You are on page 1of 37

LAPORAN PERJALANAN STUDY TOUR BALI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 xxxxx Tahun 2010

OLEH: XI IPA xxx Xxxxxx

SMA NEGERI 2 xxxxx JL. xxxxxx TELP/FAX: 0xxxx-xxxx 2010

LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah yang berjudul Laporan Perjalanan Study Tour Bali ini telah disetujui dan disahkan pada Mei 2010 untuk memenuhi tugas akhir semester genap Bahasa Indonesia.

Guru Pembimbing

Mashudi, S.Pd. NIP. 197004222005011010

Wali Kelas

Ignatia Aning, S.Pd. NIP. 197802012005012010

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga karya tulis yang berjudul Laporan Perjalanan Study Tour Bali ini dapat diselesaikan sesuai rencana.

Karya tulis sederhana ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas akhir Bahasa Indonesia Semester Genap kelas XI IPA Dalam penyelesaian karya tulis ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Dimyati, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 2 Madiun yang telah mendukung dan merestui karya tulis sederhana ini, 2. Bapak Mashudi, S.Pd selaku guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 Madiun, 3. Ibu Ignatia Aning P, S.Pd selaku wali kelas XI-IPA 4 yang telah memberikan dorongan dan bantuan dalam penulisan karya tulis ini, 4. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan dan bantuan material dalam pembuatan karya tulis ini, serta 5. Teman-teman XI-IPA 4 dan pihak lain yang turut mendukung kami dan memberi motivasi kepada kami.

Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik serta saran yang membangun dari para pembaca akan penulis terima dengan lapang hati sehingga bisa menjadi sebuah pelajaran bagi penulis agar kelak penulis dapat membuat dengan lebih baik lagi.

Semoga Laporan Perjalanan Study Tour Bali memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pembaca pada khususnya serta dapat membantu meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita dalam membangun bangsa Indonesia tercinta ini.

Madiun, Juni 2010

Penulis

DAFTAR ISI

JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang 1

2. Tujuan 1

3. Manfaat 2

BAB II ISI

1. Waktu dan pelaksanaan 3

A. Pemberangkatan ke pulau Bali 3

B. Perjalanan ke pulau Bali 3

C. Perjalanan ke Bali 4

2. Objek wisata 7

1. Tanah Lot 7 2. Uluwatu 9 3. Krisna Bali 13 4. Pantai Kuta 13 5. Penglipuran 14 6. Cahayu 16 7. Galuh 17 8. Pantai Sanur 18 9. Tari Kecak di Batu Bulan 20 10. Tanjung Benoa 21 11. Joger 21 12. Bedugul 22

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 24

B. Saran 25

DAFTAR PUSTAKA 28

LAMPIRAN 29

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 30

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan dunia pariwisata di negara kita terutama peninggalan peninggalan sejarah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke menjadi salah satu alasan diadakan karya wisata. Karya wisata merupakan suatu kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan olehsekolah kami. Karya wisata tahun ini mengambil objek objek karya wisatadi Pulau Bali karena di sana banyak terdapat tempat tempat wisata yangtersohor atau terkenal di Dunia. Kaitanya dengan karya wisata, kami ditugasi untuk membuat laporan dalam bentuk Karya Tulis mengenai objekobjek wisata yang kamikunjungi di Pulau Bali. Dalam menyusun laporan tersebut, kamimemerlukan data data yang akurat. Dalam pencarian datadata yangakurat tersebut kami mengalami suka dan duka.

2. TUJUAN
Tujuan khusus: Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI tahun ajaran 2009/2010 Tujuan Umum:

1. Penulis ingin memperkenalkan profile objek-objek wisata yang ada di pulau Bali kepada pembaca. 2. Sebagai wawasan tambahan informasi serta menperbanyak pengetahuan.

3. Sebagai latihan untuk memperlancar sastra dan bahasa. 4. Sebagai perbandingan antara teori di kelas dan kenyataan di Lapangan. 5. Menanamkan rasa Cinta Tanah Air. 6. Mengenal kebudayaan Nusantara. 7. Untuk berlatih menyusun Karya Tulis secara Sistematis.

3. MANFAAT PENULISAN
1. Sebagai tambahan materi diluar sekolah. 2. Melatih siswa agar dapat mengolah laporan widaya wisata. 3. Menambah pembendaharaan pustaka sekolah yang menunjang minat baca siswa agar pengetahuannya lebih luas

BAB II ISI

1. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Karya wisata ini dilaksanakan sebelum ujian akhir sekolah pada tanggal 11 Mei 2010 - 15 Mei 2010. Penulis berada di Pulau Dewata Bali selama 5 hari dan mengamati objek wisata selama 3 hari di pulau Dewata Bali.

1. Pemberangkatan Pemberangkatan pada hari Selasa, tanggal 11 Mei pukul 03.00 WIB. Sebelum pemberangkatan siswa-siswi berkumpul di SMA N 2 Madiun pukul 01.00 WIB. Bpk. Drs. Dimyati M.Pd selaku kepala SMA N 2 Madiun memberikan pengarahan kepada siswanya yang akan melakukan karya wisata ke Bali. SMA N 2 Madiun memberangkatkan 4 Bus dengan jumlah 179 siswa serta 8 guru pembimbing. Sebelum pemberangkatan kami berdoa dan dipimpin oleh Bpk . Drs. Dimyati M.Pd. Pada pukul 03.00 WIB siswa mulai perjalanan dengan Bintang Bali Tour.

B. Perjalanan Ke Pulau Bali Pada saat saat pertama dalam perjalanan kami, semua sangat ceria karena kami belum merasakan lelah. Masing masing peserta sibuk dengan kegiatanya sendiri sendiri ada yang saling bercanda, bernyanyi, membaca novel, membaca komik, dan ada juga yang hanya menikmati pemandangan di luar. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 WIB, kami sampai di Pom Bensin,

untuk menyiapkan kunjungan ke Universitas. Rombongan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu rombongan Universitas Airlangga (UNAIR) dan Institut Teknik Sepuluh November (ITS). Kunjungan berlangsung selama kurang lebih 2 jam. Setelah itu rombongan bertemu kembali di rumah makan. Di sana kami makan siang setelah itu sholat dhuhur dan ashar yang dijamak. Kemudian kami melakukan perjalanan lagi. Pukul 20.00 WIB kami makan malam di Situbondo. Selesai makan malam kami melanjutkan perjalanan. Suasana di dalam bus kembali ramai karena teman teman telah mendapatkan dan menikmati makan malam dan sholat mereka, mereka kembali bergurau dan beryanyi, bahkan nasehat Bapak dan Ibu guru pendamping untuk segera tidur tidak dihiraukan oleh mereka. Bus terus melaju dalam kegelapan malam yang dingin, suasana bus tetap ramai. Selasa, tanggal 11 Mei pukul 22.00 WIB kami sampai pelabuhan ketapang Banyuwangi. Disana suasana penyeberangan turun hujan dan kami menunggu beberapa jam untuk menunggu penyeberangan ,sehingga kami dapat menyeberang ke pulau Bali sekitar pukul 23.00 WIB. Dalam perjalanan selama 1 jam kami menyebrang ke pelabuhan Gilimanuk Bali.

3. Perjalanan di Pulau Bali Sekitar pukul 02.00 WITA kami sampai di Tanah Lot. Menurut jadwal seharusnya kami check-in dahulu ke Hotel, tapi karena pada kesalah pahaman antara pihak panitia biro dan hotel, jadwal dialihkan ke Tanah Lot selama 5 jam. Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Hotel. Kita beristirahat sejenak dan sarapan serta bersiap-siap melanjutkan karya wisata. Setelah itu kami menuju ke objek wisata Pura Uluwatu. Di sini kita diperingatkan agar tidak membawa barang-barang berharga atau memakai kacamata, karena beresiko diambil oleh monyet-monyet yang ada di sana. Tapi ada juga anak yang melanggar dan akhirnya menjadi korban kenakalan monyet-monyet tersebut. Setelah kurang lebih satu jam di sana, rombongan meneruskan perjalanan ke Krisna. Di sana kami diberi waktu selama 2 jam untuk

berbelanja. Di Krisna kita tidak perlu menawar dan harga tidak terlalu mahal. Setelah puas berbelanja, anak-anak masuk kembali ke bus untuk menikmati makan siang dan menuju Pantai Kuta. Kita sampai di central park sekitar pukul 16.00 WITA. Kita menuju Pantai Kuta dengan menggunakan komotra. Para siswa sangat menikmati Pantai Kuta. Ada yang berfotofoto, bahkan ada yang bermain air sampai basah. Pada saat waktu menunjukkan pukul 18.00 WITA, rombongan kembali ke central park dan meninggalkan Pantai Kuta kemudian menuju hotel. Kami makan malam di hotel dan istirahat malam karena besok masih ada perjalanan lagi. Tibalah hari ketiga. Kami harus mempersiapkan diri dari pagi agar tidak terlambat. Setelah sarapan, kami berangkat menuju pusat pembuatan bed cover. Di sana kita bias membeli bed cover asli buatan orang Bali dengan harga yang miring tetapi kualitas nomor satu. Di sana tidak hanya menjual bed cover, tetapi juga pakaian, tas, dan lain-lain. Selama kurang lebih satu jam kami berbelanja, akhirnya kami meninggalkan tempat itu dan pergi menuju tempat tujuan berikutnya, yaitu Desa Adat Panglipuran. Di desa ini, kami dapat merasakan suasana khas Bali. Di setiap rumah terdapat pura untuk memuja arwah leluhur. Kami dipandu oleh seorang kepala adat di sana dan beliau menceritakan sejarah dan segalanya tentang desa adat ini. Setelah berjalan-jalan sejenak, kami kembali ke bus dan menuju Cahayu untuk makan siang dan sholat. Di Cahayu kami membeli oleh-oleh dan makanan khas Bali dengan harga yang terjangkau. Lalu kita melanjutkan perjalanan ke Galuh, pusat batik Bali. Kita diberi waktu untuk berbelanja di sana. Harga barang-barang di Galuh cukup mahal, tapi kualitasnya terjamin. Barang-barang yang dijual juga beraneka ragam. Tidak terlalu lama kita berada di Galuh. Kami segera berangkat menuju Pantai Sanur. Di sana kami bias menikmati pantai berpasir hitam dan ombak yang lembut. Banyak pedagang makanan yang berjualan di sana. Banyak anak yang menghabiskan uangnya untuk membeli jajanan yang dijual di sana. Setelah itu kita menonton Tari Kecak di Batu Bulan. Selain kita ada rombongan lain yang menikmati Tari Kecak di malam hari yang cerah itu. Tari Kecak pada malam itu ditampilkan dengan baik sekali oleh para penari Bali yang sudah lihai, terutama pemeran Rama. Meskipun diperankan oleh perempuan, tarian tetap ditarikan dengan sempurna. Setelah pertunjukan berakhir, kami kembali lagi ke hotel untuk makan

malam dan istirahat malam. Tak lupa kami juga harus membereskan barang-barang bawaan kami karena keesokan harinya kami sudah harus check-out dan meninggalkan hotel. Dan akhirnya pada hari keempat yang merupakan hari terakhir kami di Bali, kami masih mengunjungi beberapa tempat wisata. Setelah melakukan persiapan dan sarapan, kami berangkat menuju Pantai Nusa Dua. Pantai Nusa Dua atau disebut juga Tanjung Benoa, kami dapat mencoba berbagai macam permainan air yang ada di sana, seperti jet-ski, parasailing, fly-fish, banana boat, perjalanan ke Pulau Penyu, dan lain-lain. Sayangnya harga-harga permainan di sana cukup mahal. Apalagi wisatawan lokal dinomorduakan. Namun anak-anak tetap semangat mencoba permainan-permainan tersebut. Karena banyaknya anak yang bermain, waktu untuk kunjungan ke tempat berikutnya menjadi tertunda. Setelah semua anak siap di dalam bus, kami berjalan lagi menuju Joger Baturiti. Perjalanan dari Tanjung Benoa ke Joger Bturiti cukup lama, sehingga kami jatuh terlelap. Ketika sampai di Joger, seluruh siswa semangat kembali. Di Joger kami dapat membeli kaos-kaos yang hanya diproduksi di Joger. Suasana di Joger ramai sekali. Banyak pengunjung dari berbagai kota yang juga berbelanja di sana. Sesudah kami semua selesai berbelanja, kami berangkat menuju tempat wisata terakhir, yaitu Bedugul. Namun sayangnya, pada waktu kita sampai, objek wisata tersebut sudah tutup. Hal ini dikarenakan perpanjangan waktu pada saat kami di Tanjung Benoa. Akhirnya kami berhenti di masjid yang ada di dekat Bedugul untuk sholat. Hawa di sana cukup dingin. Setelah selesai sholat dan puas berfoto-foto, kami bersama-sama naik ke bus dan meninggalkan Bali. Kami tiba di pelabuhan Ketapang pada malam hari sekitar pukul 22.00 WITA. Kami harus menunggu feri yang akan menyeberangkan kami ke Pulau Jawa terlebih dahulu. Setelah menunggu sejenak, kapal feri pun tiba. Kami segera naik dan menikmati pemandangan malam laut. Cuaca pada awalnya cerah, namun turun sedikit hujan di tengahtengah perjalanan. Sekitar pukul 22.00 WIB, kita tiba di Pulau Jawa dengan selamat. Sebelum kembali ke Madiun, kami singgah dulu ke rumah makan Grafika untuk makan malam. Setelah makan malam, kami kembali ke bus masing-masing dan melanjutkan perjalanan pulang ke Madiun.

Kami tiba di SMAN 2 Madiun pada hari Sabtu, 15 Mei 2010. Kami sudah ditunggu oleh jemputan masing-masing. Akhirnya kami menurunkan barang-barang bawaan kami dan pulang ke rumah masing-masing.

2. OBJEK WISATA 1. TANAH LOT Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Sad Kahyangan, yaitu pura-pura yang merupakan sendi-sendi pulau Bali. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. a. Legenda Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha.

Ternyata tidak semua orang boleh masuk ke dalam pura tsb. para wisatawan hanya diperbolehkan melongok dari bawah pura. hanya orang2 tertentu yang hendak bersembahyang atau melakukan kegiatan keagamaan yang diperkenankan masuk ke dalam pura. Terkait dengan konsep triangga (penggambaran tubuh manusia dari kepala, badan hingga kaki), pura ini menjadi terkait dengan 2 tempat suci lainnya di Tabanan, yaitu Pura Luhur Batukaru (hulu) dan Pura Puser Tasik (madya) serta Pura Tanah Lot sebagai hilirnya. Pura hulu dan hilir ini pun digambarkan sebagai simbolisasi lingga dan yoni, Pura Luhur Batukaru sebagai lingga (purusa)dan Pura Tanah Lot sebagai yoni (segara). perpaduannya menjadi sumber kehidupan yang mensejahterakan manusia disekitarnya. Di sebelah utara pura, tepatnya di dalam gua bawah tebing, terdapat ular yang dikeramatkan. ular pipih beracun berwarna hitam kuning ini dipercaya sebagai selendang Dang Hyang Nirartha yang terlepas saat sedang bertapa dan hingga kini menjadi penjaga pura. di tempat ini pula terdapat sumber air tawar bernama Tirta Pabersihan (biasa digunakan sebagai sarana memohon kesucian). b. Fasilitas Dari tempat parkir menuju ke area pura banyak dijumpai art shop dan warung makan atau sekedar kedai minuman. Juga tersedia toilet bersih yang harga sewanya cukup murah untuk kantong wisatawan domestik sekalipun. c. Hari Raya Odalan atau hari raya di Pura ini diperingati setiap 210 hari sekali, sama seperti purapura yang lain. Jatuhnya dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan yaitu tepatnya pada Hari Suci Buda Cemeng Langkir. Saat itu, orang yang sembahyang akan ramai bersembahyang di Pura Ini. Pantai tanah lot ini tidak berupa pasir tetapi berupa batu-batu karang, sehingga harap berhati-hati karena agak licin dengan lumut dan rumput-rumput lautnya.

Obyek wisata ini sangat cocok dinikmati di kala matahari akan tenggelam atau saat sunset, karena view suset yang memantul di laut di belakang tanah lot akan menimbulkam pemandangan yang indah sekali dengan tanah lotnya yang berupa siluet. Dan disekitar lokasi TanahLot ini juga sudah banyak berdiri resort-resort mahal seperti Le meredien dengan lapangan golf nya. Dan di sepanjang antara areal parkir dengan obyek wisatanya banyak ditemui penjual cindera mata khas Bali. Tiket masuknya sangat murah. Jadi jangan sampai mdilewatkan untuk mengunjungi Tanah Lot di kala sunset di Bali.

2. ULUWATU

Uluwatu, yang terletak di ujung selatan pulau Bali dan mengarah ke samudra Hindia, merupakan tempat wisata yang menawan. Apa yang menarik untuk dilihat di sini adalah pura yang berdiri kokoh di atas batu karang yang menjorok ke arah laut dengan ketinggian sekitar 50 meter. Di sore harinya sambil menikmati indahnya sunset, anda dapat menyaksikan pementasan tari bali yang terkenal hingga ke manca negara, tari Kecak. Tidak hanya itu, bagi anda yang senang belajar sejarah, pura yang satu ini sarat akan nilai sejarahnya. Sejarahnya akan diuraikan sebagai berikut : Dalam beberapa sumber disebutkan, sekitar tahun 1489 Masehi datanglah ke Pulau Bali seorang purohita, sastrawan dan rohaniwan bernama Danghyang Dwijendra. Danghyang Dwijendra adalah seorang pendeta Hindu, kelahiran Kediri, Jawa Timur. Danghyang Dwijendra pada waktu walaka bernama Danghyang Nirartha. Beliau menikahi seorang putri di Daha, Jawa Timur. Di tempat itu pula beliau berguru dan di-diksa oleh mertuanya. Danghyang Nirartha dianugerahi bhiseka kawikon dengan nama Danghyang Dwijendra.

Setelah di-diksa, Danghyang Dwijendra diberi tugas melaksanakan dharmayatra sebagai salah satu syarat kawikon. Dharmayatra ini harus dilaksanakan di Pulau Bali, dengan tambahan tugas yang sangat berat dari mertuanya yaitu menata kehidupan adat dan agama khususnya di Pulau Bali. Bila dianggap perlu dharmayatra itu dapat diteruskan ke Pulau Sasak dan Sumbawa. Danghyang Dwijendra datang ke Pulau Bali, pertama kali menginjakkan kakinya di pinggiran pantai barat daya daerah Jembrana untuk sejenak beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan dharmayatra. Di tempat inilah Danghyang Dwijendra meninggalkan pemutik (ada juga menyebut pengutik) dengan tangkai (pati) kayu ancak. Pati kayu ancak itu ternyata hidup dan tumbuh subur menjadi pohon ancak. Sampai sekarang daun kayu ancak dipergunakan sebagai kelengkapan banten di Bali. Sebagai peringatan dan penghormatan terhadap beliau, dibangunlah sebuah pura yang diberi nama Purancak. Setelah mengadakan dharmayatra ke Pulau Sasak dan Sumbawa, Danghyang Dwijendra menuju barat daya ujung selatan Pulau Bali, yaitu pada daerah gersang, penuh batu yang disebut daerah bebukitan. Setelah beberapa saat tinggal di sana, beliau merasa mendapat panggilan dari Hyang Pencipta untuk segera kembali amoring acintia parama moksha. Di tempat inilah Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh teringat (icang eling) dengan samaya (janji) dirinya untuk kembali ke asalNya. Itulah sebabnya tempat kejadian ini disebut Cangeling dan lambat laun menjadi Cengiling sampai sekarang. Oleh karena itulah, Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh ngulati (mencari) tempat yang dianggap aman dan tepat untuk melakukan parama moksha. Oleh karena dianggap tidak memenuhi syarat, beliau berpindah lagi ke lokasi lain. Di tempat ini, kemudian dibangun sebuah pura yang diberi nama Pura Kulat. Nama itu berasal dari kata ngulati. Pura itu berlokasi di Desa Pecatu. Sambil berjalan untuk mendapatkan lokasi baru yang dianggap memenuhi syarat untuk parama moksha, Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh sangat sedih dan menangis dalam batinnya. Mengapa? Oleh karena beliau merasa belum rela untuk meninggalkan dunia sekala ini karena

swadharmanya belum dirasakan tuntas, yaitu menata kehidupan agama Hindu di daerah Sasak dan Sumbawa. Di tempat beliau mengangis ini, lalu didirikan sebuah pura yang diberi nama Pura Ngis (asal dari kata tangis). Pura Ngis ini berlokasi di Banjar Tengah Desa Adat Pecatu. Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh belum juga menemukan tempat yang dianggap tepat untuk parama moksha. Beliau kemudian tiba di sebuah tempat yang penuh batu-batu besar. Beliau merasa hanya sendirian. Di tempat ini, lalu didirikan sebuah pura yang diberi nama Pura Batu Diyi. Juga di tempat ini Danghyang Dwijendra merasa kurang aman untuk parama moksha. Dengan perjalanan yang cukup melelahkan menahan lapar dan dahaga, akhirnya beliau tiba di daerah bebukitan yang selalu mendapat sinar matahari terik. Untuk memayungi diri, beliau mengambil sebidang daun kumbang dan berusaha mendapatkan sumber air minum. Setelah berkeliling tidak menemukan sumber air minum, akhirnya Danghyang Dwijendra menancapkan tongkatnya. Maka keluarlah air amertha. Di tempat ini lalu didirikan sebuah pura yang disebut Pura Payung dengan sumber mata air yang dipergunakan sarana tirtha sampai sekarang. Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh kemudian beranjak lagi ke lokasi lain, untuk menghibur diri sebelum melaksanakan detik-detik kembali ke asal. Di tempat ini lalu didirikan sebuah pura bernama Pura Selonding yang berlokasi di Banjar Kangin Desa Adat Pecatu. Setelah puas menghibur diri, Danghyang Dwijendra merasa lelah. Maka beliau mencari tempat untuk istirahat. Saking lelahnya sampai-sampai beliau sirep (ketiduran). Di tempat ini lalu didirikan sebuah pura yang diberi nama Pura Parerepan (parerepan artinya pasirepan, tempat penginapan) yang berlokasi di Desa Pecatu. Mendekati detik-detik akhir untuk parama moksha, Danghyang Dwijendra menyucikan diri dan mulat sarira terlebih dahulu. Di tempat ini sampai sekarang berdirilah sebuah pura yang disebut Pura Pangleburan yang berlokasi di Banjar Kauh Desa Adat Pecatu. Setelah menyucikan diri, beliau melanjutkan perjalanannya menuju lokasi ujung barat daya Pulau Bali. Tempat ini terdiri atas batu-batu tebing. Apabila diperhatikan dari bawah permukaan laut, kelihatan saling bertindih, berbentuk kepala bertengger di atas batu-batu tebing itu,

dengan ketinggian antara 50-100 meter dari permukaan laut. Dengan demikian disebut Uluwatu. Ulu artinya kepala dan watu berarti batu. Sebelum Danghyang Dwijendra parama moksha, beliau memanggil juragan perahu yang pernah membawanya dari Sumbawa ke Pulau Bali. Juragan perahu itu bernama Ki Pacek Nambangan Perahu. Sang Pandita minta tolong agar juragan perahu membawa pakaian dan tongkatnya kepada istri beliau yang keempat di Pasraman Griya Sakti Mas di Banjar Pule, Desa Mas, Ubud, Gianyar. Pakaian itu berupa jubah sutra berwarna hijau muda serta tongkat kayu. Setelah Ki Pacek Nambangan Perahu berangkat menuju Pasraman Danghyang Dwijendra di Mas, Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh segera menuju sebuah batu besar di sebelah timur onggokan batu-batu bekas candi peninggalan Kerajaan Sri Wira Dalem Kesari. Di atas batu itulah, Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh beryoga mengranasika, laksana keris lepas saking urangka, hilang tanpa bekas, amoring acintia parama moksha. Selain itu kawasan pantai di Uluwatu dengan ombaknya yang cukup besar sangat menantang untuk pencinta olahraga surfing. Tiap tahun event berlevel internasional selalu diadakan di pantai seputaran Uluwatu ini.

3. KRISNA BALI KRISNA BALI berdiri untuk pertama kalinya pada tanggal 16 Mei 2007 dengan pendirinya bernama Bapak Gusti Ngurah Anom yang sekaligus owner dari COK KONFEKSI, salah satu pusat produksi baju kaos Bali. Dibawah manajemen Cok Konfeksi inilah bermula sehingga pada tahun 2007 berdirilah KRISNA BALI yang bertempat di Jalan Nusa Indah No 79 Denpasar-Bali. Kini Krisna Bali telah hadir di 2 lokasi lain, yaitu di Jl. Nusa Kambangan dan yang satu lagi sangat mudah dijangkau di Jl. Sunset Road, Legian. Kalau lokasi di jl. Nusa Kambangan,

cukup sulit akses ke sana karena sering macet, jalan masuk juga tidak terlalu besar apalagi pakai bus. Krisna Bali memiliki koleksi yang lengkap mulai dari T-shirt yang lengkap dengan motif-motif khas Bali, souvenir, makanan dan lainnnya. Lokasi di Jalan Sunset Road menjadikan Krisna Bali sangat mudah diakses. Fasilitas parkir super luas, karena seramai apapun, belum pernah liat penuh parkirnya. Bandingkan dengan Joger yang hampir tidak ada fasilitas parkirnya dan sering bikin area sekitar macet. Sekedar usul sih Joger sepertinya lebih bagus kalau mencari tempat nyaman kaya Krisna. Fasilitas lain yang dimiliki Krisna Bali adalah ruang belanja yang nyaman, food court, refresh area dan lain-lain. Lengkap kan? Buat yang nunggu istri atau teman belanja, bisa menghabiskan waktu dengan makan dan minum atau duduk-duduk santai.

4. PANTAI KUTA Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Denpasar, ibu kota Bali, Indonesia. Kuta terletak di Kabupaten Badung. Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal 70-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai Sanur. Di Kuta terdapat banyak pertokoan, restoran dan tempat permandian serta menjemur diri. Selain keindahan pantainya, pantai Kuta juga menawarkan berbagai macam jenis hiburan lain misalnya bar dan restoran di sepanjang pantai menuju pantai Legian. Rosovivo, Ocean Beach Club, Kamasutra, adalah beberapa club paling ramai di sepanjang pantai Kuta. Pantai ini juga memiliki ombak yang cukup bagus untuk olahraga selancar (surfing), terutama bagi peselancar pemula. Lapangan Udara I Gusti Ngurah Rai terletak tidak jauh dari Kuta.

5. PENGLIPURAN Penglipuran adalah sebuah desa di kabupaten Bangli, Bali, tepatnya di kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli. Desa Penglipuran terletak pada jalur wisata Kintamani, sejauh 5 Km dari pusat kota Bangli, dan 45 Km dari pusat kota Denpasar. Desa Penglipuran merupakan satu kawasan pedesaan yang memiliki tatanan spesifik dari struktur desa tradisional, sehingga menampilkan wajah pedesaan yang asri. Penataan fisik dari struktur desa tersebut tidak terlepas dari budaya masyarakatnya yang sudah berlaku turun-temurun. Keunggulan dari desa adat Penglipuran ini terletak pada struktur fisik desa yang serupa seragam dari ujung utama desa sampai ke bagian hilir desa. Keseragaman dari wajah desa tersebut di samping karena adanya keseragaman bentuk, juga dari keseragaman bahan yaitu bahan tanah untuk tembok pagar (penyengker) dan gerbang rumah (angkulangkul) dan atap dari bambu yang dibelah untuk seluruh bangunan desa. Topografi desa tersusun sedemikian rupa di mana pada daerah utama desa kedudukannya lebih tinggi demikian seterusnya menurun sampai daerah hilir. Uniknya desa ini menyebabkan pemerintah propinsi Bali menetapkan desa Penglipuran sebagai daerah tujuan wisata pada tahun 1992. Selain keseragaman bentuk bangunan, desa yang terletak pada ketinggian 700 meter dari permukaan laut ini juga memiliki sejumlah aturan adat dan tradisi unik lainnya. Salah satunya, pantangan bagi kaum lelakinya untuk beristri lebih dari satu atau berpoligami. Lelaki Penglipuran diharuskan menerapkan hidup monogami yakni hanya memiliki seorang istri. Pantangan berpoligami ini diatur dalam peraturan (awig-awig) desa adat. Dalam bab perkawinan (pawos pawiwahan) awig-awig itu disebutkan, krama Desa Adat Penglipuran tan kadadosang madue istri langkung ring asiki. Artinya, krama Desa Adat Penglipuran tidak diperbolehkan memiliki istri lebih dari satu. Jika ada lelaki Penglipuran yang telah menikah mencintai wanita lain lagi, maka cintanya harus dikubur sedalam-dalamnya. Sebab kalau melanggar aturan ini, akibatnya bisa gawat.

Apa gawatnya? Gawatnya adalah jika ada lelaki Penglipuran beristri yang coba-coba merasa bisa berlaku adil dan menikahi wanita lain, maka lelaki tersebut akan dikucilkan di sebuah tempat yang diberi nama Karang Memadu. Karang artinya tempat dan memadu artinya berpoligami. Jadi, Karang Memadu merupakan sebutan untuk tempat bagi orang yang berpoligami. Karang Memadu merupakan sebidang lahan kosong di ujung Selatan desa. Penduduk desa akan membuatkan si pelanggar itu sebuah gubuk sebagai tempat tinggal bersama istrinya. Dia hanya boleh melintasi jalan-jalan tertentu di wilayah desa. Artinya, suami-istri ini ruang geraknya di desa akan terbatas. Tak cuma itu, pernikahan orang yang berpoligami itu juga tidak akan dilegitimasi oleh desa, upacaranya pernikahannya tidak dipimpin oleh Jero Kubayan yang merupakan pemimpin tertinggi di desa dalam pelaksanaan upacara adat dan agama. Implikasinya, karena pernikahan itu dianggap tidak sah maka orang tersebut juga dilarang untuk bersembahyang di pura-pura yang menjadi emongan (tanggung jawab) desa adat. Mereka hanya diperbolehkan sembahyang di tempat mereka sendiri. Melihat hukuman yang menakutkan yang akan diterima oleh lelaki yang bermaksud berpoligami ini, sampai sekarang tidak ada lelaki Penglipuran yang berani bersujud di kaki istrinya agar diijinkan menikah lagi. Karang Memadu yang disiapkan oleh desa tetap tidak berpenghuni dan bahkan oleh penduduk desa dianggap sebagai karang leteh (tempat yang kotor). Mungkin lelaki Penglipuran lebih memilih hidup nyaman dengan satu istri daripada digilir dua istri dan diacuhkan orang se-desa.

6. CAHAYU Cahayu adalah pusat / central oleh-oleh makanan khas Bali yang didirikan oleh seorang anak desa terpencil di bawah lereng gunung di daerah Jateng (Jawa Tengah). Dengan tekad melangkah untuk meninggalkan kampung halaman di awal tahun 90-an dengan mencoba mengadu nasib yang pada awalnya untuk mencari pekerjaan di pulau Bali. Jadilah seorang Pembantu Rumah Tangga (PRT) dan pada malam harinya juga beraktifitas di sebuah rumah sakit menjadi penjaga (Waker).

Dengan bergulirnya waktu Robani banyak mencoba berbagai pekerjaan dan usaha dari jualan Sayur mayur, Mie ayam / Bakso / Jamu dll, dengan menggunakan gerobak hingga pada akhirnya memutuskan untuk menjual kacang goreng (yang pada saat ini lebih sering dikenal dengan sebutan Kacang Asin Bali). Dan dengan keuletannya beliau (Robani) ini hingga berdirilah sebuah Perusahaan dan Central Oleh-oleh yang cukup megah di lintasan pariwisata (di daerah Pasar Seni Sukawati). Perjalanan sebuah kehidupan yang pernah seorang Robani jalani. Dan pada akhirnya Cahayu berdiri pada tanggal 27 September 2002 Tujuan itu sendiri dengan membuka usaha Pusat / Central Oleh-oleh Khas Bali ini khusus untuk melayani wisatawan Nusantara maupun mancanegara yang berkunjung ke bali. Dengan keberhasilan inilah Robani membawa dampak positif, karena ia telah menopang kehidupan ekonomi para pengrajin kecil yang hasilnya tidak bisa dipasarkan. Cahayu membantu memasarkan produk dari pengrajin kecil sehingga mereka dapat hidup dengan layak, disamping itu beliau sekaligus membantu pemerintah untuk ikut serta mengurangi pengangguran dan mengembangkan industri pariwisata, serta menambah Income daerah maupun Negara. Demikian sejarah singkat seorang Robani dan berdirinya pusat / central oleh-oleh khas bali, hanya dengan bermodalkan tekad, ketekunan, dan ketrampilan ia menjadi orang yang sukses.

7. GALUH Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB. Pertenunan Cap Batik GALUH didirikan pada tahun 1976 di Br. Tegehe, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali oleh Bapak Pande Ketut

Krisna. Pada awal berdirinya, pembuatan tenun Batik Cap Galuh memperoleh ijin usaha dari Departemen Perdagangan dengan no. SIUP. 118/22-04/PM/VI/86 serta terdaftar sebagai wajib pajak dengan NPWP : 4.139.244.0-58. Pada awal pelaksanaan kegiatan produksinya, Pertenunan Batik Cap Galuh memiliki hanya 5 (lima) buah Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Adanya keinginan untuk maju di dalam mengembangkan pertemuannya telah menjadi tekad bagi Bapak Pande Ketut Krisna. Sehingga perusahaan pertenunan yang dikelolanya dapat berkembang dengan pesat seperti yang dapat kita lihat pada saat ini. Dan petenunan batik cap Galuh pada saat kini telah mempunyai 32 buah ATBM. Mengenai mutu design produk/barang-barang yang dihasilkan lebih mengutamakan mutu sehingga mendapatkan perhatian yang sangat serius sekali dari konsumen, dan hasilnya pun sangat laku di pasaran baik di dalam negeri maupun luar negeri.

8. PANTAI SANUR A. SEJARAH PANTAI SANUR Pantai Sanur terletak di Desa Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan Kotamadya Dati II Denpasar. Pantai ini terletak di sebelah Timur dan Selatan desa Sanur, yang merupakan tepi Samudra Indonesia sebelah Selatan Pulau Bali. Tempat itu terkenal sejak dahulu kala, terutama ketika terjadi perang Puputan Badung pada tanggal 20 September 1906 dimana Belanda mendaratkan tentaranya di sana. Dalam sejarah Bali Kuno pantai Sanur juga terkenal, dan masdih ada tugu batu tertulis yang merupakan Prasasti Raja Kasari Warmadewa yang berkeraton di Singhadwala tahun 917, dimana sekarang terdapat di Blanjong Bagian Selatan Pantai Sanur. Di kalangan Pariwisata, Pantai Sanur pertama kali diperkenalkan oleh

pelukis Belgia bernama A.J.Le Mayeur bersama istrinya Ni Polok yang menetap di sana sejak tahun 1937 dan mengadakan pameran lukisan karyanya sendiri. Pantai Sanur terkenal karena pemandangan dan atmosfir yang indah. Pasir putih yang menutupi pantai sepanjang Hotel Bali Beach hingga ke Selatan (Pantai Mertasari). Pantai ini menghadap ke arah timur sehingga akan selalu dapat menikmati keindahan matahari terbit, dan pada sore hari di daerah pantai akan mendapatkan suasana yang spesifik. Secara umum Sanur merupakan tempat berlibur yang menginginkan suasana tenang. Disisi lain pantai Sanur dimanfaatkan oleh masyarakat Hindu setempat dan masyarakat kota Denpasar untuk menyelenggarakan kegiatan upacara keagamaan dan upacara adat budaya setempat. Kondisi ini perlu dilindungi karena pantai Sanur merupakan kawasan suci. Pantai Padanggalah merupakan teluk yang berpasir hitam, dan seperti bagian lain dari pantai Sanur, kawasan ini digunakan untuk upacara keagamaan. B. LETAK PANTAI SANUR Pantai Sanur jaraknya 6 Km dari pusat kota Denpasar, dapat dicapai dengan mobil, sepeda motor atau kendaraan umum yang menghubungkan pantai Sanur dengan Kota Denoasar. Kendaraan umum sangat ramai mondar-mandir antara Sanur-Denpasar, sehingga tidak ada kesulitan masalah angkutan. Pantai Sanur sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan Mancanegara oleh wisatawan Mancanegara maupun Nusantara. Hari Minggu dan hari libur, tempat itu menjadi pilihan penduduk kota Denpasar untuk rekreasi sambil mandi di laut. Pada hari bulan Purnama malamnya banyak orang datang santai dan mandi ke sana, sambil melihat keindahan pantai di malam hari. Selain pantainya Museum Le Mayeur juga banyak menari minat wisatawan. C. SUASANA PANTAI SANUR Pantai Sanur merupakan salah satu pantai yang ada di Bali. Pantai ini merupakan tempat wisata yang sangat indah, sehingga tidak pernah sepi dari pengunjung baik dari wisatawan domestic maupun wisatawan mancanegara.

Di Pantai Sanur tersedia berbagai macam fasilitas antara lain Hotel bertaraf Internasional seperti Hotel Grand Bali Beach, Hotel Hyatt, Hotel Sanur Beach, Hotel Sindu Beach dan banyak lagi sepanjang Timur dan Tenggara pantai Sanur. Kios barang kesenian dan Art Shop juga banyak di sana. Akomodasi dan Restourant untuk wisatawan cukup banyak tersedia yang senantiasa siap melayani kepentingan para wisatawan. Daya tarik Pantai Sanur sebelah Utaranya melingkar seperti setengah lingkaran dan bagian Selatannya berbelok dari Timur ke Barat, dimana gelombang air lautnya tak begitu besar dan bila airnya surut terlihatlah batu karang yang membentang berwarna-warni. Pada hari mendekati bulan mati air lautnya naik dan gelombangnya agak besar. Di sebelah Tenggara terlihatlah gugusan pulau Nusa Penida di seberang laut dan di sebelah Timur kelihatan panorama pantai Selatan Pulau Bali dengan gunungnya. Pemandangan pantai Sanur juga terlihat indah pada sore hari, karena keadaan air laut biasanya surut dan gelombangnya merupakan riak kecil. Gugusan pulau Serangan dan bukit batu karang yang menjorok ke laut di seberang laut terlihat dari Pantai Sanur sebelah Selatan. Panorama pantai Sanur sebelah Selatan lebih indah dilihat pada pagi hari. Tempat meninjau yang strategis adalah bagian Timur, di Semawang dan Mertasari. Keadaan udara di sana terasa segar dan bertiup angin laut yang nyaman. Suasana di sepanjang pantai Sanur terang dan teduh karena penuh dengan pohon besar. Pantai Sanur baik untuk menikmati matahari terbit (Sun Rise)dan berjemur di sepanjang pantai yang berpasir putih.

9. TARI KECAK DI BATUBULAN Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar. Tari kecak merupakan pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan tahun 1930-an, dimainkan oleh puluhan laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan kata "cak" dan mengangkat kedua lengannya. Para penari yang duduk melingkar mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Tarian ini menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera

membantu Rama melawan Rahwana. Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapanharapannya kepada masyarakat. Wisatawan yang berminat menyaksikan Tari Kecak dapat memilih satu di antara tiga lokasi pertunjukan, antara lain di Pura Luhur Uluwatu, di Desa Batubulan, serta di Jalan Hanoman. Keistimewaan Tari Kecak yaitu tidak mengandalkan alat musik untuk mengiringi tarian, melainkan paduan suara para penarinya. Tari Kecak juga dikenal dengan sebutan Tarian Kecak dan Api. Pertunjukan terkahir ini semacam bonus yang dapat mengundang decak kagum para penonton.

10. TANJUNG BENOA Tanjung Benoa adalah Tempat wisata di Bali banyak sekali. Tanjung Benoa, terletak di ujung selatan pulau Bali namun memiliki daya tarik yang berbeda. Tempat wisata di Bali banyak sekali dan Tanjung benoa salah satunya. Nusa Dua dan Tanjung Benoa, terletak di ujung selatan pulau Bali namun memiliki daya tarik yang berbeda. Sementara itu, Tanjung benoa dikenal sebagai pusat wisata air mulai dari parasailing, banana boat, Jet Ski, Rolling Donut, Flying Fish, Snorkeling, Scuba Diving, Glass Bottom Boat + Turtle island dan olahraga air lainnya dapat dinikmati di sini.

11. JOGER Joger adalah pabrik kata-kata. Tidak salah memang banyak orang menyebutnya begitu. T-shirt yang diproduksi Joger memang berisi kata-kata yang lucu, nyeleneh, nakal dan membuat orang menjadi penasaran akan maknanya. Kenapa bernama Joger? Menurut pemiliknya, Joseph Theodorus Wulianadi, yang cukup lama tinggal di Bali dan pernah berprofesi sebagai tour guide ini, nama Joger diambil dari gabungan namanya sendiri dan sahabatnya Gerard. Modal untuk memulai usaha ini didapat dari hadiah pernikahan Bapak Joseph di tahun 1981 dari Bapak Gerard. Kini tiap musim liburan atau tidak, toko T-shirt yang satu ini selalu ramai dan bikin macet kawasan jalan Raya Kuta, belakang Supernova. Letaknya itu sangat strategis dekat dengan pusat keramaian Kuta, cuma kadang-kadang masalahnya parkir mobil yang susah, apalagi kalau musim liburan. Selain itu Joger mempunyai cabang atau yang disebut teman Joger di Baturiti.

12. BEDUGUL Bedugul Bali, merupakan salah satu objek wisata pilihan di Bali juga. Objek wisata ini terletak di kabupaten Tabanan dan terkenal akan danau dan restorannya. Suhu udara di Bedugul jauh lebih dingin dibandingkan tempat wisata lainnya di Bali, dengan suhu kurang lebih 18 drajat celcius, tentu memberikan suasana tersendiri selama liburan di Bali. Tempat wisata Bali ini mirip dengan yang ditawarkan di Kintamani. Pernah ke Kintamani??? Tempat ini juga menawarkan suasana perbukitan dengan suhu sekitar 18 derajat celcius plus danau yang begitu indah.

Bedugul terkenal akan keindahan danau Tamblingan dan andapun bisa menikmati keindahannya dengan menyewa speedboat atau perahu untuk berkeliling danau. Objek wisata ini juga merupakan persinggahan untuk mengunjungi objek wisata lainnya seperti Tanah Lot, Sangeh, Taman Ayun dan tempat wisata lainnya. Sejarah Bedugul Bedugul berasal dari kata Bedogol. Bedugul ini adalah danau beratan yang paling dangkal, di daerah danau Bedugul ini banyak terdapat hasil pertanian. Hasil pertanian disini yang paling banyak dijumpai adalah buah buahan dan sayuran. Banyak jenis buah-buahan disini diantaranya adalah buah markisa, buah anggur, dan buah manila. Bedugul itu sebenernya nama sebuah desa. Namun orang sering salah kaprah dengan kata Bedugul. Ada yang bilang Bedugul itu nama danau, nama pura sampe nama pasar. Anggapan itu muncul mungkin karena selain sebagai sebuah desa, Bedugul juga adalah sebuah kompleks. Dalam sebuah area yang kurang lebih berdiameter 5 km, ada beberapa macam tempat yang nyaman buat dikunjungi. Dimulai dari Desa Bedugul sendiri, Kebon Raya, lalu Danau Beratan (danau terbesar kedua di bali), Pura Ulun Danu, sampai Pasar Tradisional. Kebon Raya yang ada disini lumayan luas. Di sini terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan, mulai dari yang indah-indah kaya bunga rose sampe yanghoro and berduri-duri juga ada. Danau Beratan juga asik. Selain airnya seger, kita bisa sewa kendaraan air yang bisa dibawa sendiri ato sekalian dibooking ama sopirnya. Kendaraan airnya sendiri beragam. Ada perahu dayung, perahu mesin sampe motor boat, Kondisi Fisik Bangunan Bedugul Secara global bangunan yang terdapa pada danau Bedugul ini adalah bersifat kuno atau bersifat khas zaman dahuu. Danau tersebut tempatnya juga bersih dan tidak kotor. Pembagian-pembagian ruang Bedugul Bangunan-bangunan yang terdapat di Bedugul yaitu kios-kios tempat penjualan oleh-oleh diantaranya adalah kios buah-buahan, supermarket, tempat bangunan untuk menikmati danau Bedugul.

Pengunjung, Pembeli di Bedugul Banyak pengunjung yang datang ke danau Bedugul. Turis-turispun banyak yang datang kesana. Disana juga banyak orang yang membeli baju, buah-buahan atau hiasan-hiasan dinding yang tersedia disana. Pengunjung banyak berkunjung kesana kira-kira pada saat hari libur dan Study Tour sekolah. Sarana Prasarana Isi dalam danau Bedugul ini salah satunya kapal-kapal laut yang disewakan kepada pengunjung, adapun supermarket dan kios-kios kecil sebagai tempat pengunjung membeli oleh-oleh bagi keluarga. Pedagang Didaerah danau Bedugul banyak penjual yang menjual berbagai buah-buahan hasil pertanian disana dan berbagai baju, ukir-ukiran khas Bali, penjual disanapun sangat ramah dan tlaten melayani pembeli. Barang-barang yang dijual disana amat mahal tetapi kalau kita bisa menawar mungkin harganya jauh lebih murah dari pada harga semula. Kelebihan Kelebihan obyek wisata di Danau Bedugul ini adalah kondisi fisik bangunannya yang bersih dan teratur.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Objek wisata di pulau Bali memiliki karakteristik / daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal tersebut yang membuat pulau Bali dijadikan sebagai tempat berlibur maupun sebagai tempat kunjungan Study Tour. 2. Pesona alam serta kebudayaan yang ada di pulau Bali membuat wawasan peserta Study Tour akan kebudayaan Nusantara bertambah. 3. Keunikan dan ciri khas tersendiri dari pulau Bali membuat Indonesia semakin terkenal di dunia luar serta menghasilkan devisa yang besar bagi Indonesia. 4. Dalam Study Tour ini peserta dapat lebih memahami dan menghormati budaya-budaya yang masih kental yang berada di Indonesia serta dapat mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa tanpa membeda-bedakan golongan, ras, budaya, dan agamanya.

Pulau Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki banyak keindahan alam dan kebudayaannya yang khas khususnya budaya seni tari dan seni pahat. Oleh karena itu, banyak wisatawan domestik maupun luar negeri yang ingin mengunjungi pulau ini. Tujuan mereka datang berkunjung salah satunya adalah untuk melihat dari dekat bagaimana sosok Bali yang sebenarnya dan mempelajari budaya budaya Bali khususnya seni tari dan seni pahat.

Selain budaya dan panorama alam yang disebutkan di atas ada juga budaya yang tidak kalah menariknya yaitu upacara adat yang dilakukan oleh sebagian besar penduduk Bali yang mayoritas beragama Hindu. Di sana apabila ada orang yang meninggal sering sekali diadakan Upacara Ngaben atau pembakaran mayat. Upacara Ngaben ini dapat dilakukan dengan 2

cara, yaitu secara masal atau secara individual bagi keluarga yang mampu. Kebanyakan dalam pelaksanaan Upacara Adat sering disajikan tarian tarian khas dari Pulau Bali.

B. SARAN
1. Bagi sekolah

1. Sekolah diharapkan mengadakan Study Tour setelah ulangan umum atau jauh-jauh hari sebelum ujian kenaikan kelas/UAS, agar tidak membebani siswa dalam mengerjakan karya tulis. 2. Sekolah diharapkan dapat menganjurkan kepada biro perjalanan agar menyusun jadwal perjalanan dengan cermat, agar peserta Study Tour dapat mengikuti Study Tour dengan teratur. 3. Sekolah sebaiknya dapat memberi keringanan biaya bagi siswa-siswi yang kurang mampu atau kesulitan biaya untuk mengikuti Study Tour sehingga tidak ada siswa-siswi yang tidak bisa mengikuti Study Tour karena kendala biaya. 4. Sekolah diharapkan memberi waktu yang lebih lama bagi siswa untuk mengerjakan karya tulis.

2. Bagi guru pendamping

1. Sebaiknya lebih mengawasi, menasehati, dan melarang siswa melakukan tindakan berbahaya sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti murid tertinggal.

2. Diharapkan lebih mendisiplinkan para murid agar murid lebih dapat membawa diri untuk bersikap dalam bergaul. 3. Lebih memperhatikan kesehatan murid, khususnya keadaan murid yang kurang sehat selama perjalanan. 4. Diharapkan dapat menjadi orang tua dan teman bagi siswa-siswi selama Study Tour sehingga dapat lebih akrab. 5. Sebaiknya lebih tegas menindak siswa-siswi yang tidak taat dan mencemarkan nama baik sekolah. 6. Diharapkan lebih sigap menangani kejadian-kejadian di luar dugaan yang bersifat mengganggu program Study Tour.

3. Bagi siswa 1. Siswa diharapkan tidak hanya memanfaatkan Study Tour sebagai sarana rekreasi, namun juga sebagai sarana belajar untuk menambah wawasan. 2. Siswa diharapkan tertib dan disiplin agar perjalanan Study Tour berjalan lancar. 3. Siswa diharapkan dapat menjaga sikap selama Study Tour, serta memperhatikan semua perintah atau peraturan dari biro tour, guru pembimbing dan tour guide demi keamanan pribadi. 4. Siswa diharapkan dapat menjaga barang-barang berharga dan pribadi masing-masing, agar tidak membebani guru pembimbing. 5. Siswa diharapkan ikut menjaga kebersihan dan kelestarian objek-objek wisata yang dikunjungi. 6. Siswa dianjurkan tidak bepergian seorang diri di objek-objek wisata maupun pada waktu bebas untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. 7. Selama Study Tour siswa diharapkan pandai-pandai menawar barang sebelum membeli, karena harga barang-barang di Bali relatif mahal. Harga barang yang dijual dipatok untuk wisatawan mancanegara.

DAFTAR PUSTAKA

Artikel non-personal, 26 Agustus 2009, Tanahlot, Wikipedia Bahasa Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Tanahlot, diakses 25 Mei 2010

Zulkarnain, 30 Mei 2009, dokumen karya wisata Bali, Scribd, http://www.scribd.com/document_downloads/direct/17672025?extension=doc&ft=1275106898 &lt=1275110508&uahk=i+/0h0uVdCOdIz5BQv2JZp6OYK4, diakses 26 Mei 2010

Artikel non-personal, 2009, joger bali, Docstoc, http://docs.docstoc.com/orig/2135919/8a862180-035c-4127-840d-5c917cd966f3.doc, diakses 26 Mei 2010

Artikel non-personal, 2009, pesona pulau Bali, Docstoc, http://docs.docstoc.com/orig/1875351/b532ce9e-0eda-49b1-8dab-beae89331a23.doc, diakses 26 Mei 2010

LAMPIRAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA TANAH LOT

BEDUGUL PANTAI KUTA

PENGLIPURAN TANJUNG BENOA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

36

You might also like