You are on page 1of 3

C.

Infeksi Selama Menstruasi Setiap wanita akan mengalami ketidaknyamanan fisik selama proses pembuangan dari dalam rahim yang lebih kerap di kenai dengan proses menstruasi. Menstruasi merupakan proses yang dialami tubuh dalam mempersiapkan diri untuk kegiatan produktifitas selanjutnya. Proses menstruasi yang teratur merupakan tanda utama kesehatan dan kesuburan produktifitas pada tubuh setiap wanita - Suatu proses alamiah yang telah berlangsung sejak zaman dahulu. Oleh karena itu, proses menstruasi pada wanita kerap dianggap sebagai sesuatu yang dianggap suci dan patut di hormati. Gejala umum infeksi bakteria yang sering dijumpai selama menstruasi: a. Demam b. Radang pada permukaan vagina c. Gatal-gatal pada kulit d. Radang vagina e. Radang Servik (Rongga Mulut Rahim) f. Radang Selaput Rahim g. Leucorrhea / Keputihan h. Rasa panas atau sakit pada bagian bawah perut i. Demam, pusing dan mual, sering buang air kecil, rasa sakit saat buang air kecil, nyeri/sakit pada bagian pinggang dan kelelahan juga merupakan berbagai gejala infeksi bakteria selama menstruasi yang dapat menyebabkan penyakit kandungan yang lebih serius. Mengapa wanita mudah terjangkit infeksi bakteria selama menstruasi? Itu dikarenakan lebih kurang sebanyak 107 bakteri per sentimeter persegi ditemukan diatas pembalut wanita biasa, kondisi demikianlah yang membuat pembalut biasa menjadi sarang pertumbuhan bakteri merugikan walau hanya setelah 2 jam pemakaian. Kesalahan yg kerap dilakukan saat pemakaian pembalut wanita : a. Membuka dan memasang pembalut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu b. Menyimpan pembalut ditempat lembab seperti kamar mandi c. Menggunakan pembalut yg telah kadaluarsa d. Pemilihan pembalut tanpa mempertimbangkan kualitas pembalut e. Memakai pembalut yg mengandung bahan penghilang bau atau pewangi f. Pemakaian pembalut yg terlalu lama

D. Penyebab Dan Mengatasi Nyeri Haid Nyeri haid sering terjadi selama periode menstruasi wanita. Hal ini biasanya terjadi kapan saja dari hanya setelah ovulasi sampai akhir menstruasi. Nyeri haid kebanyakan terjadi di wilayah perut bagian bawah baik secara terpusat (suprapubik atau pusat) atau pada samping

dan dapat menyebar ke paha atau punggung bagian bawah. Rasa sakit, cenderung mereda secara bertahap sampai masa menstruasi berakhir. Pada bagian awal dari siklus menstruasi tubuh wanita secara bertahap mempersiapkan dinding rahim untuk kehamilan dengan proses penebalan lapisan dalam rahim. Setelah ovulasi, jika pembuahan tidak terjadi, lapisan dalam tersebut akan dikeluarkan dari tubuh melalui menstruasi. Selama proses ini jaringan akan mengalami kerusakan dari memproduksi senyawa kimia seperti prostaglandin, yang menyebabkan dinding otot rahim berkontraksi dan kontraksi ini membantu untuk membersihkan jaringan dari rahim melalui vagina dalam bentuk aliran menstruasi . Namun, kontraksi ini juga cenderung untuk membuat pembuluh darah dari rahim menyempit, sehingga mengurangi pasokan oksigen ke rahim, dan ini mengakibatkan rasa sakit yang luarbiasa seperti kram saat menstruasi. Proses ini terjadi pada setiap wanita yang menstruasi, maka banyak perempuan biasanya mengalami beberapa tingakatan nyeri selama periode menstruasi mereka dan ini tidak selalu normal. Rasa nyeri saat haid cenderung berkurang dengan bertambahnya umur dan juga jumlah anak yang dilahirkan. Namun, ketika rasa nyeri haid terjadi secara berlebihan dan menyakitkan, atau mengganggu kegiatan sehari-hari seorang wanita, maka menjadi tidak normal dan secara medis disebut sebagai dismenorea (dysmenorrhea). Gejala lain yang dapat dikaitkan dengan dysmenorrhea termasuk mual, muntah, perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit), sakit kepala, pusing, disorientasi, pingsan, kelelahan, dan hipersensitif terhadap suara, cahaya, bau dan sentuhan. Sekarang, dismenorea dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, primer dan dismenorea sekunder. Jenis utama mengacu pada dismenorea dengan tidak diketahui penyebabnya (yaitu penyebab fisik atau psikogenik tidak dapat ditemukan untuk rasa sakit). Jenis sekunder, umumnya dapat disebabkan oleh beberapa kondisi medis berikut (tidak hanya terbatas pada kondisi dibawah): a. Penyakit radang panggul b. Penyakit seksual menular c. Fibroid d. Alat Kontrasepsi yang terbuat dari tembaga e. Kista ovarium f. Endometriosis g. Premenstrual syndrome (PMS) h. Stres dan kecemasan Pengobatan dismenorea mencakup pengobatan rasa sakit yang ditimbulkan serta terapi khusus untuk mengetahui penyebabnya dismenorea. Pengobatan Rasa sakit mencakup: a. Terapi obat memberikan jenis obat tertentu yang diketahui efektif terhadap nyeri haid b. Obat anti-inflamasi non-steroid seperti ibuprofen, piroksikam, diklofenak, dll c. Resep penghilang rasa sakit lainnya, seperti pentazocine, codeine tramadol,, dll d. Kontrasepsi hormonal (pil KB)

e. Minum minuman hangat f. Mandi air hangat g. Meletakkan bantal pemanas (heating pad) di perut bagian bawah h. Melakukan pijat ringan dengan ujung jari secara melingkar di atas perut bagian bawah i. Menghindari makanan berat (makan ringan namun sering) j. Meningkatkan asupan serat makanan (mengambil lebih banyak buah, sayuran, biji-bijian, buah dll) dan mengurangi asupan garam, gula, alkohol dan (kopi) kafein. k. Mengangkat kaki selama beberapa menit sambil berbaring atau berbaring pada satu sisi dengan lutut ditekuk kedalam l. Berlatih teknik relaksasi Terapi khusus meliputi semua perawatan mengetahui penyebab dismenorea sekunder seperti a. Antibiotik, misalnya dalam pengobatan penyakit seksual menular atau radang panggul b. Bedah, misalnya untuk fibroid, kista ovarium, dll c. Terapi hormonal, misalnya dalam mengobati endometriosis d. Anti-depressants, misalnya dalam mengatasi PMS e. Suplemen gizi, misalnya tiamin (vitamin B1), magnesium, vitamin E, seng, omega-3 asam lemak, dll, telah terbukti untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri haid, terutama pada dismenore primer. Tiamin, pada banyak wanita, telah terbukti memberikan hasil positif mengatasi dismenorea primer, karena tidak hanya menekan rasa nyeri belaka.

You might also like