You are on page 1of 15

PENGERTIAN, SEJARAH DAN SEBAB-SEBAB TIMBULNYA ILMU KALAM

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah ILMU KALAM Dosen Pengampu : Drs. H. ABDULLAH ZAINI

Disusun oleh : 1. Muhammad Sokhib : (106013343) 2. Dewi Yahyawati 3. Luthfiyah 4. Jundiyah 5. Ji'rotul Hani'ah : (106013339) : (106013471) : (106013445) : (106013472)

FAKULTAS AGAMA ISLAM PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 2012

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillahi RobbilAlamin, atas nikmat yang senantiasa Allah beri kepada kita. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Junjungan Nabi Muhammad Saw. Insan yang setiap muslim dibelahan bumi manapun berharap akan syafaatnya kelak di hari kiamat. Ucapan terima kasih kepada pak dosen dan temanteman yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Kali ini kami menyampaikan materi kuliah Ilmu Kalam dengan tema Pengertian, sejarah dan sebab-sebab timbulnya Ilmu Kalam. Sebagaimana kita ketahui bersama Ilmu Kalam adalah boleh dibilang pokoknya ilmu bagi orang Islam. Bagi seseorang yang mengaku beragama Islam tapi tidak mempunyai pengetahuan tentang ilmu Kalam adalah ibarat orang yang membeli produk tapi tak tahu tentang produk knowledge-nya. Ilmu Kalam adalah pengetahuan tentang Ke-Tuhanan atau dalam dunia barat sering disebut Ilmu Teologi. Kenapa dibilang pokoknya Ilmu Islam, karena sebelum kita jauh-jauh mempelajari Islam kita wajib mengetahui dulu tentang Allah, karena Allah-lah sumber dari Islam. Dengan mempelajari Ilmu Kalam diharapkan seorang mahasiswa muslim tidak akan tersesat dalam luasnya samudra ilmu keIslaman. Demikianlah semoga apa yang kami sajikan ini mendapat ridho dari Allah dan dapat menambah wawasan kita semua. Membawa manfaat bagi penyusun maupun rekan-rekan sekAlian. Amin Yaa Robbal Alamin. Demak, 19 Mei 2012 Penyusun

ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN............................................................... BAB II. PEMBAHASAN............................................ A. PENGERTIAN, DASAR-DASAR, DAN SEJARAH ILMU KALAM 1. PENGERTIAN ILMU KALAM................................ 2. DASAR-DASAR DAN RUANG LINGKUP ILMU KALAM.............................. 3. SEJARAH ILMU KALAM........ B. SEBAB-SEBAB MUNCULNYA ILMU KALAM. C. PERMASALAHAN ILMU KALAM DALAM ISLAM. 1. MASALAH PELAKU DOSA BESAR 2. MASALAH PERBUATAN MANUSIA DAN KAITANNYA PADA TUHAN... BAB III. PENUTUP.......................................................................... DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 13 14 15 6 8 9 12 12 5 5

ii iii 4 5

iii

BAB I. PENDAHULUAN Ilmu kalam merupakan objek kajian berupa ilmu pengetahuan dalam agama Islam yang dikaji dengan menggunakan dasar berfikir berupa logika dan dasar kepercayaan-kepercayaaan pribadi atau suatu golongan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan akan eksistensi atau keberadaan Tuhan, bagaimana Tuhan, seperti apa wujudnya dan pertanyaan-pertanyaan sejenis lainnya yang berhubungan dengan Tuhan. Pembahasan di atas terlihat merupakan dasar-dasar dari pembahasan ilmu kalam itu sendiri dan bagaimana peranannya atau korelasinya dengan kurikulum pendidikan agama Islam. Dengan begitu diharapkan kita mampu meenguasai dasar pembahasan tentang ilmu kalam dan korelasinya dengan kurikulum pendidikan Islam. Adapun tujuan utama dari ilmu kalam adalah untuk menjelaskan landasan keimanan umat Islam dalam tatanan yang filosofis dan logis. Bagi orang yang beriman, bukti mengenai eksistensi dan segala hal yang menyangkut dengan Tuhan yang ada dalam al-Quran, Hadits, ucapan sahabat yang mendengar langsung perkataan Nabi dan lain sebagainya, sudah cukup. Namun tatkala masalah ini dihadapkan pada dunia yang lebih luas dan terbuka, maka dalil-dalil naqli tersebut tidak begitu berperan. Sebab, tidak semua orang meyakini kebenaran al-Quran dan beriman kepadanya. Karenanya diperlukan lagi interpretasi akal terhadap dalil yang sudah ada dalam al-Qur'an tersebut untuk menjelaskannya. Awalnya perbincangan mengenai teologi ini hanyalah debat biasa sebagai diskusi untuk mempertajam pemahaman keIslaman, namun lama-kelamaan ia membentuk sebuah kelompok prokontra yang berjuang pada kebencian, permusuhan dan bahkan peperangan. Penyusun berharap dengan ditulisnya materi Ilmu Kalam ini dapat memberikan efek positif kepada kita yang tengah menjalani mata kuliah Ilmu Kalam ini. Dengan pembahasan yang sederhana ini mudah-mudahan dapat membantu kita untuk memberikan suatu motivasi dan pemahaman untuk kita dalam menjalani hidup dan kehidupan beragama kita sekarang hingga akhir nanti.

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN, DASAR-DASAR DAN SEJARAH ILMU KALAM 1. Pengertian Ilmu Kalam

Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain:ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh Al-Akbar, dan teologi Islam. Disebut ilmu ushuluddin karena karena ilmu ini membahas pokok-pokok agama. Disebut ilmu tauhid karena ilmu ini membahas ke-Esaan Allah SWT. Teologi Islam merupakan istilah lain dari ilmu kalam, yang diambil dari Bahasa Inggris, theology. William L. Reese mendefisinikannya dengan discourse or reason concerning God(diskursus atau pemikiran tentang Tuhan). Sementara itu Musthafa Abdul Raziq berkomentar, ilmu ini (ilmu kalam) yang berkaitan dengan akidah imani ini sesungguhnya dibangun di atas argumentasiargumentasi rasional. Atau, ilmu yang berkaitan dengan akidah Islami ini bertolak atas bantuan nalar . sementara itu Al-Farabi mendefinisikan ilmu kalam sebagai berikut : ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang membahas Dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam. Stressing akhirnya adalah memproduksi ilmu ketuhanan secara filosofis Ibnu Khaldun mendefinisikan ilmu kalam sebagai berikut: ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang mengandung berbagai aargumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dalil-dalil rasional. Adapun ilmu ini dinamakan ilmu Kalam, disebabkan : a) Persoalan yang terpenting yang menjadi pembicaraan pada abad-abad permulaan hijriah ialah apakah Kalam Allah (Al-quran) itu qadim atau hadits. b) Dasar ilmu Kalam ialah dalil-dalil fikiran dan pengaruh dalil fikiran ini tampak jelas dalam pembicaraan para mutakallimin. Mereka jarang

mempergunakan dalil naqli (Al-Quran dan hadits), kecuali sesudah menetapkan benarnya pokok persoalan terlebih dahulu berdasarkan dalil-dalil fikiran. c) Dinamakan Ilmu Kalam karena pembicaraan tentang Tuhan dibahas dengan logika. Maksudnya menggunakan dalil-dalil aqliyah ; dari permasalahan masalah sifat-sifat kalam bagi Allah. 2. Dasar-dasar dan ruang lingkup ilmu kalam a. Al-quran Sebagai dasar dan sumber ilmu kalam, Al-quran banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah ketuhanan, diantaranya adalah: Artinya: Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakan (3) dan tidak ada sesuatu yang sama denganDia (4) b. Hadis

Hadis Nabi SAW pun banyak membicarakan masalah-masalah yang dibahas ilmu kalam yang dipahami sebagian ulama sebagai prediksi Nabi mengenai kemunculan berbagai golongan dalam ilmu kalam, diantaranya adalah: hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, orang-orang Yahudi akan terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh golongan. c. Pemikiran manusia Pemikiran manusia dalam hal ini, baik berupa pemikiran umat Islam sendiri atau pemikiran yang berasal dari luar umat Islam. Sebelum filsafat Yunani masuk dan berkembang di dunia Islam, umat Islam sendiri telah menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat Al-quran, terutama yang belum jelas maksudnya (al-mutasyabihat)1.

Abdul Razak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam untuk UIN, STAIN, PTAIS, Bandung: Pustaka

Setia,2009, h. 13-21.

Seperti halnya filosof muslim yaitu Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakaria AlRazi atau yang di kenal dengan Al-Razi yang mendukung penggunaan akal dalam memahami kalam Ilahi, ia berkeyakinan bahwa akal manusia kuat untuk mengetahui yang baik serta apa yang buruk, untuk tahu kepada Tuhan, dan untuk mengatur hidup manusia di dunia2. d. Insting Secara instingtif, manusia selalu ingin bertuhan, oleh karena itu kepercayaaan adanya Tuhan telah berkembang sejak adanya manusia pertama. William L. Reese mengatakan bahwa ilmu yang berhubungan dengan ketuhanan ini yang dikenal dengan istilah theologia, telah berkembang sejak lama dan muncul dari mitos. Selanjutnya teologi itu berkembang menjadi teologi alam dan teologi wahyu3. Sebelum membahas mengenai ruang lingkup ilmu kalam kita harus mengetahui ajaran dasar agama yang tidak boleh diperselisihkan seperti: 1. 2. 3. 4. 5. Allah maha Esa Muhammad adalah Rasul Al-Quran adalah wahyu Hari akhirat itu pasti Surga dan neraka itu ada.

Selanjutnya yang menjadi tema besar ajaran ilmu kalam (ruang lingkup), seperti: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
2

Allah mempunyai sifat di luar dzat atau tidak Diutusnya Rasul wajib atau tidak Al-quran Qadim atau baharu Surga dan neraka itu jasmani atau rohani Melihat Tuhan di akhirat, dengan jasmani atau rohani Dan lain-lain4.

Harun Nasution, Falsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1999, h. 18 op. cit. h. 26-27 M. Yunan Yusuf, Diktat Ilmu Kalam, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah, 2001, h. 8-9.

3.

Sejarah Timbulnya Ilmu alam

Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan Utsman bin affan yang berbuntut pada penolakan Muawwiyah atas kekhalifahan Ali bin abi Thalib. Ketegangan tersebut mengkristal menjadi perang Siffin yang berakhir dengan keputusan tahkim (arbitrase). Sikap Ali menerima tipu muslihat Amr bin Al ash, utusan dari pihak Muawwiyah dalam tahkim. Kelompok yang awalnya berada dengan Ali menolak keputusan tahkim tersebut mereka menganggap Ali telah berbuat salah atas keputusan tersebut sehingga mereka meninggalkan barisannya, kelompok ini dikenal dengan nama khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri. Diluar pasukan yang membelot Ali, adapula yang sebagian besar tetap mendukung Ali. Mereka inilah yang kemudian memunculkan kelompok Syiah. Harun lebih jauh melihat bahwa persoalan kalam yang pertama muncul adalah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir5. Sementara itu menurut Dr. M. Yunan yusuf masalah ilmu kalam ini timbul berawal dari masalah politik yaitu ketika Utsman bin Affan wafat terbunuh dalam suatu pemberontakan . sebagai gantinya Ali dicalonkan sebagai khalifah namun pencalonan Ali ini banyak mendapat pertentangan dari para pemuka sahabat di Mekkah. Tantangan kedua datang dari Muawwiyah, gubernur Damaskus salah seorang keluarga dekat Utsman bin Affan. Ia pun tidak mau pengangkatan Ali sebagai khalifah. Muawwiyah menuntut untuk menghukum para pembunuh Utsman bin Affan.

op.cit. h. 27-28.

B. SEBAB-SEBAB MUNCULNYA ILMU KALAM Pada zaman Abbasiyah, telah banyak berlaku pembahasan di dalam perkaraperkara akidah termasuk perkara-perkara yang tidak wujud pada zaman Nabi s.a.w. atau zaman para sahabatnya. Berlaku pembahasan tersebut dengan memberi penumpuan agar ia menjadi satu ilmu baru yang diberi nama Ilmu Kalam. Ilmu ini muncul dan berkembang atas sebab-sebab dalaman dan eksternal.

Sebab-sebab internal Berikut ini adalah sebab-sebab internal yang menjadi puncak munculnya ilmu Kalam: 1) Al-Quran di dalam ajarannya kepada tauhid menceritakan aliran-aliran penting dan agama-agama yang bertebaran pada zaman Nabi s.a.w., lalu alQuran menolak perkataan-perkataan mereka. Secara tabi'i, para ulama telah mengikuti cara al-Quran di dalam menolak mereka yang bertentangan, di mana apabila penentang memperbaharui cara, maka kaum muslimin juga memperbaharui cara menolaknya. 2) Pada zaman pemerintahan Bani Umaiyah, hampir-hampir keseluruhan umat Islam di dalam keimanan yang bersih dari semua pertikaian dan perdebatan. Dan apabila kaum muslimin selesai melakukan penaklukan negeri dan kedudukannya telah mantap, mereka beralih pembahasan sehingga menyebabkan perselisihan pendapat di kalangan mereka. 3) Perselisihan di dalam masalah politik menjadi sebab di dalam perselisihan mereka mengenai soal-soal keagamaan. Jadilah partai-partai politik tersebut sebagai satu aliran keagamaan yang mempunyai pandangannya sendiri. Partai (kelompok) Imam Ali r.a. membentuk golongan Syiah, dan manakala mereka yang tidak setuju dengan Tahkim dari kalangan Syiah telah membentuk kelompok Khawarij. Dan mereka yang membenci perselisihan yang berlaku di kalangan umat Islam telah membentuk golongan Murji'ah.

10

Sebab-sebab ekternal Berikut ini adalah sebab-sebab eksternal yang menjadi puncak munculnya ilmu Kalam: 1) Banyaknya orang yang memeluk agama Islam setelah penaklukan beberapa negeri adalah terdiri dari penganut agama lain seperti yahudi, Nasrani, Ateis dan lain-lain. Kadangkala mereka menzahirkan pemikiran-pemikiran agama lama mereka bersalutkan pakaian agama mereka yang baru (Islam). 2) Kelompok-kelompok Islam yang pertama, khususnya Muktazilah, perkara utama yang mereka tekankan ialah mempertahankan Islam dan menolak hujah mereka yang menentangnya. Negeri-negeri Islam terdoktrin dengan semua pemikiran-pemikiran ini dan setiap kelompok berusaha untuk membenarkan pendapatnya dan menyalahkan pendapat kelompok lain. Orang-orang Yahudi dan Nasrani telah melengkapkan diri mereka dengan senjata ilmu Falsafah, lalu Muktazilah telah mempelajarinya agar mereka dapat mempertahankan Islam dengan senjata yang telah digunakan oleh pihak yang menyerang. 3) Ahli-ahli Kalam memerlukan falsafah dan mantiq (ilmu logik), hingga memaksa mereka untuk mempelajarinya supaya dapat menolak kebatilankebatilan (keraguan-keraguan) yang ada di dalam ilmu tersebut. Kemunculan aliran-aliran Islam Masalah khilafah (pemerintahan) adalah masalah yang menyebabkan telah terjadi perselisihan yang kuat antara kaum muslimin. Kesan dari perselisihan ini ialah, terbentuknya beberapa kelompok besar di dalam Islam, yaitu: 1) Syiah: Mereka ialah orang-orang yang berpendapat bahawa yang lebih berhak terhadap pemerintahan selepas kewafatan Rasulullah s.a.w. ialah saiyidina Ali r.a. 2) Khawarij: Yaitu mereka yang tidak menyetujui majlis Tahkim. Mereka keluar dari kelompok saiyidina Ali.

11

3) Murji'ah: Yaitu mereka yang membenci perselisihan dan menjauhi dua kelompok di atas. Setelah kaum muslimin selesai membuka negeri-negeri, lalu ramai dari kalangan penganut agama lain yang memeluk Islam. Mereka ini menzahirkan pemikiranpemikiran baru yang diambil dari agama lama mereka tetapi diberi rupa bentuk Islam. Iraq, khususnya di Basrah merupakan tempat segala agama dan aliran. Maka terjadilah perselisihan apabila ada satu golongan yang menafikan kemahuan (iradah) manusia. Kelompok ini diketuai oleh Jahm bin Safwan. Dan antara pengikutnya ialah para pengikut aliran Jabbariyah yang diketuai oleh Ma'bad al-Juhni. Aliran ini lahir ditengah-tengah kekacauan pemikiran dan asas yang dibentuk oleh setiap kelompok untuk diri mereka. Kemudian bangkitlah sekelompok orang yang ikhlas memberi penjelasan mengenai akidah-akidah kaum muslimin berdasarkan jalan yang ditempuh oleh alQuran. Antara yang masyhur di kalangan mereka ialah Hasan al-Basri. Dan sebahagian dari kesan perselisihan antara Hasan al-Basri dengan muridnya Washil bin Atho' ialah lahirnya satu kelompok baru yang dikenali dengan Muktazilah. Perselisihan tersebut ialah mengenai hukum orang beriman yang mengerjakan dosa besar, kemudian mati sebelum sempat bertaubat. Pada akhir kurun ketiga dan awal kurun keempat, lahirlah imam Abu Mansur al-Maturidi yang berusaha menolak golongan yang berakidah batil. Mereka membentuk aliran al-Maturidiah. Kemudian muncul pula Abul Hasan al-Asy'ari yang telah mengumumkan keluar dari kelompok Mu'tazilah dan menjelaskan asas-asas pegangan barunya yang bersesuaian dengan para ulama dari kalangan fuqahak dan ahli hadis. Dia dan pengikutnya dikenal sebagai aliran Asya'riah. Dan dari dua kelompok ini, terbentuklah kelompok Ahlus Sunnah wal Jamaah. Dan kesimpulannya, kita dapat melihat bahawa kemunculan kelompok-kelompok di dalam Islam adalah kembali kepada dua perkara: 1) Perselisihan mengenai pemerintahan 2) Perselisihan di dalam masalah usul atau asas agama.

12

C. PERMASALAHAN ILMU KALAM DALAM ISLAM

1. Masalah Pelaku Dosa Besar a) Mazhab Syiah Dalam masalah politik yaitu terbunuhnya ke-tiga yaitu khalifah Utsman bin affan oleh pemberontakkan dari Mesiar yang dipimpin oleh Abu Saudah bin Saba, Utsman tewas dan melahirkan konsep permasalahan apakah tetap beriman atau telah kafir, pelaku pembunuh Utsman itu dan pelaku dosa besar yang keluar dari barisan Ali karena tidak puas dengan hasil administrasi maka mereka keluar dari barisan Ali. Menurut mazhab Syiah pelaku dosa besar adalah kafir dalam arti keluar dari Islam dan murtad maka ia wajib dibunuh. b) Mazhab Murjiah Murjiah artinya menunda tentang pelaku dosa besar dia di akhirat, pendirinya Abdullah Ibnu Umar (anak Umar bin Khatab), mereka berpendapat bahwa orang yang berbuat dosa besar tetap masih mukmin dan bukan kafir adapun dosa yang dilakukannya terserah kepada Allah untuk mengampuni atau tidak mengampuni. c) Mazhab Mutazilah Pendirinya adalah Wasil bin Atok pendapatnya orang yang berdosa besar bukan kafir tetapi bukan pula mumin orang semacam ini mengambil dua posisi diantara dua posisi atau tidak masuk surga atau tidak masuk neraka d) Mazhab Asy-Ariyah Mazhab ini pendirinya adalah Hasan Al-Asy Ari (260-324 H), dia menentang pendapat mazhab mutazilah menurutnya tidak mungkin orang yang berbuat dosa besar itu tidak mukmin maka terdapat iman , menurutnya mumin yang melakukan dosa besar bila wafat tanpa taubat mungkin orang itu diampuni dosanya oleh Allah

13

sehingga diakhirat orang itu langsung masuk surga dan mungkin pula tidak di ampuni mak ia dimasukkan keneraka dulu baru surga. Seperti dalam hadits rosul. 2. Masalah Perbuatan Manusia dan Kaitannya pada Tuhan Dalam ilmu kalam masalah perbuatan manusia ada dua macam : a. Khodoriyah Menurut Khodoriyah manusia memiliki kebebasan atau kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatan, Khodoriyah mempunyai paham manusia mempunyai kebebasan dan kekuasaan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya. b. Jabariyah Nama Jabariyah berasal dari Jabarah yang mengandung arti memaksa. Paham ini berpendapat manusia tidak mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya dalam paham ini manusia mutlak terikat dalam kehendak Tuhan.

14

BAB III PENUTUP

Pembahasan di atas merupakan sebuah pengantar bagi kita untuk lebih mendalami pembahasan tentang ilmu kalam atau yang biasa disebut teologi Islam. Ketika kita telah mempelajari pembahasan tersebut besar harapan penyusun untuk kita lebih tahu lagi tentang arti dari sebuah perbedaan dengan berpegang pada dasar pengertian yang relevan Terlebih kita sebagai umat muslim perlu meningkatkan produktivitas keilmuan kita dengan berfikir seperti apa yang dijelaskan di atas yaitu tetap menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat agar seimbang apa yang kita lakukan di mata Allah. Dan juga pembahasan ilmu kalam ini tidak terlepas dari kritikan tajam dari para ulama sebagai warna perbedaan bagi kita untuk lebih menyikapinya dengan arif dan bijaksana. Semoga dengan kita telah memperdalam pembahasan ini kita mendapatkan khazanah keilmuan yang bermanfaat bagi kita sebagai modal dalam mengarungi kehidupan yang semakin rumit terutama problema-problema tentang pemikiran antara kaum tradisionalisme dan rasionalisme mengenai teologi Islam ini Kritik dan saran yang membangun, penyusun harapkan demi tercapainya perbaikan kearah yang lebih positif dan bermanfaat.

15

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Razak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam untuk UIN, STAIN, PTAIS, Bandung: Pustaka Setia,2009, h. 13-21. Harun Nasution, Falsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1999, h. 18. M. Yunan Yusuf, Diktat Ilmu Kalam, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah, 2001, h. 89. M. Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam, Jakarta: Perkasa, 1990, h. 36.

You might also like