You are on page 1of 5

Pengertian Farmasi Farmasi berasal dari kata PHARMACON yang berarti obat atau racun.

Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik, memformulasi, mengidentifikasi, mengobinasi, menganalisis serta menstandarkan obat dan pengobatan juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian dan penggunaannya secara aman. Farmasi juga merupakan suatu profesi yang berkaitan dengan kesehatan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan kesehatan dan kimia. Ruang lingkup farmasi termasuk beberapa peran tradisional seperti menggabungkan dan membagikan obat-obatan untuk para dokter, juga termasuk peran modern seperti perawatan pasien, termasuk juga layananlayanan klinis, meninjau obat-obatan untuk keamanan dan keifisienan, dan menyediakan informasi mengenai obat-obatan. Farmasis (apoteker) merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi. Farmasis biasa bertugas di institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta seperti badan pengawas obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi, industri obat tradisional, apotek, dan di berbagai sarana kesehatan. Sejarah Ilmu Farmasi Pada mulanya, ilmu farmasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ilmu kedokteran. Dunia farmasi profesional secara resmi terpisah dari ilmu kedokteran di era kekuasaan Kekhalifahan Abbasiyah. Terpisahnya farmasi dari kedokteran pada abad ke-8 M, membuat profesi farmasis menjadi profesi yang independen dan farmasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Dalam praktiknya, farmasi melibatkan banyak praktisi seperti herbalis, kolektor, penjual tumbuhan & rempah-rempah untuk obat-obatan, penjual dan pembuat sirup, kosmetik, air aromatik, serta apoteker yang berpengalaman. Merekalah yang kemudian turut mengembangkan farmasi di era kejayaan Islam. Setelah dinyatakan terpisah dari ilmu kedokteran, beragam penelitian dan pengembangan dalam bidang farmasi atau saydanah (bahasa Arab) kian gencar dilakukan. Pada abad itu, para ilmuwan Muslim secara khusus memberi perhatian untuk melakukan

investigasi atau pencarian terhadap beragam produk alam yang bisa digunakan sebagai obat-obatan di seluruh pelosok dunia Islam. Di zaman itu, toko-toko obat bermunculan bak jamur di musim hujan. Toko obat yang banyak jumlahnya tak cuma hadir di kota Baghdad kota metropolis dunia di era kejayaan Abbasiyah namun juga di kota-kota Islam lainnya. Para ahli farmasi ketika itu sudah mulai mendirikan apotek sendiri. Mereka menggunakan keahlian yang dimilikinya untuk meracik, menyimpan, serta menjaga aneka obat-obatan. Pemerintah Muslim pun turun mendukung pembangunan di bidang farmasi. Rumah sakit milik pemerintah yang ketika itu memberikan perawatan kesehatan secara cuma-cuma bagi rakyatnya juga mendirikan laboratorium untuk meracik dan memproduksi aneka obatobatan dalam skala besar. Keamanan obat-obatan yang dijual di apotek swasta dan pemerintah diawasi secara ketat. Secara periodik, pemerintah melalui pejabat dari Al-Muhtasib semacam badan pengawas obat-obatan mengawasi dan memeriksa seluruh toko obat dan apotek. Para pengawas dari Al-Muhtasib secara teliti mengukur akurasi berat dan ukuran kemurnian dari obat yang digunakan. Pengawasan yang amat ketat itu dilakukan untuk mencegah penggunaan bahanbahan yang berbahaya dalam obat. Semua itu dilakukan semata-mata untuk melindungi masyarakat dari bahaya obat-obatan yang tak sesuai dengan aturan. Pengawasan obatobatan yang dilakukan secara ketat dan teliti yang telah diterapkan di era kekhalifahan Islam mestinya menjadi contoh bagi negara-negara Muslim, khususnya Indonesia. Seperti halnya di bidang kedokteran, dunia farmasi profesional Islam telah lebih unggul lebih dulu dibandingkan Barat. Ilmu farmasi baru berkembang di Eropa mulai abad ke-12 M atau empat abad setelah Islam menguasainya. Karena itulah, Barat banyak meniru dan mengadopsi ilmu farmasi yang berkembang terlebih dahulu di dunia Islam.

Ilmu-ilmu Farmasi

Farmasi merupakan penggabungan dan penerapan dari ilmu-ilmu alam dan ilmu farmasi itu sendiri. Berikut ini beberapa ilmu-ilmu farmasi:
1. Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang sumber bahan obat dari alam,

terutama dari tumbuh-tumbuhan.


2. Farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari pengaruh obat terhadap sel hidup

atau terhadap organisme hidup, terutama reaksi fisologis yang ditimbulkannya.


3. Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari absorpsi, distribusi, metabolisme

(biotransformasi) dan ekskresi obat (ADME).


4. Farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan obat dalam

pengobatan penyakit
5. Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang zat-zat racun dengan khasiatnya

serta cara-cara untuk menganal/mengidentifikasi dan melawan efeknya.


6. Kimia farmasi analisis adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis kualitatif dan

kuantitatif senyawa-senyawa kimia, yang berhubungan dengan khasiat dan penggunaanya sebagai obat.
7. Farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat, yang

meliputi pengumpulan, pengenalan, pengawetan dan pembakuan bahan obat-obatan; seni peracikan obat; serta pembuatan sediaan farmasi menjadi bentuk tertentu sehingga siap digunakan sebagai obat.
8. Teknologi farmasi adalah ilmu yang membahas tentang teknik dan prosedur

pembuatan sediaan farmasi dalam skla industri farmasi termasuk prinsip kerja serta perawatan/pemeliharaan alat-lat produksi dan penunjangnya sesuai ketentuan Cara Pembuatan Obat yang Baik
9. Biofarmasetika adalah ilmu yang mempelajari pengaruh formulasi terhadap aktivitas

terapi dan produk obat


10. Farmasi klinik meliputi kegiatan memonitor penggunaan obat, memonitor efek

samping obat dan pemberian informasi obat bagi yang membutuhkannya.


11. Manajemen farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang administrasi, manajemen,

dan pemasaran yang berhubungan dengan kewirausahaan farmasi beserta aspek-aspek kewirausahaannya.

Lapangan Pekerjaan Bagi Apoteker Lulusan sarjana farmasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan apoteker memiliki banyak pilihan tempat bekerja tergantung dari minat masing-masing. Berikut ini beberapa lapangan pekerjaan yang bisa dimasuki oleh seorang apoteker: 1. Apotek Seorang apoteker bisa bekerja di apotek sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA) atau jika mempunyai modal yang cukup bisa mendirikan apotek sendiri 2. Rumah sakit Di rumah sakit, apoteker bisa bekerja sebagai apoteker penanggung jawab depot obat di rumah sakit 3. Pedagang besar farmasi (PBF) Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran perbekalan farmasi. Apoteker bisa bekerja sebagai penanggung jawabnya. 4. Industri Farmasi Di industri farmasi, apoteker bisa bekerja di: Bagian penelitian dan pengembangan obat Bagian produksi obat Bagian Quality Control (QC) Bagian penjualan (sales) dan pemasaran (marketing) obat. 5. Instansi pemerintahan dan TNI/Polri Di instansi pemerintahan dan TNI/Polri, apoteker bisa bekerja di: Bagian administrasi pelayanan obat pada instansi pemerintah/TNI/Polri Departemen Kesehatan (Depkes), Badan Pengawasan Obat Makanan (BPOM) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas|) sebagai dosen bidang farmasi 6. Di klinik pemeriksaan 7. Wirausaha, misal dengan mendirikan apotek atau toko obat, membuat apotek hidup

DAFTAR PUSTAKA

http://seputarobat.blogspot.com sitazone13.blogspot.com www.ilmufarmasi.com

You might also like