You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN Dalam dunia Teknik Permesinan mungkin kita tidak asing lagi dengan crane atau derek

dengan kata lainya. Alat bantu angkat ini telah berkembang dan bermacam-macam jenisnya sesuai dengan kemajuan zaman dan teknologi maupun kebutuhanya yang sangat beragam. Akan tetapi prinsipnya sama, yaitu alat untuk mengangkat dari tempat awal ke tempat yang diinginkan. Dahulu crane konstruksi pertama diciptakan oleh orang Yunani Kuno dan telah digerakkan oleh manusia atau binatang beban, seperti keledai. crane

digunakan untuk pembangunan gedung-gedung tinggi. Crane yang lebih besar yang kemudian dikembangkan, mempekerjakan penggunaan treadwheels manusia, memungkinkan pencabutan beban lebih berat. Pada Abad Pertengahan, crane pelabuhan diperkenalkan untuk memuat dan membongkar kapal dan membantu dengan konstruksi mereka - beberapa yang dibangun ke menara batu untuk kekuatan ekstra dan stabilitas. The crane awal dibangun dari kayu, tapi cor besi dan baja mengambil alih dengan kedatangan Revolusi Industri

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Crane Derek adalah jenis mesin, umumnya dilengkapi dengan, tali kawat atau rantai hoist, dan berkas gandum, yang dapat digunakan baik untuk mengangkat dan menurunkan material dan untuk memindahkan sesuatu secara horizontal. Hal ini terutama digunakan untuk mengangkat benda yang berat dan mengangkut sesuatu ke tempat lain. Menggunakan satu atau lebih mesin sederhana untuk menciptakan keuntungan mekanis dan dengan demikian memindahkan beban di luar kemampuan normal seseorang . Crane biasanya digunakan dalam industri transportasi untuk bongkar muat barang, dalam industri konstruksi untuk pergerakan bahan dan di industri manufaktur untuk perakitan alat berat. .

Kegunaan Crane Crane ada dalam berbagai variasi bentuk - masing-masing disesuaikan untuk penggunaan tertentu. Kadang-kadang ukuran berkisar dari jib crane terkecil, digunakan di dalam lokakarya, dengan crane menara tertinggi, yang digunakan untuk membangun gedung-gedung tinggi. Untuk sementara, mini - crane juga digunakan untuk membangun bangunan tinggi, dalam rangka memfasilitasi konstruksi dengan mencapai ruang rapat. Akhirnya, kita dapat menemukan floating crane yang lebih besar, umumnya digunakan untuk membangun rig minyak dan penyelamatan kapal tenggelam.

Prinsip Crane Crane menggambarkan penggunaan satu atau lebih mesin sederhana untuk menciptakan keuntungan mekanis. Tuas. Sebuah derek keseimbangan berisi balok horisontal (tuas) berputar tentang sebuah titik yang disebut titik tumpu. Prinsip tuas memungkinkan beban berat yang menempel pada ujung yang lebih pendek dari sinar yang akan diangkat oleh kekuatan yang lebih kecil diterapkan dalam arah yang berlawanan ke ujung balok

lagi. Rasio berat beban terhadap gaya yang diberikan adalah sama dengan rasio panjang lengan panjang dan lengan pendek, dan disebut keuntungan mekanis. Katrol. Sebuah derek jib berisi strut miring (yang jib) yang mendukung blok katrol tetap.Kabel dibungkus beberapa kali putaran blok putaran tetap dan blok lain yang melekat pada beban. Ketika ujung bebas dari kabel ditarik dengan tangan atau dengan mesin berliku, sistem katrol memberikan kekuatan untuk beban yang sama dengan gaya yang diterapkan dikalikan dengan jumlah panjang melewati kabel antara dua blok. Jumlah ini adalah keuntungan mekanis. Silinder hidrolik. Ini dapat digunakan secara langsung untuk mengangkat beban atau tidak langsung untuk memindahkan jib atau balok yang membawa perangkat lain mengangkat. Cranes, seperti semua mesin, mematuhi prinsip konservasi energi. Ini berarti bahwa energi yang dikirim ke beban tidak dapat melebihi energi dimasukkan ke dalam mesin.Sebagai contoh, jika sebuah sistem katrol mengalikan gaya yang diterapkan oleh sepuluh, maka beban bergerak hanya sepersepuluh sejauh gaya yang diberikan. Karena energi adalah sebanding dengan gaya dikalikan jarak, energi output disimpan kira-kira sama dengan energi input (dalam praktek agak kurang, karena sebagian energi yang hilang untuk gesekan dan inefisiensi lainnya). Prinsip yang sama dapat beroperasi secara terbalik. Dalam kasus beberapa masalah, kombinasi dari beban berat dan tinggi yang besar dapat mempercepat benda kecil untuk kecepatan yang luar biasa (lihat trebuchet). Proyektil tersebut dapat mengakibatkan kerusakan parah pada struktur di dekatnya dan orang-orang. Cranes juga bisa terlibat dalam reaksi berantai, pecahnya satu crane pada gilirannya mengambil crane di dekatnya. Crane harus diawasi dengan hati-hati.

jenis-jenis Crane Crane putar yang diam

Crane yang dipasang diatas traktor rantai

Crane yang bergerak pada rel Crane type jembatan

Crane tanpa lintasan

BAB III

KESIMPULAN

Crane dapat digunakan baik untuk mengangkat dan menurunkan material dan untuk memindahkan sesuatu secara horizontal Crane konstruksi pertama diciptakan oleh orang Yunani Kuno dan telah digerakkan oleh manusia atau binatang beban ada 5 jenis crane yaitu : Crane putar yang diam, Crane yang bergerak pada rel,Crane tanpa lintasan, Crane yang dipasang diatas traktor rantai dan Crane type jembatan

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org/wiki/Crane_(machine)

BAB I

PENDAHULUAN

Teknik pengelasan secara sederhana ditemukan dalam rentang waktu antara 4000 3000 SM. Setelah energi listrik digunakan dengan mudah, teknologi pengelasan maju dengan pesatnya sehingga menjadi suatu teknik yan mutahir. Hingga saat ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan. Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las biasanya pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang penting. Tapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang lama maka sekarang penggunaan proses proses pengelasan dan penggunaan konstruksi konstruksi las merupakan hal yang umum disemua negara di dunia. Terwujud standar standar teknik pengelasan akan membantu memperluas ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi yang dapat di las. Dengan kemajuan ynag dapat dicapai saat ini, teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern. Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tapi sebenarnya di dalamnya banyak masalah masalah yang harus diatasi dimana pemecahanya memerlukan bermacam macam pengetahuan. Karena itu di dalam pengelasan, pengetahuan harus serta mendampingi praktek. Secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa perancangan konstruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan, cara pemeriksaan, bahan las, dan jenis yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dan bagian-bagian bangunan atau mesin yang di rancang.

A.

Pengertian Las TIG Las gas tungsten (las TIG) adalah proses pengelasan dimana busur nyala

listrik ditimbulkan oleh elektroda tungsten (elektroda tak terumpan) dengan benda kerja logam. Daerah pengelasan dilindungi oleh gas lindung (gas tidak aktif) agar tidak berkontaminasi dengan udara luar. Kawat las dapat ditambahkan atau tidak tergantung dari bentuk sambungan dan ketebalan benda kerja yang akan dilas. Perangkat yang dipakai dalam pengelasan las gas tungsten adalah: 1. Mesin Mesin las AC/DC merupakan mesin las pembangkit arus AC/DC yang digunakan di dalam pengelasan las gas tungsten. Pemilihan arus AC atau DC biasanya tergantung pada jenis logam yang akan dilas.

2. Tabung gas lindung adalah tabung tempat penyimpanan gas lindung seperti argon dan helium yang digunakan di dalam mengelas gas tungsten.

3. Regulator gas lindung adalah adalah pengatur tekanan gas yang akan digunakan di dalam pengelasan gas tungsten. Pada regulator ini biasanya ditunjukkan tekanan kerja dan tekanan gas di

dalam tabung.

4. Flowmeter untuk gas dipakai untuk menunjukkan besarnya aliran gas lindung yang dipakai di dalam pengelasan gas tungsten.

5. Selang gas dan perlengkapan pengikatnya berfungsi sebagai penghubung gas dari tabung menuju pembakar las. Sedangkan perangkat pengikat berfungsi mengikat selang dari tabung menuju mesin las dan dari mesin las menuju pembakar las.

7. Stang las (welding torch) berfungsi untuk menyatukan sistem las yang berupa penyalaan busur dan perlindungan gas lindung selama dilakukan proses pengelasan.

8. Elektroda tungsten berfungsi sebagai pembangkit busur nyala selama dilakukan pengelasan. Elektroda ini tidak berfungsi sebagai bahan tambah.

9. Kawat las berfungsi sebagai bahan tambah. Tambahkan kawat las jika bahan dasar yang dipanasi dengan busur tungsten sudah mendekati cair.

10.Assesories pilihan dapat berupa sistem pendinginan air untuk pekerjaan pengelasan berat, rheostat kaki, dan pengatur waktu busur.

B.

Keuntungan dan Keterbatasan las TIG

Beberapa keuntungan dalam penggunaan las TIG : a. Sangat bagus untuk pengelasan pelat tebal dan tipis b. Logam pengisi tanpa flux, sangat bagus untuk pengelasan logam ringan. Karena tidak akan ada terak sisa pembakaran flux yang ikut terendam kedalam Weld metal. Sangat bagus untuk pengelasan Aluminium. Dan untuk pengelasan multi layer atau multi pas, tidak perlu membersihkan terak pada saat melakukan pengelasan-pengelasan berikutnya. c. Dapat di lakukan pada berbagai posisi pengelasan. d. Menghasilkan permukaan hasil lasan yang halus (Good Weaving), karena juru las lebih bisa mengontrol logam pengisi. e. Hasil pengelasan lebih kuat dan tahan terhadap korosi f. Tidak terjadi asap dan nyala api yang besar pada daerah lasan sehingga cairan logam bersih.

g. Dapat di gunakan untuk mengelas semua jenis logam.

keterbatasan dari proses TIG : a. Elektroda tungsten dapat mempengaruhi hasil lasan (menjadi keras dan getas) b. Pada saat penggantian filler metal, gas pelindung dapat mempengaruhi logam lasan (Weld metal). c. Peralatan lebih mahal dari peralatan SMAW d. Juru las harus menggunakan pelindung mata karena sinar dan gas yang dihasilkan oleh busur tungsten dapat merusak mata.

Tabel jenis Pemakaian Gas pelindung untuk TIG dan jenis polaritas Jenis logam Tebal plat Polaritas Jenis gas pelindung yang akan dilas Tebal > 5mm AC Argon atau argonHelium Aluminium tipis DCEN Argon atau argonHelium tipis DCEP Argon Tebal DCEN Argon atau argonTembaga Helium paduan tipis AC Argon Magnesium Tebal AC Argon Paduan tipis DCEP Argon Baja tahan Tebal DCEN Argon atau argonkarat Helium tipis AC Argon Baja paduan Tebal atau DCEN Argon atau argonrendah tipis AC Helium

C.

Tahap-tahap pengelasan TIG

Tidak berbeda dengan mesin las lainya, untuk keselamatan dan keawetan mesin, maka mesin las TIG seharusnya memiliki SOP atau prosedur penggunaan alat. Dan sebelum proses pengelasan di lakukan, permukaan benda kerja harus di bersihkan dari oli, kerak, cat atau debu. Tahap-tahap proses pengelasan TIG sebagai berikut;

a.

Pastikan kabel utama pesawat las sudah tepasang dengan benar pada sumber listrik. Pada saat pemasangan kabel utama pada sumber arus kondisi pesawat las harus dalam kondisi OFF.

b.

lakukan pengecekan ;

Saluran pendingin. Tekanan gas Volume campuran gas

c. d. e.

Setel besar arus, misal 240 ampere Setel aliran gas pelindung misal 120 liter/menit Pakailah alat keselamatan kerja, seperti Helm+kaca mata, sarung tangan dan baju las.

f. g.

Siapkan benda kerja pada meja kerja Jepitkan tang massa pada benda kerja atau meja kerja dengan kencang

h.

Lakukan pembangkitan busur awal dengan menggoreskan ujung elektroda tungsten pada benda kerja (Striking Of Arc), hingga mendapat kan busur yang stabil, untuk mendapatkan busur yang stabil maka jarak ujung elektroda dan permukaan benda kerja di tahan pada 1.5 mm hingga 3 mm. Pegaturan jarak ini juga berlaku untuk semi otomatis atau otomatis penuh.

i.

Posisi torch di tahan pada sudut 60o-85o, kemudian logam pengisi di umpan dari luar dengan gerakan melingkar memenuhi kampuh las membentuk rigi-rigi las.

BAB III

KESIMPULAN

Las gas tungsten (las TIG) adalah proses pengelasan dimana busur nyala listrik ditimbulkan oleh elektroda tungsten (elektroda tak terumpan) dengan benda kerja logam.

Perangkat yang dipakai dalam pengelasan las gas tungsten adalah: mesin, tabung gas lindung, legurator gas lindung, Flowmeter untuk gas, Selang gas dan perlengkapan pengikatnya, Kabel elektroda dan selang, Stang las (welding torch), Elektroda tungsten, Kawat las, dan Assesories

Las TIG tidak hanya memiliki kelebihanya saja tetapi juga memiliki kekurangan

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://teknik-pengelasan.blogspot.com/2009/03/perlengkapan-las-tig.html http://yusrilirwan.blogspot.com/2011/03/pengelasan-tig.html

You might also like