Professional Documents
Culture Documents
Salycylic Acid
1.
Nama
1.1.
Golongan
1.2.
Benzoic Acid, 2
Hydroxy
-;
- Carboxyphenol; 2
- carboxyphenol;
1.3.
Nomor Identifikasi :
Nomor CAS
69-72-7
Nomor OHS
20315
Nomor RTECS
V00525000
Nomor EC (EINECS)
200-712-3
Nomor UN
Nomor EU Index
2.
2.1.
Nama bahan
Asam Salisilat
2.2.
Deskripsi
Rasa tajam, Titik lebur 318 0F (159 0C), Titik sublimasi 412 0F (211 0C) , Tekanan uap @ 114 0C 1.0 mmHg, Berat Molekul 138,13; Kerapatan uap ( udara = 1) = 4,8. Kerapatan relatif ( air = 1) 1,443 ;
Kelarutan dalam air 0.22% . pH larutan 2,4. Larut dalam alkohol, eter, aseton; Sedikit larut dalam kloroform, minyak terpentin, gliserol, lemak, minyak. Sangat tidak larut dalam benzen.
2.3.
Kesehatan
Kebakaran
1 = dapat terbakar
Reaktivitas
0 = tidak reaktif
Kasifikasi EC ( Kalkulasi ) :
Xn Berbahaya
3.
Penggunaan
Sebagai bahan pengawet makanan, pembuatan metil salisilat, asetil salisilat atau salisilat yang lain; lem perekat cair, lem, salep kulit, pewarna dan reagensia kimia analitik
4.
Identifikasi Bahaya
4.1.
Bahaya fisik : Campuran debu dalam udara dapat terbakar atau meledak.
4.2.
Rute Paparan
4.2.1.
Terhirup
Sama seperti efek pada paparan jangka pendek bila tertelan, iritasi, telinga berdengung, susah bernafas, sakit kepala, pusing.
Sama seperti efek pada paparan jangka pendek bila tertelan, iritasi ringan, ruam.
Iritasi
Tertelan
Telinga berdengung, mual, muntah, diare, susah bernafas, asma, sakit kepala, mengantuk, pusing, gangguan keseimbangan tubuh, pendengaran hilang, gangguan penglihatan, kongesti paruparu , kerusakan ginjal, kejang, koma.
4.2.2.
Rasa panas seperti terbakar, telinga berdengung, mual, muntah, diare, pusing.
Tertelan
5.
Tancampurkan
Reaktivitas : Polimerisasi dengan perkembangan panas. Hindari penyimpanan dan penggunaan di atas temperatur kamar
Kondisi yang dihindarkan : Hindari panas, api, bunga api dan sumber api yang lain. Gas berbahaya dapat terakumulasi dalam tempat terbatas. Dapat menyala atau meledak dalam kontak dengan bahan yang mudah terbakar.
6.
Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan dan standar yang berlaku.
7.
Toksikologi
7.1.
Toksisitas
Data manusia :
Data binatang LD50 oral tikus 891 mg/kg; LD50 kulit - tikus > 2 gm/kg, LD50 intraperitoneal- tikus 157 mg/kg; LD50 oral - mencit 480 mg/kg; LD50 intraperitoneal - mencit 300 mg/kg, LD50 s.c - mencit 520 mg/kg; LD50 i.v - mencit 184 mg/kg; LD50 oral - kucing 400 mg/kg; LD50 mg/kg; LD50 kulit- kelinci > 10gm/kg. oral - kelinci 1300
7.2.
Mutagenik
Mutasi mikroorganisme- salmonella typhimurium 100 ug/lempeng (+S9); kerusakan DNA Bacillus subtillis 5 mg/empeng; Mutasi mikroorganisme Saccharomyces serevisae 1 mmol/L (S9) 3 jam ; penghambatan DNA oral, mencit 100 mg/kg.
7.3.
Informasi Ekologi
Toksisitas pada Ikan : LC50 (mortalitas) Ide, Silver or golden orfe (Leuciscus idus) 90000 ug/ L NR
hour(s).
Toksisitas pada Invertebrata : EC50 (Locomotor) Water flea (Daphnia magna) 143000 ug/L NR
hour(s).
Toksisitas pada Alga : EC10 (Population Growth) Green algae (Haematococcus pluvialis ) 165000 ug/L
NR hour(s)
8.
Efek klinis
8.1.
Keracunan akut
Terhirup Asam salisilat : inhalasi debunya dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan disertai batuk, bersin dan dispnea. Pemaparan yang berat dapat menyebabkan toksik setempat; tanda-tandanya termasuk sakit kepala, pusing, denyut nadi cepat, dan tinitus. Gejala-gejala lain yang juga terjadi mungkin sama seperti yang diuraikan akibat penelanan akut. Pemaparan asam salisilat sampai 0,9 mg/l pada binatang menyebabkan salivasi dan pengeluaran cairan melalui hidung .
Asam salisilat ; Mungkin iritasi ringan. Kontak yang sering dan tertahan terutama pada kulit yang rusak, dapat menyebabkan eritema, gatal dan mengelupas. Pada individu yang sensitif dapat berkembang menjadi ruam kulit. Bila terkena kulit dengan area yang luas, terutama bagian luar atau kulit yang rusak, bila yang diserap cukup banyak dapat membentuk daerah toksik disertai gejalagejala sama seperti yang diuraikan dalam penelanan akut.
Asam salisilat
conjunktiva sedang dan dapat mengalami kesembuhan yang sempurna.Penggunaan pada mata binatang dapat menyebabkan iritasi yang berat.
Tertelan
Asam salisilat : Salisilat dengan dosis yang besar terutama dapat menyebabkan rasa sakit seperti terbakar pada mulut, kerongkongan dan saluran pencernaan, mual, muntah, sakit kepala, pusing, letargi, tinnitus, kadang-kadang pendengaran hilang, penglihatan berkurang, kadang-kadang pernafasan cepat dan
mendalam, diare. Dalam kasus yang berat mungkin terjadi demam, berkeringat, haus dan dehidrasi, gangguan keseimbangan, iritabilitas, gelisah, konfusi, delirium, tremor, mengantuk, dan cenderung terjadi perdarahan. Dalam kasus yang berat, koma, konvulsi, oliguria, gangguan ginjal, edema pulmonal dan jarang, dapat terjadi edema cerebral. Gangguan klinis yang lain termasuk gangguan keseimbangan asam-basa, perubahan kadar gula darah dan hepatotoksisitas yang reversibel. Dalam kasus yang fatal, kematian biasanya karena gangguan pernafasan atau kolaps kardiovaskular. Gejala-gejala atipical asma, edema angioneurotik. Dilaporkan rasa gatal berbintik bintik merah karena idiosinkrasi atau reaksi hipersensitivitas. Juga dilaporkan mempengaruhi kesuburan binatang.
8.2.
Keracunan kronis
Terhirup :
Asam salisilat : Terhisap serbuk salisilat dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan disertai batuk, bersin dan dispnea. Pemaparan yang berat menyebabkan keracunan sistemik; gejalagejala termasuk sakit kepala, pusing, denyut nadi cepat, dan tinitus. Gejala yang lain bisa jadi sama seperti yang diuraikan akibat penelanan akut. Pemaparan asam salisilat pada binatang sampai 0,9 mg/l menyebabkan salivasi dan pengeluaran cairan melalui hidung.
Kontak dengan kulit : Asam salisilat : kontak yang berulang pada kulit atau dalam jangka waktu yang lama menyebabkan dermatitis, ditandai dengan iritasi atau terbakar ringan. Penyerapan yang kronik menyebabkan mual, muntah, diare, pusing, hilang pendengaran, tinitus, letargi, hipernea, gangguan fisik dan pengaruh lain seperti yang diuraikan akibat penelanan.
Kontak dengan mata : Asam salisilat ; Pemaparan berulang atau dalam jangka waktu yang lama menjadi iritan dan dapat menyebabkan conjunktivitis.
Tertelan : Asam salisilat : Penggunaan berulang dengan jumlah yang besar menyebabkan salisilismus; efeknya termasuk erupsi kulit, mempengaruhi pankreas dan gejala-gejala yang lain seperti yang diuraikan akibat pemaparan akut.
Penelanan salisilat sedikit-sedikit pada wanita hamil mempengaruhi kelahiran dengan berat badan rendah, meningkat pada kematian perinatal, perdarahan antepartum dan postpartum, masa kehamilan yang lama dan bertambah parah.
9.
Pertolongan Pertama
9.1.
Terhirup
Segera pindahkan dari paparan. Jika perlu gunakan masker serupa untuk dokter. melakukan pernafasan
berkatup atau
peralatan
9.2.
Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau deterjen lunak dan bilas dengan air yang banyak hingga tidak ada sisa bahan kimia ( sekurangkurangnya 15-20 menit ). Bila perlu segera hubungi dokter.
9.3.
Segera cuci mata dengan air yang banyak atau larutan garam fisiologis ( 0.9% b/v ), buka sekali-sekali kelopak mata bagian atas dan bawah hingga tidak ada lagi sisa bahan kimia . Segera hubungi dokter.
9.4.
Tertelan
Segera hubungi Pusat Informasi Keracunan atau dokter terdekat.. Jangan membuat korban yang tidak sadar untuk muntah atau memberi cairan untuk diminum. Bila terjadi muntah, letakkan posisi kepala lebih rendah dari panggul untuk mencegah aspirasi. Jika korban pingsan, letakkan posisi kepala menghadap kesamping Segera hubungi dokter.
10.
Penatalaksanaan
10.1.
Stabilisasi
Periksalah apakah pasien bernafas dan apakah ada sumbatan jalan nafas
a.
Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.
b.
Penatalaksanaan fungsi pernafasan, yaitu memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c.
d.
Resusitasi jantung paru, yaitu untuk mengatasi henti jantung dan henti nafas.
10.2.
Dekontaminasi
Dekontaminasi bertujuan untuk menurunkan paparan terhadap racun, mencegah kerusakan dan mengurangi absorbsi. Dekontaminasi yang dilakukan sedini mungkin dapat mencegah bahaya dan menyelamatkan nyawa
a.
Dekontaminasi mata
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% perlahan selama 15-20 menit.
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera kirim/konsul ke dokter mata.
b.
Cuci segera bagian kulit yamg terkena dengan air mengalir air dingin atau hangat dan sabun minimal 10 menit.
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
c.
Dekontaminasi gastrointestinal
a.
Induksi muntah
Kontra indikasi
Pasien kejang
Jika tidak yakin aman, karena kemungkinan terjadi henti nafas mendadak dan kejang.
Jika induksi muntah tidak berhasil, dapat diberi Sirup Ipekak 30 menit setelah penelanan ( cukup efektif ).
30 ml
Anak-anak
15 ml
Efektif bila dilakukan 2 4 jam pertama dan dengan teknik yang baik.
Indikasi segera dilakukan setelah tertelan, atau penderita yang koma atau dengan resiko konvulsi. Lindungi jalan pernafasan dengan posisi Trendelenburg dan left lateral decubitus atau intubasi endotrakheal.
Setelah diawasi adanya kejang, lakukan bilas lambung. Volume bilas kurang lebih sama dengan cairan yang diberikan.
c. Arang aktif
Anak-anak
15 30 gr .
Cara pemberian :
Dicampur rata dengan perbandingan 5 10 gram arang aktif dengan 100 - 200 ml air sehingga seperti sop kental.
Anak-anak
11.
Ventilasi : Sediakan penghisap udara setempat (local exhaust) atau sistem ventilasi proses tertutup. Bila bahan mempunyai konsentrasi ledakan, gunakan peralatan ventilasi tahan ledakan. Pastikan dipatuhinya paparan yang dapat diterapkan.
Proteksi mata : Gunakan kaca mata pengaman dan pelindung muka tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata keadaan darurat (emergency eye wash fountain) dan semprotan air deras (quick drench shower) dekat area kerja.
Pakaian
Sarung tangan : Pakailah sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.
12.
Bahaya kebakaran dan ledakan : Bahaya kebakaran kecil/ sedikit. Campuran debu dalam udara dapat menyala atau meledak
Media pemadam kebakaran : kimia kering biasa, karbondioksida, air, busa biasa.
Kebakaran besar : gunakan busa biasa atau siram dengan semprotan air yang halus.
Pemadaman api : Pindahkan wadah dari area kebakaran jika mungkin tanpa resiko. Jangan menyebarkan tumpahan bahan dengan semprotan air bertekanan tinggi. Bendung/ sekat kemudian dimusnahkan. Gunakan media pemadam kebakaran yang tepat di sekeliling api. Hindari terhirupnya bahan atau hasil pembakarannya. Bertahan di tempat arah angin dan menghindar dari tempat yang lebih rendah. Air atau busa dapat menyebabkan berbuih.
13.
Manajemen tumpahan
Tumpahan yang banyak : Kumpulkan tumpahan bahan dalam wadah yang tepat untuk dimusnahkan. Hindari penyebaran debu. Bersihkan residu dengan vakum penyaring partikel evisiensi tinggi.
14.
Daftar Pustaka
Sentra Informasi Keracunan et al , 2001,Pedoman Penatalaksanaan Keracunan Untuk Rumah Sakit, Sentra
OHS, 1994 - 1997, MDL Information Systems, INC, 1420 Danelson Pike, Suite A-18. Nashville.TN 37217.
Susan Budavari (Ed), 1996, The Merck Index, Twelfth Edition, Merck & CO, INC, Whitehouse Station, N.J,
Page1414
Richard J.Lewis,Sr, 1993, "Condensed Chemical Dictionary", Twelfth Edition, Van Nostrand Reinhold
http://www.pom.go.id/katker/doc/Asam%20Salisilat.htm