You are on page 1of 6

- Putusan MA Nomor Register: 263 K / Sip / 1978 Tanggal 13 Nopember 1978, KAIDAH HUKUM:Karena tanah sengketa merupakan harta

bersama suami isteri tergugat I II, untuk menjual tanah tersebut, Tergugat I harus mendapat persetujuan dari isterinya ; - Putusan MA Nomor Register: 1397 K / Sip / 1978 Tanggal 3 Maret 1981, KAIDAH HUKUM: Karena tanah sengketa menjadi milik penggugat, jauh sesudah tergugat mendiaminya, maka sudahlah tepat dinyatakan bahwa tergugat tidak melakukannya penyerobotan atas tanah tersebut; - Putusan MA Nomor Register: 1685 K / Sip / 1978 Tanggal 28 Pebruari 1981, KAIDAH HUKUM:Perjanjian sewa menyewa tersebut ada dalam suasana hukum adat, dimana pihak pihak adalah orang Indonesia asli dan tanah sengketa ada di Ujung Berung, dasar pemikiran KUHPerdata (BW) harus dihilangkan menurut Hukum Adat dalam hal ini lebih dititikberatkan pada kepatutan / kepantasan; - Putusan MA Nomor Register: 147 K / Sip / 1979 Tanggal 25 September 1980, KAIDAH HUKUM:Jual beli tanah / rumah tersebut tidak sah karena ternyata dari kesaksian kuasa penjual sendiri para tergugat asal bukan pembeli yang sebenarnya, melainkan hanya dipinjam namanya saja, sedangkan pembeli yang sebenarnya adalah penggugat asal yang pada waktu itu masih seorang warga negara asing, dengan demikian perjanjian tersebut mengandung suatu sebab yang dilarang oleh UU. (orngeroorloofde oorzaak yaitu ingin menyelundup ketentuan larangan tersebut dalam ps 5 jo 21 UUPA) ; X.1.7. Sertifikat tanah. Ketentuan mengenai sertifikat tanah sebagai tanda/bukti hak milik tidaklah mengurangi hak seseorang untuk membuktikan bahwa sertifikat yang bersangkutan adalah tidak benar. Putusan Mahkamah Agung : tgl. 2-11-1976 No. 327 K/Sip/1976. Dalam Perkara : Toekiman melawan Sawai dan Soepaiti dkk. dengan Susunan Majelis : 1. BRM. Hanindyopoetro Sosropranoto SH. 2. R. Z. Asikin Kusumah Atmadja SH. 3. Palti Radja Siregar SH. 243. XI.2.3. Gadai tanah. Karena tuntutan penggugat adalah pengembalian sawah terperkara dengan tebusan sebanyak 3/4 ekor kerbau, keputusan judex facti: menghukum tergugat untuk menyerahkan sawah terperkara kepada penggugat adaiah tidak sesuai dengan tuntutan, meskipun pasal 7 ayat 1 peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 56 tahun 1960 tidak mengharuskan penebusan dalam hal penggadaian tanah lebih dan 7 tahun maka perlu diperbaiki sesuai dengan kesanggupan penggugat untuk memberi tebusan 3/4 ekor kerbau itu. Putusan Mahkamah Agung : tgl. 21-12-1976 No. 95 K/Sip/1974. Dalam Perkara : Tontongan Suppa meiawan Lai' Sukki'.

dengan Susunan Majelis : 1. BRM Hanindyopoetro Sosropranoto SH. 2. Palti Radja Siregar SH. 3. Z. Asikin Kusumah Atmadja SH. 244. XI.2.3. Gadai tanah. Menurut Hukum Adat penebusan tanah gadai tidak mengenal daluwarsa dan dengan berlakunya Undang-undang Pokok Agraria tanah yang digadaikan lebih dari 7 tahun harus dikembalikan kepada pemiliknya tanpa membayar uang tebusan. Putusan Mahkamah Agung : tgl. 1-12-1976 No. 1627 K/Sip/1974. Dalam Perkara : Mohamad Zen bin A. Manap melawan Jasmika bin Lidin. dengan Susunan Majelis : 1. D.H. Lumbanradja SH. 2. R. Poerwoto Soehadi Gandasoebrata SH. 3. Samsuddin Abubakar SH. 246. XI.3. JuaI beli tanah. Untuk sahnya jual beli tanah, tidak mutlak harus dengan akte yang dibuat oleh dan di hadapan Pejabat Pembuat Akte Tanah. Akte Pejabat ini hanyalah suatu alat bukti. Putusan Mahkamah Agung : tgl. 4-4-1978 No. 126 K/Sip/1976. Dalam Perkara : Ali bin Abdullah Alamri lawan Welly Runudalie. dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH. 2. R. Djoko Soegianto SH. 3. Achmad Soeleiman SH. 247. XI.4. Jual beli rumah. Karena obyek dari pada jual beli dalam perkara ini adalah rumah dan bukan tanah, tidaklah dapat diterapkan ketentuan-ketentuan Undang-undang Pokok Agraria 1960. Putusan Mahkamah Agung : tgl. 13 Maret 1979 No. 245 K/Sip/1975. Dalam Perkara : Imanuddin Achmad melawan Janda Johanna Tampessy dkk. dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH. 2. Achmad Soeleiman SH. 3. R. Djoko Soegianto SH. 248. XIII.1. Unsur-unsur perjanjian. Suatu pernyataan sepihak yang dibuat oleh tergugat, bahwa ia akan menyerahkan rumah sengketa, tidaklah rnengikat/rnewajibkan tergugat untuk melaksanaKannya. Putusan Mahkamah Agung : tgl. 13 Maret 1979 No. 245 K/Sip/1975. Dalam Perkara Imanuddin Achmad melawan Janda Johanna Tampessy dkk. dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH. 2. Achmad Soeleiman SH. 3. R. Djoko Soegianto SH. 249. XIII.2.1. Perjanjian yang tidak sah.

Pengadilan Tinggi salah menerapkan hukum dengan menguatkan surat perjanjian perdamaian yang dilegalisir oleh Puterpra, karena surat perjanjian perdamaian tersebut pada hakekatnya merupakan pengembalian hak atas tanah sengketa kepada penggugat, sedangkan dalam sidang tidak terbukti hak penggugat itu. Putusan Mahkamah Agung : tgl. 1 Mei 1979 No. 1404 K/Sip/1974. Dalam Perkara : Metteh Karo-Karo melawan Cicin Sembiring. 263. XXIX.3. Perbuatan melawan hukum oleh penguasa. Pengadilan Tinggi tidak sa!ah menerapkan hukum dengan mempertimbangkan: bahwa berdasarkan Undang-undang No. 3 Prp. tahun 1960 yo P.P. No. 233 tahun 1961, Departemen Dalam Negeri - Direktorat Jenderal Agraria berhak untuk menentukan kepada siapa, dengan harga berapa dan dengan syarat bagaimana bangunan-bangunan dan tanah-tanah bekas milk warga negara Belanda yang sudah meninggalkan Indonesia, akan dijual; bahwa seandainya Direktorat Jenderal Agraria telah bertindak tidak sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkannya sebelum atau sesudah jual beli itu dilakukan, hal ini merupakan suatu persoalan intern yang tidak berakibat bahwa tindakan tersebut adalah suatu tindakan yang melawan hukum; pihak yang merasa dirugikan dapat mengajukan permohonan kepada instansi tersebut agar keputusan nya ditinjau kembali hal mana merupakan wewenang penuh instansi itu. Putusan Mahkamah Agung : tgl. 12 Januari 1977 No. 835 K/Sip/1975. Dalam Perkara : Abud Salim melawan Pemerintah Republik Indonesia mewakii Negara Republik/Dirjen Agrania dkk. dengan Susunan Majelis : 1. Indroharto SH. 2. R. Djoko Soegianto SH. 3. Achmad Soeleiman SH. - Putusan MA Nomor Register: 1400 K / Pdt / 2001 Tanggal 2 Januari 2003, KAIDAH HUKUM: - Barang jaminan hanya dapat dijual melalui lelang, Bank tidak berhak menjual sendiri,tanah yang dijaminkan pada Bank tanpa seijin pemiliknya. - Pengalihan hak atas tanah berdasarkan Surat Kuasa mutlak batal demi hukum. - Bantahan terhadap pelaksanaan putusan, maka yang berwenang untuk memeriksa dan memutus bantahan adalah Pengadilan Negeri dalam wilayah hukumnya yang menjalankan putusan; - Putusan MA Nomor Register: 1498 K / Pdt / 2006 Tanggal 23 Januari 2008, KAIDAH HUKUM: 1. Dalam keadaan tertentu, fotokopi dari fotokopi dapat diterima sebagai bukti. Dalam perkara ini, Majelis Hakim tingkat pertama menggunakan alat bukti fotokopi itu untuk menunjang pengakuan Termohon Kasasi / Tergugat III, bahwa tanah sengketa semula milik orang tua Pemohon Kasasi / Penggugat yang setelah beralih ke tangan Termohon Kasasi / Tergugat II kemudian dibeli oleh Termohon Kasasi / Tergugat III. Tanpa melihat konteksnya, Pengadilan Tinggi membatalkan putusan Pengadilan Negeri atas dasar

bahwa putusan Majelis Hakim tingkat pertama didasarkan pada bukti yang tidak sah. Menurut Majelis Hakim kasasi, Pengadilan Tinggi telah salah menerapkan hukum atas dasar pertimbangan yang tidak cukup (onvoldoende gemotiveerd). 2. Untuk membuktikan apakah jual beli tanah sengketa terjadi dengan cara yang benar, berdasarkan asas Bilijkheid beginsel, maka yang harus membuktikannya adalah pembeli (i.c. Termohon Kasasi / Tergugat III), karena apabila ia benar telah membeli tanah tersebut, maka ia akan lebih mudah untuk membuktikannya. Menurut Majelis kasasi, bukti bukti yang diajukan Termohon Kasasi / Tergugat III sebagai dasar telah beralihnya hak atas tanah sengketa kepada Termohon Kasasi / Tergugat III mengandung cacat yuridis. Dengan pertimbangan itu, Mahkamah Agung menyatakan menurut hukum Penggugat adalah pemilik sah atas tanah sengketa tersebut, sedangkan Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III telah melakukan perbuatan melawan hukum; - Putusan MA Nomor Register: 234 K / Pdt / 1992 Tanggal 20 Desember 1993, KAIDAH HUKUM: Bahwa buku letter C desa bukan merupakan bukti hak milik, tetapi hanya merupakan kewajiban sesorang untuk membayar pajak terhadap tanah yang dikuasasinya. - Bahwa Pemohon Kasasi pada waktu itu masih kecil, sehingga wajar kalau pembayaran pajak atas tanah sengketa tersebut dilakukan oleh Bakri H. Burhan dan itu bukan berarti tanah tersebut miliknya. - Bahwa Pemohon Kasasi dapat membuktikan kepemilikan tanah tersebut berdasarkan bukti P1 yaitu penjualan tanah dari H. Moekri kepada Soeha diperkuat oleh saksi saksi. - Bahwa jual beli antara H. Burhan dengan Termohon Kasasi (Tergugat I) terhadap tanah sengketa tersebut adalah tidak sah; - Putusan MA Nomor Register: 2064 K / Pdt / 1991 Tanggal 28 Pebruari 1994, KAIDAH HUKUM: Pengadilan Tinggi salah menerapkan hukum khususnya dalam hukum pembuktian bahwa legenbewij yang merupakan aanwizingen tidak mematahkan bukti sempurna sertifikat hak milik atas tanah yang sudah menurut prosedur; - Putusan MA Nomor Register: 3114 K / Pdt / 1991 Tanggal 28 Nopember 1992, KAIDAH HUKUM: Kesimpulan Pengadilan Tinggi yang menyatakan gugatan baru diajukan setelah 33 tahun dan dijadikan dasar alasan bahwa penggugat tidak berhak atas tanah terperkara, pendapat dan kesimpulan tersebut tidak tepat. Pertama: menggugat sesuatu menurut hukum adalah hak, dan hak itu bisa dipergunakan kapan dikehendaki. Kedua: apa yang mereka gugat adalah hak warisan, dan mengenai hak menggugat harta warisan menurut huku adat, tidak mengenal batas jangka waktu serta tidak mengenal daluarsa;

- Putusan MA Nomor Register: 1409 K / Pdt / 1996 Tanggal 21 Oktober 1997, KAIDAH HUKUM: Bila seseorang yang secara terus menerus menguasai / menggarap tanah dan tidak pernah memindahtangankan hak usaha tanah tersebut kepada pihak lain dengan menerima pembayaran uang muka ia adalah penggarap yang beritikad baik dan patut diberikan hak sebagai pemilik atas tanah; - Putusan MA Nomor Register: 2691 K / Pdt / 1996 Tanggal 18 September 1998, KAIDAH HUKUM:Perjanjian lisan, baru merupakan perjanjian permulaan yang akan ditindak lanjuti dan belum dibuat di depan Notaris, belum mempunyai kekuatan mengikat bagi para pihak yang membuatnya, sehingga tidak mempunyai akibat hukum. Tindakan terhadap harta bersama oleh suami dan isteri harus mendapat persetujuan suami isteri. Perjanjian lisan menjual tanah harta bersama yang dilakukan suami dan belum disetujui isteri maka perjanjian tersebut tidak sah menurut hukum; - Putusan MA Nomor Register: 701 K / Pdt / 1997 Tanggal 24 Maret 1999, KAIDAH HUKUM: - Jual beli tanah yang merupakan harta bersama harus disetujui pihak isteri atau suami. - Harta bersama berupa tanah yang dijual suami tanpa persetujuan isteri adalah tidak sah dan batal demi hukum. - Sertifikat tanah yang dibuat atas dasar jual beli yang tidak sah tidak mempunyai kekuatan hukum; - Putusan MA Nomor Register: 4540 K / Pdt / 1998 Tanggal 25 Desember 2000, KAIDAH HUKUM:Bahwa penerbitan sertifikat Hak Atas Tanah PRONA (Proyek Nasional), bukan ditentukan oleh status tanah asal, tetapi merupakan cara pensertifikatan tanah dengan proses cepat dan biaya ringan, karena mendapat subsidi dari Pemerintah ; - Putusan MA Nomor Register: 988 K / Sip / 1980 Tanggal 13 Januari 1982, KAIDAH HUKUM:Penggugat, yang telah membuka tanah terperkara dari hutan lebat dan menanaminya dengan pohon pohon kopi dan pohon pohon lainnya, masih berhak atas tanah tersebut sekalipun tanahnya itu kemudian selama dua tiga tahun terlantar; - Putusan MA Nomor Register: 1025 K / Sip / 1980 Tanggal 13 Maret 1982, KAIDAH HUKUM:Pertimbangan PT / PN tidak bertentangan dengan hukum: - Karena penggugat Orang asing menurut U.U.P.A. ia tidak dapat mempunyai hak milik; - Walaupun terbukti penggugat pernah memiliki tanah eigendom tersebut, ia tidak dapat diberi hak guna bangunan, karena ia hingga tanggal 24-9-1961 tidak mendaftarkan kepada KKPT dan dalam jangka waktu 1 tahun tidak melepaskan haknya kepada pihak lain yang memenuhi syarat seperti ditentukan dalam ketentuan ketentuan konversi;

- Putusan MA Nomor Register: 2339 K / Sip / 1982 Tanggal 25 Mei 1983, KAIDAH HUKUM: Menurut U.U.P.A. psl 5 bagi tanah berlaku hukum adat, hal mana berarti rumah dapat diperjual belikan terpisah dari tanah (pemisahan horizontal); - Putusan MA Nomor Register: 684 K / Sip / 1982 Tanggal 9 Mei 1983, KAIDAH HUKUM: Karena penguasaan tanah sengketa oleh tergugat adalah secara melawan hukum, maka tanpa harus dibuktikan terlebih dahulu siapa pemilik tanah itu, tanah harus dikembalikan dulu dalam keadaan semula, yaitu harus diserahkan lagi kepada penggugat dan jika tergugat merasa sebagai pemilik tanah tersebut, harus mengajukan gugatan terhadap penggugat di muka PN;

You might also like