You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Setiap bangsa di dunia mempunyai dasar atau landasan, kekuatan, dan daya dorong bagi perjuangannya, yang berupa jiwa, semangat dan nilai-nilai untuk mencapai cita-cita nasionalnya. Begitu juga Bangsa Indonesia telah memiliki jiwa, semangat dan nilai-nilai 45 yang merupakan akumulasi nilai-nilai kejuangan bangsa Indonesia. Masalahnya, apakah dalam alam kemerdekaan nilainilai 45 perlu terus digelorakan ? Untuk siapa, dimana, kapan, kenapa dan bagaimana manfaatnya? Dengan memahami nilai-nlai 45 diharapkan bisa menjawab masalah tersebut. Dulu berjuang mengusir musuh yaitu Belanda, sekarang musuhnya multidimensi yaitu; kebodohan, kemiskinan, kesejahteraan, keadilan, disintegrasi dan KKN. Mengapa sepertinya Negara dan pemerintahan kesulitan mengatasi masalah tersebut setelah 64 tahun merdeka?

1.2 Rumusan Masalah Beberapa rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini antara lain : 1. Bagaimana sejarah perjuangan Bangsa Indonesia? 2. Bagaimana transformasi nilai kejuangan 1945 pada era globalisasi? 3. Apa saja upaya untuk melestarikan nilai kejuangan Bangsa Indonesia?

1.3 Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk : 1. Mengetahui nilai perjuangan bangsa indonesia sebelum kemerdekaan dan era kemerdekaan 2. Memberikan kesadaran kepada pembaca untuk terus menumbuhkan nilai perjuangan Bangsa yang telah memudar

1.4 Manfaat 2. Bisa mengetahui hal-hal seputar nilai kejuangan Bangsa Indonesia 3. Bisa menumbuhkan kesadaran untuk berupaya menumbuhkan nilai perjuangan terhadap Bangsa Indonesia

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama penjajahan dilanjutkan dengan era merebut dan mempertahankan kemerdekaan sampai dengan era mengisi kemerdekaan, menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan zamannya. Kondisi dan tuntutan yang berbeda tersebut ditanggapi oleh bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilainilai semangat kebangsaan kejuangan yang senantiasa tumbuh dan berkembang yang dilandasi oleh jiwa, tekad dan semangat kebangsaan. Kesemuanya itu tumbuh menjadi kekuatan yang mampu mendorong proses terwujudnya NKRI dalam wadah Nusantara. 1. Era sebelum penjajahan Sejak tahun 400 Masehi sampai dengan tahun 1617, kerajaan-kerajaan yang ada di Bumi Persada Nusantara adalah kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Kediri, Singasari, Majapahit, Samudera Pasai, Aceh, Demak, Mataram, Goa dan lain-Iainnya, merupakan kerajaan-kerajaan yang terbesar di seluruh Bumi Persada Nusantara. Nilai yang terkandung pada era sebelum penjajahan adalah rakyat yang patuh dan setia kepada rajanya membendung penjajah dan menjunjung tinggi kehormatan dan kedaulatan sebagai bangsa monarchi yang merdeka di bumi Nusantara. 2. Era selama penjajahan Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa asing mulai tahun 1511 sampai dengan 1945 yaitu bangsa Portugis, Belanda, inggris dan Jepang. Selama penjajahan peristiwa yang menonjol adalah tahun 1908 yang dikenal sebagai Gerakan Kebangkitan Nasional Pertama, yaitu lahirnya organisasi pergerakan Budi Utomo yang dipelopori oleh Dr. Sutomo Dan Dr. Wahidin Sudirohusodo,

Dan 20 tahun kemudian pada tanggal 28 Oktober 1928 ditandai dengan lahirnya Sumpah Pemuda sebagai titik awal dari kesadaran masyarakat untuk berbangsa Indonesia, dimana putra putri bangsa Indonesia berikrar : BERBANGSA SATU, BERTANAH AIR SATU, DAN BERBAHASA SATU : INDONESIA. Pernyataan ikrar ini mempunyai nilai tujuan yang sangat strategis di masa depan yaitu persatuan dan kesatuan Indonesia. Niiai yang terkandung selama penjajahan adalah Harga diri, solidaritas, persatuan dan kesatuan, serta jati diri bangsa. 3. Era merebut dan mempertahankan kemerdekaan Dimulai dari tahun 1942 sampai dengan tahun 1949; dimana pada tanggal 8 Maret 1948 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang me!alui Perjanjian Kalijati. Selama penjajahan Jepang pemuda -pemudi Indonesia dilatih dalam olah kemiliteran dengan tujuan untuk membantu Jepang memenangkan Perang Asia Timur Raya. Pelatihan tersebut melalui Seinendan, Heiho, Peta (Pembela Tanah Air) dan lain-lain, sehingga pemuda Indonesia sudah memiliki bekal kemiliteran. Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu disebabkan dibom atomnya kota Hirosima dan Nagasaki. Kekalahan Jepang kepada Sekutu dan kekosongan kekuasaan yang terjadi di Indonesia digunakan dengan sebaikbaiknya oleh para pemuda Indonesia untuk merebut kemerdekaan. Dengan semangat juang yang tidak kenal menyerah yang dilandasi iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta keikhlasan berkorban telah terpatri dalam jiwa para pemuda dan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaannya, yang kemudian diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta. Setelah merdeka bangsa Indonesia harus menghadapi Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia dengan melancarkan aksi militernya pada tahun 1948 (Aksi Militer Belanda Pertama) dan tahun 1948 (Aksi Militer Belanda Kedua), dan pemberontakan PKI Madiun yang didalangi oleh Muso dan Amir Syarifuddin pada tahun 1948. Era merebut dan mempertahankan kemerdekaan mengandung nilai juang yang paling kaya dan lengkap sebagai titik kulminasinya adalah pada perang Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Nilai-nilai

kejuangan

yang

terkandung

dalam

merebut

dan

mempertahankan kemerdekaan adalah sebagai berikut : 1. Nilai kejuangan relegius (iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa). 2. Nilai kejuangan rela dan ikhlas berkorban. 3. Nilai kejuangan tidak mengenal menyerah. 4. Nilai kejuangan harga diri. 5. Nilai kejuangan percaya diri. 6. Nilai kejuangan pantang mundur. 7. Nilai kejuangan patriotisme. 8. Nilai kejuangan heroisme. 9. Nilai kejuangan rasa senasib dan sepenanggungan. 10. Nilai kejuangan rasa setia kawan. 11. Nilai kejuangan nasionalisme dan cinta tahah air 12. Nilai kejuangan persatuan dan kesatuan. 4. Era mengisi kemerdekaan Pada awal mengisi kemerdekaan timbul berbagai masalah antara lain timbul pergantian kabinet sebanyak 27 kali dan terjadinya berbagai pemberontakanpemberontakani seperti : DIITII, APRA (Angkatan Perang Ratu Adil), RMS (Republik Maluku Selatan), Andi Azis, Kahar Muzakar, PRRI/Permesta, dan lainlain serta terjadinya berbagai penyimpangan dalam penyelenggaraan negara sehingga timbul Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 untuk kembali pada UUD 1945, penyimpangan yang sangat mendasar adalah mengubah pandangan hidup bangsa Indonesia Pancasila menjadi ideologi Komunis, yaitu dengan meletusnya peristiwa G30S/PKI. Peristiwa ini dapat segera ditumpas berkat perjuangan TNI pada waktu itu bersama-sama rakyat, maka lahir Orde Baru yaitu kembali kepada tatanan kehidupan yang baru dengan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara mumi dan konsekuen. Selama Orde Baru pembangunan berjalan lancar, tingkat kehidupan rakyat perkapita naik, namun penyelenggaraan negara dan rakyat bermental kurang baik sehingga timbul korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) mengakibatkan krisis keuangan, krisis ekonomi dan krisis

moneter serta akhimya terjadi krisis kepercayaan yang ditandai dengan turunnya Kepemimpinan Nasional, kondisi tersebut yang menjadi sumber pemicu terjadinya gejolak sosial. Kondisi demikian ditanggapi oleh mahasiswa dengan aksi-aksi dan tuntutan Reformasi, yang pada hakekatnya reformasi adalah perubahan yang teratur, terencana, terarah dan tidak merubah/menumbangkan suatu yang sifatnya mendasar Nilai yang terkandung pada era mengisi kemerdekaan adalah semangat dan tekad untuk mencerdaskan bangsa, mengentaskan kemiskinan dan memerangi keterbelakangan, kemandirian, penguasaan IPTEK serta daya saing yang tinggi berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 sehingga siap menghadapi abad ke-21 dalam era globalisasi. Dari uraian tersebut diatas bahwa sejarah perjuangan bangsa memiliki peranan dalam memberikan kontribusi nilai-niiai kejuangan bangsa dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan untuk tetap utuh dan tegaknya NKRI yaitu SATU INDONESIA SATU.

2.2 Transformasi Nilai-Nilai Kejuangan 1945 Pada Era Globlisasi Dihadapkan pada Hakekat Ancaman yang Ada

Globalisasi dan berkembangnya Teknologi Informasi telah mengakibatkan kaburnya jiwa semangat dan nilai-nilai kejuangan 45 serta memudarnya rasa nasionalisme, patriotisme dan kecintaan terhadap negara. Perbedaan pendapat antar golongan atau ketidaksetujuan dengan kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam suatu sistim politik yang demokratis. Namun berbagai tindakan anarkis, konflik SARA dan separatisme yang sering terjadi dengan mengatasnamakan demokrasi menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi semangat kebersamaan sebagai suatu bangsa. Kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok telah menjadi tujuan utama. Semangat untuk membela negara seolah telah memudar. Degradasi nasionalisme memungkinkan runtuhnya kedaulatan NKRI di masa depan apabila antisipasinya tidak rasional, sistematis dan

empiris. Oleh karena itu seluruh elemen yang ada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia perlu secara sungguh-sungguh menangani gejala-gejala yang

ada sehingga bangsa dan Negara dapat mentransformasi jiwa semangat dan nilainilai kejuangan 45 terlebih di era globalisasi ini. Karena sejarah menunjukkan, Negara Kesatuan Republik Indonesia lahir bukan karena belas kasihan orang lain, akan tetapi sebagai perwujudan cita-cita idealisme dan patriotisme yang kemudian melahirkan rasa nasionalisme dan jiwa semangat serta nilai-nilai kejuangan 45. Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah Negara dengan

mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Untuk itu, menilik dari problem bangsa saat ini, mulai dari masalah politik, ekonomi, hukum, sosial dan budaya serta sering terjadinya bencana alam ditanah air yang semakin menghawatirkan dan memprihatinkan kita semua, maka perlu adanya langkah-langkah untuk menyusun suatu kegiatan yang positif bagi Pemuda (generasi muda) sebagai penerus bangsa. Adapun salah satu langkah tersebut adalah menanamkan kesadaran bela Negara bagi generasi penerus bangsa melalui pendidikan atau penataran, agar pemahaman jiwa semangat dan nilai-nilai kejuangan 45 yang kita cita-citakan sesuai dengan Pancasila dan amanat UUD 1945.Terlebih lagi antara jiwa semangat dan nilai-nilai kejuangan 45 telah menjadi satu kesatuan yang tak mungkin terpisahkan.

2.3 Upaya

untuk

Melestarikan

Nilai-Nilai

Kejuangan

Bangsa

Indonesia Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melestarikan nilai kejuangan yang telah tumbuh sejak zaman penjajahan dahulu : 1. Marilah kita rapatkan barisan untuk memantapkan etika moral serta jiwa semangat dan nilai-nilai kejuangan 45 dalam melakukan gerakan

reformasi kearah yang benar. Reformasi adalah suatu perubahan bentuk dari sesuatu yang lama menjadi bentuk yang baru, tetapi bukan berarti harus memporak-porandakan apa yang sudah ada. Reformasi akan berhasil apabila melalui dua jalan, yaitu memulai dari reformasi aqidah yang benar, dan memilih pemegang amanah yang beriman, bertaqwa dan ahli di bidangnya.

2.

Lakukan Transformasi Jiwa Semangat dan Nilai-Nilai Kejuangan 45, agar setiap warga bangsa, terutama para elite politik, tokoh masyarakat, ulama, anggota TNI, Polri, dan birokrat, memiliki visi, misi dan interpretasi yang sama terhadap eksistensi dan integritas bangsa dalam menjaga Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Pluralisme adalah kekayaan bangsa yang perlu disyukuri, tapi bukan untuk dipertajam perbedaannya, terlebih lagi dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, kelompok atau golongan. 4. Kita memiliki karakter yang mulia, tetapi jiwa semangat dan nilai-nilai kejuangan 45 yang mulia itu tidak akan dengan sendirinya terpancar dalam kehidupan kita sehari-hari seandainya kita mengawinkannya dengan tindakan-tindakan yang bertetangan atau tindakan yang tidak mulia. 5. Watak atau karakter yang baik hanya akan didapat bila dibina, dibangun dan ditempa dengan kebiasaan baik secara berkelanjutan, dan dijadikan suatu tuntunan perubahan tanpa henti.

BAB III PENUTUP (LAMPIRAN)

3.1 Hasil Persentasi a. Pertanyaan 1. Hesti Rahmalina (Kelompok 2) Apakah nilai-nilai kejuangan Bangsa Indonesia masih ada sampai sekarang ini? Kalau ada nilai kejuangan yang seperti apa?

2. Reci Meitri Diani (Kelompok ) Seberapa penting nilai-nilai kejuangan bagi Bangsa Indonesia?

3. Eisty Delima (Kelompok 3) Apa maksud dari karakter yang baik akan didapat bila dibina, dibangun, dan ditempa dengan kebiasaan baik serta berkelanjutan?

4. Mardiani (Kelompok 5) Bagaimana nilai kejuangan saat ini dalam sistem ekonomi dan politik?

5. Heny Palupy Handayani (Kelompok Bagaimanakah cara kita sebagai mahasiswa dalam menumbuhkan nilainilai kejuangan Bangsa Indonesia?

b. Jawaban 1. Menurut kelompok kami nilai kejuangan itu masih ada karena sebenarnya tanpa sadar pada era globalisasi ini musuh yang kita hadapi lebih kompleks daripada pada zaman perebutan kemerdekaan. Adapun musuh kita pada saat ini adalah kebodohan, kemiskinan, kesejahteraan disintegrasi dan KKN. Musuh-musuh tersebut dapat kita berantas sesuai dengan peranan kita masing-masing. Contohnya saja sebaagai

seorang calon guru, kita harus mengerjakan kewajiban kita sebagai mana mestinya agar dapat tercapai salah satu cita-cita bangsa Indonesia yakni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi nilai kejuangan kita saat ini adalah sesuai dengan porsi yang kita miliki masing-masing berdasarkan profesi kita. Hal itu demi tercapainya kehidupan Indonesia yang lebih baik lagi.

2. Menurut kelompok kami, nilai-nilai kejuangan Bangsa Indonesia sangatlah penting. Karena dengan nilai-nilai kejuangan tersebut kita bisa melawan berbagai bentuk tantangan yang ada sesuai dengan era nya. Apabila kita tidak memiliki nilai kejuangan, maka kita akan marasa acuh tak acuh terhadap nasib bangsa kita sehingga nantinya bisa saja Bangsa Indonesia ini kembali dikuasai oleh negara lain. Jadi, nilai kejuangan bangsa Indonesia sangat penting agar NKRI dapat terus bertahan dan semakin sejahtera.

3. Maksudnya disini bahwa karakter yang baik itu haruslah dibina dan tidak bisa didapat secara instan, karena sebagai manusia kita mudah terpengaruh terhadap lingkungan kita. Misalnya saja ketika kita berada di lingkungan yang sederhana dan bersih dari KKN, kita tidak melakukan perbuatan korupsi. Namun ketika kita hidup di lingkungan yang buru dan penuh dengan korupsi, kita pun ikut melakukan korupsi tersebut. Oleh karena itulah diperlukan seorang pemimpin yang profesional agar setiap perbuatan yang dilakukannya dapat dicontoh oleh bawahannya sehingga lingkungan di Indonesia senantiasa bersih dari orang yang berkarakter buruk. Selain dari hal diatas, sesuai dengan poin pertama pada Pancasila, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, yakni kita harus menyadari bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan akan dibalas oleh Tuhan, maka kita

10

akan selalu berusaha untuk melakukan perbuatan yang baik dan selalu menjauhi perbuatan tercela.

4. Menurut kelompok kami, nilai kejuangan pada sistem politik dapat di aplikasikan pada saat Pemilu. Kita memberikan suara kita sesuai dengan pilihan kita. Namun jika kita telah merasa mampu membantu memerbaiki kehidupan Bangsa Indonesia ini dan memenuhi syaratnya, maka kita bisa mencalonkan diri kita menjadi anggota DPR atau pemimpin-pemimpin baik dalam Kabupaten/Kota (Bupati), Provinsi (Gubernur), maupun Kepala Negara (Presiden) sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Nilai kejuangan yang dapat dilakukan pada sistem ekonomi, apabila kita memiliki kemampuan lebih, kita bisa membuka usaha. Maka secara tidak langsung kita sudah menyediakan lowongan pekerjaan bagi orang-orang disekitar kita. Hal itu pastilah sangat membantu perekonomian banyak orang.

5. Menurut kelompok kami, sebagai mahasiswa, nilai kejuangan yang bisa kita lakukan adalah dengan mengeluarkan pendapat kita dengan cara yang benar. Mahasiswa tidak bisa dipandang sebelah mata, karena buktinya mahasiswa bisa menjatukan Mantan Presiden kita,

Abdurrahman Wahid dari jabatannya. Namun tidak perlu melalui cara yang kriminal karena sebenarnya cara mengeluarkan pendapat sudah diatur dalam UU Nomor 9 TAHUN 1998 (9/1 998), yakni : BAB IV BENTUK-BENTUK DAN TATA CARA PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MUKA UMUM Pasal 9 (1) Bentuk penyampaian pendapat di muka umum dapat dilaksanakan dengan: a. unjuk rasa atau demonstrasi;

11

b. pawai; c. rapat umum; dan atau d. mimbar bebas. (2) Penyampaian pendapat di muka umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan di tempat-tempat terbuka untuk umum, kecuali: a. di lingkungan istana kepresidenan, tempat ibadah, instalasi militer, rumah sakit, pelabuhan udara atau laut, stasiun kereta api, terminal angkutan darat, dan obyek-obyek vital nasional; b. pada hari besar nasional. (3) Pelaku atau peserta penyampaian pendapat di muka umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilarang membawa benda-benda yang dapat membahayakan keselamatan umum. Pasal 10 (1) Penyampaian pendapat di muka umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 wajib diberitahukan secara tertulis kepada Polri. (2) Pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan oleh yang bersangkutan, pemimpin, atau penanggung jawab kelompok. (3) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) selambatlambatnya 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam sebelum kegiatan dimulai telah diterima oleh Polri setempat. (4) Pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi kegiatan ilmiah di dalam kampus dan kegiatan keagamaan. Pasal 11 Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) memuat: a. maksud dan tujuan; b. tempat, lokasi, dan rute;

12

c. waktu dan lama; d. bentuk; e. penanggung jawab; f. nama dan alamat organisasi, kelompok atau perorangan; g. alat peraga yang dipergunakan; dan atau h. jumlah peserta. Pasal 12 (1) Penanggung jawab kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 9, dan Pasal 11 wajib bertanggung jawab agar kegiatan tersebut terlaksana secara aman, tertib, dan damai. (2) Setiap sampai 100 (seratus) orang pelaku atau peserta unjuk rasa atau demonstrasi dan pawai harus ada seorang sampai dengan 5 (lima) orang penanggung jawab. (sumber : http://lifestyle.kompasiana.com/)

3.2 Kesimpulan Nilai-nilai kejuangan sudah berlangsung lama hanya saja mencapai titik kulminasinya pada tahun 1945. Hal itu sudah terbukti mampu membela dan menegakkan NKRI danlepas dari penjajahan, serta perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Berbagai krisis yang menimpa bangsa Indonesia dewasa ini dalam banyak hal disebabkan oleh lunturnya nilai kejungan 1945,terutama dikalangan pemimpinan dan elit politik. Oleh karenanya diperlukan kesadaran dalam diri kita untuk terus mempertahankan nilai kejuangan yang dahulu sangat menggebu itu dengan profesi kita masing-masing.

13

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/ http://www.kodam-jaya.mil.id/ http://www.lifestyle.kompasiana.com/ http://www.priambodos66.wordpress.com/ http://www.scribd.com/ http://www.sitinjaunews.com/ http://suaramerdeka.com/ http://wartawarga.gunadarma.ac.id/

14

You might also like