You are on page 1of 10

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Penentuan berat ringannya suatu kerusakan akibat serangan hama pada suatu daerah/wilayah tertentu tidak dapat dilakukan hana dengan melihat gejala serangan pada satu atau dua batang pohon yang berada di lokasi bersangkutan. Cara-cara penentuannya secara sistematis dan statistik haruslah dapat diandalkan. Oleh karena itu haruslah dilakukan suatu teknik khusus agar pohon atau tanaman yang diamati benar-benar mewakili situasi serangan di wilayah pengamatan. Penentuan jumlah, ukuran dan satuan sampel harus dilakukan dengan tetap mengingat biologi dan ekologi hama.. Salah satu penyebab terjadinya penurunan produksi buah kelapa adalah adanya serangan hama. Kerusakan tanaman kelapa akibat serangan hama pada belakangan ini meliputi jumlah sekitar 4 juta pohon, mengakibatkan penurunan produksi sekurangkurangnya 20.00030.000 ton kopra tiap tahunnya. Oleh karena itu, pengendalian hama tanaman kelapa akan sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya tanaman tersebut. Pengendalian hama pada tanaman kelapa merupakan suatu usaha untuk menekan tingkat perkembangan hama agar populasinya dibawah ambang batas ekonomi.

Tujuan Mahasiswa Mengenal cara mengamati gejala kerusakan pada tanaman perkebunan, khususnya kumbang tanduk Oryctes rhinoceros pada tanaman kelapa.

Asep Afriatna | 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Kumbang badak (Oryctes rhinoceros) berdasarkan pengamatan memiliki morfologi yaitu Kepala (Caput), Antena, Mata, mulut, sayap, Tungkai depan, Tungkai tengah, Tungkai belakang, Ovipositor hewan ini masuk kedalam ordo coleopteran, hewan ini merupakan hama yang sering merusak tanaman kelapa. Bentuk kumbang badak dengan ukuran 20-40 mm warna hitam. Bagian kepala terdapat cula seperti badak. Panjang kumbang 5 cm-6 cm. merupakan serangga yang mengalami metamorphosis sempurna yang melewati stadia telur, larva, pupa dan imago (Saleh, 2008). Larva kumbang badak (oryctes rhinoceros) berdasarkan pengamatan memiliki morfologi yaitu Caput, Alat mulut, Abdomen, Tungkai thoraks. Hewan ini berperan sebagai hama yang merusak dengan cara melubngi bagian-bagian tanaman kelapa.Morfologi larva dewasa ukuran panjang 12 mm dengan kepala merah coklat. Tubuh bagian belakang lebih besar dari bagian depan. Badan berbulu pendek dan bulu ekor tumbuh rapat. Sedangkan kumbang dewasa (imago) berukuran 3-5 cm, warna merah sawo, memiliki ciri morfologi seperti terdapat caput, antena, tanduk/ cula, mulut, mata, thoraks, tunkai depan, tungkai tengah, tungkai belakang, abdomen dan sayap. Kumbang dewasa meninggalkan kokon pada malam hari dan terbang ke atas pohon kelapa (Kartasapoetra, 2002). Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros (L)) diklasifikasikan ke dalam ordo Coleoptera, famili Scarabidae dan subfamili Dynastinae. Kumbang ini merupakan hama utama yang menyerang kelapa sawit dan sangat merugikan di Indonesia, khususnya di

areal replanting yang saat ini sedang dilakukan secara besar-besaran di Indonesia. Hal ini disebabkan karena pada arealreplanting, banyak tumpukan bahan organik yang sedang mengalami proses pembusukan sebagai tempat berkembang biak hama ini. Sistematika kumbang tanduk menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai berikut : Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Arthropoda : Insekta : Coleoptera : scarabaeidae : Oryctes : Oryctes rhinoceros L

Asep Afriatna | 2

BAB III METODOLOGI


Prosedur kerja Dalam praktikum ini dilakukan kerja kelompok. Setiap kelumpok kelompok disebar ke tiga penjuru arah. Masing masing kelompok memilih satu kecamatan selanjutnya : 1. Dari setiap kecamatan dipilih dua desa/kelurahan sampel. 2. Dari setiap desa/kelurahan sampel dipilih dua lokasi dengan tanaman kelapa yang cukup rapat. 3. Dari masing masing lokasi dipilih 5 tanaman sampel dengan demekian dari setiap kecamatan sampel nakan terpilih 20 batang tanaman sampel. Yang diamati dengan cara : A. Dihitung jumlah pelepah dimulai dari pelepa yang masih berkedudukan horizontal. Pelepah pelepah yang sudah mualai kering tidak terhitung. B. Dihitung jumlah pelepah yang teserang Oryctes chinoceros. Gejala serangan berupa daun terpotong pada tepi pucuknya, atau daun muda yang patah C. Hitung rata rata kerusakan tiap desa dan kecamatan. D. Bandingkan hasil perhitungan rata rata kerusakan kelompok saudra dengan hasil perhitungan rata rata kelompok lain pada tingkat kecamatan. E. Buat lapornya. F. Diskusikan

Asep Afriatna | 3

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN


Hasil Pengamatan Dari praktikum yang kami peroleh dengan 4 ulangan dan tiap ulangan memiliki 4 sampel pengamatan memperoleh data sebagai berikut :

Hasil Pengamatan kelompok 3 Data jumlah Pelepah pohon kelapa dalam 1 batang Sampel Asep Afriatna Asepradinata Anggi chandra 1 24 19 28 2 28 22 24 3 26 26 23 4 27 24 26 Data Jumlah kerusakan Kelapa dalam 1 batang : Sampel Asep Afriatna Asepradinata Anggi chandra 1. 2 1 6 2. 4 2 4 3. 1 1 2 4. 1 4 1 Itensitas serangan Hama

Elyah Roza 28 25 26 20

Elyah Rozah 5 3 4 1

Asep Afriatna

Asepradinata

Anggi

Asep Afriatna | 4

Elyah

Hasil data kelompok 2 Jumlah Pelepah Tanaman Kelapa/ pohon Perlakuan 1 Sihardin Redha Retno M.sukanto 17 32 25 31 ulangan 2 36 28 34 35 3 21 35 27 39 4 28 29 32 28

Jumlah Pelepah Yang terserang Oryctes chinoceros Perlakuan 1 Sihardin Redha Retno M.sukanto Perhitungan : Persentasi jumlah Daun Yang Terserang Oryctes chinoceros 3 1 2 3 ulangan 2 1 5 3 3 3 2 2 4 5 4 3 3 2 3

Asep Afriatna | 5

Hasil pengamatan kelompok 1 Jumlah Pelepah Tanaman Kelapa/ pohon Perlakuan ulangan 1 a B C D E 13 18 15 21 21 2 11 14 17 14 17 3 14 16 16 17 13 4 9 16 12 19 16 5 16 20 18 23 15

Jumlah Pelepah Yang terserang Oryctes chinoceros Perlakuan 1 A B C D E Perhitungan : Persentasi jumlah Daun Yang Terserang Oryctes chinoceros 3 1 2 3 2 ulangan 2 1 5 3 3 3 3 2 2 4 5 3 4 3 3 2 3 2 5 1 1 1 1 1

Asep Afriatna | 6

Pembahasan Dalam praktikun minggu ini kita mengenai Kumbang badak yang menyerang tanaman kelapa terdapat pada lingkungan yang ada disekitar kawan Universitas Bengkulu. Kami telah dibagi kelompok untuk mengamati kerusakan yg disebabkan gejala kumbang bdak ini, setiap kelompok berbeda tempat pengamatannya. Kumbang badak (Oryctes rhinoceros) dewasa merusak bagian pucuk pelepah daun kelapa, sedangkan larva sampai pupa hidup pada tempat sarang timbunan kotoran hewan, sampah, jerami, tunggul kelapa batang kelapa yang mati sehingga tidak berpotensi merusak tanaman kelapa. Data hasil pengamatan yang ada diatas merupaka pengamatan setiap kelompok dan telah diamati bberapa sampel dari tanaman kelapa ini, disini dapat ditarik kesimpulan tingkat srangan dari kelompok sebagai berikut : Ulangan Kelompok 3 2 1 1 2 3 4 5 Jumlah 10,5 % 9,94 % 15 %

Asep Afriatna | 7

Tingkat serangan dari Oryctes rhinoceros

Kelompok 3 Kelompok 2 Kelompok 1

Dari data tersebut dapat dilihat tingkat serangan yang paling tinggi adalah pada kelompok satu yang mencapai 15 % tingkat serangannya kumbang badak ini, tapi dengan nilai sebesar itu belum mencapai diatas ambang ekonomi masih tahap level yang cukup aman dan belum perlu untuk pengendalian hama kuambang badak ini. Tanaman yang telah terserang lebih sulit dikendalikan dibandingkan pencegahan. Sekali terserang eksplosi memakan waktu lama untuk sehat kembali, hal ini karena masa hidup kumbang yang lama serta pertumbuhan pelepah tanaman kelapa sebagai penggani pelepah yang rusak berlangsung perlahan. Pengendalian secara skala prioritas dapat dilakukan melalui tahapan sbb : a. Sanitasi Dengan cara pembersihan atau pemusnahan semua tempat yang mungkin menjadi tempat perkembangbiakan, atau berkembangnya larva seperti yang telah dikemukakan dimuka mengenai hidupnya larva. Tanaman mati yang membusuk, pohon kelapa yang tumbang hendaknya dipotong-potong, dibakar atau ditimbun dengan tanah. Jika bahan tanaman akan dipakai untuk pembuatan kompos dan diperkirakan berpotensi terdapat telur atau larva Oryctes diperlukan perlakuan insektisida sebagai tindakan pencegahan. b. Penggunaan Agnesia Cendawan Metarhicium Anisopliae Cendawan ini bersifat alami, aman bagi lingkungan (karena spesifik). Cara kerja cendawan adalah setelah larva hama Oryctes melalui makan kemasukan spora/konidium jamur Metarhicium, makan jamur akan mengifeksi larva hama. Larva hama yang terinfeksi

Asep Afriatna | 8

akan mengalami sakit, selanjutnya akan mati dan jika matinya karena jamur, maka akan kering dan berwarna hijau c. Penggunaan Pestisida Kimiawi Penggunaan pestisida diprioritaskan terhadap serangan yang sifatnya eksplosi (serangan berat). Diusahakan pemakaian pestisida alternatif terakhir, bila cara pengendalian lain dirasakan sudah kurang manjur. Dalam pelaksanaannya harus secara bijaksana artinya baik dosis, kepekatan larutan maupun cara aplikasinya. Penggunaan pestisida guna mengendalikan hama kumbang Oryctes dapat menggunakan insektisida karbofuran 1% dicampur serbuk gergaji, caranya campuran tersebut ditarburkan kedalam 6 ketiak pelepah teratas dari kelapa-kelapa muda yang terserang. Penaburan dilakukan setiap 2 bulan sekali. Dari cara pengendalian yanag ada diatas kiata harus memilih secara tepat bagaimana pengendalian yang baik agar sesuai dengan keadaan kondisi hama yang terserang yang ada disuatu daerah yang ada, kiata harus banayak mengetahui tingkat seranagan dan seberapa jauh penyebaran serangan ini.

Asep Afriatna | 9

BAB V KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan ada beberapa kesimpulan yang bisa ditarik dari hasil laporan yang ada diantaranya : Kumbang badak ini suka pada temapat yang lingkunagan yang tidak bersih, temapat tinggalnya pun ditumpukan sampah yang ada disekitar tanaman kelapa Suatu daerah yang mengalami serangan kumbang badak ini harus dikendalikan secara baik dan benar namun harus mencapai amabang ekonomi baru biisa dikendalikan. Dimana setiapa tempat pengamatan yang dilakuakan dari ketiga kelompok tersebut tidak ada yang melebihi ambang ekonomi masih serangan yang kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra, 2002. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara.Jakarta

Rio Ardi, 2009. Ordo ordo serangga. Rioardi.wordpress.com/2009/01/21/ordo-ordo serangga.

Saleh, 2008. Ordo-ordo serangga http://hptanaman.blogspot.com/2009/03/macam-macamhama-tanaman-pangan.html. diakses pada tanggal 1 mei 2012.

Nadrawati,djamila.Penuntun Praktikum. 2012. Ilmu Hama Tumbuhan. Laboratorioum IHPT. Fakultas Pertanian.Universitas Bengkulu. Triharso.1994. Dasar-Dasar Perlindugan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Wigena, Santana. 1994. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman.Universitas Terbuka. Jakarta. S e m a n g u n , H . 1 9 8 9 . Penyakit Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia

Asep Afriatna | 10

You might also like