You are on page 1of 18

Kendalikan Angka Kelahiran dengan KB

Written By Budi Miank on Friday, September 19, 2008 | 4:40 AM

Ledakan jumlah penduduk atau baby booming dikhawatirkan akan meningkat tajam. Pemerintah memperkirakan pada 2015 jumlah penduduk Indonesia akan bertambah menjadi 247,5 juta jiwa. Sungguh peningkatan yang mengkhawatirkan. Program Keluarga Berencana menjadi garda terdepan untuk mengendalikan kelahiran terutama pada era otonomi daerah.

Laju pertumbuhan penduduk di Kalimantan Barat tercatat lebih rendah dari seluruh provinsi di Indonesia. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan, laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2005 untuk Provinsi Kalbar hanya sebesar 0,18 persen. Angka itu lebih rendah dari angka nasional sebesar 1,3 persen.

Ledakan jumlah penduduk ini akan berdampak luas terhadap penyediaan anggaran dan fasilitas kesehatan, pendidikan, serta ketersediaan pangan. Selain itu juga berdampak terhadap pemenuhan gizi bayi serta meningkatnya angka pengangguran. Kondisi ini akan menambah beban pengeluaran keuangan daerah.

Jika ketersediaan anggaran tidak bisa terpenuhi akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia. Karena jumlah penduduk yang padat akan sulit untuk memenuhi kebutuhan pokoknya karena daya dukung anggaran dari pemerintah yang berkurang.

Ini tantangan bagi pemerintah daerah agar penduduknya berkualitas. Kalau penduduk berkualitas, beban pengeluaran daerah tidak masalah. Namun, kalau kualitas penduduknya rendah, akan jadi beban daerah dan masyarakat, kata Anggota DPRD Kalbar Katharina Lies.

Harus ada langkah yang strategis dari pemerintah daerah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Kendati secara nasional, Kalbar tergolong paling lambat lajunya, tetapi haruslah diwaspadai. Sebab kalau terjadi ledakan penduduk yang melebih angka nasional bisa berakibat merosotnya kualitas manusianya.

Program Keluarga Berencana bisa menekan laju pertumbuhan penduduk di Kalbar. BKKBN Kalbar menargetkan pada 2008 sebanyak 26.100 akseptor keluarga berencana baru. Saat ini baru tercapai 51 persen dari target yang ditetapkan. Selain mengantisipasi ledakan penduduk, KB juga bisa mengentaskan kemiskinan, kata Kepala BKKBN Kalbar Gun Djamani.

Sejak otonomi daerah gerakan KB semakin berkurang. Ini berdampak pada kesadaran masyarakat

untuk mengikuti program KB juga turut menurun. Ditambah lagi keuangan daerah yang terbatas. Sehingga kucuran dana untuk meningkatkan program KB juga semakin berkurang.

Agar program KB kembali digiatkan, pemerintah di daerah diwajibkan membentuk lembaga struktural. Dengan begitu, ada kewajiban bagi daerah untuk membiayai lembaga tersebut. Langkah ini juga sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Dalam Struktur Organisasi Perangkat Daerah yang baru ini, pemerintah mengusulkan adanya Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak, Masyarakat dan Keluarga Berencana.

Struktur BKKBN di daerah kabupaten/kota juga harus jelas. Ada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Pada Bagian Ketiga yang mengatur Perumpunan Urusan Pemerintahan Pasal 22 ayat (5) huruf i menyebutkan pengaturan mengenai bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana.

Jika semua kabupaten/kota berkomitmen mengikuti amanah peraturan pemerintah itu, maka perhatian untuk menekan ledakan jumlah penduduk bisa dilakukan. Diperlukan political will pemerintah daerah di era otonomi ini. Artinya tidak sekadar membentuk lembaga struktural, tetapi haruslah meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengikuti program KB, ungkap Andreas Lani, seorang parlemen Kalbar.

Di Kalbar, kurun waktu 2000-2005, laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,18 persen. Pertumbuhan ini dibantu dengan adanya program transmigrasi untuk pemerataan penduduk. Kendati begitu, laju pertumbuhan penduduk di Kalbar masih terendah di Indonesia. Bahkan Kalbar meraih penghargaan dari pemerintah pusat terkait keberhasilan program keluarga berencana.

Ledakan penduduk juga berpotensi menambah angka kemiskinan. Data BPS Kalbar menunjukan, persentase penduduk miskin periode Maret 2007 ke Maret 2008 menurun sekitar 12,92 persen. Pada periode tahun 2007 ke tahun 2008 jumlah penduduk miskin turun dari 584,3 ribu orang menjadi 508,8 ribu orang. Hal ini berarti bahwa jumlah penduduk miskin berkurang sekitar 75,5 ribu orang. Kendati mengalami penurunan, jumlah orang miskin di Kalbar masih tertinggi di Pulau Kalimantan.

Di Kalbar, garis kemiskinan sebesar Rp158.834 per kapita per bulan dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 508,8 ribu orang dan tingkat kemiskinan mencapai 11,07 persen. Indeks kedalaman kemiskinan di Kalbar sebesar 1,66 dan indeks keparahan kemiskinan 0,42.

Penurunan jumlah penduduk miskin yang cukup pesat terjadi di perdesaan, yaitu dari 440,20 ribu

orang pada Maret 2007 menjadi 381,3 ribu orang pada Maret 2008. Jumlah itu berkurang sekitar 58,9 ribu orang, sementara di perkotaan berkurang 16,6 ribu orang yaitu dari 144 ribu orang pada 2007 menjadi 127,5 ribu orang tahun 2008.

Begitu juga dengan angka pengangguran. Angka pengangguran terbuka pada Februari 2008 sebanyak 141 ribu orang, angka ini bertambah hampir dua ribu orang dibandingkan dengan keadaan Agustus 2007 sebanyak 139 ribu orang.

"Penambahan terbesar terjadi pada laki-laki sebesar dua ribu orang yaitu dari 79 ribu orang menjadi 81 ribu orang, sedangkan jumlah pengangguran terbuka penduduk perempuan relatif stabil yaitu sebesar 60 ribu orang," kata Maksum Djauhari, kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalbar.

Ledakan penduduk bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Ini menjadi persoalan bersama. Harus ada sinergitas semua elemen dalam menekan angka kelahiran. Program Keluarga Berencana mesti ditingkatkan. (*)

http://www.pedagi.com/2008/09/kendalikan-angka-kelahiran-dengan-kb.html

Pengendalian jumlah penduduk

Piramida penduduk yang menunjukkan tingkat mortalitas stabil dalam setiap kelompok usia

Pengendalian penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran. Dokumen dari Yunani Kuno telah membuktikan adanya upaya pengendalian jumlah penduduk sejak zaman dahulu kala. Salah satu contoh pengendalian penduduk yang dipaksakan terjadi di Republik Rakyat Cina yang terkenal dengan kebijakannya 'satu anak cukup'; kebijakan ini diduga banyak menyebabkan terjadinya aksi pembunuhan bayi, pengguguran kandungan yang dipaksakan, serta sterilisasi wajib. Indonesia juga menerapkan pengendalian penduduk, yang dikenal dengan program Keluarga Berencana (KB), meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia. [sunting]Penurunan

jumlah penduduk

Berkurangnya jumlah penduduk menyebabkan turunnya jumlah populasi pada sebuah daerah. Hal ini disebabkan oleh perpindahan daerah kesuburan atau oleh emigrasi besar-besaran. Juga oleh penyakit, kelaparan maupun perang. Namun seringkali oleh gabungan faktor-faktor tersebut. Di masa lampau penurunan jumlah penduduk disebabkan terutama sekali oleh penyakit. Pada tahuntahun belakangan ini populasi penduduk Rusia dan tujuh belas bekas negara komunis lainnya mulai menurun (1995-2005). Kasus Black Death di Eropa atau datangnya penyakit-penyakit dari dunia lama ke Amerika merupakan faktor penyebab turunnya jumlah penduduk. [sunting]Transfer

penduduk

Transfer penduduk adalah istilah untuk kebijakan negara yang mewajibkan perpindahan sekelompok penduduk pindah dari kawasan tertentu, terutama dengan alasan etnisitas atau agama. Hal ini terjadi di India dan Pakistan, antara Turki dan Yunani, dan di Eropa Timur selamaPerang Dunia Kedua. Kebijakan transmigrasi oleh pemerintah Indonesia selama orde baru bisa dikategorikan transfer penduduk. Perpindahan penduduk lainnya dapat pula karena imigrasi, seperti imigrasi dari Eropa ke koloni-koloni Eropa di Amerika, Afrika, Australia, dan tempat-tempat lainnya. [sunting]Ledakan

penduduk

Peta kepadatan penduduk dunia per 1994

Buku berjudul The Population Bomb (Ledakan Penduduk) pada tahun 1968 oleh Paul R. Ehrlichmeramalkan adanya bencana kemanusiaan akibat terlalu banyaknya penduduk dan ledakan penduduk. Karya tersebut menggunakan argumen yang sama seperti yang dikemukakan Thomas Malthus dalam An Essay on the Principle of Population (1798), bahwa laju pertumbuhan penduduk mengikuti pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui suplai makanan yang akan mengakibatkan kelaparan.

http://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk

Cara Untuk mengatasi / Mengurangi Ledakan Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk - Ilmu Kependudukan Biologi
Thu, 01/06/2006 - 12:14am godam64

Menurut Thomas Robert Malthus pertambahan jumlah penduduk adalah seperti deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, ...), sedangkan pertambahan jumlah produksi makanan adalah bagaikan deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, ...). Hal ini tentu saja akan sangat mengkhawatirkan di masa depan di mana kita akan kerurangan stok bahan makanan. - Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk : 1. Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran. 2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi. - Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk : 1. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan. 2. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana. 3. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. 4. Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah lainnya.

http://organisasi.org/cara_untuk_mengatasi_mengurangi_ledakan_penduduk_dan_laju_pertumbuh an_penduduk_ilmu_kependudukan_biologi

Kader Posyandu Dapat Pembekalan


Selasa, 18 Oktober 2011 00:41

KH WAHID HASYIM- Sebanyak 80 kader posyandu yang ada di Kelurahan 5 Ulu mendapatkan pelatihan berkaitan dengan pelayanan kesehatan dan alat reproduksi. Hal ini, sebagai bagian program sosialisasi Keluarga Berencana (KB) untuk Kelurahan 5 Ulu. Selama ini kita lihat kemampuan yang dimiliki para kader posyandu perlu peningkatan, hal ini untuk mendukung terlaksananya program KB di Kelurahan 5 Ulu, ujar Lurah 5 Ulu, Elianti di sela-sela sosialisasi bagi kader posyandu di Kantor Kecamatan Seberang Ulu I, kemarin (17/10).Masih katanya, pemahaman warga tentang program KB dan kesehatan di Kelurahan 5 Ulu sejauh ini sudah cukup baik. Namun, pelatihan ini lebih dimaksudkan agar kader lebih peka dalam mengatasi persoalan kesehatan yang ada di wilayahnya masing-masing. Dengan luas wilayah yang cukup besar, tentunya kemampuan dalam melayani masyarakat bidang KB dan kesehatan perlu juga diperhatikan oleh semua pihak, tegasnya.Dengan tingkat pertumbuhan masyarakat dan angka kelahiran yang cukup tinggi, serta jumlah peserta KB yang minim, menyebabkan perlu terus dilibatkan warga sebagai kader dalam mensosialisasikan gerakan KB. Kita harapkan akan lahir akseptor KB baru, sehingga upaya pemerintah menekan ledakan penduduk di Kelurahan 5 Ulu bisa tercapai, terangnya.Salah satu upaya yang paling signifikan dan pertumbuhan akseptor KB terbanyak menggunakan jenis pil dan suntik serta kondom bagi laki-laki. Setiap bulan memang ada peningkatan, namun untuk KB jenis vasektomi belum terlalu signifikan. Paling tidak, kita terus berusaha agar ini bisa terus meningkat, bebernya. Fatahillah, kepala UPT Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kecamatan Seberang Ulu I menerangkan, setiap tahun jumlah warga yang menggunakan atau menjadi peserta KB terus meningkat. Bahkan pendataan sementara ada kenaikan hingga 20 persen dibandingkan tahun 2010. Sedikit demi sedikit terjadi pertumbuhan, ini berarti program KB mulai diterima oleh masyarakat, jelasnya.Untuk itu, ia berharap agar kader posyandu yang ada di Kelurahan 5 Ulu untuk lebih aktif terjun ke lapangan dalam mensosialisasikan program KB. (mg23)
http://sumeks.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=16014:kader-posyandudapat-pembekalan&catid=42:news&Itemid=92

BOM KEPENDUDUKAN PERLU DIJINAKKAN


2009-08-26 13:00:00 Jakarta--bkkbn online: Ancaman bom yang mengintai Indonesia saat ini bukan hanya datang dari kelompok teroris. Ada ancaman bom lain yang diam-diam mengintai dan tidak kalah gawat dampaknya dari ancaman kelompok teroris: Bom Kependudukan. Indonesia akan menghadapi ancaman Bom Kependudukan dalam 5 tahun ke depan. Persoalan pentingnya adalah: seberapa mampu kita menjinakkannya dan seberapa siap kita untuk menangani korban-korban yang akan berjatuhan. Pada awal tahun 2000an, Tim BAPPENAS dan BPS yang didukung oleh UNFPA dan para pakar kependudukan memproyeksikan penduduk Indonesia pada 2010 sebanyak 234,1 juta. Angka ini merupakan proyeksi moderat yang mengasumsikan keberhasilan Program KB dalam menurunkan fertilitas pada periode 1970 2000 akan tetap berlanjut. Kepastiannya kita menunggu hasil Sensus Penduduk 2010 mendatang. Namun dari gejala-gejala yang muncul, kemungkinan proyeksi itu akan meleset dalam arti cenderung membesar. Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia [SDKI] 2002/3 dan 2007 memberi sinyal adanya Bom Kependudukan. Selama kurun waktu 2 SDKI tersebut Contraceptive Prevalence Rate [CPR] Nasional hanya naik 0,7 % dari 56,7 menjadi 57,4 % [modern method] sementara Unmet Need yang seharusnya turun malah naik dari 8,6 menjadi 9,1 %. Hasil akhirnya TFR nasional mandek pada angka 2,6. Padahal ketika menyusun Proyeksi Penduduk Indonesia 2000 2025, para perencana pembangunan bangsa ini mengharapkan TFR tahun 2007 sudah turun ke angka 2,2.Oleh karena itu, kita perlu siap, bila SP 2010 mencatat jumlah penduduk Indonesia 1 sampai 2 juta di atas angka proyeksi. Persoalan lebih serius adalah menghadapi tahun 2015. Diproyeksikan penduduk Indonesia akan berjumlah 248,2 juta. Dengan kata lain selama masa tugas ke-2 Presiden SBY diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan bertambah tidak lebih dari 14 juta. Inipun sesungguhnya sudah merupakan beban berat. Di Eropa manusia sebanyak itu perlu diurus oleh 2 sampai 3 kepala pemerintahan. Apalagi kalau pertambahannya di atas itu. Inilah Bom yang perlu dijinakkan. Bila tahun 2010 nanti penduduk kita 1 2 juta di atas proyeksi dan CPR kita 5 tahun ke depan stagnan pada angka 57 58 % maka penduduk tahun 2015 akan di atas 250 juta atau tambahan penduduk dalam 1 masa jabatan Presiden akan di atas 15 juta. Apalagi kalau CPR mengalami penurunan, tambahan penduduk itu bisa mencapai kisaran 16 17 juta. Masih beruntung Indonesia memiliki Presiden periode 2009 2014 yang mempunyai basis dukungan politik dari penduduk yang cukup besar. Mudah-mudahan ini dapat dijadikan modal untuk menjinakkan bom dan menyiapkan langkah untuk membantu korban-korban yang akan berjatuhan. Presiden perlu memiliki Tim Ketahanan Pangan yang ekstra tangguh. Memberi makan 230 juta penduduk saat ini saja kita sudah hampir kedodoran. Apalagi kalau ditambah dengan 15 20 juta perut baru yang minta diisi. Ketangguhan Tim Ketahanan Pangan ini akan diuji, apakah mereka mampu menaikkan produksi setara dengan jumlah mulut yang bertambah tadi, sementara di sisi lain ada ancaman perubahan iklim dan pemanasan global yang diperkirakan berpengaruh negatif terhadap panen serta ancaman penyusutan lahan pertanian karena konversi menjadi lahan infra struktur. Kegagalan dalam bidang ini jelas: kelaparan gizi buruk lost generation. Presiden juga perlu mempunyai Tim infra struktur publik dan lingkungan yang ekstra handal. Tambahan 15 20 juta manusia pasti harus diimbangi dengan pembangunan baru 1001 macam fasilitas publik manusia modern. Kegagalan dalam bidang ini akan meningkatkan perebutan bahkan mungkin penjarahan - fasilitas publik dan akan bemuara pada eskalasi: stres konflik kriminalitas bencana. Belum lagi dalam masalah tenaga kerja, pendidikan, kesehatan dan lain-lain, tambahan penduduk sebanyak 15 20 juta itu tentu harus diimbangi dengan pembangunan besar-besaran yang terencana dengan baik dan pasti membutuhkan dana sangat besar. Kalau gagal: sasaran MDGs tidak akan tercapai! Untuk meminimalisir akibat Bom Kependudukan ini sebaiknya Pemerintah membuat Daftar dampak buruk yang akan terjadi dalam berbagai bidang kehidupan serta langkah antisipasinya. Berdasarkan itu dapat dibuat skenario dan sekaligus standar apa yang harus disiapkan bila jumlah penduduk kita meledak jauh di atas angka proyeksi. Kerja keras dan kerja cerdas dalam menangani korban bom kependudukan ini sebaiknya juga diimbagi oleh Tim Penjinak, yang paling tidak, mampu memperkecil daya ledaknya. Kita tentu berharap Presiden mempunyai Tim Pembantu yang mumpuni, seandainya beliau memberi perintah: KENDALIKAN PERTAMBAHAN PENDUDUK AGAR TIDAK LEBIH DARI 14 JUTA DALAM 5 TAHUN KE DEPAN. Pembantu Presiden yang memiliki otoritas yang kuat ini, selain akan diuji ketangguhannya sejauh mana dia berhasil merumuskan dan menetapkan kebijakan pengendalian kuantitas penduduk, melakukan sinkronisasi dengan berbagai kebijakan bidang peningkatan kualitas penduduk, juga diharapkan mampu membantu Presiden dalam mendorong tumbuhnya semangat people centered development menjadikan penduduk sebagai pusat koordinasi pembangunan karena itulah memang amanat yang diemban oleh seorang Presiden Republik Indonesia: MELINDUNGI, MENCERDASKAN dan MENSEJAHTERAKAN segenap bangsa Indonesia. Bandung, 14 Agustus 2009 Saut PS Munthe Paguyuban Juang Kencana.

http://www.bkkbn.go.id/Webs/index.php/rubrik/detail/620

Latar Belakang Masalah


Keluarga berencana artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak anda, dan menentukan sendiri kapan anda ingin mengandung. Layanan KB di seluruh Indonesia sudah cukup mudah diperoleh karena pemerintah terus menekan laju pertambahan penduduk melalui program KB. Program ini dicanangkan karena jika tidak jumlah penduduk di Indonesia akan mengalami ledakan yang luar biasa. Walaupun adanya peningkatan peserta KB, namun pemerintah harus tetap menggalakan program tersebut karena diperkirakan tahun 2015 penduduk Indonesia bisa mencapai 255,5 juta. Setiap tahun, ada sekitar 500.000 perempuan meninggal akibat bebrbagai masalah yang melingkupi kehamilan, persalinan dan pengguguran kandunan (aborsi) yang tak aman. Kb bisa mencegah sebagian besar kematian itu. KB juga dapat mencegah bahaya akibat kehamilan terlalu dini, kehamilan yang berdekatan jaraknya dan terlalu sering hamil dan melahirkan. Program Kb dilakukan juga demi kesejahteraan penduduk karena jumlah keluarga miskin masih cukup besar. Tapi sebagian perempuan mengiginkan banyak anak khususnya pada masyarakat yang miskin karena mereka berpikir anak anak dapat membantu pekerjaan orangtua sehari hari, dan merawat mereka di usia lanjut. Umumnya perempuan yang menghendaki pembatasan jumlah anak adalah perempuan yang sudah punya kesempatan belajar dan mencari nafka sendiri, serta statusnya cukup setara dengan laki laki dalam masyarakat. Maksud diadakan program KB adalah demi mensejahterakanmasyarakat. Tapi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya program KB, sehingga program tersebut tidak dapat dilakukan secar optimal. Karena itu diperlukan upaya dari pemerintah agar masyarakat menyadari pentingnya melakukan KB sehingga program KB dapat dijalankan dengan sebaik baiknya. Kami juga meninjau latar belakang program penggalakan KB dari beberapa segi yang kami anggap penting untuk ditinjau sehingga kami dapat mengambil langkah selanjutnya dalam menerapkan strategi atau taktik pemasaran program KB ini. Dari Segi Budaya Masyarakat di Indonesia terutama pada suku suku pedalaman yang terdapat dibeberapa pulau seperti Kalimantan, Irian Jaya, Madura, dll. Ada beberapa suku pedalaman yang memiliki keyakinan akan roh nenek moyang, serta kebudayaan tentang banyak anak banyak rejeki serta keadaan kehidupan mereka yang primitive yang hidup secara berpindah pindah (nomaden) Semua itu akan menjadi rintangan bagi BKBN untuk menyuluhkan program KB, karena kebanyakna semua itu agak bertentangan dengan budaya mereka yang pada dasarnya tidak terlalu menyetujui mengenai program KB. Seperti halnya yang terjadi di pulau Papua. Program KB yang sering dikatakan membawa keberhasilan di apaua memang dapat

mengurangi angka kematian tetapi tidak berpengaruh di suku pedalaman, pedalaman papua masih percaya akan roh nenek moyang. Tidak terlalu percaya akan tenaga medis karena suku ini memang sulit tersentuh karena kebudayaannya yang suka berpindah tempat. Hal ini terjadi pula karena Papua sangat lambat meyadari kondisi klesahatan reproduksi rendah dibandingkan wilayah lain yang terbukti dengan penempatan para bidan, perawat di kota kabipaten dan kecamatan. Dan dipapua pada suku pedalaman, derajat permpuan lenih rendah kedudukannya daripada pria. Ini pula yang membuat kesulitan penyuluahn akan kesehatan.walaupun banyak perempuan Papua memiliki pendidikan tinggi mereka tidak dapat merubag perubahan budaya setempat. Di daerah Batak, program KB khususnya keluraga kecil yang telah diperkenalkan oleh pemerintah sejak 1970 belum sepenuhnya dapat diterima oleh responden didaerah asal maupun perantauan. Hal ini dikarenakan adanya factor karakteristik situsional (keterikatan adapt istiadat dan interaksi dengan kelompok informal etnis Batak Toba) yang berhubungan dengan persepsi tentang keluarga kecil di daerah asal maupun di daerah perantauan Dari Segi Ekonomi ledakan jumalah penduduk mencemaskan program keluarga berencana diabaikan. Program berencana untuk mengendalikan kelahiran sekarang terabaikan seiring dengan otonom daerah. Akibatnya Indonesia mengalami ledakan jumlah penduduk atay baby booming yang diestimasikan 220 juta tahun ini menjadi 247,5 juta jiwa pada tahun 2015 dan 273 juta jiwa pada tahun 2025. Ledakan jumlah penduduk ini akan berdampak luas terhadap penyediaan anggaran dan fasilitas kesehatan, pendidikan serta ketersediaan pangan. Ledakan jumlah penduduk ini akan berdampak terhadap pemenuhan gizi bayi serta meningkatnya angka pengangguran. Dari aspek kesehatan, misalnya biaya imunisasi akan emningkat dari 791,6 miliar pada tahun 2008 menjadi 1,4 triliun pada tahun 2015. dari segi pendidikan anggaran operasional pendidikan dasar diperkirakan akan melonjak dari 100,3 triliun pada tahun 2008 menjadi 187,4 triliun pada tahun 2015. Ledakan jumlah penduduk akan berdampak terhadap meningkatnyajumlah pengangguran apabila tidak disertai dengan pembukaan lapangan kerja. Saat ini sekitar 10juta orang menganggur, sedangkan pertumbuhan ekonomi terjadi di sector sector yang tidak menyerap banyak tenaga kerja. Tingginya angka pengangguran juga menyebabkan tingginya migrasi ke sejumlah daerah yang secara ekonomis menjajikan seperti provinsi Riau dan Kalimantan Timur. Tidak dapat dipungkiri factor peluang ekonomi menjadi daya tarik migrasi. Selain persoalan baby booming di tahun 2005, ancaman kemiskinan dan gizi buruk, Indonesia akan menghadapi persoalan penuaan (aging)

Baby booming tahap kedua bisa terjadi jiak program KB kurang mendapat dukungan. Saat ini persoalan kependudukan ditangani pemerintah daerah. Saying, komitmen sejumlah pemerintah daerah kurang serius menangani masalah kependudukan. Itulah sebabnya jumlah peserta program KB cenderung turun dibandingakn dengan 10 tahun lalu. Begitu juga presentase peserta KB baru dengan pasangan usia subur cendreung mengalami penurunan. Jika tahun 1998 preentase KB baru mencapai 70,4%, pada tahun 2006 hanya 69,6% Dengan adanya ancaman baby booming tahap kedua maka perlu revitalisasi program KB untuk mengatasi ledakan jumlah penduduk dari sisi ketahanan panagn, tidak ada pilihan lain bagi bagsa Indonesia pada masa yang mendatrang selain melakukan diverifikasi pangan. Diverifikasi yang dilakuakn bukan mengalihkan sumber panagn superior seperti beras ke sumber pangan inferior seperti ubi ubian, tetapi bagaimana konsep diverifikasi dilakuakn dengan cara meningkatkan kualitas panagn. Misalnya saja dengan lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, seperti dagung, telur dan ikan. Dari Segi Pendidikan Pendidikan KB yang terutamaditujukan kepada genrasi muda dan mereka yang belum menikah dimaksudkan untuk meningkatkan kesabaran dan kepedulian mereka terhadap kependudukan dan KB. Upaya kependudukan ini terus menerus ditingkatkan dan diperluas baik meilalui pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Pendidikan KB diluar sekolah dilaksanakan dengan bekerja sama dengan organisasi pemuda seperti KNPI, Karang Taruna dan Pramuka. Peningkatan kegiatan serupa juga dilaksanakan untuk mengintegrasikan pendidikan KB kedalam BP4 departemen agama. Disamping itu juga terus digelarkan upaya dan pendidikan KB di lingkungan umat beragama Katolik dan Kristen yang terutama ditujukan kepada pasangan yang akan menikah. Pada tahun 1992/1993, bekerja sama dengan gerakan pemuda Indonesia telah dilaksanakan perkemahan SAKA KENCANA yang diikuti oleh pramuka dari seluruh Indonesia. Sementara itu telah pula dirintis pendidikan pusat informasi reproduksi sehat dan keluarga sejahtera serta upaya penyiaran reproduksi sehat melalui radio swasta. Hal ini dimaksudakn agar generasi muda di seluruh pelosok dapat dengan mudah mendapatkan pendidikan KB yang selanjutnya akan mengembangkan sikap dan tanggung jawab terhadap masalah kependudukan. Kepada karyawan karyawan muda di lingkungan industri yang semakin banyak jumlahnya, kegiatan pendidikan KB terus digalakan dengan bekerjasama dengan perusahaan perusahaan setempat. Hasil nyata pendidikan KB yang selama ini dilakukan adalah meningkatnya umur perkawinan pertama wanita dari 20 tahun pada tahun 1980 menjadi 21,9 tahun pada tahun 1990 Dari Segi Psikologis Alasan psikologis yang mendorong masyarakat menggunakan KB:

Untuk perencanaa pendidikan bagi yang melanjutkan tingkat pendidikannya Karena factor pekerjaan, gaji yang kurang mencukupi untuk membiayai anak Alat kontrasepsi meningkatkan kualitas pernikahan. Alasan psikologios yang menghambat masyarakat menggunakan KB: Untuk KB jenis IUD, terjadi keluhan rasa sakit, tidak nyaman, dan suami merasa seperti ada yang menggankal atua menusuk pada saat berhubungann intim Pada saat permasangan alat KB. Wanita merasa seram karena danya benda saing yang dimasukan kedalam tubuhnya. Hal ini menyebakan depresi atau trauma. Dari Segi Kesehatan Metode kontrasepsi yang aman dan efektif diperlukan dalam rangka keberhasilan pencegahan kehamilan bagi suatu pasangan. Metode kontrasepsi ada berbagai macam, yaitu metode kontrasepsi alami, engan alat, metode perintang, hormonal, laktas; metode kontrasepsi darurat dan mantap. Walaupun metode kontrasepsi alami tidak memiliki efek samping dari segi kesehatan, namun cara ini banyak ditinggalkan oleh para wanita sebab angka kegagalan yang cukup tinggi yaitu 10-30 dari wanita hamil setiap tahunnya. Sedangkan metode kontrasepsi dengan alat sepserti AKDR mengundanng resiko cukup tinggi seperti rasang panggul, pendarahan dan khamilan di luar kandungan serta komplikasi perforasi (lubang) uterus. Sementara itu, kontrasepsi dengan metode perintang seperti kondom, diafragma dan spermisida disamping memiliki angka kegagalan yang cukup tinggi dapat menyebabkan infeksi pada vagina dan tidak terlalu ampuh bila hanya digunakan denagn spermisida. Metode kontrasepsi hormonal seperti pil KB tidak dapat digunakan bagi wanita yang memiliki problem kesehatan seperti kejang, TBC, Kanker, hipertensi, jantung, pernah stroke, dll. Sedangkan efek sampingnya yang dapat terjadi yaitu pendarahan tidak teratur di luar masa haid, mual mual, dan sakit kepala. Metode kontrasepsi darurat dapat menyebabkan sakit kepala, sedangkan metode kontrasepsi mantap tidak terlalu disukao karena bersifat permanent. Menurut sumber , penggunaan metode kontrasepsi harus disesuaikan dengan usia, bial berusia 20- 31 tahun paling baik menggunakan pil KB sedangkan diatas usia 40 tahun lebih baik melakukan tubektomi/ vasektomi sebab fungsi hati telah menjadi melemah dan tidak baik menggunakan pil KB. Selain itu, kehamilan diatas usia 40 tahun tidak baik bagi wanita dan disarankan untuk tidak mempunyai anak lagi. Dari Segi Religi Pada saat ini di dalam masyarakat luas program KB masih mengalami pro dan kontra. Karena psalnya masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat religi menganggap program KB bertentangan dengan kepercayaan agama masing masing. Hal ini disebabkan karena penggunaan alat kontrasepsi hakekatnya adalah pembunuhan anak secara dini, untuk itu KB hukumnya haram. Pengembangan program KB di dalam

masyarakat mengalami hambatan karena kurangnnya dukungan masyarakat untuk program KB tersebut. Padahal perencanaan program KB justru untuk menyelamatkan kaum ibu dan mensejahterakan masyarakat. Jadi wajar saja kalau pemerintahan kini melakukan pendekatan terhadap masyarakat melalui pendekatan agama yakni melalui para pemuka agama yang masih kontra dalam hal KB. Sebenarnya program KB ini sendiri bukan bertujuan untuk membunuh bayi yang berada di dalam perut ibu, persepsi masyarakat religi yang salah membuat program ini sulit dijalankan. Program KB sendiri ditujukan untuk perempuan yang sebelum berhubungan intim diminta untuk menjaga kandugannya agar tidak selalu menghasilkan buah. Tetapi jika buah telah dihasilkan maka program Kb sendiri tidaklah memaksa untuk menggugurkannya. Program KB sendiri disini hanyalah suatu program yang dirancang agar para keluarga dapat merencakan suatu hal untuk menjadi tujuan mereka kedepan baik kemapanan financial, dsb nya. Sehingga program memiliki berapa jumlah anak sudah terlebih dahulu ditentukan dan dibantu dengan alat kontrasepsi yang dapat ditemukan dalam berbagai bentuk. Objective Proyeksi penduduk Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya dikarenakan tingkat kelahiran pada ibu hamil semakin naik, karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan program KB dari segi manfaat serta keuntungannya. Dibandingkan dengan kota maupun desa yang sudah mendapatkan penyuluhan KB maka kota yang tidak tahu menahu soal KB semakin meningkat jumlah bayi yang lahir sedangkan kota atau desa yang sudah menyadari guna KB, berhasil menurunkan tingkat kelahiran

Pendekatan scenario 1. tingkat laju penduduk dapat dikendalikan agar kota kota besar seperti Jakarta tidak padat penduduk sehungga dapat mengurangi pengangguran dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2. meningkatkan SDM sehingga menghasilkan masyarakat yang berkualitas di bidang pendidikan agar perusahaan local tak kalah bersaing dengan perusahaan asing 3. kesehatan masyarakat lebih terjamin, mengurangi jumlah kematian wanita karena melahirkan serta mengurangi penderita osteoprosis yang disebakan karena terlalu banyak melahirkan.

Analisis Rope
Program KB gratis sudah banyak dilakukan di beberapa tempat. Program ini cukup bagus dilakukan untuk menyadarkan masyarakat pentingnya mengikuti program KB. Bagi masyarakat yang kurang mampu program tersebut sangat membantu mereka dalam kebutuhan ber KB. Pemerintah juga melakukan revitalisasi program keluarga berencana namun upaya pemerintah kurang direspon jajarannya dan tidak diimplementasikan secara optimal. Sehingga hasilnya tidak maksimal dan kurang dapat berpengaruh dalam pengendalian laju penduduk yang terus meningkat.

Program KB harus benar-benar dikampanyekan pada masyarakat agar mereka mau untuk berKB. Pemerintah juga harus menetapkan kebijakan agar program yang ditetapkan dapat terlaksana secara optimal. Pemerintah juga harus memberikan pelayanan gratis khususnya di daerah-daerah agar masyarakat kurang mampu dapat mengikuti program KB. Sebab alasan utama mayarakat tidak mau melakukan program KB adalah kesulitan ekonomi.

Apabila masyarakat yang melakukan program KB tiap tahunnya tidak bertambah maka jumlah penduduk akan mengalami ledakan yang luar biasa. Hal ini akan berdampak pula pada menurunnya kesehatan dan peningkatan jumlah kematian ibu hamil. Program KB tidak hanya ditujukan untuk wanita tetapi juga laki-laki demi kesetaraan serta keadilan gender. Kaum pria dalam ber KB masih rendah, oleh karena itu perhatian harus lebih besar diarahkan pada pelayanan kaum pria untuk menuju kesetaraan dan keadilan gender yang lebih baik. Tentu saja hal ini sangat membantu dalam terlaksananya program yang lebih baik.

Program KB dilakukan bukan karena paksaan tapi harus didasari atas kesadaran dari masing-masing masyarakat. Pemerintah juga harus membantu dalam menumbuhkan kesadaran dalam diri masyarakat, contohnya dengan memberikan pengetahuan akan pentingnya berKB. Umumnya masyarakat yang melakukan pembatasan jumlah anak adalah masyarakat yang memiliki kesempatan belajar. Jumlah anak yang terlalu banyak juga dapat mempersulit kehidupan mereka karena tentu saja tanggungannya akan lebih besar.

Kegiatan yang dilakukan untuk menggalakan program KB contohnya saja memberitahukan pengetahuan pentingnya KB pada masyarakat di daerah yang masih sedikit mengikuti program KB. Cara tersebut dapat meningkatkan kesadaran sehingga pemerintah dapat menekan laju penduduk yang terus meningkat.

Analisis SWOT Dalam penyuluhan program KB ini, kami menganalisa titik kekuatanya yaitu, jika program KB ini berhasil digalakan maka kita akan berhasil menaggulangi tingkat laju penduduk yang semakin meningkat tiap tahunnya. Tetapi kami menyadari titik kelemahannya yaitu akan respon masyarakat yang tidak setuju serta banyak waktu yang akan habis terbuang dalam menggalakan program KB ini. Kesempatan yang bisa diambil adalah bahwa dengan adanya program KB maka kesejahteraan rakyat lebih dapat dipastikan dan ancamannya adalah dalam program penyuluhan kita butuh biaya yang besar, berperang melawan budaya yang beranggapan bahwa mempunyai bayak anak adalah rezeki, serta kurangnya SDM. STRATEGI Penyuluhan ke tempat tempat seperti desa/ kota dengan memberitahukan manfaat serta keuntungan menggunakan KB Iklan TV (public service) Memasang vendor vendor di puskesmas ataupun rumah sakit Menyediakan hotline untuk konsultasi (bebas pulsa)

Mengadakan kampanye, co: mengelilingi bundaran HI untuk memberitahukan

pada

pengendara

yang

berlalu lalang Memasang spanduk spanduk di puskesmas serta rumah sakit Penggunaan alat KB disediakan Cuma cuma bagi yang tidak mampu Mengadakan talkshow/ seminar mengenai apa itu KB supaya target audience lebih tertarik dan mendapat pengetahuan mengenai manfaat dari program KB Booth keliling menggunakan mobil dengan menyediakan fasilitas konsultasi gratis dengan dokter. Menginformasikan masyarakant melalui iklan iklan ynag ditempatkan pada fasilitas umum. Co: badan bus, tempat sampah, jembatan penyebrangan, dll Target Akhir Agar masyarakat aware terhadap program KB, guna mengurangi serta menekan tingkat laju penduduk, sehingga mengurangi pengangguran, kemiskinan, perpindahan penduduk secara besar besaran untuk tahun tahun kedepan. Tingginya angka kemiskinan yang semakin mengingkat serta kesejahteraan rakyat yang semakin berkurang dikarenakan semakin banyaknya jumlah penduduk maka masayarakat sulit untuk mendapatkan pendidikan dimana itu akan mempengaruhi SDM kita untuk tahun tahun mendatang, sulit bagi kita untuk bersaing di era globalisasi ini jika kita kekurangan SDM, maka tingkat kebodohan semakin meningkat serta kurangnya lapangan kerja yang juga berpengaruh akan presentase kriminalitas di Negara kita dan itu memiliki dampak yang besar terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia.
http://yashinta1988.blogspot.com/2009/04/keluarga-berencana.html

Program KB di Indonesia
Sep 08, 200917 Commentsby lusa

http://www.lusa.web.id/program-kb-di-indonesia/

Pengertian KB Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992). Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk: Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Tujuan Program KB Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatukeluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi. Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:

1. Keluarga dengan anak ideal 2. Keluarga sehat 3. Keluarga berpendidikan 4. Keluarga sejahtera 5. Keluarga berketahanan 6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya 7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS) Sasaran Program KB Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi: 1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun. 2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan. 3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiranberikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen. 4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen. 5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien. 6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun. 7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak. 8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usahaekonomi produktif. 9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program KBNasional. Ruang Lingkup KB Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja; Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas; Keserasian kebijakankependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara. Strategi Program KB Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu: 1. Strategi dasar 2. Strategi operasional Strategi dasar Meneguhkan kembali program di daerah Menjamin kesinambungan program

Strategi operasional Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional Peningkatan kualitas dan prioritas program Penggalangan dan pemantapan komitmen Dukungan regulasi dan kebijakan Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan Dampak Program KB Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar. Referensi Arjoso, S. Rencana Strategis BKKBN. Maret, 2005. BKKBN, 1999. Kependudukan KB dan KIA. Bandung, Balai Litbang. NRC-POGI, 1996. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana. Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. www. bkkbn.go.id

You might also like