You are on page 1of 4

Kritik Sastra NOVEL REMEMBER WHEN

Dalam novel Remember When karya Winna Efendi menceritakan tentang suka cita dalam persahabatan, percintaan dan belajar. Remember when ini menceritakan 4 orang sahabat yakni moses, freya, Adrian dan anggia. mereka kenal ketika MOS (masa orientasi siswa) dan mereka pun akrab. Novel ini sangat cocok untuk dibaca oleh anak-anak muda ataupun yang sudah tua, karena cerita ini mengambil latar anak sekolahan, kalau dibaca rasanya seakan kita yang menjadi pemainnya. Dalam novel ini mencertikan kisah yang tidak continue, karena yang diceritakan nya satu persatu. Contohnya: pada pagi harinya menceritakan tentang Moses dan Freya. Pertama novel ini menceritakan tentang Moses dan yang dialaminya pada pagi ini, setelah itu novel ini menceritakan Freya dan yang dialaminya dan lanjut kepada Adrian dan Anggia. Novel ini akan menceritakan satu persatu, jadi seperti penulisnya bertukar-tukar kalau setelah dibaca. Dalam novel ini juga ada menceritakan sifat kedewasaan seseorang, karena menceritakan meses yang awalnya tidak memaafkan Freya dan Adrian, tetapi akhirnya ia mulai memaknai dengan berfikir dewasa dan objektif, begitu juga dengan Anggia yang akhirnya rela melepaskan Adrian untuk Freya walaupun sebenarnya ia sangat menyukai Adrian. Novel ini sangat asyik sekali untuk dibaca. Silahkan membaca novelnya.

Essay Sastra Turunnya Minat Masyarakat tentang Hikayat


Saat ini perkembangan sastra di Indonesia kurang berkembang, namun beberapa di antaranya masih ada yang populer. Pada masa lampau, banyak karya sastra yang di minati seperti hikayat, puisi, gurindam dan sebagainya, yang

peminatnya mulai dari kalangan rakyat jelata sampai kalangan elite, dari generasi muda sampai generasi tua. Contohnya saja, Hikayat diminati karena cerita-ceritanya yang menghibur serta banyak ceritanya yang kurang rasional. Menurut sebagian orang terutama generasi tua keberadaan hikayat merupakan obat pelepas rindu tetapi sudah sangat sulit untuk ditemukan pada saat ini. Pada generasi muda sekarang, yang gemar membaca hikayat juga sangat sedikit sekali. Kebanyakan, mereka mengenal hikayat karena di ceritakan oleh orang tuanya atau gurunya di sekolah. Hikayat adalah bentuk karya satra lama yang isinya berupa cerita, kisah, dongeng, maupun sejarah. Secara umum, hikayat mengisahkan tentang kepahlawanan seseorang, lengkap dengan keanehan, kekuatan/kesaktian dan mukjizat sang tokoh. Hikayat merupakan lanjutan dari cerita pelipur lara yang berkembang dalam tradisi lisan di masyarakat. Tetapi, untuk saat ini perkembangan hikayat mulai menghilang dari peredaran masyarakat. Menurut mereka, penulis-penulis hikayat tersebut sangat sulit untuk di temui dan dari padanan katanya yang memakai bahasa melayu sangat sulit juga untuk di pahami dari beberapa kalangan, seperti kalangan remaja dan anakanak. Dalam pembagiannya, Hikayat dalam sastra melayu lama menurut sejarahnya terbagi atas tiga yaitu: (1) hikayat berunsur hindu; (2) hikayat berunsur hindu-islam; (3) hikayat berunsur islam. Pembagian hikayat menurut isinya yaitu : cerita rakyat, epos india, cerita dari jawa, cerita-cerita islam dan sebagainya. Sedangkan pembagian hikayat menurut asalnya dibagi empat yaitu: (1) melayu asli; (2) pengaruh jawa; (3) pengaruh hindia (hindu); (4) pengaruh arab-persia. Hikayat berdasarkan isinya yaitu: jenis rekaan, jenis sejarah, dan jenis biografi. Contoh-contoh hikayat seperti: Hikayat Malim Dewa, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Pattani, Hikayat Abdullah dan sebagainya.

Disinyalir sastra-sastra indonesia semakin melemah karena publik kurang memperhatikannya. Hal ini terjadi karena sastra indonesia saat ini tidak lagi mempunyai kader-kader penulis muda. Sulitnya mencari kader-kader penulis muda tentang hikayat, membuat para sastrawan ataupun sastrawati kebingungan untuk mencari penerus mereka. Mereka berharap suatu saat nanti ada penerus mereka, agar tradisi ini tetap ada dan terus ada, tapi itu mungkin mustahil. Setidaknya masih ada yang bisa di banggakan dari cerita hikayat. Penulis-penulis muda saat ini lebih banyak membuat cerita dalam bentuk puisi, syair dan sebagainya. Menurut mereka dalam segi mengarang sangat sulit, serta daya khayal setidaknya harus tinggi. Maka mereka lebih baik memilih untuk mengarang dalam bentuk sastra yang lain. Untuk itu setidaknya saja kita harus bisa melestarikan peninggalan nenek moyang kita, supaya tidak di ambil oleh Negara lain. Sebagai siswa, siswi ataupun masyarakat lain, hendaknya kita harus melestarikan budaya yang stu ini yakni hikayat.

Tugas Bahasa Indonesia

Essay dan Kritik Sastra

Oleh :

Anggita Rullyan
XII Ips 1

R-SMA-BI Negeri 3 Teladan Bukittinggi


TP 2011/2012

You might also like