You are on page 1of 22

BAB I Pengenalan Tes Abilitas

A. DEFINISI TES ABILITAS Ability test atau tes kemampuan di disain untuk mengukur kemampuan penalaran logis atau kemampuan berpikir seseorang. Biasanya tes ini berbentuk pilihan ganda dengan hanya ada satu jawaban benar dan diadministrasikan dalam waktu terbatas, misalnya 30 menit untuk 30 soal. Berikut ini adalah definisi tes-tes abilitas antara lain : 1. Definisi Tes Inteligensi a. Alfred Binet dan Theodore Simon mendefinisikan intelegensi sebagai terdiri atas tida komponen, yaitu kemampuan untuk mengarahkan pikiran dan tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut pernah terlaksanakan, kemampuan utnuk

mengkritik diri sendiri atau melakukan autocriticsm b. Lewis madison terman mendefisnisikan intelegnsi sebagi kemampuan seseorang untuk berpikir abstark c. H.H. Goddard mendefinisikan intelegensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseoarang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang langsung dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan datang

2. Definisi Tes Bakat a. Warren mendefiniskan tes bakat sebagi suatu kondisi atau disposisidisposisi tertentu yang menggejala pada kecakapan seseorang untuk memperoleh dengan melalui latihan satu atau beberapa pengetahuan keahlian atatu suatu respon sepeti kecakapan untuk berbahasa, musik, dan sebagainya b. Crow mendefinisikan bakat adalah suatu kualitas yang nampak pada tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu seperti musik, seni mengarang, kecakapan dalam matematika, keahlihan dalam bidang mesin, atau keahlian-keahlian lainnya. c. Woodworth dan Marquis mendefinisikan bakat adalah prestasi yang dapat diramalkan dan dapat diukur melalui tes khusus. 3. Definisi Tes Prestasi Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan Pengertian prestasi sebagai berikut Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi).

B. FUNGSI Tes ini memberikan informasi mengenai potensi yang ada dalam diri seseorang. . Seperti tes inteligensi berfungsi untuk mengukur inteligensi seseorang, tes bakat berfungsi untuk mengetahui bakat seseorang dan tes

Prestasi berfungsi untuk mengetahui kemampuan akademik seseorang, mengetahui kesuksesan seseorang terhadap apa yang sudah dipelajari. Potensi-potensi tersebut meliputi kemampuan berpikir nalar, berpikir abstrak, potensi untuk memecahkan masalah, beradaptasi terhadap perubahan keadaan, mengambil keuntungan dari pengalaman, memprediksi keahlian atau skill yang dimiliki, mengasah logika verbal, dan aspek-aspek lain yang terkait dengan kognitif serta mengetahui secara spesifik keunggulan dan kelemahan individu dalam bidang-bidang tertentu.

C. KARAKTERISTIK

Karakteristik tes Abilitas

1. Dibatasi waktu (peserta tes perlu menyadari ada berapa soal yang harus dijawab dan berapa waktu yang disediakan, berhati-hati dalam mengalokasikan waktu untuk menjawab setiap pertanyaan). 2. terdiri dari pilihan ganda dan jawaban pendek. 3. Lembar jawaban dan buku soal terpisah. 4. Hanya ada satu jawaban benar. 5. Terdiri dari pertanyaan yang memiliki kesukaran yang terus meningkat. 6. Membutuhkan kecepatan dan akurasi. Terkadang akurasi lebih penting dari kecepatan, namun jika Anda stuck pada sebuah pertanyaan, lewati saja dan balik lagi, jika masih ada waktu. Kadang-

kadang penilaian didasari juga oleh jawaban yang salah (misal, setiap jawaban salah nilai berkurang.

D. KETERBATASAN

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TES ABILITY

Kelebihan

Kelemahan

Ability Test

Dapat kinerja

memprediksi Dapat pada berbagai menyebabkan adverse

jenis pekerjaan dengan impact yang tinggi. cukup baik.


Khusus

pada Physical

Mudah dan murah dalam ability test berbiaya mahal peng-administrasian. dalam pengembangan dan pengadministrasian.

Tidak mampu mengukur karakteristik tipe kepribadian individu Seperti sifat keadaan psikologi situasi dan internal. Sehingga tidak bisa mengukur minat dan sikap dari individu itu sendiri.

Instabilitas dari kinerja tes abilitas intelegence

Hal ini di karenakan setiap individu di pengaruhi oleh lingkungan dan tes ini

tidak dapat mengukur besarnya pengaruh lingkungan terhadap kemampuan

individu.

Tidak mampu mengukur perbedaan individual dan usia

Tes ini mengeneralisasikan dan tidak memandanng perbedaan individualitas

serta usia. Padahal riset terbaru mengungkapkan perbedaan individual yang

besar dalam semua level manusia

Perbedaan cultural versus hambatan cultural

Seperti hal nya pada lingkungan semua tahap perkembangan individu dan efek efeknya terjalin erat dalam perilaku yang dihasil kan di lingkungannya.

seperti: budaya yang merasuki hampir semua aspek lingkungan . perbedaan

budaya menjadi hambatan bila individu itu keluar dari budaya atau se budaya tempat dia tumbuh dan berkembang serta menjadi sia sia meskipun

individu berusaha keras untuk berfungsi bersaing atau berhasil dalam

budaya lain.

contoh : bahasa yang berbeda, stereotype masyarakat.

BAB II MACAM-MACAM TES ABILITAS


Tes ini terbagi menjadi 3:

1. Achievement test : mengukur yang dipelajari sebelumnya tes ini mengukur tingkat kemampuan kita dalam berhitung, melakukan penalaran, logika verbal, dan aspek-aspek lain yang terkait dengan kognitif. Dalam rekrutmen tes ini berbentuk multiple choice, dengan pilihan hanya ada satu jawaban benar. Achievement Test dibagi menjadi 4, yaitu: Single Survey Test Single Survey Test ini membutuhkan waktu yang lebih singkat dibanding Battery Test dan mempunyai reliabilitas yang lebih rendah. Tes ini dapat digunakan sesuai kebutuhan tanpa harus menggunakan serangkaian alat tes secara utuh. Tester mempunyai pilihan untuk memilih tes yang dibutuhkan. Tester juga boleh memilih nomer berapa saja yang akan digunakan untuk diberikan kepada testee. Tes ini membutuhkan aktu lebih lama dan tesnya lebih detail daripada tes comparable. Keseluruhan hasil tes ini tidak dipengaruhi oleh kondisi dari subjek yang melakukan tes. Tes ini digunakan untuk mengetes anak-anak dimana instruksi tes pada tes membaca dan matematika, instruksi diberikan lebih jelas daripada tes sosial dan tes ilmu pasti.

Battery Test Tes battery ini merupakan tes yang paling baik di dalam achievement test. Tujuan utama dari diadakannya tes ini adalah untuk melihat kelebihan dan kelemahan yang spesifik yang terdapat dalam diri individu tersebut. Dalam setiap subtest baterai ini rata-rata memilki sample yang terbatas untuk setiap subjek. Karena bervariasinya sub tes di dalam tes battery maka tes battery ini mempunyai standard di dalam setiap pengetesan dan penilaiannya berupa skala angka, performansi diri di dalam setiap subjek yangakan dilihat bedanya antara subjek satu dengan subjek lainnya secara langsung.

Diagnostic Test Tes diagnostik ini mempunyai fungsi untuk mengidentifikasi kesulitan testee dalam penerimaan mata pelajaran di sekolah. Sub tes yang ada di dalam diagnostic tes antara lain membaca, aritmatika, berbicara, performansi diri subjek harus dianalisis menjadi

kemampuan khusus yang dia miliki dan juga item di dalam group harus diperlihatkan di dalam subskill tersebut. Tes diaknostik ini tidak sama dengan tes single survey, dimana biasanya single survey hanya mengadakan satu kali penilaian sedangkan diagnostic tes ini penilaian diukur per subskill yang dites. Perbedaan-perbedaan hasil dari subskill-subskill tersebut akan diinterpretasikan dan akan dibuat diagnostiknya. Item-item dalam subskill tersebut harus berjumlah sepuluh atau lebih. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan antara

setiap skor yang dimunculkan. Skor akhir pada bagian perbandingan biasanya lebih kecil dan skor tersebut biasanya berkolerasi, hasilnya berbeda dan akan membentuk reliabilitas yang rendah. Kebanyakan dari tes diagnostic ini adalah membaca tetapi tes diagnostic pada bagian matematika dan berbicara sudah memiliki bagian yang jelas. Te sdiagnostik ini memiliki variasi item dan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan tes single survey. Sebelum menggunakan tes diagnostic ini basanya tester menggunakan single survey test terlebih dahulu untuk melihat ada atau tidaknya ketidakmampuan siswa misalnya dalam hal membaca atau berhitung baru kemudian diberikan diagnostik tes. Tes prognostic Tes ini didesain untuk memprediksi karakteristik siswa dalam sekolah khusus.tes ini memiliki fungsi yang sama seperti tes aptitude yang berfungsi untuk memprediksi prestasi, misalnya untuk mengetes kemampuan siswa TK atau siswa kelas pertama dalam membaca untuk memprediksi apakah anak tersebut sudah dapat membaca atau belum. Untuk anak-anak SMU tes prognostic ini dalam bentuk matematika (geometri) dan bahasa asing. Didesain untuk

memprediksi kesiapan subjek dalam menerima pelajaran. 2. Aptitude test : mengukur potensi untuk memperoleh spesifik skill, memprediksikan future behavior. ini merupakan tes yang mengukur potensi seseorang, termasuk dalam hal ini adalah kemampuan mengatasi masalah,

pengambilan keputusan, berpikir cepat, dan aspek-aspek lain yang terkait dengan potensi. Macam-macam aptitude test: Performance VS Paper and pencil test Bagian terbaru dari pengkuran kemampuan performance test dimana tes tersebut dibutuhkan untuk membangun sesuatu atau

memanipulasi objek fisik. Tes ini sering dilakukan dibandingkan paper and pencil test terutama untuk tes dalam hal membaca. Reabilitas dalam tes performansi biasanya lebih rendah dibandingkan paper

and pencil test dan tes tersebut memerlukan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih mahal. Hubungan antara tes performansi dan hasil skornya serta hubungan antara pengukuran tes melalui paper and pencil test itu biasanya menunjukkan kemampuan special yang jauh dari sempurna. Biasanya tes ini digunakan sebagai penempatan kerja. Macam-macam performance Test Sensory and perceptual psychomotor skill test Sensory and perceptual psychomotor skill test sangat penting untuk mencari kemampuan individu. Ada hubungan antara kemampuan mental dan kemampuan fisik serta performansi tiap individu tergantung pada banyak sedikitnya karakter mental dan fisik seseorang. Tes kemampuan sensori dan psikomotor ini sangat berguna sebagai alat untuk menyeleksi dan mengklasifikasikan para

pegawai dan personil militer untuk bekerja atau program pelatihan didalam konseling atau diagnose. Macam-macamnya sensory and perceptual test; illustrative single-perpose instrument dibagi menjadi tiga visual acquity, auditory acquity, color vision; illustrative multi purpose instrument dibagi menjadi dua visual screening instrument, frosting DTVP. Tes psikomotor yang berhubungan dengan gerakan untuk melatih psikomotor. Clerical ability Kemampuan berhitung itu berbeda dengan tes intelegensi pada umumnya. Kecepatan, perbedaan dan persamaan dibutuhkan dalam tes perhitungan ini, kemampuan verbal dan berhitung dalam tes ini yang terdapat dalam general test. Banyaknya tes kemampuan hitungan ini sama dengan tes inteligensi yang umum. Computer Related Aptitude

Contoh : musical aptitude, Tes DAT (Differential Aptitude Test), GATB (General Aptitude Test Battery), ASVAB (Armed Services Vocational), SAT (the Scholastic Assessment Tests), ACT (The American College Test), GRE (Graduate Record Exam), MCAT (Medica College Admission Test), LSAT (Law School Admission Test), Kraeplin, PAULI

3. Intelligence test : potensi untuk memecahkan masalah, beradaptasi terhadap perubahan keadaan, mengambil keuntungan dari pengalaman, berfikir abstrak. ini adalah tes yang mengukur kepribadian seseorang. Dalam tes ini dilihat kesesuaian

kepribadian kandidat yang bersangkutan dengan persyaratan yang diinginkan perusahaan. Kuesioner kepribadian tidak ada jawaban benar salah. Jawaban yang baik, adalah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Macam-macam tes intelligence Tes Binet Binet berupa sebuah kotak berisi bermacam-macam benda mainan tertentu yang akan disajikan kepada anak-anak, dua buah buku kecil yang memuat cetakan kartu-kartu, sebuah buku catatan untuk mencatat jawaban dan skornya, dan sebuah manual/petunjuk pelaksanaan pemberian tes. Tes-tes dalam skala ini dikelompokkan menurut berbagai level usia mulai dari Usia-II sampai dengab Usia Dewasa-Superior. Diantara Usia-II dan Usia-V, tesnya meningkat dengan interval setengah tahunan, sedangkan diantara Usia-V dan Usia-XIV, level usia mengingkat dengan interval satu tahunan. Level-level selanjutnya dimaksudkan sebagai level Dewasa-Rata-rata dan level Dewasa- Superior I, II, dan III. Setiap level usia dalam skala ini berisi enam tes, kecuali untuk level Dewasa-Rata-rata yang berisi delapan tes. Dalam masing-masing tes untuk setiap level usia terisi soal-soal dengan taraf kesukaran yang tidak jauh berbeda. Berdasarkan perbedaan taraf kesukaran yang kecil itulah disusun urutan soal dari yang paling mudah sampai yang paling sukar.

Skala Stanford-Binet dikenakan secara individual dan soal-soalnya diberikan secara lisan oleh pemberi tes.

The Wechlser Intelligence Scale for Children Revised (WISC R) WISC-R terdiri atas 12 subtes yang dua diantaranya digunakan hanya sebagai persediaan apabila diperlukan penggantian subtes. Keduabelas subtes tersebut dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu skala Verbal (verbal) yang terdiri dari information (informasi), comprehension (pemahaman), arithmetic (hitungan), similiarites (kesamaan), vocabulary (kosakata), dan digit span (rentang angka). Golongan kedua adalah skala performansi (performance) yang terdiri dari picture completion

(kelengkapan gambar), picture arrangement (susunan gambar), block design (rancangan balok), object assembly (perakitan objek), coding (sandi), mazes (taman sesat). Subtes Rentang Angka merupaka subtes pelengkap yang hanya dipergunakan apabila salah satu diantara subtes verbal lainnya, karena sesuatu hal semisal kekeliruan pemakaian, tidak dapat digunakan. Subtes Taman sesat dapat pula digunakan sebagai pengganti subtes Sandi atau dapat pula digunakan sebagai pengganti subtes performasi manapun yang tidak dapt dipakai. Dengan demikian, skor subjek tetap didasarkan atas lima subtes dari skala Verbal dan lima subtes dari skala Performasi. Pemberian skor pada subtes WISC-R didasarkan atas kebenaran jawaban dan waktu yang diperlukan oleh subjek dalam memberikan jawaban yang benar tersebut. Melalui prosedur pemberian skor yang telah ditentukan, setiap subjek akan memperoleh skor pada masing-masing subtes. Skor tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk angka standar melalui

tabel norma sehingga akhirnya diperoleh suatu angka IQ deviasi untuk skala verbal, satu angka IQdeviasi untuk skala verbal dan satu angka IQdeviasi untuk skala performansi, dan satu angka IQ-deviasi untuk keseluruhan skala. The Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised (WAIS-R)

Skala Weschler pertama kali diterbitkan pada tahun 1939 dengan nama Weschler- Bellevue (W-B). Sasaran utama test ini adalah untuk menyediakan test intelegensi bagi orang dewasa. Test ini dirancang untuk anak-anak sekolah dan diadaptasikan untuk orang dewasa dengan menambahkan beberapa soal yang lebih sulit. Penekanan berlebihan pada kecepatan yang tidak menguntungkan bagi orang dewasa, manipulasi yang relatif rutin atas kata-kata, dan tidak dapat diterapkannya norma umur pada orang-orang dewasa membuat test W-B dikembangkan. The Standard Progresive Matrices SPM merupakan salah satu contoh bentuk skala inteligensi yang dapat diberikan secara individual maupun secara kelompok. Skala ini dirancang oleh J. C. Raven dan diterbitkan terakhir kali oleh H. K. Lewis & Co. Ltd. London pada tahun1960. SPM merupakan tes yang bersifat nonverbal, artinya materi soal-soalnya diberikan tidak dalam bentuk tulisan ataupun bacaan melainkan dalam bentuk gambar-gambar. Karena instruksi pengerjaannya diberikan secara lisan maka skala ini dapat digunakan untuk subjek yang buta huruf.

The

Kaufman

Assessment

Battery

for

Children

(K-ABC)

Tes inteligensi K-ABC merupakan baterai (rangkaian) tes yang relatif baru yang diperuntukkan bagi anak-anak usia 2,5 sampai 12,5 tahun (Kaufman, kamphaus, & Kaurman, 1985, dalam Azwar 1996). Tes ini diciptakan oleh Alan S. Kaufman dan Nadeen L. Kaufman dari the University of Alabama. Skala-skala inteligensi dalam baterai ini adalah Sequal Processing Scale dan Simulation Processing Scale. Sequal Processing Scale yaitu skala yang mengungkap abilitas atau kemampuan untuk memecahkan permasalahan secara bertahap dengan penekanan pada hubungan serial atau hubungan temporal diantara stimulus. Stimulus ini, baik verbal maupun visual harus ditangni secara berurutan agar tercapai performansi yang optimal. Dalam KABC kemampuan ini diungkap antara lain oleh subtes Word Order dimana subjek harus menunjuk pada bayangan gambar dalam urutan sama dengan urutan nama yang disebut oleh enguji. Simulation Processing Scale yaitu skala yang bertujuan mengungkap kemampuan anak dalam memecahkan permasalahan dengan cara mengorganisasikan dan memadukan banyak stimuli sekaligus dalam waktu yang sama. Permasalahan yang diajukan sering kali bersifat analogi atau mengandung spek spasial. Baik berwujud perseptual maupun berujud konseptual, stimulusnya menghendaki pengerahan daya sintesis simultan agar tercapai penyelesaian yang benar. Dalam K-ABC, stimulus bentuk ini mencakup tugas pengenalan

bercak tinta yang disajikan separuh selesai (Gestalt Completion) dan analogi visual yang umumnya abstrak (Matrix Analogies).

BAB III TIPE PENULISAN ITEM DALAM TES ABILITAS


Skala Likert

Skala Likert merupakan skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena sesorang. Testee menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format pilihan seperti sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, sangat setuju.

Skala Semantik Deferensial

Skala deferensial yaitu skala untuk mengukur sikap dan lainnya, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda atau checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat positifnya terletak dikanan garis dan jawaban yang sangat negative terletak dikiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang.

Skala Rating

Rating Scale dapat diklasifikasikan dalam tiga macam yaitu:

Disajikan dalam bentuk ordinal level, urutan angka mengindikasikan tingkat item tetapi tidak menunjukkan perbedaan. Pilihan respon

1. Sangat tidak setuju 2. Setuju 3. Sangat setuju Disajikan dalam bentuk interval level, setiap item mengindikasikan pentingnya perbedaan item tetapi tidak absolute nol. Contohnya skala perilaku dan skala penalaran. Disajikan dalam bentuk ratio level, setiap item mengindikasikan pentingnya perbedaan item dan absolute nol, skala rasio dapat dijumlahkan.

Force Scale

Deskripsi :

pada saat menawarkan beberapa pilihan, buatkah lebih mudah unuk memilih satu dari yang anda inginkan. Metode yang dapat digunakan antara lain adalah

menawarkan sesuatu yang mereka inginkan baik yang pertama maupun yang terakhir.

Membuat sesuatu yang anda inginkan untuk diingat (dan yang lain tidak perlu diingat).

Buatlah sesuatu yang anda pilih lebih diinginkan. Buatlah pilihan yang anda inginkan untuk lebih mempermudah diri anda.

Buatlah sesuatu yang berbeda untuk menandai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan.

Buatlah kata kata atau sebagian kata yang terdengar seperti anda menginkan hal tersebut untuk dipilih.

Tawarkan sesuatu yang mungkin normal untuk diterima tetapi anda harus mempersiapkan apabila anda tidak diterima oleh orang tersebut. Contoh :

apakah anda ingin yang ini, yang satu ini atau yang itu. Anda dapat memiliki yang coklat, biru, kuning muda, yang abu abu atau yang ungu?.

Rumah ini sangat jauh. Rumah itu mahal dan rumah yang lainnya ditawar. Kita bisa mendapatkan seekor tikus, seekor ular atau seekor anjing. Yang mana yang akan anda pilih?.

BAB IV PRINSIP PENGUKURAN TES ABILITAS


Acheivement test Gronlund (1977) merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran prestasi, yakni : 1. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional. 2. Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang dicangkup oleh program instruksional atau pengajaran. 3. Tes prestasi harus berisi aitem-aitem denga tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan. 4. Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai degna tujuan penggunaan hasilnya. 5. Realibilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati. 6. Tes prestasi harus dapat digunkan untuk meningkatkan belajar para anak didik.Tes Inteligensi Tes Bakat

Berdasarkan beberapa sumber diperoleh prinsip-prinsip dalam tes bakat adalah sebagai berikut : 1. Tes bakat harus dapat merepresentasikan bakat yang dimiliki oleh subjek yang menjadi objek pengukuran alat tes yang bersangkutan 2. Tes bakat diharapkan dapat mempertemukan potensi seseorang dengan persyaratan yang dituntut oleh lembaga sehingga dapat diperkirakan atau diprediksikan kemungkinan kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam bidang tertentu di masa depan. Prediksi meliputi seleksi, penempatan dan klasifikasi 3. Tes bakat hendaknya dapat memprediksikan cita-cita dan menentukan tugas serta kegiatan yang sesuai dengan bakat yang mereka miliki 4. Validitas dan reliabilitas tes bakat harus diuji sedemikian rupa sehingga menghasilkan perhitungan bakat yang valid dan reliabel 5. Tes bakat yang ada harus dapat meminimalisir adanya variabel pengganggu yang mungkin muncul dan menurunkan validitas dari hasil tes. Tes Inteligensi 1. Tes inteligensi harus dapat merepresentasikan kemampuan seseorang dalam menghadapi lingkungannya 2. Tes inteligensi diberikan secara individu maupun kelompok 3. Tes inteligensi dibuat berdasarkan teori psikologi yang berkaitan dengan inteligensi dan aspek-aspeknya

4. Hasil tes inteligensi harus dapat dibandingkan dengan populasi yang ada di sekitarnya 5. Tes inteligensi dituangkan secara verbal dan performance 6. Tes inteligensi harus dapat digunakan kembali pda subjek dan kondisi yang sama

BAB V DAFTAR PUSTAKA


Aiken, Lewis R. 1931. Psychological Testing and Assessment. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data: Amerika

Nastasi, Anne. 2007. Tes Psikologi Edisi Ketujuh. Indeks: Jakarta

Aiken, Lewis R. 2008. Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi Jilid I. PT. Indeks : Jakarta

Aiken, Lewis R. 2008. Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi Jilid II. PT. Indeks : Jakarta

You might also like