You are on page 1of 5

MENJELASKAN RASUL ULULAZMI DAN SEJARAH SINGKAT DARI MASING-MASING ULUL AZMI

Dari 25 rasul yang kita imani , ada 5 rasul yang mendapatkan gelar Ulul Azmi. Ulul Azmi adalah gelar yang diberikan kepada rasul yang memiliki keistimewaan , yaitu kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi tantangan dan cobaan dalam dakwahnya. Lima rasul yang mendapat gelar Ulul Azmi adalah : 1) Nabi Nuh AS 2) Nabi Ibrahim AS 3) Nabi Musa AS 4) Nabi Isa AS 5) Nabi Muhammad SAW 1. Dakwah Nabi Ibrahim Dia adalah sahabat Allah, orang kedua dari kelompok ulul azmi di antara para rasul, dia adalah bapak para Nabi yang besar. Sesungguhnya dalam dakwah Ibrahim menyeru umat manusia kepada Allah dan perjalanan hidupnya, penuh dengan tamsil ibarat dan tonggaktonggak yang menjadi petunjuk sepanjang jalan pengabdian bagi penyeru dakwah. Al-Quran al Karim telah menceritakan secara terperinci kisah Nabi Ibrahim dalam jumlah yang banyak dalam beberapa surat, juga tersebar di banyak ayat-ayat Al-Quran. A. Tentang penentangannya terhadap kaumnya demi tegaknya tauhid Cerita penentangan terhadap kaumnya demi tegaknya tauhid bisa di baca dalam QS. AlAnbiya ayat 51-70. Dari pertarungan tersebut dapat kita petik inspirasi sebagai berikut : 1. Bahwa para rasul kepada Allah tidak akan mundur oleh perlawanan apapun, karena ia telah mempunyai kesiapan dan kemampuan untuk itu, mereka memiliki ketajaman pikiran dan kompetensi, tercakup dalam apa yang disebut sebagai hidayah kebenaran dengan hujjah yang matang, sehingga dengan gampang membedakan antara yang haq dan yang bathil. B. Penentangannya terhadap Raja yang mengklaim dirinya memiliki sifat-sifat ketuhanan. Dalam hal ini Ibrahim telah membentengi dirinya dengan argumentasi yang kuat dan dapat mematahkan segala argumentasi lawan bicaranya dengan telak. Hal ini tertuan dalam QS. AlBaqarah ayat 258. Dari perdebatan ini kita dapat mendapat beberapa pelajaran : 1. Bahwa para rasul kepada Allah akan mendapatkan perlawanan pertama kali adalah dari para raja dan mereka memiliki kekuasaan, karena mereka memiliki kekuasaan. Disebabkan mereka itu cenderung untuk lupa diri dan tidak mau bersyukur terhadap nikmat yang telah dilimpahkan Allah kepada mereka. C. Penentangannya terhadap ayah dan kaummnya Ini adalah konflik yang tajam, karena berhadapan langsung dengan ayah kandung sendiri, tetapi memang ia mengadakan perlawanannya terhadap siapa saja yang menyembah patung atau berhala. Apa yang dilakukan Ibrahim merupakan perlawanan secara sisitematis dan bertahap, dari bawah hingga keatas, juga dari yang kecil hingga yang besar. Seandainya seorang rasul tidak memiliki wawasan yang tajam, tentu tidak bisa mendebat dengan argumen yang bisa menaklukan kawan. Dari pertentangan ini kita dapat mengambil inspirasi sebagai

berikut : 1. Menolak melakukan ibadah kepada selain Allah bagi para hamba, walaupun orang yang dihadapi seorang rasul adalah ayah atau ibunya sendiri dimana mereka adalah manusia yang paling dekat dengan hubungan darah. Tetapi kebenaran diletakan diatas segalanya, termasuk hubungan darah, hubungan ayah-anak, hubungan kekerabatan atau apapun. D. Hijrah Ibrahim demi untuk dakwah Perjalanan hidup Ibrahim as selalu diwarnai dengan hijrah berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lainnya, semuanya adalah demi dakwah Ilallah. Demikian itu adala keadaan para rasul, dalam saat-saat yang diperlukan mereka harus hijrah meninggalkan tempat kediamannya. Dari rangkaian hijrah dan berpindah-pindahnya ibarahim dari suatu tempat ketempat lainnya itu semua dilakukan demi dakwah. Maka kita memperoleh inspirasi untuk para rasul dimana saja dan kapan saja, antara lain : 1. Hakikat seluruh permukaan bumi ini adalah milik Allah, maka setiap rasul tidak boleh merasa asing atau tersiksa diluar tanah kelahirannya, sepanjang dia datang ketempat itu dalam rangka dakwah ilallah. Hal itu sama yang dilakukan oleh ibrahim khlilullah (sahabat Allah). Ibrahim telah mengembara dari irak, palestina, yordan, hejaz, mesir dan palestina untuk kedua kalinya. 2. Dakwah Nabi Nuh AS Dalam fakta sejarah dakwah banyak terdapat tokoh-tokoh yang sangat cemerlang, dimana hal itu di kukuhkan dalam al-quran yang menegaskan mereka sebagai ulul Azmi di antara para Rasul, yaitu; Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad Saw. Mereka adalah para rasul yang telah diukir nama besarnya dalam sejarah dakwah dan mereka juga dijadikan tokoh teladan dalam gerakan dakwah. Oleh karena itu perlu diketahui bagaiman missi dakwah yang mereka lakukan ketika itu. Pada tulisan ini tidak akan dibahas secara terperinci bagaimana perjuangan nabi Nuh As dalam mengemban misi dakwah, namun yang perlu diketahui adalah bagaimana keistimewaan beliau dalam menyeru umat kejalan Allah SWT. Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Nuh AS adalah menyeru manusia untuk beriman kepada Allah SWT, dan penolakannya terhadap patung-patung yang dibuat sebagai sesembahan oleh kaumnya, perjuangan ini berlangsung kurang lebih 950 tahun lamanya, dan hal yang paling mengejutkan adalah proses lama perjuangan itu hanya menghasilkan sedikit sekali umat yang tunduk hanya kepada Allah Swt. Sebahagian yang lain larut dalam kemaksiatan dan tenggelam dalam kebathilan. Bilangan yang sedikit beriman tersebut diselamatkan oleh Allah swt di kapal nabi Nuh, sementara yang lainnya ditenggelamkan-Nya. Hal ini terjadi karena kekafiran yang mereka lakukan, dan nabi Nuh berdoa kepada Allah agar bumi dibersihkan dari orang-orang kafir, khawatir akan kebathilan yang telah dilakukan umatnya akan melahirkan kebatilankebatilan berikutnya. Doa nabi Nuh As ini diabadikan dalam QS. Nuh: 26-27. Kecemerlangan dakwah nabi Nuh As bisa dijadikan mercusuar untuk melakukan misi dakwah dan memetik hikmanya, diantara pelakjaran tersebut adalah: 1. Pentingnya kesungguhan dalam menyampaikan dakwah berjuang secara total, mengerahkan segala daya upaya, meskipun banyak rintangan yang dihadapi. Oleh karena itu, dalam berdakwah tidak boleh putus asa, bosan atau menyerah. (Qs. Hud: 36)

2. Peran dakwah yang dilakukan oleh seseorang akan mendapatkan ujian dari Allah Swt, kadang ujian itu mengenai orang yang paling dekat. Dalam kisah Nuh dapat dilihat ujian itu dari orang yang paling dicintainya. Jika itu terjadi, maka rasul harus bersabar dan bertawakkal, dan tidak boleh menyerah. 3.Dakwah Nabi Musa AS Nabi Musa diutus Allah untuk memimpin kaum Israel ke jalan yang benar. Beliau merupakan anak Imran dan Yukabad binti Qahat, ia dilahirkan di Mesir pada pemerintahan Firaun. Pada masa kelahiran Musa, Firaun membuat peraturan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir. Tindakan itu diambil karena dia sudah terpengaruh oleh paranormal kerajaan yang menafsirkan mimpinya. Firaun bermimpi Mesir terbakar dan penduduknya mati, kecuali kaum Israel, sedangkan paranormalnya mengatakan kekuasaan Fir'aun akan jatuh ke tangan seorang laki-laki dari bangsa Israel. Karena cemas, dia memerintahkan setiap rumah digeledah dan jika menemukan bayi laki-laki, maka bayi itu harus dibunuh. Yukabad melahirkan seorang bayi laki-laki (Musa), dan kelahiran itu dirahsiakan. Karena risau dengan keselamatan Musa, akhirnya Musa dihanyutkan ke Sungai Nil ketika berusia 3 bulan. Kemudian Musa ditemukan oleh istri Firaun, yang sedang mandi dan kemudian membawanya ke istana. Melihat istrinya membawa seorang bayi laki-laki, Firaun ingin membunuh Musa. Istrinyapun berkata: Jangan membunuh anak ini karena aku menyayanginya. Lebih baik kita mengasuhnya seperti anak kita sendiri karena aku tidak mempunyai anak. Dengan kata-kata dari istrinya tersebut, Firaun tidak sampai hati untuk membunuh Musa. Nabi Musa bermunajat di Bukit Sina Selepas keluar dari Mesir, Nabi Musa bersama sebahagian pengikutnya dari kalangan Bani Israel menuju ke Bukit Sina untuk mendapatkan kitab panduan daripada Allah. Namun, sebelum itu Musa disyaratkan bermunajat. Selama 30 hari pada Zulkaedah. Allah memberikan banyak nikmat kepada Bani Israel, antaranya dibebaskan daripada kezaliman Firaun, menjalani kehidupan di kawasan subur, dan rasul di kalangan mereka, tetapi mereka tidak bersyukur, malah memberikan banyak alasan. Mereka juga membelakangi wahyu Allah kepada Musa supaya berpindah ke Palestina. Alasan diberikan karena mereka takut menghadapi suku Kanan. Telatah Bani Israel yang pengecut itu menyedihkan hati Musa, lalu beliau berdoa: Ya Tuhanku, aku tidak menguasai selain diriku dan diri saudaraku, maka pisahkanlah kami dari orang fasik yang mengingkari nikmat dan kurniaMu. Hukuman Bani Israel yang menolak perintah itu ialah Allah mengharamkan mereka memasuki Palestina selama 40 tahun dan selama itu mereka berkeliaran di atas muka bumi tanpa tempat tetap. Mereka hidup dalam kebingungan sehingga semuanya musnah. Palestina kemudian dihuni oleh generasi baru.

4. Dakwah Nabi Isa AS Menurut suatu riwayat Nabi Isa ,setelah turun dari langit akan menetap dibumi sampai wafatnya selama 40 tahun. Ia akan memimpin dengan penuh keadilan , sebagaimana yang diceritakan dalam hadist berikut :

Demi yang diriku berada ditangan Nya,sesungguhnya Ibn Maryam hampir akan turun di tengah-tengah kamu sebagai pemimpin yang adil,maka ia akan menghancurkan salib,membunuh babi,menolak upeti,melimpahkan harta sehingga tidak seorangpun yang mau menerima pemberian dan sehingga satu kali sujud lebih baik dari dunia dan segala isinya (HR. Bukhari,Muslim,Ahmad,NasaI,Ibn Majah dari Abi Hurairah) Isa akan menunaikan ibadah haji Diceritakan dalam sebuah hadist bahwa Nabi Isa akan melaksanakan haji. Demi Dzat yang diriku berada ditanganya,sesungguhnya Ibn Maryam akan mengucapkan tahlil dengan berjalan kaki untuk melaksanakan haji atau umrah atau kedua-duanya dengan serentak.(HR. Ahmad & Muslim dari Abi Hurairah) Isa akan wafat Setelah Nabi Isa menjadi pemimpin yang adil di akhir zaman. Allah akan mewafatkan beliau. Hanya Allah SWT saja yang tahu kapan dan dimana Nabi Isa akan diwafatkan. Setelah wafatnya Nabi Isa Al-Masih dunia kemudian akan mengalami kiamat.

5. Dakwah Nabi Muhammad SAW Selama hidupnya Muhammad menikahi 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yang berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah wafat. Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia, sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan. Sepeninggal Khadijah, Muhammad disarankan oleh Khawla binti Hakim, bahwa sebaiknya ia menikahi Sawda binti Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar, dimana Muhammad akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu Muhammad tercatat menikahi beberapa wanita lagi sehingga mencapai total sebelas orang, dimana sembilan diantaranya masih hidup sepeninggal Muhammad. Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito berpendapat bahwa sebagian besar perkawinan itu dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik (sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih susah untuk menikah karena budaya yang menekankan perkawinan dengan perawan). Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad diutus Allah untuk menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia, sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing seperti halnya Nabi Musa yang diutus Allah kepada kaum Bani Israil. Sedangkan persamaannya dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan Tauhid, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah atau diibadahi itu hanyalah Allah.

You might also like