You are on page 1of 18

Pedoman Khusus

Penyusunan
Materi
Pembelajaran
(instructional materials)

Penyusun
Dr. Abdul Gafur
Kata Pengantar

Sesuai dengan amanat Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004 di


bidang pendidikan, salah satu kebijakan dan program Departemen
Pendidikan Nasional (Depdiknas) adalah menyempurnakan Kurikulum
1994 menjadi Kurikulum 2004 yang dikembangkan. Mengingat
pemberlakuan Undang-Undang No. 2 Tahun 1999 dan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2000 tentang Otonomi Daerah yang
mengatur pembagian kewenangan antara Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka Departemen
Pendidikan Nasional (Depdiknas) memiliki kewenangan dalam
mengembangkan Standar Nasional mencakup Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok. Standar Nasional yang
dimaksud dituangkan dalam dokumen Kurikulum 2004 yang terdiri dari
Kerangka Dasar, Standar Kompetensi, Lintas Kurikulum dan Bahan
Kriteria Kajian, dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran.
Kriteria pokok pemilihan materi pembelajaran
adalah relevan dengan standar kompetensi dan Dokumen Kurikulum 2004 tidak dilengkapi dengan Garis Besar Program
kompetensi dasar. Pengajaran (GBPP). Untuk mendukung kegiatan pembelajaran, sekolah
dan daerah harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang mencakup
antara lain: silabus, perangkat pembelajaran termasuk bahan ajar, dan
rancangan/perangkat penilaian.
Pembelajaran berbasis kompetensi menerapkan pendekatan
pembelajaran tuntas (mastery learning) dan penilaian berkelanjutan
yang mencakup 3 aspek penilaian, yaitu Kognitif, Psikomotor, dan
Afektif. Agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat terlaksana
sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2004, diperlukan adanya upaya,
kemauan, dan dukungan dari seluruh pengelola dan stakeholder
sekolah untuk secara bersama-sama melakukan reformasi dan inovasi
dalam proses pembelajaran dan penilaiannya sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan siswa, sekolah, dan lingkungan setempat. Untuk itu,
sekolah sebagai pusat pembelajaran diharapkan mampu
memanfaatkan seluruh sumber daya yang tersedia (yang mencakup
SDM, fasilitas pendidikan, pembiayaan, dll), baik yang berada di dalam
maupun di luar sekolah secara optimal, sesuai dengan prinsip
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).

Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) i


Daftar Isi
Untuk membantu sekolah dalam melaksanakan pembelajaran yang
efektif, Direktorat Pendidikan Menengah Umum menyiapkan sejumlah
buku pedoman/panduan dengan tujuan memberi acuan secara teknis
bagi guru dan sekolah dalam menyiapkan perangkat dan melaksanakan
pembelajaran dan penilaian secara mandiri sesuai dengan tuntutan Kata Pengantar i
kurikulum 2004.
Daftar Isi iii
Buku Pedoman ini disusun berdasarkan dokumen Kurikulum 2004,
Pedoman Umum dan Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan I. PENDAHULUAN 1
Penilaian yang telah dikembangkan oleh Direktorat Dikmenum, dengan
II. KONSEP/PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN
memperhatikan kaidah akademik, dan melalui proses validasi yang
dilakukan oleh para Pakar Pendidikan dan Ahli Materi (Dosen, Guru, (BAHAN AJAR) 2
Pengawas dll). III. PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN 2
Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi, baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan pedoman ini, khususnya IV. KRITERIA DAN LANGKAH-LANGKAH PEMILIHAN MATERI
Prof. Djemari Mardapi, Ph.D beserta Tim dari Universitas Negeri PEMBELAJARAN 3
Yogyakarta, disampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih. V. PENENTUAN CAKUPAN DAN URUTAN MATERI
Semoga pedoman ini dapat membantu guru dan sekolah dalam PEMBELAJARAN 10
melaksanakan Kurikulum 2004. A. Penentuan Cakupan Materi Pembelajaran 10
B. Langkah-langkah Mengurutkan Materi Pembelajaran 11

Direktur VI. PENENTUAN SUMBER MATERI PEMBELAJARAN 13


Pendidikan Menengah Umum
VII. LANGKAH-LANGKAH PEMANFAATAN MATERI
PEMBELAJARAN 13
A. Strategi Penyampaian Materi Pembelajaran oleh Guru 13
Dr. Zamroni B. Strategi Mempelajari Materi Pembelajaran oleh Siswa 20
NIP. 130515046
VIII. MATERI PERBAIKAN DAN PENGAYAAN
(REMEDIAL AND ENRICHMENT) 23

DAFTAF ACUAN 24

ii Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) iii
I. PENDAHULUAN

Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran, termasuk pembelajaran


berbasis kompetensi, setelah identitas mata pelajaran, standar
kompetensi, dan kompetensi dasar ditentukan, langkah berikutnya
adalah menentukan materi pembelajaran (instructional materials).
Identifikasi Jenis-jenis Materi Pembelajaran Materi pembelajaran (bahan ajar) merupakan salah satu komponen
Materi pembelajaran aspek kognitif secara sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam
terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, membantu siswa mencapai kompetensi dasar dan standar
yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur kompetensi. Secara garis besar, materi pembelajaran berisikan
(Reigeluth, 1987). pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus
dipelajari siswa.
Materi pembelajaran perlu dipilih dengan tepat agar seoptimal
mungkin membantu siswa dalam mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Masalah-masalah yang timbul berkenaan dengan
pemilihan materi pembelajaran menyangkut jenis, cakupan, urutan,
dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut.
Jenis materi pembelajaran perlu diidentifikasi dengan tepat karena
setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi, media, dan
cara mengevaluasi yang berbeda-beda. Cakupan atau ruang lingkup
serta kedalaman materi pembelajaran perlu diperhatikan agar tidak
kurang dan tidak lebih. Urutan (sequence) perlu diperhatikan agar
pembelajaran menjadi runtut. Perlakuan perlu dipilih setepat-
tepatnya agar tidak salah mengajarkannya (misalnya perlu kejelasan
apakah suatu materi harus dihafalkan, dipahami, atau diaplikasi
kan).
Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut, berikut disajikan
pedoman penyusunan materi pembelajaran yang antara lain berisi
kan konsep dan prinsip pemilihan materi pembelajaran, penentuan
cakupan, urutan, kriteria dan langkah-langkah pemilihan,
perlakuan/pemanfaatan, serta sumber materi pembelajaran.

Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) 1


II. KONSEP/PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN
Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang
(BAHAN AJAR) harus dikuasai siswa empat macam, maka materi yang harus
diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya, kompetensi
Materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar dasar yang harus dikuasai siswa adalah pengoperasian bilangan yang
adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diajarkan meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka
oleh guru dan dipelajari siswa. Secara khusus, jenis-jenis materi materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan,
pembelajaran terdiri dari fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan pengurangan, perkalian, dan pembagian.
sikap atau nilai. Termasuk materi fakta adalah nama-nama obyek, Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup
peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, dan memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar
sebagainya. Termasuk materi konsep adalah pengertian, definisi, yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh
ciri khusus, komponen atau bagian suatu obyek. Termasuk materi terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai
prinsip adalah dalil, rumus, adagium, postulat, teorema atau standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu
hubungan antarkonsep yang menggambarkan “jika..maka….”, banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu
misalnya “Jika logam dipanaskan, maka akan memuai”. Prosedur untuk mempelajarinya.
adalah langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam
mengerjakan suatu tugas. Misalnya, langkah-langkah mengoperasi-
kan peralatan rekaman video. Sikap atau nilai merupakan hasil IV.KRITERIA DAN LANGKAH-LANGKAH
belajar aspek afektif, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, PEMILIHAN MATERI PEMBELAJARAN
tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja, dan
sebagainya. 1. Kriteria
Materi pembelajaran harus diajarkan dan dipelajari siswa sebagai Kriteria pokok pemilihan materi pembelajaran adalah relevan
sarana pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi
akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari
berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar. siswa hendaknya materi yang benar-benar menunjang
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
III.PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN MATERI 2. Langkah-langkah Pemilihan
PEMBELAJARAN a. Identifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran, terlebih
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi
materi pembelajaran adalah prinsip relevansi, konsistensi, dan dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai
kecukupan. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek
pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan
kompetensi dan kompetensi dasar. Jika kemampuan yang jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan
diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran. Perlu ditentukan apakah aspek standar
pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta. kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari
siswa termasuk:

2 Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) 3
Jembatan keledai adalah metode menghafal/mengingat
1) kognitif yang meliputi pengetahuan, pemahaman, beberapa fakta dengan menghubungkan antara fakta yang
aplikasi, sintesis, analisis, dan evaluasi; satu dengan fakta yang lain dengan menggunakan inisial
2) psikomotorik yang meliputi gerak awal, semi rutin, dan
masing-masing fakta tersebut. Misalnya, untuk mengingat
rutin; dan musim panas PAO (Panas April-Oktober), musim hujan HOA
3) sikap (afektif) yang meliputi pemberian respon,
(Hujan Oktober-April). Adapun metode untuk mengajarkan
apresiasi, penilaian, dan internalisasi.
prosedur adalah “demonstrasi”. Cara yang paling mudah
b. Identifikasi Jenis-jenis Materi Pembelajaran untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan
Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan
dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip, tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
dan prosedur (Reigeluth, 1987).
Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan
1) Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama
mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan berupa
obyek,nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa
fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau
sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan
psikomotorik. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan
lain sebagainya.
penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembe-
2) Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti
lajaran.
isi.
3) Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat 1) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
adagium, paradigma, teorema. berupa mengingat nama suatu obyek, simbol atau suatu
4) Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah peristiwa? Kalau jawabannya “ya” maka materi
mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah- pembelajaran yang harus diajarkan adalah “fakta”.
langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau
Contoh:
cara-cara pembuatan bel listrik.
Nama dan lambang zat kimia, nama-nama organ tubuh
Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian manusia.
respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan
2) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
penilaian. Materi pembelajaran aspek psikomotorik terdiri
berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi,
dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau
Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah mengelompokkan beberapa contoh obyek sesuai
termasuk fakta, konsep, prinsip, prosedur, atau gabungan dengan suatu definisi ? Kalau jawabannya “ya” berarti
lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi materi yang harus diajarkan adalah “konsep”.
jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan
Contoh:
mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya.
Seorang guru Biologi menunjukkan beberapa tumbuh-
Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan
tumbuhan kemudian siswa diminta untuk mengklasifi-
strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem
kasikan atau mengelompokkan mana yang termasuk
evaluasi yang berbeda-beda. Misalnya metode mengajarkan
tumbuhan berakar serabut dan mana yang berakar
materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan
tunggang.
“jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics).

4 Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) 5
3) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa Contoh:
berupa menjelaskan atau melakukan langkah-langkah Ali memilih mentaati rambu-rambu lalu lintas daripada
atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu ? Bila terlambat setelah di sekolah diajarkan pentingnya
“ya” maka materi yang harus diajarkan adalah mentaati peraturan lalu lintas.
“prosedur”. 6) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
Contoh: berupa melakukan perbuatan secara fisik? Jika
Seorang guru Ilmu Sosial Terpadu (IST) mengajarkan jawabannya “ya”, maka materi pembelajaran yang
bagaimana proses penyusunan langkah-langkah untuk harus diajarkan adalah aspek psikomotorik.
mengatasi permasalahan dalam mewujudkan
Contoh:
masyarakat madani. Seorang guru Fisika mengajarkan Dalam pelajaran lompat tinggi, siswa diharapkan
bagaimana membuat magnet buatan. Seorang guru mampu melompati mistar 125 centimeter. Materi
Kimia mengajarkan bagaimana membuat sabun mandi. pembelajaran yang harus diajarkan adalah teknik
Seorang guru bahasa mengajarkan cara membaca lompat tinggi.
sanjak.
Untuk membantu memudahkan memahami keempat
4) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa jenis materi pembelajaran tersebut, perhatikan tabel
berupa menentukan hubungan antara beberapa di bawah ini.
konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai
macam konsep ? Bila jawabannya “ya”, berarti materi
pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam Tabel 1.
kategori “prinsip”. Klasifikasi Materi Pembelajaran Berdasarkan
Fakta, Konsep, Prinsip, dan Prosedur
Contoh:
Seorang guru Ekonomi menerangkan hubungan antara Pengertian dan Contoh
Jenis Materi
penawaran dan permintaan suatu barang dalam lalu
lintas ekonomi. Jika permintaan naik sedangkan 1. Fakta Menyebutkan kapan, berapa, nama,
penawaran tetap, maka harga akan naik. Seorang guru dan di mana.
Matematika menerangkan cara menghitung luas persegi Contoh:
Negara RI merdeka pada tanggal
panjang. Rumus luas persegi panjang adalah panjang 17 Agustus 1945; Seminggu terdiri dari
dikalikan lebar. 7 hari; Ibu kota Negara RI Jakarta;
Makassar terletak di Sulawesi
5) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa Selatan.
berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar
pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak
2. Konsep Definisi, identifikasi, klasifikasi,
indah? Jika jawabannya “ya”, maka materi ciri-ciri khusus.
pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek sikap Contoh:
atau nilai. Hukum ialah peraturan yang harus
dipatuhtaati, dan jika dilanggar
dikenai sanksi berupa denda atau pidana.

6 Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) 7
Diagram 1.
Proses Pemilihan Materi Pembelajaran

Jenis Materi Pengertian dan Contoh Materi Pembelajaran Fakta


Contoh:
Jenis-jenis binatang
Penerapan dalil, hukum, atau rumus. memamah biak, tanaman
3. Prinsip berbiji tunggal, nama-nama
(Jika.....maka....) bulan dalam setahun.
Contoh: Apakah kompetensi
Kata kunci:
Hukum permintaan dan penawaran dasar berupa
mengingat fakta? Nama, jenis. jumlah,
(Jika penawaran tetap permintaan naik, tempat, lambang.
maka harga akan naik).
Materi Pembelajaran Konsep
4. Prosedur Bagan arus atau bagan alur (flowchart), Apakah kompetensi Contoh :
dasar berupa Bujur sangkar ialah persegi
algoritma, langkah-langkah mengerjakan mengemukakan suatu
sesuatu secara urut. panjang yang keempat sisinya
definisi, menjelaskan, sama panjang
Contoh: mengklasifikasikan Kata kunci
Langkah-langkah menjumlahkan pecahan ialah: beberapa
contoh/sesuai dengan Definisi, klasifikasi, identifikasi,
1. Menyamakan penyebut. ciri-ciri, aksioma.
definisi ?
2. Menjumlahkan pembilang dengan pembilang,
kemudian membagi dengan penyebut.
Materi Pembelajaran Prinsip
3. Menuliskan dalam bentuk pecahan hasil Contoh :
penjumlahan pembilang dan penyebut. Apakah kompetensi Jika permintaan naik,
Pilih kompetensi dasar berupa sedangkan penawaran tetap,
dasar yang akan menjelaskan hubungan maka harga akan naik.
diajarkan antara berbagai Kata kunci:
konsep, sebab-akibat? Dalil rumus, postulat,
Agar menjadi lebih jelas dalam mengidentifikasi materi pembelajaran hubungan, sebab akibat, jika...
maka.....
apakah termasuk aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur),
aspek afektif dan aspek psikomotorik, berikut disajikan bagan alur
Apakah kompetensi Materi Pembelajaran Prosedur
(flowchart) langkah-langkah penentuan materi pembelajaran. Selain dasar yang harus Contoh:
menggambarkan langkah-langkah yang menunjukkan cara berpikir, dikuasai berupa Cara mengukur suhu badan
menjelaskan langkah- menggunakan termometer.
diagram berikut ini juga menunjukkan kata-kata kunci untuk langkah mengerjakan Kata kunci: Langkah-langkah
menentukan jenis atau tipe materi pembelajaran dalam hubungannya sesuatu sesuai dengan mengerjakan tugas secara
prosedur tertentu? urut/prosedural.
dengan perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Materi Pembelajaran Aspek
Apakah siswa diminta Afektif/Sikap
untuk memilih sikap Contoh:
tertentu terhadap Sikap jujur, motivasi tinggi,
suatu obyek atau minat belajar besar, menjauhi
kejadian? perbuatan tercela, dsb.
Kata kunci: Sikap atau nilai.

Materi Pembelajaran Aspek


Apakah siswa diminta Psikomotorik
untuk melakukan
Contoh:
perbuatan dengan
Lompat tinggi,lompat galah,
menggunakan sebagian
atau keseluruhan lari 100 meter, berenang,
anggota badan? tinju, pencak silat, dsb.
Kata kunci: Kegiatan fisik.

8 Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) 9
(1) penguasaan atas konsep pembelian, penjualan, laba, dan
V. PENENTUAN CAKUPAN DAN URUTAN MATERI
rugi; (2) rumus menghitung laba dan rugi jika diketahui
PEMBELAJARAN pembelian dan penjualan; dan (3) penerapan/aplikasi rumus
menghitung laba dan rugi.
A. Penentuan Cakupan Materi Pembelajaran Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk
mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak,
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi
terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan
pembelajaran harus diperhatikan apakah materinya berupa
kompetensi dasar yang ingin dicapai. Misalnya dalam mata
aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur), aspek afektif,
pelajaran Bahasa Indonesia: salah satu kemampuan yang
ataukah aspek psikomotorik, sebab nantinya jika sudah dibawa
diharapkan dimiliki siswa "Membuat Surat Dinas". Setelah
ke kelas, maka masing-masing jenis uraian materi tersebut
diidentifikasi, ternyata materi pembelajaran untuk mencapai
memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-
kemampuan membuat surat dinas tersebut termasuk jenis
beda.
prosedur. Jika kita analisis, secara garis besar cakupan materi
Selain memperhatikan jenis uraian materi juga harus yang harus dipelajari siswa agar mampu membuat surat dinas
memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam meliputi: (1) pembuatan draft atau konsep surat, (2)
menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut pengetikan surat, (3) pemberian nomor agenda, dan (4)
keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi pengiriman. Setiap jenis dari keempat materi tersebut masih
menggambarkan berapa banyak materi-materi yang dapat diperinci lebih lanjut.
dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan
kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep B. Langkah-langkah Mengurutkan Materi Pembelajaran
yang terkandung di dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh
Urutan penyajian (sequencing) berguna untuk menentukan
siswa. Sebagai contoh, proses fotosintesis dapat diajarkan di
urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang
SD, SMP, dan SMA, juga di perguruan tinggi, namun keluasan
tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran
dan kedalaman pada setiap jenjang pendidikan tersebut akan
mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite)
berbeda-beda. Semakin tinggi jenjang pendidikan akan
akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya
semakin luas cakupan aspek proses fotosintesis yang dipelajari
materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan semakin detail pula setiap aspek yang dipelajari. Di SD dan
dan pembagian. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari
SMP aspek kimia disinggung sedikit tanpa menunjukkan reaksi
perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari. Siswa
kimianya. Di SMA reaksi-reaksi kimia mulai dipelajari, dan di
akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan
perguruan tinggi reaksi kimia dari proses fotosintesis semakin
belum dipelajari.
diperdalam.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup
Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga
serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan
perlu diperhatikan dalam pengertian bahwa memadainya
pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis.
cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan
sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar 1. Pendekatan Prosedural
yang telah ditentukan. Misalnya, jika suatu pelajaran Urutan materi pembelajaran secara prosedural
dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada siswa di menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai
bidang jual beli, maka uraian materinya mencakup:

10 Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) 11
dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. VI.PENENTUAN SUMBER MATERI PEMBELAJARAN
Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah
mengoperasikan peralatan kamera video.
Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi
2. Pendekatan Hierarkis pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan dasar, seperti:
urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari 1. buku teks;
atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu 2. laporan hasil penelitian;
sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. 3. jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah);
4. majalah ilmiah;
Contoh : Urutan Hierarkis (berjenjang) 5. pakar bidang studi/profesional;
Soal cerita tentang Perhitungan Laba Rugi dalam Jual Beli. 6. buku kurikulum;
Agar siswa mampu menghitung laba atau rugi dalam jual 7. penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan;
8. internet;
beli (penerapan rumus/dalil), siswa terlebih dahulu harus
9. media audio visual (tv, video, vcd, kaset audio); dan
mempelajari konsep/pengertian laba, rugi, penjualan,
10. lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, dan
pembelian, modal dasar (penguasaan konsep). Setelah itu,
ekonomi).
siswa perlu mempelajari rumus/dalil menghitung laba dan
rugi (penguasaan dalil). Selanjutnya siswa menerapkan Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis
dalil atau prinsip jual beli (penguasaan penerapan dalil). kompetensi, buku-buku atau terbitan tersebut hanya merupakan
Bila disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut. bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya menggantungkan
pada buku teks sebagai satu-satunya sumber materi. Mengajar
Tabel 2. bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai
Contoh Urutan Materi Pembelajaran Secara Hierarkis kompetensi. Oleh karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak
sumber materi. Bagi sebagian besar guru, sumber utama untuk
Materi Pembelajaran Urutan Materi
mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan buku
penunjang yang lain.
1. Menghitung laba 1.1. Konsep/pengertian laba,
atau rugi dalam rugi, penjualan, pembelian,
jual beli modal dasar. VII. LANGKAH-LANGKAH PEMANFAATAN MATERI
1.2. Rumus/dalil menghitung laba
dan rugi.
PEMBELAJARAN
1.3. Penerapan dalil atau
prinsip jual beli.
A. Strategi Penyampaian Materi Pembelajaran oleh Guru
1. Strategi Urutan Penyampaian Simultan
Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih
dari satu, maka menurut strategi urutan penyampaian
simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara
serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu

12 Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) 13
(metode global). Misalnya, guru akan mengajarkan materi jembatan ingatan (mnemonics) menjadi POBATL (Pesan,
Sila-sila Pancasila yang terdiri dari lima sila. Pertama-tama Orang, Bahan, Alat, Teknik, Lingkungan).
guru menyajikan lima sila sekaligus secara garis besar,
Bantuan menghafal berupa asosiasi berpasangan (pair
kemudian setiap sila disajikan secara mendalam.
association) misalnya untuk mengingat-ingat di mana letak
2. Strategi Urutan Penyampaian Suksesif stalakmit dan stalaktit pada pelajaran geografi fisik.
Jika guru harus manyampaikan materi pembelajaran lebih Apakah stalaktit di atas atau di bawah? Untuk menjawab
dari satu, maka menurut strategi urutan panyampaian pertanyaan tersebut, pasangkan huruf T pada atas,
suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara dengan T pada tit-nya stalaktit. Jadi stalaktit terletak di
mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan atas, sedangkan stalakmit terletak di bawah.
materi berikutnya secara mendalam pula. Contoh yang Contoh lain penggunaan jembatan keledai atau jembatan
sama, misalnya guru akan mengajarkan materi Sila-sila ingatan:
Pancasila. Pertama-tama guru menyajikan sila pertama
a. PAO-HOA (Panas April-Oktober, Hujan Oktober- April).
yaitu sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Setelah sila pertama
b. Untuk menghafal nama-nama bulan yang berumur 30
disajikan secara mendalam, baru kemudian menyajikan sila
hari digunakan AJSN atau penulisannya AJuSeNo (April,
berikutnya yaitu sila kedua Kemanusiaan yang adil dan
Juni, September, November).
beradab, dan seterusnya sampai sila ke lima.
4. Strategi Penyampaian Konsep
3. Strategi Penyampaian Fakta
Materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa
Jika guru harus menyajikan materi pembelajaran termasuk
definisi atau pengertian.Tujuan mempelajari konsep
jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa
adalah agar siswa paham, dapat menunjukkan ciri-ciri,
sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dan
unsur, membedakan, membandingkan, menggeneralisasi,
sebagainya), strategi yang tepat untuk mengajarkan
dan sebagainya.
materi tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, sajikan
materi fakta dengan lisan, tulisan, atau gambar. Kemudian Langkah-langkah mengajarkan konsep: pertama, sajikan
berikan bantuan kepada siswa untuk menghafal. konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri
Bantuan diberikan dalam bentuk penyampaian secara pokok, contoh dan bukan contoh), ketiga berikan latihan
bermakna, menggunakan jembatan ingatan, jembatan (exercise) misalnya berupa tugas untuk mencari contoh
keledai, atau mnemonics, asosiasi berpasangan, dan lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan
sebagainya. Bantuan penyampaian materi fakta secara tes.
bermakna, misalnya menggunakan cara berpikir tertentu Contoh:
untuk membantu menghafal. Sebagai contoh, untuk
menghafal jenis-jenis sumber belajar digunakan cara Penyajian konsep tindak pidana pencurian
berpikir: apa, oleh siapa, dengan menggunakan bahan, Langkah 1: Penyajian konsep
alat, teknik, dan lingkungan seperti apa? Berdasar kerangka
berpikir tersebut, jenis-jenis sumber belajar diklasifikasi- Sesuai pasal 362 KUHP, “Barang siapa dengan sengaja
kan menjadi: pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan mengambil barang milik orang lain dengan melawan
lingkungan. Bantuan mengingat-ingat jenis-jenis sumber hukum dengan maksud untuk dimiliki, dihukum dengan
belajar tersebut menggunakan jembatan keledai, hukuman penjara sekurang-kurangnya … tahun.”

14 Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) 15
Langkah 2: Pemberian bantuan
Langkah 5: Tes
Pertama, siswa dibantu untuk menghafal konsep dengan
Berikan tes untuk menilai apakah siswa benar-benar telah
kalimat sendiri, tidak harus hafal verbal terhadap konsep
paham terhadap materi tindak pidana pencurian. Soal tes
yang dipelajari (dalam hal ini Pasal pencurian). Kedua
hendaknya berbeda dengan contoh kasus yang telah
tunjukkan unsur-unsur pokok konsep tindak pidana
diberikan pada saat penyampaian konsep dan soal latihan
pencurian, yaitu: (a) mengambil barang (bernilai ekonomi); (b)
untuk menghindari siswa hanya hafal tetapi tidak paham.
barang itu milik orang lain; (c) dengan melawan hukum (tanpa
seizin yang empunya); (d) dengan maksud dimiliki (mengambil 5. Strategi Penyampaian Materi Pembelajaran Prinsip
uang untuk jajan). Contoh positif: Wawan malam hari masuk
pekarangan Ali dengan merusak pintu pagar (sengaja) Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil,
mengambil (melawan hukum) material bangunan berupa besi rumus, hukum (law), postulat, teorema, dsb.
beton (barang milik orang lain), kemudian dijual, uangnya Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi
untuk membeli beras (dengan maksud dimiliki). Contoh pembelajaran jenis prinsip adalah:
negatif/salah (bukan contoh tapi mirip): Badu meminjam a. sajikan prinsip;
sepeda Gani tidak dikembalikan melainkan dijual uangnya b. berikan bantuan berupa contoh penerapan prinsip;
untuk membeli makan. Dari contoh negatif atau contoh yang c. berikan soal-soal latihan;
salah ini, unsur-unsur “sengaja mengambil barang milik orang d. berikan umpan balik; dan
lain dengan maksud dimiliki” terpenuhi, tetapi ada satu unsur e. berikan tes.
yang tidak terpenuhi, yaitu “melawan hukum”, karena
Contoh:
“meminjam”. Jadi, pengambilan barang seizin yang empunya.
Oleh karena itu, perbuatan tersebut bukan termasuk tindak Cara mengajarkan rumus menghitung luas persegi panjang
pidana pencurian, melainkan penggelapan. dengan tujuan agar siswa mampu menerapkan rumus
tersebut.
Langkah 3: Latihan
Langkah 1: Sajikan rumus
Pertama-tama siswa diminta menghafal dengan kalimat
sendiri (hafal parafrase) Kemudian siswa diminta Rumus menghitung luas persegi panjang adalah panjang
memberikan contoh kasus pencurian lain selain yang kali lebar (Luas = p x l).
dicontohkan oleh guru untuk mengetahui pemahaman Langkah 2: Memberikan bantuan
siswa terhadap materi tindak pidana pencurian.
Berikan bantuan cara menghafal rumus dilengkapi contoh
Langkah 4: Umpan balik penerapan rumus menghitung luas persegi panjang.
Misalnya, sebuah papan kayu berukuran panjang 200 cm,
Berikan umpan balik atau informasi apakah siswa benar lebar 30 cm.
atau salah dalam memberikan contoh. Jika benar berikan Rumus: Luas persegi panjang = p x l
konfirmasi, jika salah berikan koreksi atau pembetulan. 2 2
Luas papan tersebut adalah 200 x 30 x 1 cm = 6.000 cm .

16 Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) 17
Prosedur menelpon di telepon umum.
Langkah 3: Memberikan latihan
Langkah-langkah mengajarkan prosedur:
Berikan soal-soal latihan penerapan rumus dengan
bilangan-bilangan yang berbeda dengan contoh yang telah Langkah 1: Menyajikan prosedur
diberikan. Misalnya selembar kertas panjangnya 40 cm, Sajikan langkah-langkah atau prosedur menelpon dengan
lebar 25 cm. Hitunglah luasnya. menggunakan bagan arus (flow chart).
Langkah 4: Memberikan umpan balik Langkah 2: Memberikan bantuan
Beritahukan kepada siswa apakah jawaban mereka betul Beri bantuan agar siswa hafal, paham, dan dapat menelpon
atau salah. Jika betul berikan penguatan atau konfirmasi. dengan jalan mendemonstrasikan cara menelpon.
Misalnya, “Ya jawabanmu betul”. Jika salah berikan
koreksi atau pembetulan. Langkah 3: Memberikan latihan
Langkah 5: Berikan tes Tugasi siswa praktik berlatih cara menelpon.
Berikan soal-soal tes secukupnya menggunakan bilangan Langkah 4: Memberikan umpan balik
yang berbeda dengan soal latihan untuk meyakinkan bahwa Beritahukan apakah yang dilakukan siswa dalam praktik sudah
siswa bukan sekedar hafal soal tetapi betul-betul betul atau salah. Beri konfirmasi jika betul, dan koreksi jika
menguasai cara menghitung luas persegi panjang. salah.

6. Strategi Penyampaian Prosedur Langkah 5: Memberikan tes

Tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat Berikan tes dalam bentuk “do it test”, artinya siswa disuruh
melakukan atau mempraktikkan prosedur tersebut, bukan praktik, lalu diamati.
sekedar paham atau hafal.
7. Strategi Mengajarkan/Menyampaikan Materi Aspek Sikap
Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah (Afektif)
langkah mengerjakan suatu tugas secara urut. Misalnya
langkah-langkah menyetel televisi. Termasuk materi pembelajaran aspek sikap (afektif) menurut
Bloom (1978) adalah pemberian respon, penerimaan suatu
Langkah-langkah mengajarkan prosedur meliputi: nilai, internalisasi, dan penilaian.
1. menyajikan prosedur; Beberapa strategi mengajarkan materi aspek sikap antara lain:
2. pemberian bantuan dengan jalan mendemonstrasikan penciptaan kondisi, pemodelan atau contoh, demonstrasi,
bagaimana cara melaksanakan prosedur; simulasi, penyampaian ajaran atau dogma.
3. memberikan latihan (praktik);
4. memberikan umpan balik; dan Contoh:
5. memberikan tes. Penciptaan kondisi. Agar memiliki sikap tertib dalam antrian,
Contoh: di depan loket dipasang jalur untuk antri berupa pagar besi
yang hanya dapat dilalui seorang demi seorang secara
bergiliran.

18 Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) 19
Pemodelan atau contoh: Disajikan contoh atau model Penggunaan fakta atau data adalah untuk dijadikan
seseorang baik nyata atau fiktif yang perilakunya diidolakan bukti dalam rangka pengambilan keputusan. Contoh,
oleh siswa. Misalnya tokoh Bima dalam Mahabharata. Sifat Bima berdasar hasil penggalian ditemukan fakta terdapatnya
yang gagah berani dapat menjadi idola anak. emas perhiasan yang sudah jadi, setengah jadi,
B. Strategi Mempelajari Materi Pembelajaran oleh Siswa perhiasan yang telah rusak, tungku, bahan emas
batangan di bekas peninggalan sejarah di desa
Ditinjau dari guru, perlakuan (treatment) terhadap materi Wonoboyo, Klaten, Jawa Tengah. Dengan menggunakan
pembelajaran berupa kegiatan guru menyampaikan atau fakta tersebut, ahli sejarah berkesimpulan bahwa lokasi
mengajarkan kepada siswa. Sebaliknya, ditinjau dari segi tersebut tempat bekas pengrajin emas.
siswa, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa
mempelajari atau berinteraksi dengan materi pembelajaran. Penggunaan materi konsep adalah untuk menyusun
Secara khusus dalam mempelajari materi pembelajaran, proposisi, dalil, atau rumus. Seperti diketahui, dalil atau
kegiatan siswa dapat dikelompokkan menjadi menghafal, rumus merupakan hubungan antara beberapa konsep.
menggunakan, menemukan, dan memilih. Misalnya, dalam berdagang “Jika penjualan lebih besar
daripada biaya modal, maka akan terjadi laba atau
Penjelasan dan contoh disajikan sebagai berikut. untung”. Konsep-konsep dalam jual beli tersebut
1. Menghafal (verbal dan parafrase) meliputi penjualan, biaya modal, laba, untung, dan
konsep “lebih besar”.
Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal
(remember verbatim) dan menghafal parafrase (remember Selain itu, penguasaan atas suatu konsep digunakan
paraphrase). Menghafal verbal adalah menghafal persis untuk menggeneralisasi dan membedakan. Contoh,
seperti apa adanya. Terdapat materi pembelajaran yang seorang anak yang telah memahami konsep “jam adalah
memang harus dihafal persis seperti apa adanya, misalnya alat penunjuk waktu”, akan dapat menggeneralisasikan
nama orang, nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa bahwa bagaimanapun berbeda-beda bentuk dan
sejarah, nama-nama bagian atau komponen suatu benda, ukurannya, dapat menyimpulkan bahwa benda tersebut
dan sebagainya. Sebaliknya ada juga materi pembelajaran adalah jam.
yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi Penerapan atau penggunaan prinsip adalah untuk
dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri memecahkan masalah pada kasus-kasus lain. Contoh,
(hafal parafrase). Yang penting siswa paham atau mengerti, seorang siswa yang telah mampu menghitung luas
misalnya paham inti isi Pembukaan UUD 1945, definisi persegi panjang setelah mempelajari rumusnya, dapat
saham, dalil Archimedes, dan sebagainya. menentukan luas persegi panjang dimana pun dan
berapa pun besarnya panjang dan lebar persegi panjang
2. Menggunakan/Mengaplikasikan (Use) yang harus dihitung luasnya.
Materi pembelajaran setelah dihafal atau dipahami
kemudian digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam Penggunaan materi prosedur adalah untuk dikerjakan
proses pembelajaran siswa perlu memiliki kemampuan atau dipraktikkan. Seorang siswa yang telah hafal dan
untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasikan berlatih mengendarai sepeda motor, dapat mengendarai
materi yang telah dipelajari. sepeda motor tersebut.

20 Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) 21
Penggunaan prosedur (psikomotorik) adalah untuk VIII. MATERI PERBAIKAN DAN PENGAYAAN
mengerjakan tugas atau melakukan suatu perbuatan.
Sebagai contoh, siswa dapat mengendarai sepeda (REMEDIAL AND ENRICHMENT)
motor setelah menghafal langkah-langkah atau prosedur
mengendarai sepeda motor. Dalam mempelajari materi pembelajaran untuk mencapai
Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuai kompetensi dasar, di satu pihak sering dijumpai adanya siswa yang
nilai atau sikap yang telah dipelajari. Misalnya, siswa mengalami kesulitan atau hambatan. Di lain pihak ada siswa yang
berhemat air dalam mandi dan mencuci setelah dengan cepat dapat menyelesaikan materi pembelajaran.
mendapatkan pelajaran tentang pentingnya bersikap Dalam menghadapi dua keadaan tersebut, penyusun materi
hemat. pembelajaran perlu menyediakan dua jenis materi pembelajaran,
3. Menemukan yaitu materi perbaikan (remedial) dan materi pengayaan
(enrichment). Materi perbaikan (remedial) untuk siswa yang
Yang dimaksudkan penemuan (finding) di sini adalah mengalami kesulitan atau hambatan, sedangkan materi
menemukan cara memecahkan masalah-masalah baru pengayaan (enrichment) untuk siswa yang cepat belajarnya.
dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang telah dipelajari. Materi pembelajaran remedial disusun lebih sederhana, lebih
rinci, diberi banyak penjelasan dan contoh agar mudah ditangkap
Menemukan merupakan hasil belajar tingkat tinggi. oleh siswa.
Gagne (1987) menyebutnya sebagai penerapan strategi
kognitif. Misalnya, setelah mempelajari hukum bejana Materi pengayaan berbentuk pendalaman dan perluasan. Materi
berhubungan, seorang siswa dapat membuat peralatan pengayaan baik untuk pendalaman maupun perluasan wawasan
penyiram pot gantung menggunakan pipa-pipa paralon. dapat diambilkan dari buku/rujukan lain yang relevan.
Contoh lain, setelah mempelajari sifat-sifat angin yang
mampu memutar baling-baling siswa dapat membuat
prototipe, model, atau maket sumur kincir angin untuk
mendapatkan air tanah.
4. Memilih
Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang
dimaksudkan dengan memilih di sini adalah memilih untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya memilih
membaca novel dari pada membaca tulisan ilmiah. Memilih
menaati peraturan lalu lintas tetapi terlambat masuk
sekolah atau memilih melanggar tetapi tidak terlambat,
dan sebagainya.

22 Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) 23
Marzano RJ & Kendal JS. 1996. Designing Standard-Based Districs, Schools, and
Classrooms. Virginia: Association for Supervision and Curriculum
Development.
DAFTAR ACUAN
Mc Ashan, H.H. 1989. Competency-Based Education and Behavioral Objectives.
New Jersey: Educational Technology Publications, Engelwood Cliffs.
Abdul Gafur. 1986. Disain Instruksional: Langkah Sistematis Penyusunan Pola
Dasar Kegiatan Belajar Mengajar. Sala: Tiga Serangkai. Oneil Jr., Harold F. 1989. Procedures for Instructional Systems Development.
New York: Academic Press.
Abdul Gafur. 1987. Pengaruh Strategi Urutan Penyampaian, Umpan Balik, dan
Keterampilan Intelektual Terhadap Hasil Belajar Konsep. Jakarta: PAU-UT. Reigeluth, Charles M. 1987. Instructional Theories in Action: Lessons Illustrating
Selected Theories and Models. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates
Bloom et al. 1956. Taxonomy of Educational Objectives: the classification of Publication.
educational goals. New York: McKay.
Russell, James D. 1984. Modular Instruction: A Guide to Design, Selection,
Center for Civics Education. 1997. National Standarts for Civics and Utilization, and Evaluation of Modular Materials. Minneapolis: Burgess
Government. Calabasas CA: CEC Publication. Publishing Company.
Dick, W. & Carey L. 1978. The Systematic Design of Instruction. Illinois: Scott
& Co. Publication.
.
Direktorat Pendidikan Menengah Umum. 2001. Kebijakan Pendidikan
Menengah Umum. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Edwards, H. Cliford, et.all 1988. Planning, Teaching, and Evaluating: A


Competency Approach. Chicago: Nelson-Hall.

Gronlund, Norman E. 1984. Determining Accountabilty for Classroom


Instruction. New York: Macmillan Publishing Company.

Hall, Gene E & Jones, H.L. 1976. Competency-Based Education: A process for
the improvement of education. New Jersey: Englewood Cliffs, Inc.

Joice, B, & Weil, M. 1980. Models of Teaching. New Jersey: Englewood Cliffs,
Publication.

Kemp, Jerold. 1977. Instructional Design: A Plan for Unit and Curriculum
Development. New Jersey: Sage Publication.

Kaufman, Roger A. 1992. Educational Systems Planning. New Jersey:


Englewood Cliffs.

24 Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Materials) 25

You might also like