You are on page 1of 2

PIDATO UPACARA BENDERA SENIN, 25 Oktober 2010

Assalamualaikum wr.wb. Yang terhormat ibu kepala SD Negeri Cimangkok, Dewan Guru yang kami hormati, Para Orangtua, dan Anak-anak yang berbahagia. Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, bahwa pada hari ini kita dapat berdiri tegap di bumi pertiwi ini dengan keadaan sehat. Anak-anak yang berbahagia, ada beberapa hal yang harus bapak amanatkan pada upacara kali ini. Pertama bapak amanatkan kepada kalian, bahwa sekolah ini akan timbul tenggelam dengan warganya. Siapa warga sekolah ini. Warga sekolah ini terdiri dari kepala sekolah, guru, penjaga murid dan orang tua siswa sebagai masyarakat. Apabila keseluruhan itu tidak ada persatuan dan kesatuan maka niscaya sekolah ini tidak akan mendapatkan prestasi apapun. Selain itu, peranan anak-anak sekalian sebagai siswa merupakan ujung tombak dalam membangun sekolah ini, mari kita lihat sebuah tombak! Jika tombak itu tidak tajam, maka tombak itu tidaklah dikatakan bagus, tidaklah dikatakan hebat atu mungkin tidak pula dikatakan berguna. Nah, oleh karena itu kalian sebagai ujung tombak hendaknya memiliki sikap juang yang setajam ujung tombak. Anak-anak sekalian kita perlu sadari bahwa banyak sekali tantangan yang akan kita hadapi kelak di kemudian hari, salah satu di antaranya perlombaan, ulangan umum dan kegiatan-kegiatan yang lainnya yang menyangkut harkat dan martabat kita sebagai pelajar dan sebagai warga sekolah ini. Oleh karena itu, mari kita kobarkan api perjuangan dalam menghadapi segala tantangan dan ujian. Kita tidaklah boleh berdiam diri dalam kekelaman, kita tidaklah boleh berdiam diri dalam menghadapi sebuah tantangan. Tapi kita haruslah bangkit menyalakan api semangat yang berkobar. Mari, kobarkan, kobarkan, dan kobarkan api perjuangan kita. Masa depan sekolah ini adalah tanggung jawab kita bersama. Anak-anak sekalian bapak titipkan kepada kalian, lebih baik mandi keringat dalam belajar dan berlatih daripada mandi air mata setelah mendapatkan raport atau hasil sebuah kegiatan. Bapak tekankan sekali lagi lebih baik mandi keringat dalam belajar dan berlatih daripada mandi air mata setelah mendapatkan raport dan hasil sebuah kegiatan. Oleh karena itu, tidak ada lagi leha-leha, tidak ada lagi bersantaisantai dalam hari-hari kita. Kecuali kalian ingin mandi air mata di akhir nanti. Anak-anak sekalian kita tidaklah boleh mengeluh dengan keadaan yang susah payah, dengan keadaan yang melelahkan karena emas, logam bercahya itu diterpa

dilandasan dan di uji di dalam api, maka dari itu jika kita mendapat terpaan yang sangat keras maka itu adalah suatu upaya agar kalian dapat berkilau seperti emas, agar kalian dapat menjadi orang-orang yang terpadang dan berguna bagi manusia lainnya. Anak-anak sekalian sekali lagi mari kita singsingkan lengan baju kita dalam mencari ilmu guna untuk membangun bangsa kita tercinta. Sebab siapa lagi yang akan meneruskan tongkat kepemimpinan bangsa ini kalau bukan kalian sebagai tunastunasnya. Kita persiapkan dari mulai sekarang bagaimana agar kita dapat memegang amanah kelak di suatu hari nanti. Anak-anak sekalian rupanya amanat dari bapak cukup sekian, selamat berjuang. Billahi fii sabilil hak wal afu minkum Wassalamualaikum wr. Wb.

You might also like