan X1 ry 2 = koefisien korelasi antara Y dan X 2

r12 = koefisien korelasi antara X1 dan X 2

57

3.8.2.2 Uji simultan/uji pengaruh Uji simultan dalam penenelitian ini di gunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara X1 , dan X 2 terhadap Y secara bersama-sama

(serentak). Adapun langkah-langkah analisis yang ditempuh adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis statistik a. H0 : b1 = b 2 = b 3 = 0, artinya X1 , dan X 2 secara simultan (bersamasama) tidak berpengaruh signifikan terhadap Y. b. Ha : b1 = b 2 = b 3 0, artinya X1 , dan X 2 secara simultan (bersamasama) berpengaruh signifikan terhadap Y. 2. Rumus yang digunakan F=
JK reg / k JK res ( n k 1)

Keterangan : F
JK reg

: Harga F regresi : Jumlah kuadrat regresi : Jumlah kuadrat residu : Jumlah variabel prediktor : jumlah responden : Angka konstan
JK reg = a 1 x 1 y + a 2 x 2 y

JK res k n 1 Dimana

58

JK res =

^ Y Y

3. Kaidah pengambilan keputusan Hasil uji dari F hitung dikonsultasikan dengan F tabel dengan taraf signifikan 5% dengan keputusan sebagai berikut : a. Fhitung > Ftabel maka Ha diterima b. Fhitung < Ftabel maka Ha ditolak 4. Berdasarkan pengaruh X1 , dan X 2 secara simultan terhadap Y. Rumus yang digunakan :

R2 =

Y i
2

JK reg

Keterangan : R2
Jk reg

: koefisien determinasi ganda : Jumlah kuadrat regresi

3.8.2.3 Korelasi Parsial Korelasi parsial digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen, dimana salah satu variabel independennya tetap/dikendalikan. Rumus untuk korelasi parsial dapat dijelaskan sebagai berikut :

59

RY . X 1 X 2 =

(1 r (1 r

ryx1 ryx 2. rx1x 2


2 x1 x 2

)(1 r

yx 2

RY . X 2 X 1 =
Keterangan : Ry.x1.x2 Ry.x2.x1 ryx1 ryx2 rx1x2

ryx 2 ryx1. rx1x 2


2 x1 x 2

)(1 r )
2 yx1

= korelasi antara Y dan X1 jika X2 dikendalikan = korelasi antara Y dan X2 jika X1 dikendalikan = koefisien korelasi antara Y dan X1 = koefisien korelasi antara Y dan X 2 = koefisien korelasi antara X1 dan X 2

3.8.2.4 Korelasi Ganda Korelasi ganda (multiple correlation) merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel secara bersama-sama atau lebih dengan variabel lain. Rumus korelasi ganda dua variabel ditunjukkan pada rumus berikut : RY . X 1. X 2 = Dimana : Ry.x1.x2 = korelasi antara X1 dan X2 secara bersama sama dengan variabel Y r 2 yx1 + r 2 yx 2 2r yx1 r yx 2 rx1x 2 1 r 2 x1x 2

60

ryx1 ryx2 rx1x2

= korelasi antara Y dan X1 = korelasi antara Y dan X 2 = korelasi antara X1 dan X 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Dalam pengambilan data penelitian, metode yang digunakan adalah metode survey tes. Tes yang dilakukan tersebut digunakan untuk memperoleh data mengenai kemampuan otot lengan bahu (X1), daya ledak otot lengan bahu (X2) serta kemampuan service atas (Y) pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug. Untul lebih jelasnya berikut ini adalah deskripsi hasil tiap item tes pada ketiga variabel dan haisl analisis data penelitian : 4.1.1 Deskripsi Hasil Tiap Item Tes 4.1.1.1 Kekuatan Otot Lengan Bahu Tes yang dilakukan untuk memperoleh data mengenai kekuatan otot lengan bahu pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug dilakukan dua kali pengamatan. Berikut ini adalah hasil dari kedua pengamatan yang dilakukan : 1. Hasil Pengamatan I Kekuatan Otot Lengan Bahu Tabel 4.1
Statistics Kekuatan Tarik 35 0 28.5429 29.5000 25.50 15.00 46.00 999.00 Kekuatan Dorong 35 0 18.7286 18.5000 10.50a 6.00 38.50 655.50

N Mean Median Mode Minimum Maximum Sum

Valid Missing

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

61

62

Berdasarkan hasil tersebut diatas diketahui bahwa hasil tes kekuatan tarik diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 28,54 kg dengan modus (hasil yang sering terjadi/diperoleh) sebesar 25,50 kg dan median sebesar 29,5 kg. Hasil kekuatan tarik minimum atau terendah sebesar 15 kg dan hasil tertinggi sebesar 46 kg. Untuk kekuatan dorong diketahui bahwa dari hasil tes diperoleh nilai ratarata (mean) sebesar 18,72 kg dengan modus (hasil yang sering terjadi/diperoleh) sebesar 10,50 kg dan median sebesar 18,50 kg. Hasil kekuatan tarik minimum atau terendah sebesar 6 kg dan hasil tertinggi sebesar 38,50 kg. 2. Hasil Pengamatan II Kekuatan Otot Lengan Bahu Tabel 4.2
Statistics Kekuatan Tarik 35 0 26.6571 26.0000 24.00 15.50 46.50 933.00 Kekuatan Dorong 35 0 18.4571 17.0000 20.00 8.50 40.00 646.00

N Mean Median Mode Minimum Maximum Sum

Valid Missing

Berdasarkan hasil tersebut diatas diketahui bahwa hasil tes kekuatan tarik diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 26,65 kg dengan modus (hasil yang sering terjadi/diperoleh) sebesar 24,00 kg dan median sebesar 26,00 kg. Hasil kekuatan tarik minimum atau terendah sebesar 15,50 kg dan hasil tertinggi sebesar 46,50kg. Untuk kekuatan dorong diketahui bahwa dari hasil tes diperoleh nilai ratarata (mean) sebesar 18,45 kg dengan modus (hasil yang sering terjadi/diperoleh) sebesar 20,00 kg dan median sebesar 17,00 kg. Hasil kekuatan tarik minimum atau terendah sebesar 8,50 kg dan hasil tertinggi sebesar 40,00 kg.

63

4.1.1.2 Daya Ledak Otot Lengan Bahu 1. Hasil Pengamatan I Daya Ledak Otot Lengan Bahu Tabel 4.3
Statistics Kecapatan Bola 35 0 7.1551 6.7300 5.92 3.33 13.70 250.43 Jarak Lempar 35 0 298.9143 300.0000 300.00 185.00 440.00 10462.00

N Mean Median Mode Minimum Maximum Sum

Valid Missing

Berdasarkan hasil tersebut diatas diketahui bahwa hasil tes kecepatan bola diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 7,15 detik dengan modus (hasil yang sering terjadi/diperoleh) sebesar 5,92 detik dan median sebesar 6,73 detik. Hasil kekuatan tarik minimum atau terendah sebesar 3,33 detik dan hasil tertinggi sebesar 13,70 detik. Untuk lempar diketahui bahwa dari hasil tes diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 298,45 cm dengan modus (hasil yang sering terjadi/diperoleh) sebesar 300cm dan median sebesar 300cm. Hasil lemparan minimum atau terendah sebesar 185 cm dan hasil maksimum sebesar 440 cm. 2. Hasil Pengamatan II Daya Ledak Otot Lengan Bahu Tabel 4.4
Statistics Kecapatan Bola 35 0 6.5480 6.3600 6.31 3.83 10.60 229.18 Jarak Lempar 35 0 313.9714 310.0000 340.00 184.00 450.00 10989.00

N Mean Median Mode Minimum Maximum Sum

Valid Missing

64

Berdasarkan hasil tersebut diatas diketahui bahwa hasil tes kecepatan bola diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 6,54 detik dengan modus (hasil yang sering terjadi/diperoleh) sebesar 6,31 detik dan median sebesar 6,36 detik. Hasil kekuatan tarik minimum atau terendah sebesar 3,83 detik dan hasil tertinggi sebesar 10,60 detik. Untuk lempar diketahui bahwa dari hasil tes diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 313,97 cm dengan modus (hasil yang sering terjadi/diperoleh) sebesar 340cm dan median sebesar 310cm. Hasil lemparan minimum atau terendah sebesar 184 cm dan hasil maksimum sebesar 450 cm. 4.1.1.3 Kemampuan Servis Atas Dalam pelaksanaan pengambilan data hasil tes servis atas dilakukan sebanyak 10 kali oleh setiap peserta tes. Berikut ini akan dijelaskan hasil untuk tiap kesempatan yang diberikan kepada semua siswa : 1. Tes Servis Atas Pertama Tabel 4.5
Kesempatan 1 Cumulative Percent 31.4 74.3 82.9 100.0

Valid

.00 2.00 3.00 4.00 Total

Frequency 11 15 3 6 35

Percent 31.4 42.9 8.6 17.1 100.0

Valid Percent 31.4 42.9 8.6 17.1 100.0

Dari tabel diatas diketahui bahwa pada tes servis atas pertama sebanyak 11 siswa memperoleh nilai 0, sebanyak 15 siswa memperoleh nilai 2, sebanyak 3 siswa memperoleh nilai 3 dan sisanya sebanyak 6 siswa memperoleh nilai 4.

65

2. Tes Servis Atas Kedua Tabel 4.6


Kesempatan 2 Cumulative Percent 34.3 37.1 68.6 80.0 100.0

Valid

.00 1.00 2.00 3.00 4.00 Total

Frequency 12 1 11 4 7 35

Percent 34.3 2.9 31.4 11.4 20.0 100.0

Valid Percent 34.3 2.9 31.4 11.4 20.0 100.0

Dari tabel diatas diketahui bahwa pada tes servis atas pertama sebanyak 12 siswa memperoleh nilai 0, sebanyak 1 siswa memperoleh nilai 1, sebanyak 11 siswa memperoleh nilai 2, sebanyak 4 siswa memperoleh nilai 3 dan sisanya sebanyak 7 siswa memperoleh nilai 4. 3. Tes Servis Atas Ketiga Tabel 4.7
Kesempatan 3 Cumulative Percent 28.6 68.6 77.1 100.0

Valid

.00 2.00 3.00 4.00 Total

Frequency 10 14 3 8 35

Percent 28.6 40.0 8.6 22.9 100.0

Valid Percent 28.6 40.0 8.6 22.9 100.0

Dari tabel diatas diketahui bahwa pada tes servis atas pertama sebanyak 10 siswa memperoleh nilai 0, sebanyak 14 siswa memperoleh nilai 2, sebanyak 3 siswa memperoleh nilai 3 dan sisanya sebanyak 8 siswa memperoleh nilai 4.

66

4. Tes Servis Atas Keempat Tabel 4.8


Kesempatan 4 Cumulative Percent 34.3 40.0 62.9 71.4 100.0

Valid

.00 1.00 2.00 3.00 4.00 Total

Frequency 12 2 8 3 10 35

Percent 34.3 5.7 22.9 8.6 28.6 100.0

Valid Percent 34.3 5.7 22.9 8.6 28.6 100.0

Dari tabel diatas diketahui bahwa pada tes servis atas pertama sebanyak 12 siswa memperoleh nilai 0, sebanyak 2 siswa memperoleh nilai 1, sebanyak 8 siswa memperoleh nilai 2, sebanyak 3 siswa memperoleh nilai 3 dan sisanya sebanyak 10 siswa memperoleh nilai 4. 5. Tes Servis Atas Kelima Tabel 4.9
Kesempatan 5 Cumulative Percent 20.0 65.7 74.3 100.0

Valid

.00 2.00 3.00 4.00 Total

Frequency 7 16 3 9 35

Percent 20.0 45.7 8.6 25.7 100.0

Valid Percent 20.0 45.7 8.6 25.7 100.0

Dari tabel diatas diketahui bahwa pada tes servis atas pertama sebanyak 7 siswa memperoleh nilai 0, sebanyak 16 siswa memperoleh nilai 2, sebanyak 3 siswa memperoleh nilai 3 dan sisanya sebanyak 9 siswa memperoleh nilai 4.

67

6. Tes Servis Atas Keenam Tabel 4.10


Kesempatan 6 Cumulative Percent 22.9 28.6 65.7 85.7 100.0

Valid

.00 1.00 2.00 3.00 4.00 Total

Frequency 8 2 13 7 5 35

Percent 22.9 5.7 37.1 20.0 14.3 100.0

Valid Percent 22.9 5.7 37.1 20.0 14.3 100.0

Dari tabel diatas diketahui bahwa pada tes servis atas pertama sebanyak 8 siswa memperoleh nilai 0, sebanyak 2 siswa memperoleh nilai 1, sebanyak 13 siswa memperoleh nilai 2, sebanyak 7 siswa memperoleh nilai 3 dan sisanya sebanyak 5 siswa memperoleh nilai 4. 7. Tes Servis Atas Ketujuh Tabel 4.11
Kesempatan 7 Cumulative Percent 28.6 31.4 68.6 100.0

Valid

.00 1.00 2.00 4.00 Total

Frequency 10 1 13 11 35

Percent 28.6 2.9 37.1 31.4 100.0

Valid Percent 28.6 2.9 37.1 31.4 100.0

Dari tabel diatas diketahui bahwa pada tes servis atas pertama sebanyak 10 siswa memperoleh nilai 0, sebanyak 1 siswa memperoleh nilai 1, sebanyak 13 siswa memperoleh nilai 2 dan sisanya sebanyak 11 siswa memperoleh nilai 4.

68

8. Tes Servis Atas Kedelapan Tabel 4.12


Kesempatan 8 Cumulative Percent 22.9 31.4 80.0 82.9 100.0

Valid

.00 1.00 2.00 3.00 4.00 Total

Frequency 8 3 17 1 6 35

Percent 22.9 8.6 48.6 2.9 17.1 100.0

Valid Percent 22.9 8.6 48.6 2.9 17.1 100.0

Dari tabel diatas diketahui bahwa pada tes servis atas pertama sebanyak 8 siswa memperoleh nilai 0, sebanyak 3 siswa memperoleh nilai 1, sebanyak 17 siswa memperoleh nilai 2, sebanyak 1 siswa memperoleh nilai 3 dan sisanya sebanyak 6 siswa memperoleh nilai 4. 9. Tes Servis Atas Kesembilan Tabel 4.13
Kesempatan 9 Cumulative Percent 22.9 28.6 68.6 77.1 100.0

Valid

.00 1.00 2.00 3.00 4.00 Total

Frequency 8 2 14 3 8 35

Percent 22.9 5.7 40.0 8.6 22.9 100.0

Valid Percent 22.9 5.7 40.0 8.6 22.9 100.0

Dari tabel diatas diketahui bahwa pada tes servis atas pertama sebanyak 8 siswa memperoleh nilai 0, sebanyak 2 siswa memperoleh nilai 1, sebanyak 14 siswa memperoleh nilai 2, sebanyak 3 siswa memperoleh nilai 3 dan sisanya sebanyak 8 siswa memperoleh nilai 4.

69

10. Tes Servis Atas Kesepuluh Tabel 4.14


Kesempatan 10 Cumulative Percent 14.3 57.1 62.9 100.0

Valid

.00 2.00 3.00 4.00 Total

Frequency 5 15 2 13 35

Percent 14.3 42.9 5.7 37.1 100.0

Valid Percent 14.3 42.9 5.7 37.1 100.0

Dari tabel diatas diketahui bahwa pada tes servis atas pertama sebanyak 5 siswa memperoleh nilai 0, sebanyak 15 siswa memperoleh nilai 2, sebanyak 2 siswa memperoleh nilai 3 dan sisanya sebanyak 13 siswa memperoleh nilai 4.

4.1.2 Analisis data 4.1.2.1 Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan Bahu Dengan Kemampuan Servis Atas Untuk menjawab permasalahan mengenai ada tidaknya hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug maka dilakukan analisis regresi terhadap kedua variabel tersebut yang dapat dihitung dengan uji t sebagai berikut : t =
r n3 1 r2 0.544 35 3 1 0.544 2
0.544(5.66) 0.704

3.079 0.704

70

= 4.347 Berikut ini adalah hasil analisis regresi dari data yang diperoleh dengan menggunakan perhitungan SPSS : Tabel 4. 15
Coefficientsa Standardi zed Coefficien ts Beta .603

Model 1

(Constant) Kekuatan Otot Lengan Bahu

Unstandardized Coefficients B Std. Error 4.610 3.676 .729 .168

t 1.254 4.347

Sig. .219 .000

a. Dependent Variable: Kemampuan Service Atas

Berdasarkan hasil tersebut diatas diketahui nilai thitung sebesar 4,347 dengan n sebesar 35 diperoleh nilai ttabel sebesar 1.69. Jika dibandingkan antara thitung dengan ttabel maka terlihat bahwa thitung > ttabel (4.347 > 1.69). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug. Hasil pengujian korelasi parsial dengan menggunakan SPSS diketahui besarnya rhitung antara X1 terhadap Y sebesar 0,603 dengan n sebesar 35 maka diketahui rtabel sebesar 0,334. Dari hasil tersebut terlihat bahwa rhitung>rtabel (0,603>0,334) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug.

71

4.1.2.2 Hubungan Antara Daya Ledak Otot Lengan Bahu Dengan Kemampuan Servis Atas Untuk menjawab permasalahan mengenai ada tidaknya hubungan antara daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan service atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug maka dilakukan analisis regresi terhadap kedua variabel tersebut yang dapat dihitung sebagai berikut : t =
r n3

1 r2 0.380 35 3 1 0.544 2 0.380(5.66) 0.855 2.15 0.855

= 2.516 Berikut ini adalah hasil analisis regresi dari data yang diperoleh dengan menggunakan perhitungan SPSS :

Tabel 4.16
Coefficientsa Standardi zed Coefficien ts Beta .401

Model 1

(Constant) Daya Ledak Otot Lengan Bahu

Unstandardized Coefficients B Std. Error 10.875 3.805 5.654E-02 .022

t 2.858 2.516

Sig. .007 .017

a. Dependent Variable: Kemampuan Service Atas

72

Berdasarkan hasil tersebut diatas diketahui nilai thitung sebesar 2,516 dengan n sebesar 35 diperoleh nilai ttabel sebesar 1.69. Jika dibandingkan antara thitung dengan ttabel maka terlihat bahwa thitung > ttabel (2.516> 1.69). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan service atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug. Hasil pengujian korelasi parsial dengan menggunakan SPSS diketahui besarnya rhitung antara X2 terhadap Y sebesar 0,401 dengan n sebesar 35 maka diketahui rtabel sebesar 0,334. Dari hasil tersebut terlihat bahwa rhitung>rtabel (0,401 > 0,334) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara hubungan antara daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug.

4.1.2.3 Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan Bahu Dan Daya Ledak Otot Lengan Bahu Dengan Kemampuan Servis Atas Untuk menjawab permasalahan mengenai ada tidaknya hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan service atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug maka dilakukan analisis regresi terhadap kedua variabel tersebut yang dapat dihitung sebagai berikut : F=
JK reg / k JK res ( n k 1)

Dimana
JK reg = a 1 x 1 y + a 2 x 2 y

73

= 4.61 (17.113,5) + 10.875 (118.553,3) = 78.893,4 + 1289267 = 1.368.160,3 JK res


^ = Y Y 2

= 336.92 = 113.501,61 Jadi : F = 1.368.160,3 113.501,61

= 12.05

Berikut ini adalah hasil analisis regresi dari data yang diperoleh dengan menggunakan perhitungan SPSS : Tabel 4.17
b ANOVA

Sum of Squares Model 1 Regression 686.456 Residual 911.430 Total 1597.886

df

Mean Square 2 343.228 32 28.482 34

F 12.051

Sig. .000a

a. Predictors: (Constant), Daya Ledak Otot Lengan Bahu, Kekuatan Otot L b. Dependent Variable: Kemampuan Service Atas

Berdasarkan hasil tersebut diatas diketahui nilai Fhitung sebesar

12,051

dengan df pembilang sebesar 2 dan df penyebut sebesar 32 diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,30. Jika dibandingkan antara Fhitung dengan Ftabel maka terlihat bahwa

74

Fhitung>Ftabel (12,051>3,30). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan service atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug. Berikut ini adalah perhitungan korelasi ganda untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu terhadap hasil servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug : RY . X 1. X 2 = r 2 yx1 + r 2 yx 2 2r yx1 r yx 2 rx1x 2 1 r 2 x1x 2 0.603 2 + 0.4012 2(0.603)(0.401)(0.255) 1 0.255

RY . X 1. X 2 =

Ryx1x2 = Ryx1x2 =

0.401 0.745
0.538 = 0,733 0,733

Berdasarkan hasil tersebut diatas diketahui nilai Rhitung sebesar

dengan n sebesar 35 diperoleh nilai Rtabel sebesar 0,334. Jika dibandingkan antara Rhitung dengan Rtabel maka terlihat bahwa Rhitung>Rtabel (0,733 > 0,334). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug.

4.2 Pembahasan Untuk mendapatkan gambaran atau penjelasan mengenai hasil penelitian berikut ini adalah bahasan mengenai hasil dari analisa data yang telah dilakukan:

75

4.2.1 Hubungan kekuatan otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas Di dalam olahraga, kekuatan merupakan salah satu unsur fundamen atau dasar yang sangat penting untuk mencapai mutu atau hasil yang maksimal. Kegunaan kekuatan disamping untuk mencapai hasil maksimal juga untuk mempermudah mempelajari teknik dan juga untuk mencegah terjadinya cedera pada saat berolahraga. Penggunaan kekuatan otot lengan bahu dalam permainan bola voli khususnya servis digunakan pada saat melakukan servis atas. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug. Dalam melakukan servis salah satu bagian tubuh yang banyak berperan adalah lengan yang berfungsi untuk memukul bola. Pada saat pemain memukul bola, kekuatan lengan sangat penting untuk mencapai kualitas servis yang optimal. Oleh sebab itu kekuatan otot lengan sangat mempengaruhi hasil servis yang dilakukan oleh seorang pemain. Pernyataan ini didukung dengan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas. Hal ini menunjukkan bahwa kuat otot lengan seseorang akan sangat menentukan kemampuan servis atas yang akan dicapai (tentu harus diimbangi dengan teknik yang baik dan benar).

4.2.2 Hubungan daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas Kekuatan Daya Ledak adalah kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh. Dalam praktek olahraga, daya ledak digunakan untuk gerakan yang sifatnya eksplosif seperti melompat, menolak, melempar, menedang, dan memukul. Daya ledak merupakan salah satu unsur penting dalam pukulan bola

76

saat melakukan servis atas. Yang mengandung pengertian suatu kemampuan otot lengan untuk melakukan gerakan pukulan bola saat melakukan servis atas. Jadi jelasnya bahwa daya ledak otot lengan pada servis atas digunakan pada waktu memukul bola saat melakukan servis atas. Hasil pengujian selanjutnya menunjukkan adanya hubungan antara daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug. Pada saat melakukan servis akan lebih efektif jika dilakukan dengan menggunakan tenaga yang kuat. Untuk mendapatkan hasil servis yang keras terebut dibutuhkan daya ledak otot lengan bahu secara optimal. Oleh sebab itu daya ledak otot lengan bahu sangat mempengaruhi kemampuan servis atas Selain itu kekuatan lengan juga sangat penting untuk mencapai suatu prestasi dalam servis atas khususnya dalam memukul bola.

4.2.3 Hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas Di dalam olahraga, kekuatan merupakan salah satu unsur fundamen atau dasar yang sangat penting untuk mencapai mutu atau hasil yang maksimal. Dalam praktek olahraga, daya ledak digunakan untuk gerakan yang sifatnya eksplosif seperti melompat, menolak, melempar, menedang, dan memukul. Daya ledak merupakan salah satu unsur penting dalam pukulan bola saat melakukan servis atas. Hasil pengujian selanjutnya menunjukkan adanya hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug. Pada saat melakukan servis akan lebih efektif jika dilakukan dengan menggunakan tenaga yang kuat.

77

Untuk mendapatkan hasil servis yang keras terebut dibutuhkan kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu secara optimal. Oleh sebab itu kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu sangat mempengaruhi kemampuan servis atas Selain itu kekuatan lengan juga sangat penting untuk mencapai suatu prestasi dalam servis atas khususnya dalam memukul bola.

78

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan : 5.2.1 Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial antara variabel X1 dengan Y maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug. 5.2.2 Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial antara variabel X2 dengan Y maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug. 5.2.3 Berdasarkan hasil perhitungan secara simultan antara variabel X1 dan X2 dengan Y maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara

kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dengan kemampuan servis atas pada siswa putra kelas X di SMA Muhammadiyah Gubug. 5.2 Saran Dengan memperhatikan hasil-hasil penelitian dan simpulan, maka dapat dikemukakan saran kepada guru pendidikan jasmani, dan pembaca lainnya yang berminat dalam bidang olahraga khususnya bola voli. Adapun beberapa saran yang dapat penulis berikan terkait dengan hasil penelitian antara lain :

78

79

5.2.1

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap hasil servis atas pada permainan bola voli. Oleh karena itu disarankan agar dalam seleksi pemain ataupun dalam menyusun program latihan, masalah kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu mendapat perhatian yang besar.

5.2.2

Penelitian ini terbatas pada masalah kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu terhadap hasil servis atas pada permainan bola voli. Agar dapat diperoleh informasi yang lebih lengkap mengenai faktor-faktor yang dapar mempengaruhi hasil servis atas, disarankan agar dilakuakn penelitian lebih lanjut terhadap hasil servis atas.

5.2.3

Bagi para peneliti yang berminat meneliti kembali permasalahan ini, disarankan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pembanding.

80

DAFTAR PUSTAKA
Barbara L, dkk. 2004. Bola Voli Tingkat Pemula. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Fakultas Ilmu Keolahragaan. 2004. Pedoman Akademik. Semarang: FIK UNNES. Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma. J. Supranto. 1998. Teknik Sampling Untuk Survei Dan Eksperimen. Jakarta: PT Rineka Cipta. Herry Koesyanto. 2004. Belajar Bermain Bola Voli. Semarang: Dosen FIK UNNES Semarang. Lutan Rusli, dkk. 2000. Dasar-dasar Kepelatihan. __________: Depdiknas. Mad Buhari. 2001. Hubungan Kekuatan Otot Lengan Bahu Dan Kelentukan Togok Terhadap Kecakapan Servis Atas Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa Putra Kelas II SLTP Fransiskus Semarang Tahun 2001. UNNES M. Yunus. 1992. Olahraga Pilihan Bola Voli. Jakarta: Depdikbud. Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sajoto M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud. Santoso Singgih. 2001. SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Provesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Suharno HP. 1985. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta. Suhasimi Arikunto. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 1992. Teknik Analisis Regresi Dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung: Tarsito. Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: Buku Kedolteran EGC.

81

103

Gambar : 14 Persiapan Penelitian (Dokumentasi Penelitian)

104

Gambar : 15 Tes Kekuatan Otot Lengan Bahu (Dokumentasi Penelitian)

105

Gambar : 16 Tes Daya Ledak Otot Lengan Bahu (Dokumentasi Penelitian)

106

Gambar : 17 Tes Service Atas (Dokumentasi Penelitian)

107

Gambar : 18 Alat-alat Penelitian (Dokumentasi Penelitian)

Regression Kekuatan Otot Lengan Bahu dengan Kemampuan Service Atas


b Variables Entered/Removed

Model 1

Variables Entered Kekuatan Otot a Lengan Bahu

Variables Removed .

Method Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kemampuan Service Atas


Model Summary Adjusted R Square .345 Std. Error of the Estimate 5.5490

Model 1

R R Square .603a .364

a. Predictors: (Constant), Kekuatan Otot Lengan Bahu


ANOVAb Sum of Squares 581.755 1016.131 1597.886

Model 1

df 1 33 34

Regression Residual Total

Mean Square 581.755 30.792

F 18.893

Sig. .000a

a. Predictors: (Constant), Kekuatan Otot Lengan Bahu b. Dependent Variable: Kemampuan Service Atas

Coefficientsa Standardi zed Coefficien ts Beta .603

Model 1

(Constant) Kekuatan Otot Lengan Bahu

Unstandardized Coefficients B Std. Error 4.610 3.676 .729 .168

t 1.254 4.347

Sig. .219 .000

a. Dependent Variable: Kemampuan Service Atas

Regression Daya Ledak Otot Lengan Bahu dengan Kemampuan Service Atas
b Variables Entered/Removed

Model 1

Variables Entered Daya Ledak Otot a Lengan Bahu

Variables Removed .

Method Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kemampuan Service Atas


Model Summary Adjusted R Square .136 Std. Error of the Estimate 6.3739

Model 1

R R Square .401a .161

a. Predictors: (Constant), Daya Ledak Otot Lengan Bahu


b ANOVA

Model 1

Regression Residual Total

Sum of Squares 257.203 1340.682 1597.886

df 1 33 34

Mean Square 257.203 40.627

F 6.331

Sig. .017a

a. Predictors: (Constant), Daya Ledak Otot Lengan Bahu b. Dependent Variable: Kemampuan Service Atas Coefficientsa Standardi zed Coefficien ts Beta .401

Model 1

(Constant) Daya Ledak Otot Lengan Bahu

Unstandardized Coefficients B Std. Error 10.875 3.805 5.654E-02 .022

t 2.858 2.516

Sig. .007 .017

a. Dependent Variable: Kemampuan Service Atas

Regression Kekuatan Otot Lengan Bahu dan Daya Ledak Otot Lengan Bahu dengan Kemampuan Service Atas
b Variables Entered/Removed

Model 1

Variables Entered Daya Ledak Otot Lengan Bahu, a Kekuatan Otot Lengan Bahu

Variables Removed .

Method Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kemampuan Service Atas


Model Summary Adjusted R Square .394 Std. Error of the Estimate 5.3369

Model 1

R .655a

R Square .430

a. Predictors: (Constant), Daya Ledak Otot Lengan Bahu, Kekuatan Otot Lengan Bahu ANOVAb Sum of Squares 686.456 911.430 1597.886

Model 1

df 2 32 34

Regression Residual Total

Mean Square 343.228 28.482

F 12.051

Sig. .000a

a. Predictors: (Constant), Daya Ledak Otot Lengan Bahu, Kekuatan Otot Lengan Bahu b. Dependent Variable: Kemampuan Service Atas

Coefficientsa Standardi zed Coefficien ts Beta .536 .265

Model 1

(Constant) Kekuatan Otot Lengan Bahu Daya Ledak Otot Lengan Bahu

Unstandardized Coefficients B Std. Error .278 4.196 .648 3.731E-02 .167 .019

t .066 3.882 1.917

Sig. .948 .000 .064

a. Dependent Variable: Kemampuan Service Atas

Frequencies Hasil Pengamatan I Kekuatan Otot Lengan Bahu

Statistics Kekuatan Tarik 35 0 28.5429 29.5000 25.50 15.00 46.00 999.00 Kekuatan Dorong 35 0 18.7286 18.5000 10.50a 6.00 38.50 655.50

N Mean Median Mode Minimum Maximum Sum

Valid Missing

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequencies Hasil Pengamatan II Kekuatan Otot Lengan Bahu

Statistics Kekuatan Tarik 35 0 26.6571 26.0000 24.00 15.50 46.50 933.00 Kekuatan Dorong 35 0 18.4571 17.0000 20.00 8.50 40.00 646.00

N Mean Median Mode Minimum Maximum Sum

Valid Missing

Frequencies Hasil Pengamatan I Daya Ledak Otot Lengan Bahu

Statistics Kecapatan Bola 35 0 7.1551 6.7300 5.92 3.33 13.70 250.43 Jarak Lempar 35 0 298.9143 300.0000 300.00 185.00 440.00 10462.00

N Mean Median Mode Minimum Maximum Sum

Valid Missing

Frequencies Hasil Pengamatan II Daya Ledak Otot Lengan Bahu

Statistics Kecapatan Bola 35 0 6.5480 6.3600 6.31 3.83 10.60 229.18 Jarak Lempar 35 0 313.9714 310.0000 340.00 184.00 450.00 10989.00

N Mean Median Mode Minimum Maximum Sum

Valid Missing

Frequencies Hasil Servis Atas


Statistics N Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kesempatan 1 Kesempatan 2 Kesempatan 3 Kesempatan 4 Kesempatan 5 Kesempatan 6 Kesempatan 7 Kesempatan 8 Kesempatan 9 Kesempatan 10

Valid 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

Mean 1.8000 1.8000 1.9714 1.9143 2.2000 1.9714 2.0286 1.8286 2.0286 2.5143

Median 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000

Mode 2.00 .00 2.00 .00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00

Minimum .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00

Maximum 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00

Sum 63.00 63.00 69.00 67.00 77.00 69.00 71.00 64.00 71.00 88.00

Frequency Table
Kesempatan 1 Cumulative Percent 31.4 74.3 82.9 100.0

Valid

.00 2.00 3.00 4.00 Total

Frequency 11 15 3 6 35

Percent 31.4 42.9 8.6 17.1 100.0

Valid Percent 31.4 42.9 8.6 17.1 100.0

Kesempatan 2 Cumulative Percent 34.3 37.1 68.6 80.0 100.0

Valid

.00 1.00 2.00 3.00 4.00 Total

Frequency 12 1 11 4 7 35

Percent 34.3 2.9 31.4 11.4 20.0 100.0

Valid Percent 34.3 2.9 31.4 11.4 20.0 100.0

Kesempatan 3 Cumulative Percent 28.6 68.6 77.1 100.0

Valid

.00 2.00 3.00 4.00 Total

Frequency 10 14 3 8 35

Percent 28.6 40.0 8.6 22.9 100.0

Valid Percent 28.6 40.0 8.6 22.9 100.0

Kesempatan 4 Cumulative Percent 34.3 40.0 62.9 71.4 100.0

Valid

.00 1.00 2.00 3.00 4.00 Total

Frequency 12 2 8 3 10 35

Percent 34.3 5.7 22.9 8.6 28.6 100.0

Valid Percent 34.3 5.7 22.9 8.6 28.6 100.0

Kesempatan 5 Cumulative Percent 20.0 65.7 74.3 100.0

Valid

.00 2.00 3.00 4.00 Total

Frequency 7 16 3 9 35

Percent 20.0 45.7 8.6 25.7 100.0

Valid Percent 20.0 45.7 8.6 25.7 100.0

Kesempatan 6 Cumulative Percent 22.9 28.6 65.7 85.7 100.0

Valid

.00 1.00 2.00 3.00 4.00 Total

Frequency 8 2 13 7 5 35

Percent 22.9 5.7 37.1 20.0 14.3 100.0

Valid Percent 22.9 5.7 37.1 20.0 14.3 100.0

Kesempatan 7 Cumulative Percent 28.6 31.4 68.6 100.0

Valid

.00 1.00 2.00 4.00 Total

Frequency 10 1 13 11 35

Percent 28.6 2.9 37.1 31.4 100.0

Valid Percent 28.6 2.9 37.1 31.4 100.0

Kesempatan 8 Cumulative Percent 22.9 31.4 80.0 82.9 100.0

Valid

.00 1.00 2.00 3.00 4.00 Total

Frequency 8 3 17 1 6 35

Percent 22.9 8.6 48.6 2.9 17.1 100.0

Valid Percent 22.9 8.6 48.6 2.9 17.1 100.0

Kesempatan 9 Cumulative Percent 22.9 28.6 68.6 77.1 100.0

Valid

.00 1.00 2.00 3.00 4.00 Total

Frequency 8 2 14 3 8 35

Percent 22.9 5.7 40.0 8.6 22.9 100.0

Valid Percent 22.9 5.7 40.0 8.6 22.9 100.0

Kesempatan 10 Cumulative Percent 14.3 57.1 62.9 100.0

Valid

.00 2.00 3.00 4.00 Total

Frequency 5 15 2 13 35

Percent 14.3 42.9 5.7 37.1 100.0

Valid Percent 14.3 42.9 5.7 37.1 100.0

You might also like