You are on page 1of 1

Dalam dunia kredit dikenal adanya kolektibilitas debitur yang menggambarkan berapa lama debitur tersebut telah menunggak.

Kolektibilitas adalah sebagai berikut : 1 : lancar lama tunggakan : 0 hari 2 : Dalam Perhatian Khususlama tunggakan : 1-30 hari (2A), 31-60 hari (2B), 61-90 hari (2C) 3 : Kurang Lancarlama tunggakan : 91-120 hari 4 : Diragukan lama tunggakan : 121-150 hari 5 : Macetlama tunggakan : di atas 151 hari Dari setiap kolektibilitas tersebut, Bank diwajibkan oleh BI berdasarkan Bassel II untuk melakukan pencadangan yang dahulu dikenal sebahai PPAP (Penyisihan penghapusan aktiva produktif) (http://kliping.mediabpr.com/2012/01/perhitunganppap.html) yang besarnya sebagai berikut : 1 : 1% dari limit kredit 2 : 5% dari limit kredit 3 : 10% (sepuluh perseratus) dari limit kredit setelah dikurangi dengan nilai agunan 4 : 50% (lima puluh perseratus) dari limit kredit setelah dikurangi dengan nilai agunan 5 : 100% (seratus perseratus) dari limit kredit setelah dikurangi dengan nilai agunan Saat ini, PPAP telah tergantikan oleh CKPN (cadangan kerugian penurunan nilai) (http://m.bi.go.id/mweb/id/Peraturan/Perbankan/se_130611.htm) . Pada CKPN, nilai pencadangan berbeda-beda dari waktu ke waktu berdasarkan histori performa kolektibilitas debitur secara keseluruhan. Pencadangan dilakukan berdasarkan kolektibilitas debitur pada posisi akhir bulan. Sehingga keterlambatan pembayaran kewajiban debitur bahkan 1 rupiah pun akan berakibat pencadangan yang cukup besar bagi bank. Pencadangan tersebut masuk dalam pencatatan Laba Rugi Bank yang mengurangi laba bank tersebut.

You might also like