You are on page 1of 7

Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial Sumner mengatakan sebuah institusi terdiri dari konsep (ide, gagasan, doktrin, kepentingan)

dan struktur. Lalu ia menunjukkan bahwa lembaga dimulai pada kebiasaan, adat, dan berkembang menjadi adat istiadat dengan memiliki menyertainya filosofi kesejahteraan. Dalam pembahasannya Sumner menunjukkan bahwa sebuah lembaga memiliki tingkat permanen. Perlu ditambahkan bahwa hal itu juga terintegrasi dengan lembaga masyarakat lainnya. Karakteristik Lembaga Sosial Sebagai Berikut: Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas masyarakat dan hasil-hasilnya. Ia terdiri atas kebiasaankebiasaan, tata kelakukan, dan unsur-unsur kebudayaan lain yang tergabung dalam suatu unit yang fungsional. Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu. Oleh karena lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok, maka sudah sewajarnya apabila terus dipelihara dan dibakukan. Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga pendidikan sudah pasti memiliki beberapa tujuan, demikian juga lembaga perkawinan, perbankan, agama, dan lain- lain. Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga sosial. Misalnya, rumah untuk lembaga keluarga serta masjid, gereja, pura, dan wihara untuk lembaga agama. Lembaga sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang atau simbol-simbol tertentu. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambar tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Misalnya, cincin kawin untuk lembaga perkawinan, bendera dan lagu kebangsaan untuk negara, serta seragam sekolah dan badge (lencana) untuk sekolah. Lembaga sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis yang merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain. Sebagai contoh, izin kawin dan hukum perkawinan untuk lembaga perkawinan.

Lembaga Lembaga adalah wadah yang dibuat untuk mencapai tujuan tertentu, dengan berbagai aturan dan tata kerja organisasi. Dalam penerapannya lembaga bisa dibuat dalam berbagai bidang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Contoh: bidang sosial, bidang ekonomi dan lain-lain. Wadah yang lebih besar dari lembaga adalah asosiasi. Asosiasi terdiri dari beberapa lembaga yang berkolaborasi dalam bidang yang sama. Dalam dinamika kehidupan bermasyarakat sering dibentuk lembaga dalam bidang tertentu untuk mencapai sebuah tujuan. Misalnya Lazis (Lembaga Amal Zakat Infak dan Sodaqoh) selain itu masih banyak lembaga-lembaga lain yang terbentuk dalam masyarakat, karena untuk mencapai sebuah tujuan bersama diperlukan strategi. Membuat lembaga merupakan sebuah strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Cara-cara Mempelajari Lembaga. Secara umum, tiga pendekatan yang digunakan : Analisis sejarah, sejarah sangat penting perannya dalam pembentuakan sebuah lembaga, karena dari realitas sejarah kita dapat mempelajari tentang kelemahan dan kelebihan strategi para pendahulu dalam mensikapi sebuah masalah. Dari realitas sejarah yang ada kita dapat mempelajari untuk kemuadian mengambil langkah yang lebih tepat. Perbandingan analisis melibatkan studi lembaga tunggal dalam masyarakat yang berbeda atau dalam strata yang berbeda dari masyarakat. Salah satu langkah yang biasa dilakukan dalam pembentukan lembaga adalah dengan melakukan studi banding, hal itu dilakukan untuk mendapatkan referensi yang kemudian dirumuskan dalam pembentukan sebuah lembaga. Hal ini dilakukan untuk untuk lebih mematangkan langkah-langkah dalam menjalankan sbuah lembaga. Lembaga juga dapat dipelajari sehubungan dengan cara mereka saling berhubungan dalam masyarakat. Pendekatan ini, dengan penekanan pada keterkaitan fungsional, sering melibatkan analisis sejarah dan sering menggunakan atau menyarankan studi perbandingan institusi. Analisis fungsi ini lebih menekankan pada manfaat lembaga itu dibentuk, agar misi dan visi lembaga itu lebih jelas.

Tata kelakuan, Kebiasaan, dan adat istiadat Sifat adat istiadat, yang mendasari dan mempertahankan urutan yang lebih formal dari lembaga dan asosiasi terdapat rumit dan kompleks dari penggunaan atau mode perilaku. Cara-cara sosial terakreditasi akting adalah kebiasaan masyarakat. Folkways (Kebiasaan). Diterjemahkan menurut arti kata-katanya, folkways itu berarti tata cara (ways) yang lazim dikerjakan atau diikuti oleh rakyat kebanyakan (folk). Folkways dari adanya pola-pola perilaku yang selalu diikuti oleh orang-orang kebanyakan-di dalam hidup mereka sehari-harinya karena dipandang sebagai suatu hal yang lazim. Folkways kebanyakan dianut orang di dalam batas-batas kelompok tertentu. Ancaman-ancaman sanksi terhadap pelanggaran-pelanggaran folkways pun hanya akan datang dari kelompok-kelompok tertentu saja. Oleh karena itu maka sanksi-sanksi informal yang mempertahankan folkways sering kali terbukti tidak efektif kalau ditunjukkan kepada orang-orang yang tidak menjadi warga penuh dari kelompok pendukung folkways itu. Adat istiadat dan kebiasaan dalam suatu masyarakat dapat menjadi pengendali prilaku sebuah lembaga. kebiasaan bukan hanya sebagai norma-norma perilaku tetapi sebagai pengendali. Didalam adat istiadat terdapat norma, tata krama dan kebiasaan berprilaku sebuah masayarakat. Sehingga lembaga yang ada dalam masyarakat tersebut karakternya sangat terpengaruh oleh adat istiadat yang ada. Terkadang adat istiadat yang konservatif dapat mengganggu jalannya sebuah lembaga, misalnya: menganggap tabu hal hal yang sebenarnya tidak perlu ditabukan. Adat istiadat dan kehidupan sosial. Adat istiadat yang ada sangat berpengaruh terhadap prilaku pribadi Adat istiadat bisa digunakan untuk mengidentifikasi individu dengan kelompok. Adat istiadat sebagai penjaga solidaritas Adat istiadat dari berbagai masyarakat yang berbeda terkadang kontrdaiktif, sehingga mereka bertemu dalam sebuah komunitas baru terutama di kota harus ada rasa saling menghormati dan toleransi satu sama lain agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk di masyarakat wilayah pedesaan biasanya masih bertahan pada adat istiadat yang ada.

Institusi Agama Pengertian dari Institusi Agama. Dalam bahasa inggris dijumpai dua istilah yang mengacu pada pengertian institusi atau bisa juga dinamakan lembaga, yaitu institute di artikan sebagai organisasi dan institution di artikan sebagai norma. Dari kedua istilah tersebut mempunyai pandangan yang berbeda istilah institute menekankan kepada pengertian institusi sebagai sarana atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan istilah institution menekankan kepada pengertian institusi sebagai suatu sistem norma untuk memenuhi kebutuhan. Arti lain dari Lembaga adalah sistem hubungan sosial yang terorganisasi yang mengejawantahkan (mendidik) nilai-nilai serta prosedur umum tertentu dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat. Bisa dikatakan suatu organisasi, sekelompok manusia yang mempunyai suatu tujuan untuk interaksi sosial dengan mengemban suatu norma-norma yang di buat landasan untuk melangkah memenuhi dan mewujudkan suatu impian atau kebutuhan masyarakat. Jadi norma-norma yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat itu akan berubah sesuai dengan keperluan dan kebutuhan manusia. Misalkan dari kelompok norma kerabat itu akan melahirkan institusi keluarga dan institusi perkawinan seperti kantor urusan agama (KUA). Kelompok norma pendidikan akan menimbulkan institusi pendidikan yang di wujudkan dalam bentuk sekolah, kelompok norma hukum melahirkan institusi hukum, seperti peradilan, kelompok norma agama yang melahirkan institusi keagamaan. Pengertian Agama dalam bukunya Hendropupito dalm buku sosiologi agama ialah suatu jenis sistem sosial yang dibuat oleh penganut-penganutnya yang berporos pada kekuatan-kekuatan nonempiris yang dipercayainya dan didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi diri sendiri mereka dan masyarakat luas umumnya . Agama adalah seperangkat struktur makna khusus yang memiliki kemampuan menjelaskan dan mengkonstruksi kenyataan sosial di dalam waktu dan tempat yang berbeda. Pada dasarnya hal ini akan menumbuhkan perkembangan kesadaran keagamaan sebagai suatu struktur makna yang khas dan juga mampu mendorong manusia untuk mempunyai jiwa nasionalisme Indonesia, dan menyediakan suatu pemahaman diri secara sosial dan politik. Jadi pengertian dari institusi (lembaga) keagamaan adalah menyangkut hal yang mengandung arti yang sangat penting dalam masalah aspek kehidupan manusia, yang

dalam transendensinya, mencakup sesuatu yang mempunyai arti penting dan menonjol bagi manusia. Bahkan sejarah menunjukkan bahwa lembaga-lembaga keagamaan merupakan bentuk asosiasi manusia yang paling penting untuk terus bertahan. Lembaga Agama dalam Keberagamaan Umat. Suatu agama dikatakan sebagai kepercayaan kepada spiritual. Esensi agama yang digambarkan oleh Tylor sebagai kepercayaan kepada wujud spiritual dapat juga dipakai kepada agama besar dunia, seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, disamping agama primitif, apabila wujud spiritual juga diartikan mencakup kekuatan gaib. Maksudnya kekuatan gaib dan keyakinan tidak dapat diamati dan tidak bisa diverifikasi. Hal yang gaib ini hanya bisa dipercayai dalam ritual saja. Ketika agama dijadikan sebuah institusi bertujuan bahwa dengan terbentuknya suatu lembaga, demi lestarinya agama itu sendiri, agama itu akan mejadi sebuah organisasi yang sangat kuat. Akan tetapi kekuatan yang dimiliki semata-mata hanyalah adanya kesadaran yang mendalam dari semua umat beragama bahwa agama itu dipanggil oleh Tuhan untuk melayani kebutuhan manusia atau kebutuhan akhirat itu tidak boleh dilalaikan, hal yang seperti itu hanyalah agar supaya tetap berjuang mencapai kebutuhan akhirat. Agama sebenarnya dalam posisi yang tetap. Akan tetapi dengan melihat situasi dan kondisi masyarakat yang selalu berubah-rubah, ini menandakan bahwa perubahan yang ada dalam agama merupakan salah satu wujud adanya kebudayaan yang mengalami kelambanan sosial.

Lembaga Agama Islam Agama islam pada dasarnya adalah suatu agama yang di ajarkan oleh nabi Muhammad SAW dalam penyebaran agama islam beliau dengan dakwah. Sampai berkembang pesat sampai sekarang ini. Agama Islam dulunya tidak terbentuk sebuah lembaga. Dengan pergeseran waktu sehingga agama islam di Indonesia terbentuk sebuah organisasi keagamaan Muhammadiyah dan organisasi keagamaan Nahdlotul Ulama (NU). Organisasi Muhammmadiyah adalah gerakan islam yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan pada 18 nopember 1912 di yogyakarta. Gerakan ini diberi nama muhammadiyah karena K.H Ahmad Dahlan berharap agar umatnya dapat meniru jeak perjuangan Nabi Muhammad Saw . Pada waktu memang praktik ajarannya dengan kondisi sosial yang pada itu ketidak-murnian islam akibat pengaruh kultur

atau tradisi-trdisi yang bukan Islam. Sehingga muncul banyak sekali permasalahan misalkan bidah dan hurafat yang merusak kemurnian aqidah dalam ibadah islam. Berbagai praktik-praktik bidah dan khurafat itu sering dilakukan ketika acara hitanan, melahirkan, kematian, mengandung. Factor lain adalah lembaga-lembaga pendidikan pada waktu itu masih sistem pondok pesantren yang mengajarkan ilmu agama saja, dan colonial belanda menggunakan sistem sekolah akan tetapi sistem pengajarannya dalam bidang ilmu pengetahuan saja, tanpa disertai pengetahuan agama. Dengan adanya permasalahan yang seperti itu maka K.H Ahmad Dahlan mengkombinasikan kedua sistem tersebut. Dengan didirikannya suatu pendidikan sekolah Muhammadiyah akhirnya dapat mudah di terima oleh masyarakat baik kalangan pelajar maupun awam. Organisasi Nahdlatul Ulama (NU) adalah sebagi organisasi massa dengan jumlah pengikut jutaan orang yang sebagian besar tergolong kaum tradisionalis atau berasal dari kaum perdesaan, NU didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 oleh K.H Abdul Wahab Hasbullah dengan K.H Hasyim Asyari dan ulama-ulama jawa timur. Pengurus besarnya berkeudukan di Surabaya . Mengorganisir kalangan islam yang ada pada waktu itu dengan kalangan islam tradisional denga dukungan Kyai Jombang yang sangat disegani, maka Kyai Wahab mendirikan sebuah madrasah yang bernama Nahdlotul Wathan. Akan tetapi madrasah itu lama kelamaan menjadi wadah penggemblengan para remaja sehingga dinamakan Jamiyah Nasihin. Pada waktu itu Nahdlatul Wathan masih terus berkembang dan menyebar di beberapa daerah sekitarnya, seperti semarang, malang, sidoharjo,gresik, lawang, pasuruan dan daerah lainnya. Dan pada waktu itu juga Kyai Wahab membentuk koprasi pedagang Nahdlatul Tujjar tahun 1918. dan pada tahun 1992 ketika Kyai H. Mas Mansur seorang guru Nahdlatul Wathan mengundurkan diri dengan bergabung dengan Muhammadiyah, disini sangat mengendurkan ulama tradisional. Ketika konggres yang membahas tentang kaum pembaru dan kaum tradisional dengan dilakukannya kongres tersebut keputusannya tidak menyetujui usulan Kyai Wahab. Ketika itu kaum tradisional menjadi terpojok. Dan untuk memperkuat posisinya maka tanggal 31 Januari 1926 terbentuklah NU. Oraganissai NU yang sudah diakui oleh Negara dan dijadikan suatu lembaga maka kekuatan organisasi sangat kuat. Bahkan NU

mewujudkan tujuannya melaksanakan usaha-usaha: Di bidang Agama melaksanakan ajaran islam sesuai dengan faham Aswaja. Bidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan meyelenggarakan wujudnya pendidikan. Di bidang social mengusahakan terwujudnya suatu pembangunan ekonomi dengan mengupayakan keadilan sosial. Di bidang ekonomi mewujudkan pemetaan kesempatan berusaha dan menikmati hasil-hasil pembangunan. Mengusahakan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat guna terwujud khoiru ummah .

You might also like