You are on page 1of 17

DEFINISI KELUARGA

Ahmad Syah Masud

KELUARGA

SUAMI, ISTRI, ANAK

Bisakah tidak hanya suami, istri dan anak? Apakah anak penting dalam keluarga? Apakah hubungan lakilaki dan perempuan sebagai suami dan istri adalah inti dari suatu keluarga?

KONSEP DASAR
Keluarga: Sekelompok orang yang tehubung langsung dalam ikatan kekeluargaan (sanak), dimana anggota keluarga yang dewasa sering dianggap bertanggung jawab untuk mengasuh dan merawat anak-anak. Hubungan kekeluargaan (Kinship): ikatan yang menghubungkan antar individu, yang dibangun baik melalui pernikahan, atau melalui garis keturunan/ikatan darah (ayah, ibu, kakek-nenek, cucu, dll)

Pernikahan: Penyatuan hubungan sexual antara dua individu dewasa yang secara sosial diakui dan diterima . Ketika dua orang menikah, mereka menjadi keluarga satu sama lain, ikatan pernikahan dapat menyatukan sanak famili yang lebih besar (Orang tua, kakak, adik dan semua keluarga sedarah seseorang menjadi keluarga dari pasangan yang dinikahinya)

Keluarga Inti (Nuclear Family): Dua orang dewasa yang tinggal bersama dalam suatu rumah tangga dengan anak kandung ataupun adopsi yang mereka miliki. Keluarga besar (Extended Family): Ketika sebuah keluarga inti hidup bersama dengan anggota keluarga lainnya dalam satu rumah tangga atau dalam suatu hubungan yang dekat (kakek-nenek, saudara laki-laki dan istri mereka, saudara perempuan dan suami mereka, paman, bibi, ponakan) (Giddens, 1997, Sociology, h. 140-

Karakteristik Keluarga
Terdiri dari orang-orang yang disatukan dalam ikatan pernikahan, darah, atau adopsi. Anggota keluarga biasanya tinggal bersama dalam satu atap dan merupakan satu rumah tangga

Karakteristik Keluarga
Kesatuan orang yang saling berinteraksi dan berkomunikasi, yang mamainkan peran sebagai suami dan istri, ibu dan ayah, anak laki-laki dan perempuan, sauda lakilaki dan saudara perempuan mempertahankan budaya yang lazim/biasa, yang diperoleh dari budaya umum berlaku dalam masyarakat.

KELUARGA

Teori legitimasi: Hubungan sosial yang memberikan anak yang sah

Perspektif konflik: kepemilikan keluarga (termasuk kepemilikan sexual)

Legitimasi (sahnya) Seorang Anak


Pendekatan Klasik: a. Incest taboo: pelarangan hubungan sexual dalam pernikahan antara orang tua dan anak-anaknya, antara saudara kandung, antara saudara jauh. b. Prinsip legitimasi: Setiap anak baik secara sosial maupun secara legal memilih ayah

Prinsip Legitimasi (Malinowski, 1888-1842)


Perbedaan antara sah dan tidaknya seorang anak tergantung pada hubungan antara orang tua dan anak yang tidak hanya dari sisi biologis tetapi juga sosial. Untuk menjadi sah, anakanak harus diakui secara sosial melalui pernikahan orang tua mereka. -seremoni pernikahan menjadi pembeda penting antara anak yang diakui sebagai anggota keluarga dengan yang tidak. - pernikahan tidak didasarkan pada sex tetapi pada kontrol resmi terhadap anak.

Prinsip Legitimasi (Malinowski, 1888-1842)


Inti dari legitimasi adalah untuk melekatkan setiap anak kepada seorang laki-laki tertentu (ayah) No child shall be brought into the world without a man - and one man at that - assuming the role of sociological father, that is, guardian and protector, the male link between the child and the rest of community (Malinowski)

Prinsip Legitimasi (Malinowski, 1888-1842)


Pendekatan ini menekankan bahwa inti dari keluarga tidak hanya untuk melahirkan anak, tetapi juga menempatkan mereka dalam struktur sosial. Teori Legitimasi Pendekatan funsionalist: keluarga tidak hanya penting untuk melahirkan manusia secara biologis tapi juga secara sosial. Oleh karena itu keluarga berperan penting dalam penempatan anggota baru keluarga sesuai dengan peran sosial khusus dan mensosialisasikan mereka dengan nilai-nilai budaya yang sesuai.

Kritik
Bagaimana menghadapi masyarakat dengan tingkat ketidak sahan / illegitmacy nya tinggi atau umum? Tidak semua orang menikah untuk memperoleh anak Sexist, melahirkan ketidaksetaran sexual

Keluarga sebagai sistem kepemilikan (properti)


Keluarga sebagai hubungan kepemilikan

Hak kepemilikan sex Hak kepemilikan ekonomi

Hak kepemilikan antar generasi

Hak kepemilikan sex


Pernikahan memberikan hak untuk melakukan hubungan sexual antara seorang laki-laki dan perempuan tertentu. Kingsley Davis: Sexual property = Social relationship : konsep kepemilikan bermakna kesepakatan antar orang tentang bagaimana mereka akan bertindak berkaitan dengan suatu hal tertentu. Penyimpangan terhadap kepemilikan sexual: perzinahan Rights of sexual possession: unilateral and bilateral Cinta sebagai kepemilikan emosi penting dalam pernikahan dan lebih tepat untuk menggambarkan pernikahan di era modern sekarang ini

Dalam semua masyarakat keluarga adalah ekonomi Ekonomi keluarga selalu dikaitkan dengan kepemilikan sexual

Kepemilikan ekonomi dan pembagian tugas rumah tangga

Kepemilikan antar generasi


Warisan yang diterima anak tergantung dari pola/ struktur keturunan (lineage structure): a. Matrilineal b. Patrilinieal c. Bilineal Randall, C. (1986, sociology of marriage and the family: gender, love and property, h. 28-57)

You might also like