You are on page 1of 11

PERCOBAAN 7 SISTEM REPRODUKSI Paraf Nilai

KELOMPOK : 5 Semester : 4

1. Dina rosdiana 2. Feri tri A 3. Nurlina lestari 4. Nurul revani a 5. Rahmi suci s

JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIK DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GARUT 2012

PERCOBAAN 7 SISTEM REPRODUKSI

7.1

Tujuan Dapat menjelakan fungsi-fungsi organ yang terlibat dalam sistem reproduksi manusia serta peranya masing-masing. Dapat menjelaskan fungsi system reproduksi. Dapat menjelaskan siklus estrus.

7.2

Dasar teori sistem reprodusi merupakan sistem yang menjamin kelangsungan hidup atau kelestarian suatu spesies. Dari individu jantan (laki-laki) dihasilkan speramtozoa. Dari individu betina (permpuan) dihasilkan ovum. Fertilisasi terjadi akibat pertemuan spermatozoa dengan ovum. Dari proses fertilisasi terjadi akibat pertemuan spermatozoa dengan ovum. Dari proses fertilisasi tersebut dihailkan keturunan. Organ utama sisitem reproduksi disebut gonad. Fungsi gonad adalah menghasilkan gamet. Selain itu gonad juga menghasilkan hormon-hormon yang berperan dalam fungsi dan perkembangan organ-organ reproduksi mempengaruhi tingah laku dan dorongan seksual serta mempengaruhi organ dan jaringan tubuh lainnya. Testes adalah organ reprodusi utama laki-laki. Sedangkan ovarium adalah organ reproduksi utama perempuan. Selain oragan utama, pada sisitem reproduksi laki-laki juga terdapat organorgan asesoris yang berupa sistem duktus (saluran-saluran) dan kelenjar-kelenjar. Sisitem detus ini bertanggung jawab dalam hal pematangan pemeliharaan, penyimpanan dan penghantaran spermatozoa. Yang termasuk kedalam sisitem duktus adalah epidermis, vas deferens dan uretra.

kelenjar-kelenjar aksisoris pada sisitem reproduksi laki-laki terdiri dari vesica seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretral. Kelenjar-kelenjar ini menghasilkan sekret-sekret yang menunjang sperma. Campuran sperma dan sekretsekret dari kelnjar-kelenjar tersebut disebut semen. Sistem duktus pada sisitem reproduksi perempuan terdiri dari tuba uterus (tuba falopi), uterus dan vagina. Tuba falopi berfungsi menstrasfort ova dari ovarium ke uterus. Perempuan mengalami siklus aktivitas seksual bulanan yang disebut siklus menstruasi. Siklus menstruasi sangat berkaitan denagan siklus di ovarium (siklus ovarium) serta pengaturan hormonal pada siklus-siklus tersebut. Dalam percobaan ini akan diamati organ-organ reproduksi tikus. Selain itu akan diamati pula siklus aktivitas seksual yang terjadi pada tikus betina (siklus estrus) sebagai model. Siklus reproduksi pada makhluk hidup ada dua macam, siklus estrus dan siklus menstruasi. Siklus estrus terjadi pada mamalia non primata sedangkan siklus menstruasi terjadi pada hewan primata dan pada manusia. Siklus estrus adalah waktu antara periode estrus. Betina memiliki waktu sekitar 25-40 hari pada estrus pertama. Mencit merupakan poliestrus dan ovulasi terjadi secara spontan. Durasi siklus estrus 4-5 hari dan fase estrus sendiri membutuhkan waktu. Tahapan pada siklus estrus dapat dilihat pada vulva. Fase-fase pada siklus estrus diantaranya adalah estrus, metestrus, diestrus, dan proestrus. Periode-periode tersebut terjadi dalam satu siklus dan serangkaian, kecuali pada saat fase anestrus yang terjadi pada saat musim kawin (Nongae, 2008). Siklus reproduksi terjadi karena adanya rangsangan dari hormon-hormon tertentu seperti hormon seksual estrogen dan progesteron dan hormon gonadotropin. Siklus reproduksi akan menghasilkan perubahan pada organ-organ tertentu. Siklus estrus sendiri mempunyai pertanda yang bisa diamati pada apusan vaginanya. Apusan vagina mencit pada dindingnya terjadi perubahan yang dipengaruhi oleh hormone estrogen. Dengan pengamatan pada apusan vagina tersebut, dapat diamati siklus estrus yang terjadi pada mencit. Reproduksi betina
Sistem reproduksi betina pada Mamalia terdiri atas : ovarium, oviduk, uterus, vagina, alat kelamin luar. Sistem ini mengalami perubahan siklis dalam struktur dan aktivitas fungsional yang mekanismenya diatur secara hormonal.

a.

Ovarium, terdiri atas medula dan korteks. Medula : terdapat pembuluh darah dan sedikit jaringan ikat Korteks : terdapat folikel-folikel ovarium yang mengandung oosit Batas antara kedua bagian itu tidak jelas. Permukaan luar ovarium dibatasi oleh epitel germinativum yang sebelah dalamnya terdapat stroma yang membentuk lapisan padat. Pada bagian korteks terjadi perkembangan sel telur mulai dari primordium folikel sampai folikel telur yang siap untuk diovulasikan

b. Oviduk, merupakan bagian anterior dari saluran reproduksi betina. Terdiri atas infundibulum yang dilengkapi oleh corong yang disebut ostium tuba abdominale. Dinding saluran terdiri atas jaringan otot dapat berfungsi untuk memindahkan sel telur atau spermatozoon menuju tempat pembuahan dengan gerakan peristaltik. Merupakan tempat proses fertilisasi dan pembelahan zygot. c. Uterus, merupakan saluran kelanjutan dari oviduk. Terdiri atas bagian : tanduk, badan dan leher. Dinding terdiri atas 3 lapisan yaitu endometrium, miometrium dan perimetrium. Pada waktu menstruasi, bagian endometrium mengalami peluruhan. d. Vagina, terdiri dari 3 lapisan yaitu mukosa, muskularis dan fibrosa. Mukus yang terdapat dalam lumen vagina berasal dari kelenjar leher vagina. e. Alat kelamin luar, terdiri atas : Vestibulum, labium minor, labium mayor, klitoris serta kelenjar vestibulum. Labium merupakan lipatan kulit yang tersusun oleh jaringan lemak, serabut-serabut elastin dan otot. (Nurhayati, 2004)

Gambar alat reproduksi betina ( Gilbert,2006 )

7.3

Percobaan Pengamatan siklus estrus tikus Alat : mikroskop, kaca objek, pipet tetes Bahan: larutan NaCl fisiologis 0,9%. Menthanol, metilen biru dalam etanol (1:1000) Hewan: tikus betina
Dengan pipet yang berisi NaCl fisiologis, vagina tikus dibilas

Prosedur Pembuatan apusan.

beberapa kali

Dua tetes susupensi cairan vagina ditempatkan secara terpisah diatas kaca obyek

Barkan kering diudara

Fiaksasi 3 menit denagn methanol atau etanol, sisa methanol atau etanol dibuang

Warnai denagn larutan metilen blue selama 2 menit. Bilas denagn iar selama 1 menit

Apusan siap untuk diamati Amati kemungkinan adanya sperma jika hewan tersebut sebelumnya telah berkopulasi

Tabel pengamatan siklus estrus tikus fase diestrus Proestrus - Awal Karakteristik (pengamatan preparat apusan vagina) Banyak sekali leukosit - ada sisa-sisa lekosit (polimorfonuklear), sel-sel berinti - hanya sel berinti penumpukan sel-sel tanduk tidak ada leukosit sel-sel tanduk masih terlihat mulai terlihat adanya leukosit

Estrus

Mestrus

7.4

Hasil pengamatan dari pengamatan yang diperoleh dapat diambil bahwa mencit ini telah mengalami Fase metestrus, yaitu sel-sel tanduk masih terlihat dan muali terlihat adanya leukosit.

7.5

pembahasan

Siklus Estrus pada Mencit Pada setiap siklus yang terjadi pada tubuh mencit, terjadi perubahan-perubahan perilaku yang dipengaruhi oleh hormon yang berpengaruh di dalam tubuhnya. Berikut adalah penggambaran diri mencit pada setiap tahap yang terjadi: 1. Fase Estrus Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang berarti kegilaan atau gairah. Hipotalamus terstimulasi untuk melepaskan gonadotropin-releasing hormone (GRH). Estrogen menyebabkan pola perilaku kawin pada mencit, gonadotropin menstimulasi pertumbuhan folikel yang dipengaruhi follicle stimulating hormone (FSH) sehingga terjadi ovulasi. Kandungan FSH ini lebih rendah jika dibandingkan dengan kandungan luteinizing hormone (LH) maka jika terjadi coitus dapat dipastikan mencit akan mengalami kehamilan (Campbell et all,2002). Pada saat estrus biasanya mencit terlihat tidak tenang dan lebih aktif, dengan kata lain mencit berada dalam keadaan mencari perhatian kepada mencit jantan. Fase estrus merupakan periode ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan, mencit jantan akan mendekati mencit betina dan akan terjadi kopulasi. Mencit jantan melakukan semacam panggilan ultrasonik dengan jarak gelombang suara 30 kHz 110kHz yang dilakukan sesering mungkin selama masa pedekatan dengan mencit betina, sementara itu mencit betina menghasilkan semacam pheromon yang dihasilkan oleh kelenjar preputial yang diekskresikan melalui urin. Pheromon ini berfungsi untuk menarik perhatian mencit jantan. Mencit dapat mendeteksi pheromon ini karena terdapat organ vomeronasal yang terdapat pada bagian dasar hidungnya (Gilbert,2006). Pada tahap ini vagina pada mencit betinapun membengkak dan berwarna merah. Tahap estrus pada mencit terjadi dua tahap yaitu tahap estrus awal dimana folikel sudah matang, sel-sel epitel sudah tidak berinti, dan ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran uterus maksimal, tahap ini terjadi selama 12 jam. Lalu tahap estrus akhir dimana terjadi

ovulasi yang hanya berlangsung selama 18 jam. Jika pada tahap estrus tidak terjadi kopulasi maka tahap tersebut akan berpindah pada tahap matesterus ( Sagi, 1990). 2. Fase metestrus Pada tahap metestrus birahi pada mencit mulai berhenti, aktivitasnya mulai tenang, dan mencit betina sudah tidak reseptif pada jantan. Ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran yang paling kecil karena uterus menciut. Pada ovarium korpus luteum dibentuk secara aktif, terdapat sel-sel leukosit yang berfungsi untuk menghancurkan dan memakan sel telur tersebut. Fase ini terjadi selama 6 jam. Pada tahap ini hormon yang terkandung paling banyak adalah hormon progesteron yang dihasilkan oleh korpus leteum (Yatim,1994). 3. Fase Diestrus Tahap selanjutnya adalah tahap diestrus, tahap ini terjadi selama 2-2,5 hari. Pada tahap ini terbentuk folikel-folikel primer yang belum tumbuh dan beberapa yang mengalami pertumbuhan awal. Hormon yang terkandung dalam ovarium adalah estrogen meski kandungannya sangat sedikit. Fase ini disebut pula fase istirahat karena mencit betina sama sekali tidak tertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan terlihat banyak sel epitel berinti dan sel leukosit. Pada uterus terdapat banyak mukus, kelenjar menciut dan tidak aktif, ukuran uterus kecil, dan terdapat banyak lendir (Yatim,1994). 4. Fase Proestrus Pada fase proestrus ovarium terjadi pertumbuhan folikel dengan cepat menjadi folikel pertumbuhan tua atau disebut juga dengan folikel de Graaf. Pada tahap ini hormon estrogen sudah mulai banyak dan hormon FSH dan LH siap terbentuk. Pada apusan vaginanya akan terlihat sel-sel epitel yang sudah tidak berinti (sel cornified) dan tidak ada lagi leukosit. Sel cornified ini terbentuk akibat adanya pembelahan sel epitel berinti secara mitosis dengan sangat cepat sehingga inti pada sel yang baru belum terbentuk sempuna bahkan belum terbentuk inti dan sel-sel baru ini berada di atas sel epitel yang membelah, sel-sel baru ini disebut juga sel cornified (sel yang menanduk). Sel-sel cornified ini berperan penting pada saat kopulasi karena sel-sel ini membuat vagina pada mencit betina tahan terhadap gesekan penis pada saat kopulasi. Perilaku mencit betina pada tahap ini sudah mulai gelisah namun keinginan untuk kopulasi belum terlalu besar.

Fase ini terjadi selama 12 jam. Setelah fase ini berakhir fase selanjutnya adalah fase estrus dan begitu selanjutnya fase akan berulang (Yatim,1994).

7.6

Kesimpulan

Pada percobaan yang dilakukan, diperoleh data bahwa mencit betina tersebut sedang mengalami fase metertus. Pada tahap metestrus birahi pada mencit mulai berhenti, aktivitasnya mulai tenang, dan mencit betina sudah tidak reseptif pada jantan. Ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran yang paling kecil karena uterus menciut. Pada ovarium korpus luteum dibentuk secara aktif, terdapat sel-sel leukosit yang berfungsi untuk menghancurkan dan memakan sel telur tersebut. Fase ini terjadi selama 6 jam. Pada tahap ini hormon yang terkandung paling banyak adalah hormon progesteron yang dihasilkan oleh korpus leteum (Yatim,1994).

Daftar pustaka

- http://www.scribd.com/doc/42670998/Laporan-Estrus-ITS-2 - Syamsuri istamar. 2004. Biologi untuk SMA kelas XI. Jakarta : Erlangga. - Modul praktikum anatomi fisiologi manusia. Fakultas fmipa uniga.

You might also like