You are on page 1of 13

1

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN SAINS

TUGAS

Disusun sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Landasan TIK dalam Pendidikan Sains

MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2012

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya. Seiring dengan perkembangan TIK ini telah membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di segala aspek kehidupan, termasuk salah satunya bidang pendidikan sains. Baru-baru ini diluar dugaan teknologi komputer untuk belajar sains berbasis teknologi telah meningkat tajam. Potensi untuk mendukung dan memungkinkan belajar melalui eksplorasi simulasi fenomena ilmiah, pemodelan proses ilmiah, mengambil dan menganalisa data secara otomatis dan mampu mengakses dan mengkomunikasikan informasi ilmiah dan keahlian tinggi. Studi kasus di seluruh dunia telah menunjukkan bahwa TI dapat memungkinkan praktek kelas inovatif dalam belajar sains (Kosma, 2003 dalam Webb, 2008). Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasarkan teknologi elektronika digital. Kemudian juga bermunculan website khusus untuk pelajaran sains seperti chem-is-try.org, phEt, laboratorium virtual, dan berbagai software komputer yang digunakan untuk pendukung pembuatan media pembelajaran. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi informasi

sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif.

1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pemanfaatan TIK dalam pendidikan sains? 2. Apa dampak positif pemanfaatan TIK dalam pendidikan sains? 3. Apa dampak negatif pemanfaatan TIK dalam pendidikan sains? 4. Apa solusi yang tepat untuk menghadapi dampak negatif pemanfaatan TIK dalam pendidikan sains?

1.3 Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Menjelaskan pemanfaatan TIK dalam pendidikan sains. 2. Menganalisis dampak positif pemanfaatan TIK dalam pendidikan sains. 3. Menganalisis dampak negatif pemanfaatan TIK dalam pendidikan sains. 4. Memberikan solusi yang tepat untuk menghadapi dampak negatif pemanfaatan TIK dalam pendidikan sains.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pendidikan Sains dan Pemanfaatan TIK Sains adalah pengetahuan yang mempelajari, menjelaskan, dan

menginvestigasi fenomena alam dengan segala aspeknya yang bersifat empiris. Sains dapat disebut sebagai proses atau metode dan produk. Dengan menggunakan metode ilmiah. Dalam pendidikan, sains meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan dan pengalaman belajar tentang ilmu-ilmu alam seperti kimia, fisika, biologi, astronomi, serta statistika dan matematika. Penggunaan TIK dalam pendidikan sains saat ini tengah mengalami perkembangan yang amat pesat. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan termasuk pendidikan sains, pemerintah Indonesia telah menggunakan TIK untuk memperluas kesempatan pendidikan, untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan, dan meningkatkan efisiensi sistem pendidikan. Sampai tahun ini, berbagai upaya untuk menggunakan TIK dalam pendidikan antara lain: 1. E-learning Mulai dari tahun 2002, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan Menengah, dan Direktorat Pendidikan sedang mengembangkan e-learning program yang disebut e-dukasi. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah menengah dan tingkat sekolah kejuruan melalui penggunaan internet. Pada tahap awal ini, bahan pembelajaran sedang dikembangkan untuk mata pelajaran berikut: Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Elektronika, dan Teknologi Informasi. 2. Kursus Online Beberapa perguruan tinggi telah memberikan kuliah melalui internet untuk beberapa kursus. Misalnya saja di UPI, di dalam e-learning ada course-course atau kursus online untuk mata kuliah tertentu. Dimana dosen dan murid tidak tatap muka atau menerapkan distance learning.

3. Tutorial Online Salah satu penggunaan teknologi informasi untuk pendidikan di pendidikan tinggi adalah untuk tujuan tutorial lembaga-lembaga pendidikan jarak jauh. 4. Joint Research Sebagai media yang menyediakan untuk kolaborasi melalui penggunaan teknologi informasi, penelitian bersama program telah dilakukan. 5. Perpustakaan Elektronik Saat ini, ada jaringan perpustakaan elektronik yang disebut Bahasa Indonesia Digital Library Network yang merupakan jaringan perpustakaan elektronik dari perpustakaan pusat ITB (Digital Library), yang Pasca Sarjana Studi Perpustakaan ITB, Lembaga Penelitian ITB, Universitas Indonesia Timur Pembangunan proyek (dalam proyek CIDA), Universitas Brawijaya Malang Central Library, Universitas Muhammaddiyah Malang dan The Central Bank Data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta. Indonesia Digital Library Network ini dimaksudkan untuk mendukung upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas lulusan perguruan tinggi, untuk meningkatkan pertukaran informasi antar lembaga pendidikan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian di Indonesia. 6. Computer Assisted Instruction (CAI) Ini adalah off-line program instruksi sehingga tidak tergantung pada akses ke internet. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah mengembangkan instruksi dibantu komputer bahan belajar untuk berbagai subject matter dan kursus. Ini adalah bahan pembelajaran interaktif dimana siswa dapat belajar pada / dirinya sendiri dengan sedikit bantuan dari guru / dosen.

Sedangkan menurut Mary (2008), Jenis penggunaan IT yang telah terbukti untuk memungkinkan belajar sains meliputi simulasi, pemodelan dan data logging. Bukti bagaimana aplikasi ini dapat meningkatkan pembelajaran seperti. authoring multimedia dan video, pencarian di web dan proyek penelitian siswa telah diteliti tapi potensialnya untuk mendukung pembelajaran sains juga akan dieksplorasi.

2.2. Dampak positif Menurut Newhouse (2002) apabila kita berbicara masalah dampak TIK dalam pendidikan maka ada beberapa hal yang ditinjau yakni: dampak terhadap proses pembelajaran, dampak terhadap kurikulum, dampak terhadap lingkungan belajar, dampak terhadap guru dan aspek pedagoginya, dampak terhadap sekolah dan sistem pendidikan, serta dampak terhadap siswa. Demikian juga dalam pendidikan sains, penulis berpendapat bahwa harus ada kajian yang lebih rinci tentang dampak pemanfaatan TIK pada masing-masing aspek tinjauan di atas. Secara umum dapat dikatakan bahwa penerapan TIK dalam pendidikan sains memiliki pengaruh yang sangat positif. Dalam makalah ini, setidaknya penulis menguraikan tiga hal secara singkat tentang dampak dampak terhadap siswa dan implikasinya terhadap guru, dampak terhadap proses pembelajaran, dan dampak terhadap lingkungan belajar. TIK memainkan peranan yang sangat penting dalam mengelola pendidikan sains menjadi lebih relevan, memiliki daya tarik, dan mampu memberikan motivasi terhadap siswa. TIK juga menawarkan sebuah peluang untuk menghubungkan jurang pemisah antara masyarakat umum dan kalangan akademisi. Siswa melalui TIK mampu belajar bagaimana menemukan data, menginterpretasikan sebuah model, dan sumber-sumber rujukan dari internet yang mengantarkan mereka menjadi sukses baik di sekolah maupun di tempat bekerja. Salah satu keampuhan TIK dalam mengantarkan kesuksesan seorang siswa terkait dalam pelajaran sains adalah bahwa TIK mampu merangsang aspek teoritis dan praktikal dalam pengajaran dan pembelajaran sains (Mork, 2005). Melalui pemanfaatan TIK, siswa mampu melakukan sebuah

pengembangan sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing, siswa menjadi lebih tertarik terhadap proses pembelajaran yang mereka miliki, dan mampu mencapai hasil belajar melewati kurikulumnya pada tingkat yang lebih tinggi (Newhouse, 2002). Menurut Mork di dalam disertasinya, kehadiran TIK mampu

memunculkan dampak positif yakni: 1) Sistem pembelajaran yang kompleks dapat disimulasikan, 2) Kurikulum dapat dipusatkan pada permasalahan otentik, paralel dengan kehidupan nyata, 3) Pemodelan dan visualisasi dapat digunakan

untuk menjembatani antara pengalaman dan abstraksi, 4) topic-topik kontroversial dapat didiskusikan dengan para ahlinya di luar ruang kelas (Dede, 2000; Crosier, Cobb, & Wilson, 2002; Jorde,2003). Lebih lanjut Mork menuliskan bahwa gagasan penggunaan TIK mampu meningkatkan motivasi belajar siswa (Campbell, 1984; Rieber, 1991; Schofield, 1995; Strmme, 2004). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan TIK ternyata memberikan efek positif sebagai berikut : Investigasi secara nyata dalam membangun pengetahuan Meningkatkan keaktifan belajar dan penilaian otentik Memotivasi dan menantang siswa untuk memiliki ketertarikan Menyediakan media untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitas siswa Menyediakan sarana pendukung untuk berpikir lebih tinggi Meningkatkan independensi siswa Meningkatkan kolaborasi dan kerja sama Pembelajaran yang sesuai dengan siswa Menyelesaikan persoalan ketidakmampuan fisik Ada beberapa pembuktian yang telah dilakukan bahwa pencapaian pendidikan di Eropa secara positif disebabkan oleh pemanfaatan TIK, tetapi kesimpulan ini tidak hanya di dalam ruang lingkup penggunaan di sekolah. Hal ini juga tergantung bagaimana TIK dikelola dan digunakan di dalam institusi pendidikan. TIK digunakan sebagai alat untuk mendukung dan meningkatkan eksistensi proses pembelajaran serta mendukung administrasinya. TIK tetap dipandang bukan untuk sebuah revolusi pembelajaran dan pengajaran (Punie, 2008). Penggunaan TIK juga mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif. Dalam penggunaan TIK, lingkungan belajar lebih terkesan sebagai learner-centred, dimana siswa sebagai pusat pembelajaran. Proses pembelajaran konvensional umumnya lebih mengarahkan kepada lingkungan dimana guru sebagai pusat lingkungan, disebut teacher-centred. Selain itu, pemanfaatan TIK juga mendorong sebuah lingkungan yang berpusat pada pengetahuan (knowledgecentred). Masing-masing punya akses yang sama terhadap ilmu pengetahuan

sehingga tidak ada hal-hal yang ditutup-tutupi atau tidak diajarkan. TIK juga menawarkan sebuah lingkungan belajar yang berpusat pada penilaian dan berpusat pada komunitas, yakni adanya kerja sama dan kooperasi (Newhouse, 2002). Berkaitan dengan pendidikan sains, secara khusus Mary (2008) menyatakan bahwa lingkungan belajar sains yang diperkaya dengan TIK mampu: 1) Meningkatkan perkembangan aspek kognitif, 2) Memampukan pengalaman secara lebih luas, sehingga siswa dapat menghubungkan sains dengan pengalaman pribadi dan pengalaman nyata mereka, 3) Meningkatkan manajemen diri siswa serta memampukan mereka untuk melacak tingkat kemajuan belajar, sehingga guru leluasa memusatkan perhatian pada hal-hal yang mendukung pembelajaran dan pembelajaran untuk memampukan para siswa, dan 4) Memfasilitasi koleksi data dan presentasi data tersebut, sehingga dapat membantu siswa dalam memahami dan menginterpretasikan data tersebut. Dari hasil tinjauan literatur oleh La Velle et al (2002), disebutkan secara detail bahwa Watson et al (1993) menyatakan penelitiannya tentang dampak TIK terhadap prestasi siswa mata pelajaran sains (di antara mata pelajaran lain). Watson juga menyediakan bukti bahwa siswa dengan menggunakan TIK akan melewatkan waktu lebih banyak dalam tugas pelajaran. Ada perubahan dalam perilaku dan motivasi siswa dalam belajar serta peningkatan dalam hal ketertarikan dan kecenderungan menikmati aktivitas belajarnya. Pada tahun 1993, Morrison et al juga menunjukkan bukti adanya peningkatan prestasi bagi siswa yang menggunakan laptop selama setahun pada semua kurikulum, termasuk sains. McFarlane and Friedler (1998) juga memperlihatkan bukti yang jelas peningkatan proses pembelajaran menggunakan logging data. Adanya peningkatan penggunaan TIK telah memperkenalkan sebuah pendekatan pedagogi yang baru, termasuk di dalamnya pembelajaran Berbasis Sumber atau Resource Based Learning (RBL) dimana pembelajaran ini memerlukan aset pendukung TIK. Secara khusus, mata pelajaran sains secara ekstrim memperoleh dampak positif dari kehadiran RBL yang berkaitan dengan penggunaan TIK. Implementasi teknologi yang didukung oleh inquiry-kolaboratif mendorong guru sains untuk mendesain pendidikan sebagai suatu sistem terpadu yang menyediakan sejumlah peralatan relevan kepada siswa, mengarahkan

mereka untuk berkolaborasi secara efektif, dan meningkatkan secara epistemologi tingkat dan cara bekerja denganilmu pengetahuan (Givannini et al, 2010). Sebagaimana kita ketahui bahwa teknologi informasi dan komunikasi berkembang dari adanya penelitian dan pengembangan ilmu-ilmu sains secara berkelanjutan dan terpadu. Perkembangan TIK tidak terlepas dari perkembangan ilmu fisika dan kimia. Prinsip-prinsip teknologi selelu mementingkan ilmu fisika dalam perkembangannya, termasuk kimia sebagai bahan utama pada perangkatperangkat teknologi tinggi. Dengan mendekatkan TIK dalam pendidikan sains, siswa akan semakin terpacu dan melihat dari dekat aplikasi sains yang dipelajarinya (khususnya kimia dan fisika). Inilah yang menjadikan penggunaan TIK dalam pendidikan sains menjadi lebih menarik dibandingkan dengan penggunaannya di dalam bidang ilmu non-eksakta (sosial).

2.3. Dampak negatif Namun dibalik dari kecanggihan ICT saat ini, memiliki dampak yang negatif selain dampak positif seperti diatas. Banyak dari para siswa yang menyalahgunakan kecanggihannya untuk hal-hal yang tidak semestinya,meski tidak semua siswa berbuat demikian.Dan banyak dari mereka yang sampai lupa waktu karena asyik memanfaatkan kecanggihannya. Sehingga untuk itu peran orang tua sangatlah penting untuk mengawasi anak-anaknya. Salah satu contoh kekurangan produk hasil TIK, adalah pada e-learning, elearning dapat menyebabkan pengalih fungsian guru yang mengakibatkan guru jadi tersingkirkan, menyebabkan terciptanya individu yang bersifat individual karena sistem pembelajaran dapat dilakukan dengan hanya seorang diri, dan kemungkinan etika dan disiplin peserta didik susah atau sulit untuk diawasi dan dibina sehungga lambat laun kualitas etika dan manusia khusunya para peserta didik akan menurun drastis, serta hakikat manusia yang utama yaitu sebagai makhluk sosial akan musnah. Kemudian karena seringnya mengakses internet, di khawatirkan pelajar bukannya benar-benar memanfaatkan TIK dengan optimal malah mengakses halhal yang tidak baik, seperti pornografi yang sangat mudah di akses yang berefek buruk bagi anak dibawah umur ataupun bagi yang sudah dewasa sekalipun. Hal

10

lain misalnya kecanduan : asik berinternet (biasanya menggunakan fasilitas social networking / game online ) sehingga lupa waktu dan berakibat buruk bagi kehidupannya.kemudian ada istilah Cyber-relational addiction adalah keterlibatan yang berlebihan pada hubungan yang terjalin melalui internet (seperti melalui chat room dan virtual affairs) sampai kehilangan kontak dengan hubungan-hubungan yang ada dalam dunia nyata. Kemudian dikenal pula Information overload, Karena menemukan informasi yang tidak habis-habisnya yang tersedia di internet, sejumlah orang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengumpulkan dan mengorganisir berbagai informasi yang ada. Kemudian bisa membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut. Hal-hal tersebut sangat menghambat berkembanganya pendidikan dalam TIK. Dengan demikian, menurut penulis dampak negatif tersebut terjadi karena kesalahan pengguna dalam memanfaatkan sebuah peluang menjadi berdampak negatif. Beberapa pendapat juga menyatakan bahwa kedekatan siswa dengan dunia TIK, khususnya internet akan menjadikan mereka banyak meluangkan waktu di dunia internet dengan bermain game atau terkadang mengakses konten-konten negatif. Apabila penataan regulasi yang berlaku terkait dunia internet dapat ditingkatkan lagi maka hal ini dapat dihindari. Langkah yang tepat diambil adalah dengan meningkatkan kesadaran dari semua pihak untuk menjaga peluangpeluang negatif tidak terjadi. Selain itu dengan adanya dampak negatif yang diduga muncul dalam pemanfaatan TIK, maka perlu diantisipasi melalui pengelolaan penggunaan TIK secara baik. Apabila suatu dampak yang sebelumnya dipandang negatif, apabila diantisipasi dengan baik maka akan melahirkan potensi positif bahkan dapat dikategorikan sebagai dampak positif. Dampak negatif yang diianggap berimplikasi terhadap kepercayaan diri guru, sebagaimana disebutkan Newhouse (2002) bahwa dengan penggunaan TIK, siswa mampu belajar di luar keahlian dan kemampuan guru. Dalam kondisi ini siswa dapat saja melebihi wawasan guru apabila guru tersebut tidak mampu mengimbanginya dengan hal yang serupa. Akan tetapi jika dikelola dengan baik, sebenarnya ini adalah potensi positif untuk menjadikan proses pembelajaran menjadi dinamis.

11

Dampak negatif lain juga timbul akibat penggunaan TIK kurang terimplementasi dengan baik. Beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam hal mengimplementasikan penggunaan TIK antara lain: kurang lengkapnya hardware, infrastruktur, akses yang memadai terhadap software pendidikan, serta kelemahan guru dalam melaksanakan pendidikan berbasis TIK. (Mork, 2005).

2.4. Solusi dampak negatif Agar penggunaan TIK dalam pendidikan lebih optimal dan di jalankan dengan baik dan benar, berikut ada beberapa metoda pemecahan masalah agar dampak negatif dari TIK dapat tertanggulangi. 1. Mempertimbangkan pemakaian TIK dalam pendidikan, khususnya untuk anak di bawah umur yang masih harus dalam pengawasan ketika sedang melakukan pemakaian. 2. Tidak menjadikan TIK sebagai media atau sarana satu-satunya dalam pembelajaran, misalnya kita tidak hanya mendownload e-book, tetapi masih tetap membeli buku-buku cetak, tidak hanya berkunjung ke digital library, namun juga masih berkunjung ke perpustakaan. 3. Pihak-pihak pengajar baik orang tua maupun guru, memberikan pengajaran-pengajaran etika dalam ber-TIK agar TIK dapat dipergunakan secara optimal tanpa menghilangkan etika. 4. Pemerintah sebagai pengendali sistem-sistem informasi seharusnya lebih peka dan menyaring apa-apa saja yang dapat di akses oleh para pelajar dan seluruh rakyat Indonesia di dunia maya. Jadi, solusinya adalah kita jangan sampai mengatakan tidak pada teknologi (say no to technology) karena jika kita berbuat demikian, maka kita akan ketinggalan banyak informasi yang sekarang ini informasi-informasi tersebut paling banyak ada di internet. Kita harus mempertimbangkan kebutuhan kita terhadap teknologi, mempertimbangkan baik-buruknya teknologi tersebut dan tetap menggunakan etika, juga tidak lupa jangan terlalu berlebihan agar kita tidak kecanduan denagn teknologi. pembelajaran dengan TIK. Analisis untung ruginya

12

BAB III PENUTUP

Pemanfaatan TIK dalam pendidikan sains dewasa ini tidak dapat dihindarkan lagi untuk mengikuti perkembangan global. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti pendidikan sains menunjukkan bahwa TIK memiliki dampak positif terhadap pendidikan sains. Meskipun sebagian menyatakan ketidakyakinannya tentang dampak ini. Beberapa sumber menyebutkan bahwa TIK memiliki dampak negatif terhadap pendidikan sains yang sebenarnya dapat diarahkan menjadi dampak yang positif, tergantung pola pengelolaan pada saat penggunaannya. Penulis menyarankan kepada para pengajar sains agar senantiasa melakukan proses perbaikan dan pengelolaan yang mantap di dalam menggunakan TIK sehingga dampak positifnya dapat diraih.

13

DAFTAR PUSTAKA

Giovannini, Maria Lucia., Hunya, Mrta., Lakkala, Minna., Moebius, Sibylle., Raymond, Cyrille., Simonnot, Brigitte., Traina, Ivan. Fostering the Use of ICT in Pedagogical Practices in Science Education. URL: http://www.elearningpapers.eu (Diakses 01 Mei 2012). DJudin, Tomo. 2010. Pembelajaran Sains Di Sekolah Diakses http://cobaberbagi.wordpress.com/category/menyusuri-pembelajaran-sains/ (01 Mei 2012) La Velle, Linda B., McFarlane, Angela., Brawn, Richard. 2002. Knowledge transformation through ICT in science education: A case study in teacherdriven curriculum development. Graduate School of Education, University of Bristol. Mork, Sonja M. 2005. Design and Implementation of the Web-Based Viten Program Radioactivity. University of Oslo Dissertation. Newhouse, Paul. 2002. A Framework to Articulate the Impact of ICT on Learning in Schools. Specialist Educational Services, Perth, Western Australia. Punie, Yves., Zinnbauer, Dieter., Cabrera, Marcelino. 2008. A Review of the Impact of ICT on Learning, Working Paper prepared for DG EAC, October 2006. Luxembourg: Office for Official Publications of the European Communities. PUSTEKKOM, 2006, Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information Communication Technology) Zulfa, Indana. 2010. Dampak TIK Terhadap Pendidikan. http://izulfa.blog.upi.edu/2010/dampak-tik-terhadap-pendidikan/ (01 Mei 2012)

You might also like