You are on page 1of 15

DIARY KKL Pusat teknologi Akselerator dan Proses Bahan BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NAMA KLS/OFF

: AHMAD YUMAN ARIFAL FIKAR : 408322410247 / MM-GG

JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Desember 2011

1. PROFIL BATAN Sejarah Perkembangan Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitas tahun 1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan Pasifik.Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN.Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di bidang iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) dan pusat teknologi akselerator dan proses bahan di Yogyakarta. disertai fasilitas penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktifdanfasilitas nuklir lainnya.Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 tentang ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir(BATAN)dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN).

2. PUSAT TEKNOLOGI AKSELATOR DAN PROSES BAHAN Pusat Tekhnologi Akselator Dan Proses Bahan (PTABN) adalah institusi litbang dari Badan Tenaga Nuklir Nuklir Nasioal (BATAN) yang berlokasi di Yogyakarta .dibangun pada tahun 1973. Pada waktu itu bernama Pusat Penelitian Gama (Pulsit Gama). Tahun 1980 institusi ini berganti nama menjadi Pusat Penelitian Bahan Murni dan Instrumentasi (PPBMI) sampai dengan tahun 1985, dan berdasarkan keputusan President RI nomor 82 tahun 1985 nama PPBMI diganti menjadi Pusat menjadi Pusat Penelitian Nuklir Yokyakarta (PPNY).Dengan diundangan Undang undang Replubik Indonesia no 10

tahun 1997 tentang ketenaganukliran, BATAN mengadakan Reorganisasi. Sebagai tindak lanjut keputusan president nomer 197 tahun 1998 tentang Badan Nuklir Nasional kepala BATAN membuat surat keputusan no 73/KA/IV/1999 TENTANG Organisasi dan tata kerja BATAN, PPNY diganti namanya menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju (P3TM).sehubungan dengn adaya reorganisasi Batan maka institusi P3TM diganti namanya menjadi Pusat Teknologi akselelator dan Proses Bahan (PTABN).Peralatan utama litbang dan laboratorium penunjang serta fasilitas layanan administrasi berada pada bangunan gedung-gedung yang menempati lahan seluas 17.000 m2. Pusat Tekhnologi Akselelator dan Proses Bahan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan Pengembangan di bidang Teknologi akselator dan fisika nuklir, kimia dan teknologi proses bahan industri nuklir, pelayanan pendayagunaan reaktor riset serta melaksanakan pelayanan pengendalian keselamatan kerja dan pelayanan kesehatan. Dalam tugas penelitian dan pengembangan tersebut di atas, PTAPB menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan penelitian dan Pengembangan di bidang Teknologi akselelator dan fisika nuklir b. Pelaksaan Pengembangan Penelitian dan pengembangan di bidang kimia dan teknologi proses bahan industri nuklir. c. Pelayanan pendayagunaan reaktor riset d. Pelaksanaan pengendalian Keselamatan Kerja dan pelaksaan kesehatan. e. Pelaksaan urusan tata usaha f. Pelaksaan pengamanan nuklir. VISI PTAPB terwujudnya iptek akselelator dan proses bahan untuk peningkatan nilai tambah sumber daya alam lokal dan penyediaan energi berwawasan lingkungan MISI PTAPB a. Melakukan litbang tekhnologi akselelator untuk peningkatan nilai tambah sumber daya alam lokal b. Melakukan litbang teknologi proses pembuatan partikel terlapis TRISO dan bahan Moderator Grafit untuk Reaktor nuklir bebas pelelehan, c. Mendayagunakan reaktor Kartini untuk fasilitas pengembangan dan aplikasi tekhnik analisis nuklir, fasilitas uji instrumentasi nuklir serta fasilitas pelatihan dan penelitian dalam bidang fisika reaktor dan pengendalian reaktor.

Tujuan Tujuan pembangunan iptek nuklir adalah memberikan dukungan nyata dalam pembangunan nasional dengan peran : 1. Meningkatkan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dan pemanfaatan/pendayagunaanya oleh masyarakat dalam mendukung program pembangunan nasional 2. Meningkatkan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem inovasi dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi Sasaran Sasaran pembangunan iptek nuklir yang ingin dicapai adalah : 1. Peningkatan hasil litbang enisora berupa bibit unggul tanaman pangan, tersedianya insfrastruktur dasar pembangunan PLTN, pemahaman masyarakat terhadap teknologi nuklir, pemanfaatan aplikasi teknologi isotop dan radiasi untuk kesehatan; dan 2. Peningkatan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem inovasi meliputi kelembagaan iptek, sumber daya iptek dan penguatan jejaring iptek dalam rangka mendukung pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi di masyarakat Prinsip : Segenap kegiatan iptek nuklir dilaksanakan secara profesional untuk tujuan damai dengan mengutamakan prinsip keselamatan dan keamanan, serta kelestarian lingkungan hidup. Nilai-nilai : Segenap kegiatan nuklir dilandasi nilai-nilai :

Visionary, Innovative, Excellent dan Accountable Kejujuran, Kedisiplinan, Keterbukaan, Tanggungjawab, Kreatif dan Kesetiakawanan Serta Berpedoman pada 5 (lima) pedoman BATAN yaitu :

Berjiwa pionir Bertradisi ilmiah Berorientasi industri Mengutamakan keselamatan Komunikatif

3. Strukur Organisasi PTABN PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN 1. Bagian Tata Usaha a. Sub bagian persuratan dan Kepegawaian b. Sub bagian Keuangan c. Sub bagian Perlengkapan d. Sub bagian dokumentasi ilmiah 2. Unit pengamanan Nuklir 3. Badan Akselelator dan Fisika Nuklir a. Kelompok Peneliti 4. Balai Elektromekanik 5. Bidang Kimia dan Teknologi Proses Bahan a.kelompok Peneliti 6. Bidang Reaktor a. Sub bagian perencanaan operai dan akutansi bahan bakar b. Sub bidang oprasi dan perawatan reaktor 7. Bidang keselamatan dan kesehatan a. Sub budang Proteksi Radiasi dan Keselamatan Kerja b. Sub bidang pengelolaan limbah dan keselamatan lingkungan c. Sub Bidang pelayanan kesehatan 4. BAGIAN TATA USAHA Bagian tata usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan tekhnis administratif kepada seluruh satuan organisasi di Lingkungan Pusat teknologi Akselelator dan Proses Bahan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas,Bagian Tata Usaha menyelenggarakan Fungsi: a. Pelaksanaan urusan persuratan dan kepegawaian b. Pelaksanaan urusan keuangan c. Pelaksanaan urusan perlengkapan dan rumah tangga

d. Pelaksanaan administrasi kegiatan ilmiah, dokumentasi dan publikasi serta pengelolaan perpustakaan. Bagian Tata Usaha terdiri dari: a. Sub bagian persuratan dan Kepegawaian Mempunyai tugas melakukan urusan persuratan dan kepegawaian b. Sub bagian Keuangan Mempunyai tugas mengurusi keuangan c. Sub bagian Perlengkapan Mempunyai tugas mengurus perlrngkapan dan rumah tangga d. Sub bagian dokumentasi ilmiah Melakukan administrasi kegiatan ilmiah, dokumentasi dan publikasi serta melakukan pengolahan perpustakaan.

5. BIDANG TEKNOLOGI AKSELELATOR DAN FISIKA NUKLIR Bidang Teknologi Akselerator dan Fisika Nuklir terdiri dari pejabat fungsional peneliti dan pejabat fungsional terkait yang lain. Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi akselerator dan fisika nuklir dengan rincian tugas sebagai berikut: 1. Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang akselerator zarah energi rendah dan menengah. 2. Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang aplikasi akselerator. 3. Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi di bidang fisika nuklir 4. Melaksanakan pengembangan rancang bangun komponen, subsistem atau sistem akselerator zarah energi tinggi. 5. Melaksanakan pengembangan pengendalian reaktor nuklir 6. Melaksanakan pengembangan pemusnahan material radioaktif 7. Melaksanakan pengembangan pemanfaatan akselerator zarah energi tinggi untuk industri. 6. BIDANG KIMIA DAN TEKNOLOGI PROSES BAHAN Bidang ini mempunyai tugas unuk melaksanakan penelitian dan pengembagan di bidang kimia dan teknologi proses bahan industri nuklir, dengan program pengembangan dan penelitian:

a. Pengembangan teknologi bahan proses reaktor Suhu Tinggi (kernel UO2) terlapis. b. Pengembangan teknologi proses bahan dukung reaktor c. Pengembangan teknologi proses bahan strategis untuk industri bahan energi baru dan terbaharukan d. Pengembangan teknologi proses pengolahan limbah Radioaktif dan B3.

7. BIDANG REAKTOR Bidang reaktor mempunyai tugas melaksanakan pelayanan pendayagunaan reaktor riset dengan program: a. Pengembangan teknologi aktivasi neutron untuk analisis produk industri, biologi kesehatan dan lingkungan b. Radigrafi neutron Definisi Reaktor Reaktor nuklir adalah suatu alat untuk mengendalikan reaksi fisi berantai dan sekaligus menjaga kesinambungan reaksi itu. Reaktor nuklir ditetapkan sebagai "alat yang menggunakan materi nuklir sebagai bahan bakarnya Materi fisi yang digunakan sebagai bahan bakar misalnya uranium, plutonium dan lain-lain. Untuk uranium digunakan uranium alam atau uranium diperkaya. Jadi secara umum reaktor nuklir adalah tempat berlangsungnya reaksi nuklir yang terkendali. Untuk mengendalikan operasi dan menghentikannya digunakan bahan penyerap neutron yang disebut batang kendali. Jenis reaktor nuklir dibedakan berdasarkan besarnya energi kinetik neutron yang merupakan faktor utama dalam reaksi fisi berantai, yaitu reaktor neutron panas, reaktor neutron cepat dan lain-lain. Berdasarkan jenis materi yang digunakan sebagai moderator dan pendingin, reaktor diklasifikasikan menjadi reaktor air ringan, reaktor air berat, reaktor grafit dan lain-lain. Berdasarkan tujuannya, diklasifikasikan menjadi reaktor riset, reaktor uji material, reaktor daya dan lain-lain

Klasifikasi Reaktor Macam reaktor dibedakan berdasarkan kegunaan, tenaga neutron dan nama komponen serta parameter operasinya. Menurut kegunaan:

Reaktor daya

Reaktor riset termasuk uji material dan latihan Reaktor produksi isotop yang kadang-kadang digolongkan juga kedalam reaktor riset

Ditinjau dari tenaga neutron yang melangsungkan reaksi pembelahan, reaktor dibedakan menjadi:

Reaktor cepat: GCFBR, LMFBR, SCFBR Reaktor thermal: PWR, BWR, PHWR, GCR.

Berdasarkan parameter yang lain dapat disebut:


Reaktor berreflektor grafit: GCR, AGCR Reaktor berpendingin air ringan: PWR, BWR Reaktor suhu tinggi: HTGR

Demikian seterusnya masih banyak terdapat nama atau jenis reaktor. Reaktor Fisi Reaktor fisi merupakan instalasi yang menghasilkan daya panas secara konstan dengan memanfaatkan reaksi fisi berantai. Istilah ini dibedakan dengan reaktor fusi yang memanfaatkan panas dari reaksi fusi. Dimungkinkan adanya reaktor yang memadukan kedua jenis tersebut (reaktor hibrid). Reaktor Fusi Reaktor fusi adalah suatu instalasi untuk mengubah energi yang terjadi pada reaksi fusi menjadi energi panas atau listrik yang mudah dimanfaatkan. Reaksi fusi merupakan reaksi penggabungan inti atom ringan, misalnya reaksi antara deuterium dan tritium. Deutrium sangat melimpah di alam, namun tritium tidak ada di alam ini. Oleh karena itu, bahan yang mengandung Li-6 digunakan sebagai selimut, selanjutnya direaksikan dengan neutron yang terjadi dari reaksi fusi untuk menghasilkan tritium, sehingga diperoleh siklus bahan bakar. Sistem reaktor fusi terdiri dari bagian plasma teras, selimut, bejana vakum, magnet superkonduktor, dan lain-lain. Dibandingkan dengan reaktor fisi, reaktor fusi tidak akan mengalami lepas kendali, dan sedikit menghasilkan produk radioaktif, sehingga memiliki tingkat keselamatan yang tinggi. Reaktor Penelitian Reaktor riset/penelitian adalah suatu reaktor yang dimanfaatkan untuk berbagai macam tujuan penelitian. Misalnya reaktor uji material yang digunakan secara khusus untuk uji

iradiasi, reaktor untuk eksperimen fisika reaktor, reaktor riset untuk penelitian dengan menggunakan berkas neutron dan alat eksperimen kekritisan, reaktor untuk pendidikan dan pelatihan. Di antara reaktor-reaktor tersebut, yang disebut reaktor riset pun terdiri dari berbagai macam, misalnya reaktor untuk eksperimen berkas neutron dan uji iradiasi material, reaktor untuk eksperimen perisai, reaktor untuk uji pulsa dan lain-lain. Tipe-tipe reaktor riset antara lain tipe kolam berpendingin dan bermoderator air berat, tipe kolam berpendingin dan bermoderator air ringan dan tipe kolam berpendingin air ringan dan bermoderator air berat. Komponen-komponen Reaktor Untuk dapat memngendalikan laju pembelahan, suatu reaktor nuklir harus didukug dengan beberapa fasilitas yang disebut sebagai KOMPONEN REAKTOR . komponen-komponen utama tersebut dapat diterangkan melalui diagram seperti terlihat pada gambar 1 berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bahan bakar nuklir/bahan dapat belah Bahan moderator Pendingin reaktor Perangkat batang kendali Perangkat detektor Reflektor Perangkat bejana dan perisai reaktor Perangkat penukar panas

Komponen No. 1 s/d 6 berada pada suatu lokasi yang disebut sebagai teras reaktor, yaitu suatu tempat dimana reaksi berantai tersebut berlangsung. Bahan Bakar Nuklir

Terdapat dua jenis bahan bakar nuklir yaitu BAHAN FISIL dan BAHAN FERTIL. Bahan Fisil ialah : suatu unsur/atom yang langsung dapat memberikan reaksi pembelahan apabila dirinya menangkap neutron. Contoh: 92U233, 92U235, 94PU239, 94PU241 Bahan Fertil ialah : suatu unsur /atom yang setelah menangkap neutron tidak dapat langsung membelah, tetapi membentuk bahan fisil. Contoh: 90TH232, 92U238 Pada kenyataannya sebagian besar bahan bakar nuklir yang berada di alam adalah bahan fertil, sebaai contoh isotop Thorium di alam adalah 100% Th-232, sedangkan isotop Uranium hanya 0,7% saja yang merupakan bahan fisil (U-235), selebihnya sebesar 99,35 adalah bahan fertil (U-238). Karena alasan fisis, elemen bakar suatu reaktor dibuat dengan kadar isotop fisilnya lebih besar dari kondisi alamnya, isotop yang demikian disebut sebagai isotop yang diperkaya, sedangkan sebaliknya untuk kadar isotop fisil yang lebih kecil dari kondisi alamnya disebut sebagai isotop yang susut kadar, biasanya ditemui pada elemen bakar bekas. Selain perubahan kadar bahan fisilnya, elemen bakar biasanya dibuat dalam bentuk oksida atau paduan logam dan bahkan pada dasa warsa terakhir ini sudah banyak dikembangkan dalam bentuk silisida. Contoh komposisi elemen bakar yang banyak dipakai: UO2, U3O8Al, UzrH, U3Si2-Al dan lain-lain. Tujuan utama dibuatnya campuran tersebut adalah agar diperoleh elemen bakar yang nilai bakarnya tinggi, titik lelehnya tinggi, penghantaran panasnya baik, tahan korosi, tidak mudah retak serta mampu menahan produk fisi yang terlepas Bahan Moderator Dalam reaksi fisi, neutron yang dapat menyebabkan reaksi pembelahan adalah neutron thermal. Neutron tersebut memiliki energi sekitar 0,025 eV pada suhu 27oC. sementara neutron yang lahir dari reaksi pembelahan memiliki energi rata-rata 2 MeV, yang sangat jauh lebih besar dari energi thermalnya. Syarat bahan moderator adalah atom dengan nomor massa kecil. Namun demikian syarat lain yang harus dipenuhi adalah: memiliki tampang lintang serapan neutron (kebolehjadian menyerap neutron) yang kecil, memiliki tampang lintang hamburan yang besar dan memiliki daya hantara panas yang baik, serta tidak korosif.

Contoh bahan moderator : H2O, D2O (Grafit), Berilium (Be) dan lain-lain. Pendingin Reaktor Pendingin reaktor berfungsi sebagai sarana pengambilan panas hasil fisi dari dalam elemen bakar untuk dipindahkan/dibuang ke tempat lain/lingkungan melalui perangkat penukar penukar panas (H.E.). Sesuai dengan fungsinya maka bahan yang baik sebagai pendingin adalah fluida yang koefisien perpindahan panasnya sangat bagus. Persyaratan lain yang harus dipenuhi agar tidak mengganggu kelancaran proses fisi pada elemen bakar adalah pendingin juga harus memiliki tampang lintan serapan neutron yang kecil, dan tampang lintang hamburan yang besar serta tidak korosif. Contoh fluida-fluida yang biasa dipakai sebagai pendingin adalah: H2O, D2O, Na cair. Gas He dan lain-lain. Batang Kendali Reaktor Batang kendali berfungsi sebagai pengendali jalannya operasi reaktor agar laju pembelahan/populasi neutron di dalam teras reaktor dapat diatur sesuai dengan kondisi operasi yang dikehendaki. Selain hal tersebut, batang kendali juga berfungsi untuk memadamkan reaktor/menghentikan reaksi pembelahan. Sesuai dengan fungsinya, bahan batang kendali adalah material yang mempunyai tampang lintang serapan neutron yang sangat besar, dan tampang lintang hamburan yang kecil. Bahan-bahan yang sering dipakai adalah: Boron, cadmium, gadolinium dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut biasanya dicampur dengan bahan lain agar diperoleh sifat yang tahan radiasi, titik leleh yang tinggi dan tidak korosif.

Prinsip kerja pengaturan operasi adalah dengan jalan memasukkan dan mengeluarkan batang kendali ke dan dari teras reaktor. Jika batang kendali dimasukkan, maka sebagian besar neutron akan tertangkap olehnya, yang berarti populasi neutron di dalam reaktor akan berkurang dan kemudian padam. Sebaliknya jika batang kendali dikeluarkan dari teras, maka populasi neutron akan bertambah, dan akan mencapai tingkat jumlah tertentu. Pertambahan/penurunan populasi neutron berkait langsung dengan perubahan daya reaktor. Perangkat Detector Detektor adalah komponen penunjang yang mutlak diperlukan di dalam reaktor nuklir. Semua insformasi tentang kejadian fisis di dalam teras reaktor, yang meliputi popularitas neutron, laju pembelahan, suhu dan lain-lain hanya dapat dilihat melalui detektor yang dipasang dalam di dalam teras. Secara detail mengenai masalah tersebut akan dibicarakan

dalam pelajaran instrumentasi reaktor. Reflektor Neutron yang keluar dari pembelahan bahan fisil, berjalan dengan kecepatan tinggi ke segala arah. Karena sifatnya yag tidak bermuatan listrik maka gerakannya bebas menembus medium dan tidak berkurang bila tidak menumbuk suatu inti atom medium. Karena sifat tersebut, sebagian neutron tersebut dapat lolos keluar teras reaktor, atau hilang dari sistem. Keadaan ini secara ekonomi berati kerugian, karena netron tersebut tidak dapat digunakan untuk proses fisi berikutnya. Untuk mengurangi kejadian ini, maka sekeliling teras reaktor dipasang bahan pemantul neutron yang disebut reflektor, sehingga nutron-neutron yang lolos akan bertahan dan dikembalikan ke dalam teras untuk dimanfaatkan lagi pada proses fisi berikutnya. Bahan-bahan reflektor yang baik adalah unsur-unsur yang mempunyai tampang lintang hamburan neutron yang besar, dan tampang lintang serapan yang sekecil mungkin serta tidak korosif. Bahan-bahan yang sering digunakan antara lain: Berilium, Grafit, Parafin, Air, D2O. Bejana dan Perisai Reaktor Bejana/tangki raktor berfungsi untuk menampung fluida pendingin agar teras reaktor selalu terendam di dalamnya. Bejana tersebut selain harus kuat menahan beban, maka harus pula tidak korosif bila berinteraksi dengan pendingin atau benda lain di dalam teras. Bahan yang bisa digunakan adalah: alumunium, dan stainless stell. Perisai reaktor berfungsi untuk menahan/menghambat/menyerap radiasi yang lolos dari teras reaktor agar tidak menerobos keluar sistem reaktor. Karena reaktor adalah sumber radiasi yang sangat potensial, maka diperlukan suatu sistem perisai yang mampu menahan semua jenis radiasi tersebut pada umumnya perisai yang digunakan adalah lapisan beton berat. Perangkat penukar Panas Perangkat penukar panas (Heat exchanger) merupakan komponen penunjang yang berfungsi sebagai sarana pengalihan panas dari pendingin primer, yang menerima panas dari elemen bakar, untuk diberikan pada fluida pendingin yang lain (sekunder). Dengan sistem pengambilan panas tersebut maka integritas komponen teras akan selalu terjamin. Pada jenis reaktor tertentu, terutama jenis PLTN, H.E. juga berfungsi sebgai fasilitas pembangkit uap. Bagian reaktor terdiri dari:

1. Sub bagian perencanaan operai dan akutansi bahan bakar Dengan tugas melakukan perencanaan oprasi serta pengelolaan elemen bakar reaktor dan akutansi bahan nuklir 2. Sub bidang oprasi dan perawatan reaktor Dengan tugas melakukan pengoprasian, Perawatan dan pendayagunaan reaktor

8. BIDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan pengendalian keselamatan kerja dan pelayanan kesehatan, untuk melaksanakan tugas tersebut, bidang keselamatan terdiri dari: a. Sub bidang Proteksi radiasi dan keselamatan kerja dengan tugas melaksanakan kegiata proteksi radiasi dan pengendalian keselamatan kerja b. Sub Bidang Pengolaan Limbah dan Keselamatan Lingkungan dengan tugas melaksankan Pengolaan limbah dan pengendalian keselamtan lingkungan c. Sub bidang Pelayanan kesehatan dengan tugas melakukan pelayanan dan dokumentasi kesehatan

9. BALAI ELEKTROMEKANIK Balai ini dibentuk dalam rangka menunjang pelaksaan tugas dan fungsi penelitian dan pengembangan teknologi akselelator dan proses bahan dibidang elektromekanik, dalam melaksankan tugasnya, balai elektromekanik mempunyai fungsi: a. Pelaksanaan Pelayanan rancang bangun dan konstruksi b. Pelaksaan dan Pelayanan perbaikan dan perawatan peralatan elektronik dan elektromeknik c. Pelaksanaan dan pelayanan prasaranan dan sarana penelitian dan pengembangan. Salah satu alat yang ada di plant elektromekanika adalah sistem pencacah nuklir berfungsi untuk mendeteksi partikel alva saja, spektrometer gamma yang ifungsinya untuk melihat campuran speliyantorium, sistem pencacah radioaktifitas udara, beta,gamaa survey meter, alat uji fungsi ginjal.

10.

UNIT PENGAMANAN NUKLIR Unit ini mempunyai tugas melakukan pengamanan instansi nuklir,lingkungan, dan personil di lingkungan Pusat Teknologi Akselelator dan Proses Bahan dan Sekolah tinggi teknologi Nuklir (pengamanan dan penjagaan terhadap kawasan kerja instansi,

sarana penelitian, bahan nuklir, dan non nuklir, bahan keterangan, kegiatan dan personil seara fisik dan atau melalui sistem pengamanan BATAN).

11.

LAB FISIKA Di lab Fisika terdapat rekayasa intridasi dan aplikasinya, alat ini digunakan sebagai detektor radioaktif. Detektor ini dibuat dari bahan besi yang bagian luarnya dilakukan pengerasan dengan sistem plasma, untuk membuat plasma terdapat dua cara pembangkit plasma yaitu dengan cara DC dan RF. Di Batan menggunakan cara RF. Dengan cara RF (radio frekuensi). awalnya dibebankan beban kapasitif elektroda yang tengahnya diberi gas. Gas yang berada diantara elektroda akan terionisasi. Besi yang dikeraskan dengan sistem plasma (gas yang diplasmakan adalah benzena dan nitrogen yang diuapkan) tadi digunakan sebagai detektor, cara kerja detektor sebagai berikut: besi dibentuk silinder tidak pejal. Jika terdapat kebocoran radioaktif maka gas akan terionisasi oleh zat radioaktif (yang menangkap radiasi adalah geiger muller), batas ambang yang masi aman ketika terjadi kebocoran adalah 2,1 mR/jam dengan suhu max 400F. Ionisasi manghasilkan tumpukan elektron pada anoda sehingga menimbulkan medan listrik antara anoda dan katoda yang nantinya akan membangkitkan listrik dan membunyikan alarm.

12.

LIMBAH RADIOAKTIF Limbah radioaktif didefinisikan sebagai bahan radioaktif sisa atau yang sudah tidak terpakai, atau bahan yang terkontaminasi dengan sejumlah zat radioaktif pada kadar atau tingkat radioaktivitas yang melampaui nilai batas keselamatan yang ditetapkan. Limbah radioaktif secara volumetrik jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan limbah industri dan limbah perkotaan. Limbah radioaktif yang telah diolah disimpan sementara di gudang penyimpanan limbah yang kedap air (10-50 tahun) sebelum disimpan secara lestari. Tempat penyimpanan limbah lestari dipilih di tempat/lokasi khusus, dengan kondisi geologi yang stabil. Di bidang penelitian dan pengembangan nuklir, fasilitas daur bahan bakar (fabrikasi bahan bakar dan olah ulang) dan PLTN juga menimbulkan sejumlah limbah. Sebagian dari limbah ini

adalah limbah terkontaminasi dengan sejumlah zat radioaktif pada kadar atau tingkat radiasi yang melampaui batas keselamatan seperti misalnya pakaian kerja bekas, limbah kertas, potongan kain, bahan bekas, perkakas, cairan dan sebagainya. Sehingga limbah radioaktif dapat didefinisikan sebagai bahan bekas serta peralatan yang telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena operasi nuklir dan tidak dapat dipergunakan lagi.Disisi lain, pemakaian zat radioaktif untuk kegiatan kedokteran (diagnosis dan terapi) di rumah sakit dan klinik, serta pembuat obatobatan radioaktif (radiofarmasi) menghasilkan limbah radioaktif. Pengelompokan limbah radioaktif bergantung pada kandungan bahan radioaktif yang terkandung dalam limbah radioaktif.Bahan radioaktif yang terkandung dalam limbah radioaktif mempunyai waktu paro tertentu dan akan memancarkan radiasi secara terus menerus. Untuk itu informasi tentang waktu paro menjadi suatu pertimbangan pada pengukuran radioaktivitasnya.Penyimpanan limbah radioaktif bertujuan untuk mengisolasi tingkat radioaktivitas dari lingkungan sekitar kita pada jangka waktu tertentu.Jumlah limbah radioaktif yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan limbah rumah tangga dan limbah industri, sehingga metode penyimpanan yang dipilih disesuaikan dengan jenis limbah radioaktif yang akan diolah.

You might also like