You are on page 1of 16

MAKALAH AN.

MAKANAN & MINUMAN PROTEIN

Kelompok : PUTRI AMALIA SAHAR SEFRIA NINA NINGTYAS 10.0 10.O52

AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN PUTRA INDONESIA MALANG Mei 2012

PROTEIN

I. DESKRIPSI PROTEIN Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Tidak seperti bahan makronutrien lain (lemak dan karbohidrat), protein ini berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul daripada sumber energi. Namun demikian apabila organisme sedang kekurangan energi, maka protein ini terpaksa dapat juga dipakai sebagi sumber energi. Kandungan energi protein rata- rata 4 kilokalori/ gram atau setara dengan kandungan energi karbohidrat. Keistimewaan lain dari protein ini adalah strukturnya yang mengandung N, disamping C, H, O(seperti juga karbohidrat dan lemak), S dan kadang- kadang P, Fe, dan Cu(sebagai senyawa kompleks dengan protein). (sudarmadji, 2007).

II. SUMBER PROTEIN Sumber protein dapat kita peroleh melalui banyak sumber seperti daging, susu, telur, kacang-kacangan, ikan, quark, dll. Makanan yang mengandung protein sangat diperlukan oleh tubuh kita. Secara ilmiah protein merupakan senyawa yang terdiri dari molekul-molekul pembentuk asam amino. Dan berperan sebagai alat transportasi hara, antibodi dan sumber energi setelah karbohidrat. Peran protein sangat penting dalam tubuh kita. sehingga amat disarankan untuk kita mengkonsumsi sumber protein dalam jumlah yang cukup setiap harinya. Pada orang dewasa dibutuhkan 1 gram protein per setiap kilo berat tubuhnya. Ini berarti pada orang dewasa dengan berat tubuh 50kg memerlukan protein setidaknya 50 gram setiap hari. Untuk mendapat asupan protein yang cukup kita memerlukan makanan yang mengandung protein tinggi. Banyak sekali makanan-makanan yang dapat kita temukan baik di pasar, supermarket, bahkan memetiknya sendiri dari ladang sayur dan buah anda. Sumber protein dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber protein hewani dan sumber protein nabati. Sumber protein hewani diperoleh melalui daging, telur, dan semua yang

berasal dari hewan. Sedangkan nabati berasal dari produk sayur sayuran seperti kacang kacangan, susu kedelai. Sebaiknya kita lebih banyak mengkonsumsi protein nabati karena menurut penelitian, biokimia di universitas Yale 1914. Protein hewani cenderung lebih meningkatkan berat tubuh pengkonsumsinya. Memang sebagian besar produk hewani juga mengandung banyak kolesterol atau lemak jahat yang tidak baik untuk tubuh jika dikonsumsi berlebihan. Sedangkan protein nabati justru lebih bisa memperpanjang umur yang mengkonsumsinya dengan teratur. Kekurangan protein bisa mengakibatkan beberapa masalah mulai dari masalah ringan rambut yaitu kerontokan, hingga masalah kwasiokor dan merasmus yang dapat mengakibatkan kematian pada anak kecil. Sehingga asupan protein dalam tubuh harus cukup namun jangan sampai berlebihan juga karena akan menimbulkan masalah obesitas dan perubahan genetika. Maka kita harus lebih selektif memilih sumber protein yang benar-benar dibutuhkan oleh tubuh kita.

III. MACAM MACAM PROTEIN

IV. SINTESA PROTEIN Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan ribosom. Sintesis protein terdiri dari 2 tahapan yaitu: 1. Transkripsi. DNA membuka menjadi 2 rantai terpisah. Karena mRNA berantai tunggal, maka salah satu rantai DNA ditranskripsi (dicopy). Rantai yang ditranskripsi dinamakan DNA sense atau template dan kode genetik yang dikode disebut kodogen. Sedangkan yang tidak

ditranskripsi disebut DNA antisense/komplementer. RNA Polimerase membuka pilinan rantai DNA dan memasukkan nukleotida-nukleotida untuk berpasangan dengan DNA sense sehingga terbentuklah rantai mRNA. Trakskripsi terdiri dari 3 tahap, yaitu : a. Inisiasi (Permulaan) Daerah DNA dimana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi disebut sebagai promoter. Suatu promoter menentukan dimana transkripsi dimulai, juga menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan. b. Elongasi (Pemanjangan) Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA, membuka pilinan heliks ganda DNA, sehingga terbentuklah molekul RNA yang akan lepasdari cetakan DNA-nya. c. Terminasi (Pengakhiran) Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA yang berfungsi sebagai sinyal terminasi yang sesungguhnya. Pada sel prokariotik, transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi yaitu, polimerase mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel eukariotik polimerase terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di dalam mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA ini dipotong hingga terlepas dari enzim tersebut. 2. Translasi mRNA / RNAd yang sudah terbentuk keluar dari anak inti sel menuju rRNA. Disana mRNA masuk ke rRNA / RNAr diikuti oleh tRNA / RNAt. Ketika antikodon pada tRNA cocok dengan kodon mRNA kemudian rantai bergeser ke tengah. Kodon mRNA berikutnya dicocokkan dengan tRNA kemudian asam amino yang pertama berikatan dengan asam amino kedua. tRNA pertama keluar dari rRNA. Proses ini berlangsung hingga

kodon stop, ribosom subunit besar dan kecil terpisah, mRNA dan tRNA keluar dari ribosom. Kodon stop : UAA,UAG, UGA Rumus cepat: mRNA=DNA komplementer=DNA antisense=kode protein tRNA=DNA template=DNA sense=kodogen. Berikut ini adalah gambar proses sintesis protein.

V. MANFAAT Manfaat protein bagi tubuh kita sangatlah banyak. Protein sangat mempengaruhi proses pertumbuhan tubuh kita. Diantara manfaat protein tersebut adalah sebagai berikut: a. Sebagai enzim. Protein memiliki peranan yang besar untuk mempercepat reaksi biologis.

b. Sebagai alat pengangkut dan penyimpan. Protein yang terkandung dalam hemoglobin dapat mengangkut oksigen dalam eritrosit. Protein yang terkandung dalam mioglobin dapat mengangkut oksigen dalam otot. c. Untuk Penunjang mekanis. Salah satu protein berbentuk serabut yang disebut kolagen memiliki fungsi untuk menjaga kekuatan dan daya tahan tulang dan kulit. d. Sebagau Pertahanan tubuh atau imunisasi Pertahanan tubuh. Protein ini biasa digunakan dalam bentuk antibodi. e. Sebagai Media perambatan impuls syaraf. f. Sebagai Pengendalian pertumbuhan.

VI.

KAJIAN KIMIA PENYUSUN PROTEIN Protein merupakan senyawa makromolekul yang terbentuk dari hasil polimerisasi kondensasi berbagai asam amino. Protein termasuk kopolimer. Setiap molekul protein mengandung sekitar 20 jenis asam amino yang berikatan, dengan jumlah asam amino yang dapat mencapai ribuan. Antarmolekul asam amino tersebut berikatan kovalen yang disebut ikatan peptida. Ikatan peptida ini terjadi antara atom C (dari gugus -COOH) dan atom N dari (gugus -NH2). Protein yang terbentuk dari dua molekul asam amino disebut dipeptida, dari tiga molekul asam amino disebut tripeptida, dan dari banyak molekul asam amino disebut polipeptida. Suatu rangkaian asam amino diberi nama dengan cara menambahkan akhiran -il pada asam amino awal (yang memiliki gugus fungsional bebas -NH2), diikuti oleh asam amino berikutnya, kemudian diakhiri dengan nama asam amino terakhir (yang memiliki gugus fungsi bebas -COOH) tanpa akhiran -il. Misalnya, senyawa tripeptida yang terbentuk dari asam amino glisin, alanin, dan fenilalanin, diberi nama glisilalanilfenilalanin. Rangkaian asam amino yang membentuk protein sering dikelompokkan ke dalam empat tingkatan struktur, yaitu primer, sekunder, tersier, dan kuarterner. Struktur primer merupakan rantai pendek dari asam amino dan dianggap lurus. Struktur sekunder merupakan rangkaian lurus (struktur primer) dari rantai asam amino. Namun, setiap gugus

mengadakan ikatan hidrogen sehingga rantai asam amino membentuk struktur heliks, seperti pegas atau per. Struktur tersier terbentuk jika rangkaian heliks (struktur sekunder) menggulung karena adanya tarik-menarik antarbagian polipeptida sehingga membentuk satu subunit protein yang disebut struktur tersier. Struktur kuarterner terbentuk jika antarsubunit protein (dari struktur tersier) berinteraksi membentuk struktur kuarterner.

ASAM AMINO ESENSIAL DAN NON ESENSIAL Rumus struktur asam amino

Asam amino esensial Asam amino esensial -- Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau sebagai kerangka molekul-molekul penting. Ia disebut esensial bagi suatu spesies organisme apabila spesies tersebut memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri atau selalu kekurangan asam amino yang bersangkutan. Untuk memenuhi kebutuhan ini, spesies itu harus memasoknya dari luar (lewat makanan). Istilah "asam amino esensial" berlaku hanya bagi organisme heterotrof. Bagi manusia, ada delapan (ada yang menyebut sembilan) asam amino esensial yang harus dipenuhi dari diet sehari-hari, yaitu isoleusina, leusina, lisina, metionina, fenilalanina, treonina, triptofan, dan valina. Histidina dan arginina disebut sebagai "setengah esensial" karena tubuh manusia dewasa sehat mampu memenuhi

kebutuhannya. Asam amino karnitina juga bersifat "setengah esensial" dan sering diberikan untuk kepentingan pengobatan.

Asam amino nonessensial adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh manusia dengan bahan baku asam amino lainnya. Contoh : Alanin, Asparagin, Asam Aspartat, Asam Glutamat, Glutamin dan Prolin Asam amino essensial adalah asam amino yang harus didatangkan dari luar tubuh manusia karena sel sel tubuh tidak dapat mensintesisnya. Sebagian besar asam amino ini hanya dapat disintesis oleh sel tumbuhan, sebab untuk sintesisnya memerlukan senyawa nitrat anorganik. Contoh : Isoleusin, Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, Treosin, Valin dan Triptofan Asam amino semi essensial adalah asam amino yang dapat menghemat pemakaian beberapa asam amino essensial. Definisi semi essensial juga dapat diartikan asam amino yang dapat mencukupi untuk proses pertumbuhan orang dewasa, tetapi tidak mencukupi untuk proses pertumbuhan anak anak. Contoh : Arginin, Histidin, Sistin, Glisin, Serin dan Triosin Asam Amino Non Esensial 1. ALANINE (5,82%) Memperkuat membran sel. Membantu metabolisme glukosa menjadi energi tubuh. 2. ARGININE (5,98%) Penting untuk kesehatan reproduksi pria karena 80% cairan semen terdiri dari arginine. Membantu detoxifikasi hati pada sirosis hati dan fatty liver. Membantu meningkatkan sistem imun. Menghambat pertumbuhan sel tumor dan kanker. Membantu pelepasan hormon pertumbuhan. 3. ASPARTIC ACID (6,34%) Membantu perubahan karbohidrat menjadi energi sel. Melindungi hati dengan membantu mengeluarkan amonia berlebih dari tubuh. Membantu fungsi sel dan pembentukan RNA/DNA. 4. CYSTINE (0,67%)

Membantu kesehatan pankreas. Menstabilkan gula darah dan metabolisme karbohidrat. Mengurangi gejala alergi makanan dan intoleransi. Penting untuk pembentukan kulit, terutama penyembuhan luka bakar dan luka operasi. Membantu penyembuhan kelainan pernafasan seperti bronchitis. Meningkatkan aktifitas sel darah putih melawan penyakit. 5. GLUTAMIC ACID (8,94%) Merupakan bahan bakar utama sel-sel otak bersama glukosa. Mengurangi ketergantungan alkohol dan menstabilkan kesehatan mental. 6. GLYCINE (3,50%) Meningkatkan energi dan penggunaan oksigen di dalam sel. Penting untuk kesehatan sistem syaraf pusat. Penting untuk menjaga kesehatan kelenjar prostat. Mencegah serangan epilepsi dan pernah dipakai untuk mengobati depresi. Diperlukan sistem imun untuk mensintesa asam amino non esensial. 7. HISTIDINE (1,08%) Memperkuat hubungan antar syaraf khususnya syaraf organ pendengaran. Telah dipakai untuk memulihkan beberapa kasus ketulian. Perlu untuk perbaikan jaringan. Perlu dalam pengobatan alergi, rheumatoid arthritis, anemia. Perlu untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih. 8. PROLINE (2,97%) Sebagai bahan dasar glutamic acid. Bersama lycine dan vitamin C akan membentuk jaringan kolagen yang penting untuk menjaga kecantikan kulit. Memperkuat persendian, tendon, tulang rawan dan otot jantung. 9. SERINE (4,00%) Membantu pembentukan lemak pelindung serabut syaraf (myelinsheaths). Penting dalam metabolisme lemak dan asam lemak, pertumbuhan otot dan kesehatan sistem imun. Membantu produksi antibodi dan immunoglobulin. 10. TYROSINE (4,60%) Memperlambat penuaan sel. Menekan pusat lapar di hipotalamus. Membantu produksi melanin. Penting untuk fungsi kelenjar adrenal, tiroid dan pituitary. Penting untuk pengobatan depresi, alergi dan sakit kepala. Kekurangan menyebabkan hypothyroidism dengan gejala lemah, lelah, kulit kasar, pembengkakan pada tangan,

kaki, dan muka, tidak tahan dingin, suara kasar, daya ingat dan pendengaran menurun serta kejang otot. 11. GAMMA - AMINOBUTYRIC ACID (GABA) (**) Menghambat sel dari ketegangan. Mencegah ansietas dan depresi bersama niacin dan inositol. 12. ORNITHINE (**) Membantu pelepasan hormon pertumbuhan yang memetabolisir lemak tubuh yang berlebihan jika digabung dengan arginine dan carnitine. Penting untuk fungsi sistem imun dan fungsi hati yang sehat. Penting untuk detoxifikasi amonia dan membantu proses penyembuhan. 13. TAURINE (**) Menjaga kesehatan otot jantung, sel darah putih, otot rangka dan sistem syaraf pusat. Komponen penting dari cairan empedu yang penting untuk pencernaan lemak, absorbsi vitamin larut dalam lemak (A, D, E, K). Menjaga kadar kolesterol darah. Kekurangan menyebabkan ansietas, epilepsi, hiperaktif dan fungsi otak yang buruk. Disintesa dari asam amino cysteine. 14. CYSTEINE (**) Dibentuk dari asam amino methionine dengan bantuan vitamin B6. Merupakan bahan dasar glutathione yaitu salah satu antioksidan terbaik yang bekerja optimum bila bersama vitamin E dan selenium. Melindungi sel dari zat-zat berbahaya, efek radiasi. Melindungi hati dan otak dari alkohol dan rokok. Penting dalam pengobatan bronchitis, emphysema, TBC, dan rheumatoid arthritis. Mudah berubah menjadi cystine. 15. CITRULLINE (**) Menghasilkan energi. Meningkatkan sistem imunitas. Dimetabolisir menjadi arginine. Penting dalam detoxifikasi amonia yang merusak sel-sel sehat.

KEBUTUHAN PROTEIN Kebutuhan manusia akan protein dapat dihitung dengan mengetahui jumlah nitrogen yang hilang. Nitrogen yang dikeluarkan dari tubuh merupakan bahan buangan

hasil metabolisme protein, karena itu jumlah nitrogen yang terbuang mewakili jumlah nitrogen yang harus diganti (F.G. Winarno, 1988) Kebutuhan protein perorangan tergantung pada laju pertumbuhan dan berat badan. Orang dewasa memerlukan kira kira 1 gram protein untuk setiap kilogram berat badan. Selama periode pertumbuhan, lebih banyak protein diperlukan secara proporsional, misalnya untuk anak anak umur 5 6 tahun doibutuhkan kira kira 2 gram protein untuk setiap kilogram berat badan.

DEFISIENSI

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF ANALISIS KUALITATIF PROTEIN a. Uji Biuret Pada uji biuret, ketika beberapa tetes larutan CuSO4 yang sangat encer ditambahkan pada alkali kuat dari peptida atau protein dihasilkan warna ungu, adalah test yang umum untuk protein dan diberikan oleh peptida yang berisi dua atau lebih rantai peptida. Biuret dibentuk dengan pemanasan urea dan mempunyai struktur mirip dengan struktur peptida dari protein(Routh, 1969). Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua mulekul urea. Ion Cu2+ dari pereaksi Biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida.

b. Uji Pengendapan dengan Logam

Pada pH di atas titik isoelektrik protein bermuatan negative, sedangkan di bawah titik isoelektrik protein bermuatan positif. Oleh karena itu untuk mengendapkan protein dengan ion logam diperlukan pH larutan di atas titik isoelektrik, sedangkan untuk pengendapan protein dengan ion negative memerlukan pH larutan di bawah titik isoelektrik. Ion- ion positif yang dapat mengendapkan protein adalah Ag+, Ca2+, Zn2+, Hg2+,Pb2+,Cu2+,Fe2+. Sedangkan ion-ion negative yang dapat mengendapkan protein adalah ion salisilat, trikloroasetat, pikrat, tanat dan sulfosalisilat(Riawan, 1990)

c. Uji Millon Pereaksi millon terbuat dari campuran larutan raksa (I) nitrat dan raksa (II) nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi millon ditambahkan ke dalam larutan protein akan dihasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah akibat pemanasan. Endapan putih yang terbentuk setelah penambahan reagen Millon pada larutan protein tersebut berasal dari endapan merkuri, dimana pada awalnya Hg yang terlarut di dalam HNO3 teroksidasi menjadi Hg+. Ion Hg
+

ini selanjutnya membentuk garam dengan gugus

karboksil dari tirosin. Ketika dipanaskan endapan putih tersebut berubah menjadi endapan merah. Hal ini terjadi karena asam nitrat yang semula berfungsi sebagai pelarut mengoksidasi Hg
+

menjadi Hg2+. Bersamaan dengan hal tersebut, asam amino tirosin

ternitrasi. Kemudian terjadi reaksi pembentukan HgO yang berwarna merah. d. Reaksi Hopkins-Cole Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam larutan albumin positif mengandung triptofan, karena triptofan merupakan satu-satunya asam amino yang mengandung gugus

indol. Cincin ungu yang terbentuk merupakan hasil kondensasi triptofan dengan gugus aldehida dari asam glioksilat dalam suasana asam sulfat. Penambahan asam sulfat dalam reaksi ini berfungsi sebagai oksidator dan juga sebagai dehidrator bagi asam glioksilat. Contoh pada albumin e. Reaksi Natrium Nitropcusida Natrium ntropcusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah pada protein yang mempunyai gugus SH bebas. Gugus sulfidril dalam larutan sistein akan bereaksi dengan natriumprusida dalam amonia berlebih membentuk kompleks berwarna merah. Pada pengujian ini penambahan natriumprusida dan amonia ke dalam larutan sistein menimbulkan warna merah. Warna merah ini dihasilkan dari reaksi antara gugus SH dari sistein dengan natriumprusida dalam larutan amoniak. Hal ini menunjukkan uji positif terhadap reaksi nitroprusida. f. Reaksi Sakaguchi Reaksi yang digunakan naftol dan natrium hipobramid. Pada dasarnya reaksi ini memberikan hasil positif apabila ada gugus guanidin. Jadi arginin/ protein yang mengandung arginin dapat menghasilkan warna merah. g. Uji Belerang 2 ml larutan protein ditambahkan 5 ml NaOH 10% dipanaskan selama 5 menit ditambahkan 2 tetes lar Pb asetat 5%. Pemanasan dilanjutkan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan unsur belerang dalam asam amino. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa asam amino sistein positif mengandung belerang, dengan terbentuknya endapan hitam PbS. Ketika larutan sistein ditambahkan dengan NaOH, larutan menjadi keruh. Hal ini disebabkan karena penambahan NaOH menyebabkan belerang yang terdapat pada asam amino sistein terurai menjadi ion sulfida. Selanjutnya, dengan penambahan Pb-Asetat,

ion sulfida yang terlepas dari sistein akan bereaksi dengan ion Pb2+ dari Pb- Asetat membentuk endapan hitam, PbS. Contoh makanan : telur, susu, h. Ninhidrin Semua asam amino bereaksi dengan ninhidrin (triketohidrindenhidrat) membentuk aldehid dengan satu atom C lebih rendah dan melepaskan NH3 dan CO2. Disamping itu, terbentuk kompleks berwarna biru (prolin dan hidroksiprolin kuning) yang diduga disebabkan oleh 2 molekul ninhidrin yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi.

i. Uji Xantoproteat Pengujian ini memberikan hasil positif terhadap asam amino yang mengandung cincin benzena, seperti fenilalanin, tirosin, dan triptofan. Cara pengujiannya sebagai berikut. Ke dalam protein ini ditambahkan asam nitrat pekat sehingga terbentuk endapan putih karena terjadi proses nitrasi terhadap cincin benzena. Jika dipanaskan, warna putih tersebut akan berubah menjadi kuning.

ANALISIS KUANTITATIF PROTEIN a. Cara titrasi Formol Prinsip : larutan protein dalam air dipecah dengan K-oksalat jenuh dititrasi dengan NaOH dengan indikator PP. bandingkan warnanya dengan warna standar. Pada larutan sampel hasil titrasi, tambahkan formaldehid 40% (2 mL) titrasi lagi hingga warna sama dengan warna standar. Kelemahan titrasi formol: kurang praktis untuk penentuan kadar protein secara absolute, karena tiap jenis protein perlu dicari faktor konversinya. b. Cara Dumas

Prinsip: bahan makanan dibakar dalam atmosfer CO2 dan lingkungan yang mengandung CO. Semua atom C dan H diubah menjadi CO2 dan uap air. Semua gas dialirkan kedalam larutan NaOH, lakukan pengeringan gas. Maka semua gas akan terabsobsi kecuali gas nitrogen, gas nitrogen ini yang dianalisis. c. Makro Kjeldahl Penentuan kadar protein yang umum dilakukan adalah menentukan jumlah nitrogen (N) yang terkandung oleh suatu bahan yang dikenal dengan cara Makro Kjeldahl Tahap tahap analisa ini: 1. Proses Destruksi Tahap ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehngga terjadi pemecahan menjadi unsure unsurnya. Elemen karbon, hydrogen teroksidasi menjadi CO, CO2, dan H2O. sedangkan nitrogennya akan berubah menjadi NH4HSO4. Untuk memepercepat proses destruksi ditambahkan campuran selenium (2 gram selenium, 95 gram Na2SO4 anhidrat, 15 gram CuSO4.5H2O) sebagai katalisator. Reaksi:

Cu2+

CO2 + NH3 + H2O + SO2

NH3 + H2SO4 2. Proses Destilasi

NH4HSO4

Pada tahap destilasi, ammonium hydrogen sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3) dengan penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanskan. Supaya selama destilasi tidak terjadi superheating atau pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar, maka dapat ditambahkan logam Zink (Zn). Ammonia yang dibebaskan selanjutnya ditangkap oleh larutan standar. Asam standar yang dapat dipakai adalah H3BO3 atau asam borat 2% dalam jumlah yang berlebihan. Agar kontak antara asam dan ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung destilasi

harus tercelup sedalam mungkin dalam asam. Destilasi diakhiri bila semua ammonia sudah terdestilasi sempurna dengan ditandai destilat tidak bereaksi basa. Reaksi: NH4HSO4 + 2NaOH Na2 SO4 + NH3 + 2H2O NH3 + H3BO3 (NH4)3BO3 3. Proses titrasi Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asamklorida 0,1 N dengan indicator MO. Akhir titasi diketahui dengan perubahan warnalarutan dari kuning menjadi orange. Reaksi: (NH4)3BO3 + HCl NH4Cl + H3BO3

You might also like