You are on page 1of 29

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pembangunan di segala bidang.Hingga kini pendidikan masih diyakini sebagai wadah dalam pembentukan sumber daya manusia yang diinginkan. Melihat begitu pentingnya pendidikan dalam pembentukan sumber daya manusia, maka peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang wajib dilakukan secara berkesinambungan guna menjawab perubahan zaman. Menurut S. Belen (2003: 17) dalam mengajar terkandung pesan

mengembangkan potensi siswa yang beraneka ragam dan bukan menjadikan siswa sebagai penerima/pemakai pasif (konsumen) ilmu pengetahuan yang ada dalam benak guru.Mengajar juga bukan sekedar mempersiapkan siswa menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN), Ujian Akhir Sekolah (UAS), ataupun tes masuk jenjang sekolah berikutnya. Tujuan hakiki mengajar menurut S. Belen (2003: 18) adalah mempersiapkan siswa untuk paling tidak dapat bertahan hidup di masa datang dan berbuat banyak bagi orang lain. Mengajar bukan pula mempersiapkan siswa memiliki apa yang akan ditagih dalam UAN dan UAS, melainkan apa yang ditagih dalam kehidupan. Hasil UAN dan UAS tidak banyak mencerminkan apa yang ditagih dalam kehidupan, yaitu bersikap peka, kritis, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab. Mata pelajaran IPS-Geografi merupakan mata pelajaran yang lebih

menekankan pada aspek fisik, Geografi adalah ilmu tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari bahasa yunani yaitu g ("Bumi") dan graphein ("menulis", atau "menjelaskan").

Pada hakikatnya, Geografi sebagai bidang ilmu pengetahuan, selalu melihat keseluruhan gejala dalam ruang dengan memperhatikan secara mendalam tiap aspek yang menjadi komponen tiap aspek tadi. Geografi sebagai satu kesatuan studi (unified geography), melihat satu kesatuan komponen alamiah dengan komponen insaniah pada ruang tertentu di permukaan bumi, dengan mengkaji faktor alam dan faktor manusia yang membentuk integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan. Gejalainteraksiintegrasi keruangan, menjadi hakekat kerangka kerja utama pada Geografi dan Studi Geografi (Sumaatmadja). Oleh karena itu dalam pembelajaran IPS-Geografi sangat penting untuk memilih pendekatan, metode, media dan evaluasi yang tepat sehingga pembelajaran IPS-Geografi berhasil. Dengan memperhatikan metode yang baik, materi yang relevan, media yang mendukung, sumber yang relevan serta evaluasi sebagai tindak lanjut dari pembelajaran maka akan tercipta proses belajar mengajar yang interaktif. Salah satu kompetensi dasar dalam mata pelajaran IPS-Geografi yang diajarkan di SMP KELAS VIII adalah 1.3. Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan

berkelanjutan, kompetensi dasar ini dapat dikembangkan menjadi beberapa indicator diantaranya: Mengidentifikasi unsur-unsur lingkungan hidup (abiotik, biotic, dan sosial budaya). Menjelaskan arti penting lingkungan bagi kehidupan. Mengidentifikasi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan dan factor penyebabnya. Memberi contoh pelestarian lingkungan hidup.

Media merupakan salah satu komponen pembelajaran yang memegang peranan penting dalam proses penyampaian isi materi, sehingga memudahkan peserta didik memahami materi pembelajaran. Seperti pendapat Rohani dan Ahmad (1991: 98) bahwa komponen pengajaran itu meliputi tujuan, bahan, peserta didik, guru, metode, media dan evaluasi. Komponen pembelajaran tersebut yang memegang peranan cukup penting adalah penggunaan media yang tepat dan benar dalam proses belajar mengajar.

Kedudukan media pengajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-peserta didik dan interaksi peserta didik dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan metode mengajar yang digunakan oleh guru. Dengan menggunakan media pengajaran dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar, dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik dan akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran IPS-Geografi yaitu media gambar. Menurut R. Angkowo dan A. Kosasih (2007) media pembelajaran yang dapat digunakan diantaranya media grafis yang meliputi gambar, foto, grafik, bagan, diagram, poster, kartun dan komik. Media grafis sering disebut media dua dimensi yaitu media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Media gambar yang digunakan dalam pembelajaran IPS-Geografi harus memiliki tujuan yang jelas, pasti dan terperinci sehingga dapat mengembangkan kemampuan visual, mengembangkan imajinasi anak, membantu meningkatkan penguasaan anak, membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas serta dapat membantu mengembangkan kepribadian peserta didik.

Menurut Benyamin Bloom dalam R. Angkowo dan A. Kosasih (2007: 53) mengemukakan tiga ranah kognitif menjadi enam tingkatan yaitu: a. b. c. d. e. f. Pengetahuan (knowledge) Pemahaman (comprehension) Penerapan (application) Analisa (analysis) Sintesa (synthesis) Evaluasi (evaluation)

Menelaah tingkatan yang dikemukakan di atas,

pemahaman berada di

tingkatan kedua setelah pengetahuan. Walaupun tidak berada didalam ranah kognitif, bukan berarti pemahaman tidak penting. Karena pada dasarnya penguasaan salah satu ranah sifatnya berjenjang. Artinya seseorang tidak dapat menguasai tingkat yang lebih atas sebelum menguasai tingkatan sebelumnya.

Pembelajaran IPS-Geografi di sekolah sekarang ini menunjukkan bahwa IPSGeografi dianggap sebagai mata pelajaran yang mudah sehingga tidak perlu ada kekhawatiran terhadap kesanggupan peserta didik untuk menguasainya. Namun kenyataan menunjukkan tidak semua peserta didik memahami materi pembelajaran IPS-Geografi yang disampaikan oleh guru. Gambaran tersebut menunjukkan adanya kesenjangan antara kondisi aktual yang dihadapi di kelas dengan kondisi optimal yang diharapkan.

Anggapan demikian bukan tidak beralasan, berdasarkan pra penelitian yang dilakukan di SMPN 1 MALANG bahwa proses pembelajaran yang dilakukan kurang menarik minat peserta didik, cara penyampaian materinya yang dianggap kurang bervariatif. Selain itu, media yang dimiliki oleh sekolah belum optimal dimanfaatkan oleh guru. Padahal menurut beberapa ahli penggunaan media pembelajaran mempengaruhi kualitas pembelajaran peserta didik.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik meneliti bagaimana tingkat pemahaman peserta didik terhadap pelajaran IPS-Geografi yang diajarkan dengan menggunakan judul: UPAYA media gambar. Untuk itu peneliti SISWA mengangkat TERHADAP

PENINGKATAN

PEMAHAMAN

MATERI IPS-GEOGRAFI TENTANG LINKUNGAN HIDUP MANUSIA, KELAS VIII SEMESTER GENAP MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TENTANG LINGKUNGAN HIDUP MANUSIA DI SMPN I MALANG.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan hasil analisis pada latar belakang masalah dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan masalah yang akan digunakan sebagai fokus perbaikan pembelajaran adalah Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi IPS-Geografi tentang lingkungan hidup manusia?

C. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap materi IPSGeografi melalui penggunaan media gambar. b. Tujuan Khusus Untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPSGeografi tentang kompetensi 1.3. Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan, melalui peningkatkan pemahaman siswa dengan mengaktifkan siswa

menggunakan media gambar tentang lingkungan hidup manusia.

D. Manfaat Penelitian Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagi siswa adalah untuk membekali siswa dengan memberikan pengetahuan tentang linkungan hidup melalui peningkatkan pemahaman siswa dengan mengaktifkan siswa menggunakan media gambar tentang tentang lingkungan hidup. Bagi guru adalah untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang bermanfaat bagi perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran. Selain itu, guru lebih termotivasi untuk menerapkan strategi pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga materi pembelajaran akan lebih menarik. Bagi sekolah adalah memberikan sumber yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Bagi pendidikan secara umum adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui sumbangan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Pengertian Belajar

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik (Darsono, dkk, 2000: 24).Ada beberapa definisi belajar menurut beberapa pakar psikologi pendidikan dalam Moh. Rosyid (2006:9) di antaranya Gagne (1977), belajar merupakan perubahan kecakapan yang berlangsung dalam periode tertentu

yang bukan berasal dari proses pertumbuhan (fisik). Morgan, at.al (1986), belajar merupakan perubahan relatif permanen karena hasil praktek atau pengalaman.Slavein (1994), belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman (experience). Menurut Slameto dalam Syaiful Bahri (2002: 13), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Skinner (1985) dalam Muhibbin Syah (2000: 89), belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

2. Hakikat Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,

dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang ilmu social.

IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

3. Media Gambar Menurut Oemar Hamalik (1986:43) berpendapat bahwa Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 329) Gambar adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya.

Menurut Arief Sadiman, Dkk (2003: 28-29): Media grafis visual sebagimana halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum

tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak digambarkan. Gambar termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi biayanya.

Adapun kelebihan media gambar menurut Sadiman yaitu antara lain: sifatnya kongkrit dan lebih realitas dalam memunculkan pokok masalah, jika dibandingkan dengan bahasa verbal, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, memperjelas masalah bidang apa saja, dan harganya murah dan mudah didapat dan digunakan. Sedangkan kelemahan media gambar yaitu hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat dilihat oleh sekelompok siswa, gambar diinterprestasikan secara personal dan subyektif, gambar disajikan dalam ukuran kecil, sehingga kurang efektif dalam pembelajaran.(Sadiman, 1996:35)

4. Kemampuan Pemahaman Siswa

Kata pemahaman merupakan terjemahan dari understanding, yang kemudian ditafsirkan oleh beberapa para ahli dibidangnya. Menurut Driver (dalam Chairany, 2007) pemahaman adalah kemampuan untuk menjelaskan suatu situasi atau tindakan, yang tersiri dari tiga aspek kemampuan yaitu kemampuan mengenal, menjelaskan, menarik kesimpulan. Dalam proses

belajar dan memecahkan masalah, pemahaman merupakan bagian yang sangat penting, sampai pada aplikasi dalam kehidupan nyata.

Beerapa pengertian pemahaman menurut para ahli salah satunya menurut Pollastek, membedakan dua jenis pemahaman: (1) pemahaman komputasional, yaitu dapat menerapkan suatu pada perhitungan

sederhana/rutin. (2) pemahaman fungsional, yaitu dapat mengaitkan sesuatu dengan hal lainnya secara benar dan menyadari proses yang dilakukan.

Adapun indikator-indikator keberhasilan sebagai tolak ukur dalam mengetahui pemahaman siswa adalah sebagai berikut: a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok. b. Penilaian yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional

khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok. c. Siswa dapat menjelaskan, mendefinisikan dengan kata-kata sendiri dengan cara pengungkapannya melalui pertanyaan, soal dan tes.

B. Hipotesis

Hipotesis yang dapat peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa terhadap materi tentang lingkungan hidup pada siswa kelas VIII SMPN 2 MALANG dapat ditingkatkan dengan pembelajaran yang menggunakan media gambar.

C. Kriteria Keberhasilan

Untuk mengetahui keberhasilan dalam proes pembelajaran diperlukan evaluasi secara menyeluruh. Kriteria yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan pembelajaran dapat dicermati mulai dari keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan evaluasi kegiatan dalam bentuk nilai.

Adapun indikator kerja untuk mengukur prestasi atau keberhasilan belajar siswa adalah : 1. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran dinyatakan berhasil bila 85 % dari jumlah siswa tuntas belajar. Siswa dinyatakan tuntas belajar bila hasil belajar siswa dalam pembelajaran mencapai 85 % atau lebih siswa memperoleh nilai minimal 65 (enam puluh lima). 2. Siswa memiliki minat dan motivasi dalam belajar IPS jika siswa aktif bertanya kepada guru tentang lingkungan hidup dan siswa bersemangat dalam mengerjakan tugas dari guru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas atau dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Di dalam tindakan kelas memiliki tiga pengertian yaitu: 1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan siswa. 3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula (Arikunto, 2006: 2-3). Menurut Rusna Ristasa dan Supianto (2007: 7-8) penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui pengkajian berdaur, yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilaksanakan akan digunakan untuk merefleksi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memecahkan masalah, seperti tampak pada gambar berikut:

Dalam penelitian ini direncanakan akan berlangsung 2 siklus, masingmasing siklus terdiri dari beberapa tahap.

1. Tahap Perencanaan

Daur penelitian tindakan kelas diawali dengan kegiatan merencanakan. Tahap ini merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan dan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan/tindakan sebagai langkah yang kedua dan merupakan tindakan proses pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan yang telah disiapkan.

3. Observasi dan Interpretasi

Kegiatan observasi bertujuan agar tindakan yang dilakukan dapat diketahui kualitasnya. Berdasarkan pengalaman tersebut, maka akan dapat ditentukan apakah ada hal-hal yang perlu segera diperbaiki agar tindakan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Setelah pengamatan dilakukan selama proses tindakan berlangsung, maka hasil pengamatan didiskusikan dengan teman sejawat guna mendapat refleksi.

4. Evaluasi dan Refleksi

Refleksi dilakukan dengan cara merenungkan kembali proses pembelajaran baik mengenai kekurangannya maupun keberhasilan pembelajaran bagi siswa. Dengan demikian akan dapat diketahui kelemahan tindakan pembelajaran yang perlu diperbaiki pada daur ulang berikutnya. Daur penelitian tindakan kelas tersebut perlu didesain lebih lanjut agar kelemahan dapat diminimalkan sehingga secara kronologis peneliti dengan mudah melakukan perbaikan pembelajaran sesuai dengan daur ulang dalam tiga siklus yang ada.

B. Subyek dan Waktu Penelitian

1. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas kelas VIII SMP NEGERI 2 MALANG, dengan jumlah siswa 32, 20 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan, tahun ajaran 2011/2012.

2. Waktu Penelitian a) Siklus 1 dlaksanakan pada hari senin dan kamis tanggal 02 dan 05 april 2012. b) Siklus 2 dilaksanakan pada hari senin dan kamis tanggal 09 dan 12 april 2012.

C. Sumber Data, Tekhnik Pengumpulan Data dan Analisis Data

1. Sumber Data Jenis data yang akan dikumpulkan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai formatif siswa dalam pembelajaran. Sedang data kualitatif berupa catatan anekdot perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

2. Tekhnik Pengumpulan data Alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes formatif untuk mengukur tingkat pemahaman materi, catatan anekdot untuk mengukur tingkat keaktifan dan motivasi siswa, dan lembar pengamatan untuk mengukur proses kegiatan belajar mengajar.

3. Analisis Data Analisis data dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi data dan mengelompokkan. Kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan

data, dan terakhir menyimpulkan atau memberi makna. Pada tahap pertama, data diseleksi dan dikelompokkan mana yang skornya tetap, naik atau turun. Kemudian data diorganisasikan sesuai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian yang ingin dicari jawabannya. Tahap kedua, data yang sudah terorganisasi ini dideskripsikan agar data tersebut bermakna, baik dalam bentuk narasi, grafik maupun tabel.Akhirnya, berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat dapat disimpulkan dalam bentuk pernyataan singkat.

D. Deskripsi Persiklus a) Siklus 1 1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan tindakan meliputi: a) Mempersiapkan media gambar tentang lingkungan hidup. b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. c) Mempersiapkan lembar observasi. d) Mempersiapkan lembar evaluasi untuk tes formatif pada siklus pertama. e) Menyiapkan LKS 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini semua kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan tahap perencanaan. Peneliti bertindak sebagai guru, sedangkan guru mata pelajaran bertindak sebagai observer. 3. Observasi Observasi akan dilaksanakan oleh observer pada proses kegiatan belajar mengajar. Observer melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

4. Refleksi Setelah melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan siswa. Berdasarkan refleksi, dan hasil tes formatif peneliti mengadakan diskusi dengan observer.

b) Siklus 2 1. Tahap Perencanaan Sebelum pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama, peneliti membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran, adapun tahap-tahap

perencanaan pada siklus 2, yaitu: a) Mempersiapkan media gambar tentang lingkungan hidup. b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. c) Mempersiapkan lembar observasi. d) Mempersiapkan lembar evaluasi untuk tes formatif pada siklus kedua. e) Menyiapkan LKS 2. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini semua kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan tahap perencanaan. Peneliti bertindak sebagai guru, sedangkan guru mata pelajaran bertindak sebagai observer. 3. Observasi Observasi akan dilaksanakan oleh observer pada proses kegiatan belajar mengajar. Observer melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. 4. Refleksi Tahap refleksi ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada pelaksanaan tindakan pada siklus II. Refleksi ini juga dapat digunakan sebagai bahan acuan atau pertimbangan untuk melanjutkan penelitian yang serupa dengan obyek penelitian tersebut.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan 1. Pra Tindakan Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai pelaksana penelitian. Pada tanggal 19 maret 2012 peneliti melakukan koordinasi dengan kepala sekolah untuk mendapatkan izin penelitian yang dilanjutkan koordinasi dengan guru mata pelajaran fisika (Ach. Zubaidi, S. Pd) yang mendampingi selama penelitian. Dari hasil koordinasi dengan guru mata pelajaran geografi diperoleh informasi dan kesepakatan antara lain : 1. Metode yang digunakan guru adalah ceramah bervariasi. Pelajaran dimulai dengan pembukaan, ceramah yang disertai tanya jawab, latihan soal dan pemberian tugas. 2. Ketuntasan belajar minimum siswa 65 dan siswa yang tuntas belajar hanya 8 anak. Data ini diperoleh dari hasil ulangan harian pada bab sebelumnya. 3. Pada tanggal 26 maret 2012 peneliti mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir pelajaran untuk mengetahui kondisi kelas VIII D selama proses pembelajaran 4. Penelitian dimulai tanggal 02 april 2012 di kelas VIII D jam pelajaran ke-2 (08.00 WIB) 5. Materi yang diteliti tentang lingkungan hidup manusia dengan alokasi waktu 12 jam pelajaran atau 4 kali pertemuan. 6. Saat penelitian, guru geografi bertindak sebagai pengamat penelitian dan peneliti sebagai pengajar serta dibantu oleh teman sejawat peneliti. 7. Saat penelitian menggunakan media gambar tentang lingkungan hidup.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan koordinasi dengan guru geografi mengenai rencana pembelajaran yang akan dilakukan. Sebagai pelaksana pembelajaran, peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, Lembar Kerja Siswa sebagai bahan dalam melakukan proses pembelajaran. Peneliti juga mempersiapkan lembar observasi serta lembar catatan lapangan untuk mengetahui aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran.

2. Siklus 1 a. Perencanaan Tindakan Pada Siklus 1 Siklus I dilakasanakan pada hari senin, 02 April 2012 jam 08.00 WIB. Materi yang akan dijarkan pada siklus I adalah tentang lingkungan hidup manusia yang meliputi tahap perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection).

1. Perencanaan (planning) Pada tahap ini kegiatan yang dilkukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Rencana pelaksaan Pembelajaran (RPP) tentang pokok bahasan lingkungan hidup manusia. 2. Merancang bahan ajar, dan Lembar Kerja tentang pokok bahasan lingkungan hidup manusia. 3. Menyiapkan gambar tentang lingkungan hidup manusia. 4. Menyiapkan media visualisasi berbantuan komputer (Microsoft office powerpoint dan flash) 5. Menyusun pedoman penelitian lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. 6. Menyusun kisi-kisi tes prestasi belajar.

2. Tindakan (action) a) Pertemuan Pertama Kegiatan Pembelajaran dilaksanakan pada hari senin, 02 April 2012. Pembelajaran direncanakan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit (2 jam pelajaran). Dalam kegiatan pembelajaran ini, peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan guru geografi dan teman sejawat bertindak sebagai observer. Untuk melaksanakan pembelajaran, peneliti

berpedoman pada RPP dan skenario pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

Pada pukul 08.00 WIB, peneliti bersama guru geografi masuk ruangan kelas VIII D. Ternyata siswa menyambut dengan baik. Adapun langkah-langkah pembelajatran yang dilakukan peneliti sesuai dengan metode yang digunakan peneliti selama penelitian adalah sebagai berikut :

1) Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Pada fase Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa ini, guru melakukan kegiatan pendahuluan. Guru mengawali kegiatan

pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa dan siswa menjawab salam guru secara serentak, kemudian menyuruh siswa untuk mempersiapkan buku geografi yang akan dipelajari hari ini tentang pokok bahasan lingkungan hidup manusia. Siswa pun mengeluarkan buku paket dan buku tulisnya masing-masing. Setelah itu guru mengabsen kehadiran siswa dengan cara bertanya kepada siswa siapa saja yang tidak hadir pada hari ini. Guru selanjutnya memberikan motivasi kepada siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat yang relevan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa dan berhubungan dengan materi yang akan dipelajari hari ini. Siswa pun menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan sangat antusias.

Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang dilakukan pada hari ini dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dengan penggunaan media gambar. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru mengenai model pembelajaran dan langkahlangkah yang akan dilakukan dalam pembelajaran walaupun ada sebagian siswa yang sedikit ramai.

2) Fase 2 Presentasi pengetahuan Pada fase presentasi pengetahuan ini, guru langsung menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan pada hari ini yaitu lingkungan hidup manusia. Sebelum guru mulai menjelaskan materi guru menampilkan gambar-gambar tentang lingkungan hidup manusia terlebih dahulu kemudian guru mulai menjelaskan materi melalui gambar-gambar yang ditampilkan kepada siswa agar siswa lebih mudah memperhatikan dan menulis penjelasan yang disampaikan oleh guru, walaupun masih ada sebagian siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Hal ini bermaksud agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.

3) Fase 3 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Pada fase pemahaman dan memberikan umpan balik ini. Siswa dibimbing oleh guru dalam mengerjakan LKS yang dilanjutkan dengan mempresentasikan pekerjaan salah satu siswa kemudian guru

mengkomunikasikan jawaban siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Serta guru menyimpulkan hasil pekerjaan siswa dan memberikan penguatan tentang lingkungan hidup manusia.

4) Fase 4 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. Pada fase ini, guru memberikan contoh soal yang dilanjutkan dengan latihan soal yang dikerjakan secara mandiri oleh siswa. Setelah selesai mengerjakan siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannnya karena soal latihan merupakan soal konsep maka siswa hanya membacakan jawabannya dibangku siswa. Kemudian guru mengkomunikasikan jawabannya dengan siswa yang lain dengan menyuruh siswa yang lain untuk mempresentasikan jawabannya sendiri. Fase ini merupakan fase terakhir, maka pada fase ini guru menyimpulkan hasil belajar dengan cara mengevaluasi, tanya jawab dengan peserta didik dan memberikan tugas rumah.

b) Pertemuan Kedua Kegiatan Pembelajaran dilaksanakan pada hari kamis, 05 April 2012. Pembelajaran direncanakan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit (2 jam pelajaran). Pada pukul 07.00 WIB, peneliti masuk ruangan kelas VIII D. Seperti biasanya pelajaran dimulai dengan pendahuluan, guru mengucapkan salam, memeriksa kehadiran siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan langkah-langkah proses pembelajaran yang tentunya sesuai dengan model pembelajaran yang akan diterapkan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan pada siklus I pertemuan 2 adalah sebagai berikut :

1) Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Pada fase Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa dalam belajar, guru melakukan kegiatan pendahuluan. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa dan siswa menjawab salam guru secara serentak, kemudian menyuruh siswa

untuk mempersiapkan buku geografi yang akan dipelajari hari ini tentang pokok bahasan lanjutan dari materi kemaren tentang lingkungan hidup manusia. Siswa pun mengeluarkan buku paket dan buku tulisnya masing-masing walaupun ada sebagaian siswa yang tidak membawa buku paket. Setelah itu guru mengabsen kehadiran siswa dengan cara bertanya kepada siswa siapa saja yang tidak hadir pada hari. Sebelum masuk materi berikutnya guru menayakan kepada siswa secara acak untuk mengingat kembali materi sebelumnya. Adapun pertanyaan yang diajukan oleh guru sebelum memulai pelajaran: Guru : Baiklah anak-anak, Sebelum kita belajar hari ini. Bapak akan menayakan materi yang sudah disampaikan kemarin dan materi yang akan dipelajari sekarang. Guru : sebutkan unsur-unsur yang ada dilingkungan hidup manusia Siswa : Menjawab, unsur-unsur lingkungan hidup ada 2 pak. 1.Abiotik 2.biotik Guru : Terima kasih, jawabannya benar sekali. Guru : Sekarang bapak ingin bertanya. Siapa tadi malam yang belajar?(hanya sebagian siswa yang menjawab belajar), kemudian guru memberikan pertanyaan dengan menunjuk salah satu siswa. Sebutkan contoh unsur abiotik ? Siswa : tanah pak. Guru : Benar. Tanah dan batu merupakan salah satu contoh unsur abiotik. Guru selanjutnya memberikan motivasi kepada siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat yang relevan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa dan berhubungan dengan materi yang akan dipelajari hari ini. Siswa pun menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan sangat antusias.

Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang dilakukan pada hari ini dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai model pembelajaran yang akan digunakan walaupun ada sebagian siswa yang sedikit ramai dan sibuk sendiri menyiapkan bukunya.

2) Fase 2 Presentasi pengetahuan Pada fase presentasi pengetahuan ini, guru langsung menjelaskan tentang materi yang di sampaikan pada hari ini. Sebelum guru mulai menjelaskan materi guru menampilkan gambar-gambar tentang

lingkungan hidup manusia terlebih dahulu kemudian guru mulai menjelaskan materi melalui gambar-gambar yang ditampilkan kepada siswa agar siswa lebih mudah memperhatikan dan menulis penjelasan yang disampaikan oleh guru, walaupun masih ada sebagian siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Hal ini bermaksud agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.

3) Fase 3 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Pada fase pemahaman dan memberikan umpan balik ini. Siswa dibimbing oleh guru dalam mengisi LKS yang dilanjutkan dengan mempresentasikan pekerjaan salah satu siswa kemudian guru

mengkomunikasikan jawaban siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Serta guru menyimpulkan hasil pekerjaan siswa dan memberikan penguatan tentang materi yang disampaikan.

4) Fase 4 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. Pada fase ini, guru memberikan contoh saol yang dilanjutkan dengan latihan soal yang dikerjakan secara mandiri oleh siswa. Setelah selesai mengerjakan siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannnya di depan kelas Kemudian guru mengkomunikasikan jawabannya dengan siswa yang lain dengan menyuruh siswa yang lain untuk mempresentasikan jawabannya sendiri. Fase ini merupakan fase terakhir, maka pada fase ini guru menyimpulkan hasil belajar dengan cara tanya jawab dengan peserta didik. Serta memberikan tugas rumah sebagai latihan mandiri.

kamis, 05 April 2012 dilaksanakan tes akhir pembelajaran siklus I. Tes ini merupakan tes untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep siswa yang telah dicapai terhadap materi yang telah diajarkan. Tes akhir diberikan dalam bentuk pilihan ganda dengan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan soal adalah 60 menit. Peneliti bersama pengamat mengawasi jalannya tes. Sehingga siswa benar-benar

mengerjakan soal sesuai dengan kemampuannya. Tes ini bertujuan untuk memperoleh data akhir siklus I. Dengan dilaksanakannya tes akhir ini, maka kegiatan siklus I selesai.

3. Pengamatan (Observation) Pada waktu pelaksanaan pembelajaran geografi pada siklus I, melalui penggunaan media gambar pada siklus 1 keadaan kelas tercatat dalam catatan lapangan. Secara garis besar keadaan kelas pada siklus I adalah sebagai berikut :

Pada fase 1 siswa masih ramai dan sibuk sendiri dengan pekarjaanya sehingga guru kurang menguasai kelas dan menyiapkan siswa untuk belajar. Fase 2 merupakan fase presentasi pengetahuan tidak semuanya siswa memperhatikan penjelasan dan menjawab pertanyaan guru dan pandangan guru kurang menyeluruh Fase 3 merupakan pengecekan pemahaman dan memberikan umpan balik. Hanya sebagain siswa yang mengerjakan latiahan soal secara mandiri dan siswa kurang antusias dalam mengajukan pendapatnya serta guru kurang memberikan penekanan pada materi. Fase akhir pembelajaran siswa kurang antusias dalam memperhatikan dan memberikan umpan balik, tanya jawab dalam menyimpulkan materi pelajaran karena waktu pelajaran hampir selesai dan siswa ingin cepat istirahat. Temuan Hasil Penelitian Siklus I 1. Keterlaksanaan pembelajaran Data observasi keterlaksanaan pembelajaran diperoleh dari kegiatan observasi yang dilakukan oleh pengamat selama proses pembelajaran pada siklus 1 dengan menggunakan pedoman penilaian kegiatan pembelajaran yang disajikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut: No 1 Kegiatan Pembelajaran Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa 2 3 Fase 2 presentasi pengetahuan Fase 3 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik 91,6% Siklus I 72,9%

70,8%

Fase 4 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. Keterlaksanaan Pembelajaran 79,4 72,2%

Tabel 4.1 Keterlaksanaan pembelajaran pada Siklus ke 1

Dari tabel diatas terlihat bahwa kualitas pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I rata-ratanya 79,4 berarti pelaksanaan pembelajarannya memenuhi kriteria baik.

2. Keterlaksanaan pembelajaran aktivitas siswa Data observasi keterlaksanaan pembelajaran siswa merupakan aktivitas atau kegiatan siswa di dalam pembelajaran diperoleh dari kegiatan observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan pedoman penilaian kegiatan pembelajaran yang disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Keterlaksanaan pembelajaran siswa pada Siklus ke I No 1 Kegiatan Pembelajaran Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa 2 3 Fase 2 presentasi pengetahuan Fase 3 Membimbing pelatihan dalam demonstrasi serta memvisualisasikan 4 Fase 4 Mengecek pemahaman 66,6% 80,5% 83,3% Siklus I 75%

dan memberikan umpan balik 5 Fase 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. Keterlaksanaan Pembelajaran Siswa 79,4 70,8%

Dari tabel diatas terlihat juga bahwa kualitas pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa selama pemebelajaran pada siklus I rataratanya 79,4 berarti pelaksanaan kegiatan pembelajaran siswa memenuhi kriteria baik. Adapun keterlaksanaan pembelajaran siswa siklus I secara lengkap terdapat dalam lampiran 7a. 3. Prestasi belajar siswa Prestasi belajar siswa dapat diketahui berdasarkan hasil tes prestasi belajar pada akhir tiap siklusnya. Tes akhir setiap siklusnya dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi yang diajarkan. Hasil tes prestasi belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 10c. a. Ditinjau dari nilai ketuntasan belajar minimum siswa Setelah dilakukan tes prestasi belajar siklus I diperoleh nilai ketuntasan belajar minimum siswa siswa belum memenuhi KKM (68) yaitu 58. hasil tes prestasi pada siklus I lebih baik kondisi awal, yaitu nilai ketuntasan belajar minimum siswa 47,9 b. Ditinjau dari ketuntasan belajar siswa Setelah dilakukan tes prestasi belajar siklus I diketahui siswa yang tuntas belajar hanya 17 siswa atau 41,5% dari jumlah siswa seluruhnya. Dimana kondisi ini lebih baik dari kondisi awal yaitu siswa yang tuntas belajar 8 siswa atau 20%.

You might also like