You are on page 1of 20

KURANGNYA IMPLEMENTASI PENDIDIKAN DAN NILAI NILAI PANCASILA DI KALANGAN MAHASISWA

OLEH NAMA : MUFADALAH NIM : E1R011028

PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2011
BAB I

PENDAHULUAN

Perkuliahan Pancasila yang dilaksanakan oleh seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia bertujuan untuk menanamkan nila-nilai Pancasila pada diri Mahasiswa. Perkuliahan Pancasila wajib dilakukan oleh semua Perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta, sesuai dengan Perundang-undangan. Namun, Perkuliahan Pancasila yang biasanya diasakan dengan sistem penataran ini, sepertinya kurang berpengaruh terhadap jiwa Mahasiswa Mahasiswi di Indonesia. Mereka hanya sekedar dating ke perkuliahan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen namun tidak mengerti tujuan penting di adakannya perkuliahan Pancasila. Masih jarang ditemukan seorang mahasiswa yang memiliki jiwa Pancasila, yaitu menanamkan nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari. Banyaknya bentuk kekerasan serta pelanggaran yang dilakukan oleh Mahasiswa menunjukkan betapa jauhnya jiwa Pancasila dari Mahasiswa. Seorang Mahasiswa yang menanamkan nilai Pancasila di dirinya, pasti akan melakukan segala hal yang baik sesuai dengan yang terkandung di dalam Pancasila. Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia. Artinya segala perbuatan yang di lakukan oleh Bangsa Indonesia harus berpedoman pada Pancasila, karena Pancasila mengajarkan kita untuk menjadi orang yang bermoral, berbudi luhur dan bijaksana. Kesadaran untuk menanamkan nilai pada diri Mahasiswa tidak hanya dari faktor eksternal saja. Memberikan pelajaran tentang Pancasila dan mengajarkan Mahasiswa untuk berpedoman pada Pancasila tidak akan ada artinya tanpa kesadaran Mahasiswa itu sendiri.

BAB II

II.1. Latar Belakang Masalah

Saat ini, Perkuliahan Pancasila wajib di laksanakan di setiap Perguruan Tinggi di Indonesia. Tujuan dari perkuliahan pancasila ini tentunya untuk mengajarkan nilai-nilai pancasila kepada setiap mahasiswa. Diharapkan dengan adanya perkuliahan pancasila ini, mahasiswa bisa mendalami dan mengamalkan pancasila di kehidupan sehari hari. Namun, meskipun sebeneranya Pancasila sudah diajarkan sejak kita duduk di bangku Sekolah Dasar melalui pelajaran Kewarganegaraan, namun kebanyakan dari kita menganggap pancasila hanyalah sebuah teori atau pelajaran yang diajarkan oleh guru di kelas. Jadi siswa hanya mempelajari Pancasila hanya untuk sekedar pelajaran, bukan diterapkan sehari-hari.

Hal ini berlanjut ke dunia perkuliahan. Meskipun sudah ada Perkuliahan Pancasila yang diadakan khusus untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila kepada mahasiswa, namun kebanyakan Mahasiswa tidak melihat sisi penting dari perkuliahan ini. Mereka hanya sekedar datang dan mengejarkan tugas untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah wajib dan tidak mengamalkan apa yang telah mereka dapat di perkuliahan ini di kehidupan sehari-hari.

Inilah salah satu faktor mengapa hingga saat ini masih ditemukan banyak siswa atau mahasiswa yang melakukan tawuran disana-sini, serta melakukan hal-hal yang tidak terpuji lainnya. Pendidikan Pancasila dan moral yang mereka dapatkan sejak Taman Kanak-kanak hanya sekedar menjadi landasan teori namun tidak diterapkan dengan baik. Hal seperti inilah yang perlu diperbaiki oleh semua Mahasiswa di Indonesia. Pendidikan Pancasila bukan hanya sekedar teori untuk dipelajari namun juga untuk diresapi dan diamalkan. Maka, akan terbentuk Mahasiswa yang bermoral, bijaksana dan berprestasi.

II.2. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud Pendidikan Pancasila ? 2. Apa saja bentuk pelanggaran atau penyimpangan dari mahasiswa karena tidak menerapkan Pancasila?

3.Upaya apa saja yang dapat di lakukan agar mahasiswa tidak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan implementasi pendidikan dan nilai pancasila?

II.3. Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan pancasila di kalangan mahasiswa 2. Untuk mengetahui tindakan tindakan yang tidak sesuai dengan implementasi pendidikan dan nilai nilai pancasila 3. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dapayt di lakukan untuk mencegah tindakan mahasiswa yang bertentangan dengan pendidikan dan nilai nilai pancasila.

II.4. Manfaat Secara praktikal, makalah ini diharapkan dapat membantu para pembaca dalam melihat fenomena yang terjadi di kalangan remaja saat ini, terutama di kalangan mahasiswa masih sangat kurangnya implementasi pendidikan dan nilai nilai pancasila dalam pergaulan sehari hari. Dalam makalah ini, akan disajikan beberapa hal yang berkaitan dengan tindakan mahasiswa yang bertentangan dengan implementasi nilai pancasila dan upaya untuk mengatasinya.

BAB II PEMBAHASAN

1. Pendidikan Pancasila

Pancasila merupakan dasar Filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi tercantum di dalam pembukaan UUD 1945 dan ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia perlu mempelajari dan mengamalkan nilai-nilai pancaila di kehidupan sehari-hari. Pendidikan pancasila sudah mulai diberikan sejak anak-anak duduk di bangku Sekolah Dasar hingga di Perguruan Tinggi yang lebih dilaksanakan dengan nama Perkuliahan Pancasila. Pendidikan Pancasila itu sendiri telah di atur dalam peraturan perundang-undangan sebagai berikut :

a.) Undang-Undang Dasar 1945

Pasal 31 ayat (1) : serta Pemerintah mengusahakan dang menyelenggarakan Pendidikan Nasional dalam suatu sistem pengajaran nasional yang diatur dalam Undang-Undang Ayat (2) : Terutama tujuan Negara yang terkandung dalam pembukaan UUND 1945 yang menyatakan bahwa pemerintah Negara Indonesia bertujuan . Mencerdaskan kehidupan bangsa (Alinea IV)

b.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Tengtang Sistem Pendidikan Nasional

Dalam Pelaksanaanya pendidikan nasionlal diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tengtang sistem pendidikan nasionlah Indonesia. Dalam Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa :Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 1 ayat (2)

c.) Ketetapan No. II/MPR/1978

Bahwa Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa dan Negara Republik Indonesia perlu dihayati dan diamalkan secara nyata untuk menjaga kelestarian dan terwujudnya tujuan Nasional serta cita-cita Bangsa seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

Dari petikan peraturan perundang-undangan diatas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Nasional atau pendidikan pancasila perlu diberikan di setiap pengajaran. Sehingga setiap siswa bisa menghayati dan mengamalkan nilai-nilai pancasila di kehidupan sehari-hari serta memnuhi tujuan Negara Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu pendidikan pancasila sebaiknya memang dilaksanakan oleh setiap lembaga pendidikan di Indonesia.

2. Perbuatan Mahasiswa yang menyimpang dari Nilai Pancasila

Kehidupan kampus yang kita ketahui terdiri dari beberapa elemen, yaitu : mahasiswa, dan dosen. Sekelompok elemen tersebutlah yang mengisi kehidupan kampus setiap harinya. Fungsi dari kampus itu sendiri adalah selain untuk wadah sarana pendidikan juga sebagai tempat menimba/mendapatkan ilmu, dimana elemen mahasiswa memegang peran utama dalam mengatur, mengendalikan, dan mentaati segala peraturan yang ada di kampus. Pancasila sebagai landasan yang utama tidak hanya berlaku dalam satu unsur saja, namun terdapat dalam berbagai unsur yaitu : ilmu pengetahuan, hukum, HAM, sosial politik, ekonomi, kebudayaan, dll. Dalam arti, bahwa pancasila bisa diterapkan dan dijalankan dalam unsur-unsur tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat pada pancasila tersebut (sila ke-1 s/d sila ke-5).

Kampus yang terdiri dari 2 elemen, tentunya memiliki jumlah kapasitas yang besar. Maksudnya adalah, dalam kampus tidak hanya terdiri dari beberapa orang namun terdiri dari ratusan bahkan ribuan orang. Oleh karena itu terkadang sering terjadi pelanggaran pelanggaran terhadap nilai pancasila. Berikut ini beberapa pelanggaran yang sering di lakukuan oleh para mahasiswa, yaitu :

a.) Tawuran antar Mahasiswa

Hal ini sangat sering kita jumpai di setiap kota di Indonesia. Biasanya tawuran hanya bermula dari oerbedaan pendapat lalu berlanjut pada saling olok dan akhirnya berujung pada tawuran. Meskipun sekolah telah member larangan keras untuk melakukan tawuran dan aan memberikan hukuman yang berat kepada setiap Mahasiswa yang melanggar, namun seperinya budaya Tawuran tidak akan hilang begitu saja dari lingkungan Mahasiswa. Budaya tawuran seperti ini telah melanggar sila ke-2 Pancasila yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila Ke-2 pada Pancasila ini mengajarkan setiap bangsa Indonesia untuk menjadi Mahasiswa yang bermoral, beradab, dan memiliki sifat saling tolong menolong. Namun dengan adanya tawuran di kalangan Mahasiswa, membuktikan bahwa para Mahasiswa ini tidak mengamalkan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Selain itu, Tawuran juga melanggar sila ke-3 dan ke-4 yaitu Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratdan perwakilan. Dengan adanya kekerasan serta perselisihan di lingkungan Mahasiwa, mencerminkan tidak adanya persatuan di antara mereka. Perbedaan pendapat seharusnya diselesaikan dengan jalan musywarah mufakat. Dengan adanya rasa saling menghargai pendapat dan tidak memaksakan pendapat pribadi, segala masalah pasti bisa diselesaikan dengan jalan damai tanpa kekerasan atau anarkisme. Jika Mahasiswa tidak memiliki kesadaran untuk menerapkan nilai pancasila dalam hal ini, maka akan timbul rasa saling tidak percasa sesama Mahasiwa dan pada akhirnya akan berujung pada perpecahan antar Mahasiswa.

b.) Diskriminasi antar Mahasiswa

Hal ini biasanya terjadi antar golongan di setiap Mahasiwa. Selain itu juga terjadi antar Senior dan Junior. Contohnya pada saat dilaksankannya OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus), tidak sedikit Universitas atau Sekolah yang melakukan kekerasan kepada Mahasiswa baru. Kekerasan yang dilakukan tidak selalu dalam bentuk fisik, namun juga pernyataanpernyataan atau bentakan-bentakan yang dilakukan oleh Senior ke Junior. Ospek seharusnya dilakukan untuk mengenalkan lingkungan kampus kepada Mahasiswa baru, bukannya menakut-

nakuti mereka dengan perlakuan tidak terpuji dari senior. Meskipun itu bertujuan untuk membentuk kedisiplinan pada setiap Maba, namun senior juga seharusnya memperhatikan begaimana memperlakukan Mahasiswa baru. Namun sekarang bentuk kekerasan pada Ospek sudah tidak terlalu kental lagi seiring dengan perkembangan jaman. Kebanyakan Universitas sudah melakukan Ospek dengan baik dan benar.

Diskriminasi tidak hanya ditemui di kegiatan Ospek. Bisa juga terjadi antar golongan tertentu. Misalnya Golongan A hanya memberikan perlakuan khusus pada golongan mereka sendiri namun mendiskriminasikan Golongan B. Jika hal ini terus terjadi, bisa berakibat pada praktik KKN yang tentunya sangat merugikan masyarakat. Bentuk Diskriminasi antar Mahasiswa ini telah melanggar sila ke-5 yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sebagai warga Negara yang baik, kita seharusnya berlaku adil kepada setiap rakyat Indonesia. Tidak membedakan sesama atau mengutamakan golongan tertentu. Semua makhluk sama di mata Tuhan, tidak ada yang paling tinggi atau rendah. Oleh karena itu bersifat adil harus kita lakukan di kehidupan sehari-hari. Adil yaitu menempatkan sesuatu sesuai dengan proporsinya.

c.) Sifat Individualisme atau tidak suka berorganisasi

Setiap Kampus atau Universitas pasti memiliki suatu Organisasi yang bergerak di bidangbidang tertentu. Organisasi atau UKM ini bertujuan untuk menggali potensi Mahsiswa sesuai bidangnya. Organisasi yang bergerak maju dan berprestasi, pasti akan mengangkat nama sekolah mereka. Sekolah memberikan kebebasa kepada muridnya untuk memilih UKM yang sesuai dengan bidang mereka.

Namun beberapa Mahasiswa lebih memilih untuk tidak mengikuti Organisasi apapun karena mals atau memang Ia tidak suka dengan berorganisasi. Mahasiswa seperti ini biasanya memiliki sifat Individualisme. Ia tidak suka melakukan musywarah dengan mahasiswa lain dan lebih memilih untuk menyendiri. Sifat seperti ini tentu akan merugikan diri sendiri. Bagaimanapun , berorganisasi sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam

diri Mahasiswa dan membantu Mahasiswa untuk berinteraksi dengan Mahasiswa lain serta menambah wawasan. Setiap manusia tentu tidak bisa hidup sendiri, oleh karena itu kita pasti membutuhkan orang lain di setiap saat.

Mahasiswa seperti ini telah melupakan nilai yang terkandung dalam Pancasila sila Ke-4 serta sila ke-3. Sila ke -3 dalam Pnacasila mengajarkan kita untuk memiliki sifat Persatuan Indonesia. Dengan beorganisasi, akan membetuk rasa dan kesatuan dalam diri kita. Selain itu Berorganisasi juga megajarkan kita untuk menjadi seorang pemimpin. Bila kita meminpin degan adil dan baik, maka kita bisa mengambil keputusan dengan baik dan benar sesuai dengan hasil Musyawarah. Oleh karena itu, berorganisasi memiliki banyak manfaat. Dan orang yang tidak suka dengan organisasi, tidak akan mendapatkan manfaat-manfaat itu.

Masih banyak contoh-contoh perbuatan Mahasiswa yang menentang sila-sila dari pancasila. Contoh diatas adalah contoh umum yang banyak kita temui di lingkungan Mahasiswa. Segala bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh Mahasiswa adalah bentuk kurang pedulinya Mahasiswa terhadap nilai Pancasila. Padahal Pancasila sudah mengajarkan nilai dan moral yang baik. Tetapi pengamalan dari nilai nilai pancasaila ini tergantung bagaimana seorang Mahasiswa menanggapi nilai yang terkandung pada Pancasila tersebut.

4. Menerapkan Nilai Pancasila di lingkungan Mahasiswa

Banyak hal yang dapat di timbulkan dari kurangnya kesadaran terhadap Implementasi pancasila oleh para Mahasiswa. Meskipun demikian, ada banyak usaha yang bisa dilakukan Mahasiswa untuk membangkitkan jiwa Pancasila di diri mereka. Hal yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut :

a.) Berpikir Integralistik

Meresapi kembali cita-cita yang terkandung dalam Pancasila yang dapat diwujudkan dengan berpikir khas Pancasila, yaitu berpikir integralistik atau kekeluargaan, dalam arti berpikir

dalam hubungan dan kesatuan serta keutuhan persatuan sebagai Mahasiswa, bukan berpikir liberal atau materialisme dialektik.

b.) Meningkatkan permasyarakatan dan pembudayaan Pancasila

Meningkatan permasasyarakatan dan pembudayaan sampai pada lapisan terbawah dengan cara yang mudah dipahami sesuai dengan suasana lingkungan masing-masing.Di lingkungan kampus,hal yang dapat di lakukan untuk memasyarakatkan da membudayakan nilai nilai pancasila adalah melalui hal hal kecil. Seperti menjaga kebersihan lingkungan kampus, menjaga kebersihan toilet toilet mahasiswa dan selalu berbaur dengan semua teman tanpa membedakan latar belakang masing masing.

c.) Membina kerukunan umat beragama

Dalam pergaulan di lingkungan kampus, kerukunan beragama dan sikap toleransi sangat di butuhkan, hal itu untuk menghindari terjadinya perpecahan karena perbedaan agama. Hal itu tercermindari pergaulan dengan kita dengan teman yang berbeda agama dengan kita. Serta mengingatkan umat beragama khususnya di lingkungan Mahasiswa agar percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran agama yang dipeluknya serta kepercayaan yang diyakininya.

d.) Meningkatkan ketaatan pada Hukum, Moral, dan Agama

Ketiga hal ini memang saling berkaitan erat. Ketika aturan agama telah kita patuhi, kewajiban kita jalankan dengan ikhlas, maka dengan sendirinya juaga akan membuat kita patuh pada segala aturan hokum yang ada. Dengan begitu maka pantaslah seorang Mahasiswa di sebut bermoral. Hal ini juga bertujuan untuk menyadarkan Mahasiswa bahwa pengamalan Pancasila akan terwujud dengan baik, apabila setiap pribadi meningkatkan ketaatannya, baik ketaatan hokum, moral, keagamaan, maupun social. Dengan ketaatan ini, Mahasiswa alan mempunyai pendirian yang kukuh dan tidak munafik. Serta sikap yang benar-benra menunjukkan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu sila ke 2.

e.) Meningkatkan kemampuan berpikir Rasional dan Kritis

Meningkatkan kemampuan berpikir secara rasional dan kritis, serta berwawasan luas sehingga tidak berombang-ambing oleh nafsu emosional dan mamou bersikap terbuka, serta siap dengan dialog dan musyawarah. Hal ini sangatlah penting bagi setiap Mahasiswa ketika ingin menyampaikan aspirasinya terhadap kebijakann kebijakan akampus yang dianggap merugikan bagi mahasiswa, serta sebagai contoh implementasi dari nilai pancasila yaitu sila ke 4.

f.) Meningkatkan Patriotisme dan kesetiakawanan Sosial

Meningkatkan Patriotisme, kesetiakawanan social secara nasional dan kesadaran kebangsaan yang serasi perlu dituangkan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat, baik sosial politik maupun sosial ekonomi, terutama di lingkungan kampus yang di huni oleh mahasiswa yang datang dari latar belakang yang berbeda. Dengan rasa kesetiakawanan ini, maka perbedaan perbedaan yang ada tidaklah berarti yang ada hanya rasa persaudaraan persatuan yang erat. Sehingga akan sulit terjadi perpecahan diantara mahasiswa. Ini merupakan salah satu contoh darai implementasi nilai pancasila yaitu silka ke 5.

Penjelasan di atas merupakan beberapa cara untuk menyadarkan Mahasiswa terhadap Nilai Pancasila baik secara Internal maupun Eksternal. Namun bagaimanapun juga, nilai Pancasila tidak akan timbul didalam diri Mahasiwa tanpa kesadaran mereka sendiri. Jika seluruh Mahasiswa bisa melakukan dan mengamalkan nilai nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan kampus, maka Negara Indonesia akan memiliki para penerus bangsa yang berbudi luhur dan dapat mengangkat derajat Indonesia di mata Internasional serta terhindar dari segala bentuk KKN.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Pendidikan atau Perkuliahan Pancasila merupakan perkuliahan wajib di setiap Perguruan Tingi baik negeri ataupun Swasta. Perkuliahan ini bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila di setiap diri Mahasiswa. Namun kurangnya perhatian Mahasiswa terhadap Nilai Pancasila, menyebabkan tujuan utama Perkuliahan Pancasila tidak terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, perlu kesadaran dalam diri setiap Mahasiswa untuk menjungjung tinggi nilai Pancasila serta menjadi Mahasiwa yang berjiwa Pancasila.

CADANGAN CUY

Perkuliahan Pancasila yang dilaksanakan oleh seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia bertujuan untuk menanamkan nila-nilai Pancasila pada diri Mahasiswa. Perkuliahan Pancasila wajib dilakukan oleh semua Perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta, sesuai dengan Perundang-undangan. Namun, Perkuliahan Pancasila yang biasanya diasakan dengan sistem penataran ini, sepertinya kurang berpengaruh terhadap jiwa Mahasiswa Mahasiswi di Indonesia. Mereka hanya sekedar dating ke perkuliahan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen namun tidak mengerti tujuan penting di adakannya perkuliahan Pancasila. Masih jarang ditemukan seorang mahasiswa yang memiliki jiwa Pancasila, yaitu menanamkan nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari. Banyaknya bentuk kekerasan serta pelanggaran yang dilakukan oleh Mahasiswa menunjukkan betapa jauhnya jiwa Pancasila dari Mahasiswa. Seorang Mahasiswa yang menanamkan nilai Pancasila di dirinya, pasti akan melakukan segala hal yang baik sesuai dengan yang terkandung di dalam Pancasila. Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia. Artinya segala perbuatan yang di lakukan oleh Bangsa Indonesia harus berpedoman pada Pancasila, karena Pancasila mengajarkan kita untuk menjadi orang yang bermoral, berbudi luhur dan bijaksana. Kesadaran untuk menanamkan nilai pada diri Mahasiswa tidak hanya dari faktor eksternal saja. Memberikan pelajaran tentang Pancasila dan mengajarkan Mahasiswa untuk berpedoman pada Pancasila tidak akan ada artinya tanpa kesadaran Mahasiswa itu sendiri. Hal ini berlanjut ke dunia perkuliahan. Meskipun sudah ada Perkuliahan Pancasila yang diadakan khusus untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila kepada mahasiswa, namun kebanyakan

Mahasiswa tidak melihat sisi penting dari perkuliahan ini. Mereka hanya sekedar datang dan mengejarkan tugas untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah wajib dan tidak mengamalkan apa yang telah mereka dapat di perkuliahan ini di kehidupan sehari-hari. Inilah salah satu factor mengapa hingga saat ini masih ditemukan banyak siswa atau mahasiswa yang melakukan tawuran disana-sini, serta melakukan hal-hal yang tidak terpuji lainnya. Pendidikan Pancasila dan moral yang mereka dapatkan sejak Taman Kanak-kanak hanya sekedar menjadi landasan teori namun tidak diterapkan dengan baik. Hal seperti inilah yang perlu diperbaiki oleh semua Mahasiswa di Indonesia. Pendidikan Pancasila bukan hanya sekedar teori untuk dipelajari namun juga untuk diresapi dan diamalkan. Maka, akan terbentuk Mahasiswa yang bermoral, bijaksana dan berprestasi. Sebagai Mahasiswa, kita seharusnya menjadi siswa yang berprestasi dan membanggakan nusa dan bangsa. Bukannya berbuat keonaran disana sini serta menyebabkan ketidaknyamanan di lingkungan Masyarakat. Segala bentuk keonaran yang dibuat oleh Mahasiswa tersebut tentu saja telah melanggar nilai-nilai Pancasila yang telah di berikan di Perkuliahan Pancasila.

Perkuliahan Pancasila yang bertujuan untuk menamkan moral pada setiap Mahasiswa seperti tidak berarti apa-apa. Berikut ini contoh contoh bentuk perbuatan Mahasiswa yang melanggar dari nilai Pancasila : a.) Tawuran antar Mahasiswa

Hal ini sangat sering kita jumpai di setiap kota di Indonesia. Biasanya tawuran hanya bermula dari oerbedaan pendapat lalu berlanjut pada saling olok dan akhirnya berujung pada tawuran. Meskipun sekolah telah member larangan keras untuk melakukan tawuran dan aan memberikan hukuman yang berat kepada setiap Mahasiswa yang melanggar, namun seperinya budaya Tawuran tidak akan hilang begitu saja dari lingkungan Mahasiswa. Budaya tawuran seperti ini telah melanggar sila ke-2 Pancasila yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila Ke-2 pada Pancasila ini mengajarkan setiap bangsa Indonesia untuk menjadi Mahasiswa yang bermoral, beradab, dan memiliki sifat saling tolong menolong. Namun dengan adanya tawuran di kalangan Mahasiswa, membuktikan bahwa para Mahasiswa ini tidak mengamalkan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Selain itu, Tawuran juga melanggar sila ke-3 dan ke-4 yaitu Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratdan perwakilan. Dengan adanya kekerasan serta perselisihan di lingkungan Mahasiwa, mencerminkan tidak adanya persatuan di antara mereka. Perbedaan pendapat seharusnya diselesaikan dengan jalan musywarah mufakat. Dengan adanya rasa saling menghargai pendapat dan tidak memaksakan pendapat pribadi, segala masalah pasti bisa diselesaikan dengan jalan damai tanpa kekerasan atau anarkisme. Jika Mahasiswa tidak memiliki kesadaran untuk menerapkan nilai pancasila dalam hal ini, maka akan timbul rasa saling tidak percasa sesama Mahasiwa dan pada akhirnya akan berujung pada perpecahan antar Mahasiswa.

b.) Diskriminasi antar Mahasiswa

Hal ini biasanya terjadi antar golongan di setiap Mahasiwa. Selain itu juga terjadi antar Senior dan Junior. Contohnya pada saat dilaksankannya OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus), tidak sedikit Universitas atau Sekolah yang melakukan kekerasan kepada Mahasiswa baru. Kekerasan yang dilakukan tidak selalu dalam bentuk fisik, namun juga pernyataanpernyataan atau bentakan-bentakan yang dilakukan oleh Senior ke Junior. Ospek seharusnya dilakukan untuk mengenalkan lingkungan kampus kepada Mahasiswa baru, bukannya menakutnakuti mereka dengan perlakuan tidak terpuji dari senior. Meskipun itu bertujuan untuk membentuk kedisiplinan pada setiap Maba, namun senior juga seharusnya memperhatikan begaimana memperlakukan Mahasiswa baru. Namun sekarang bentuk kekerasan pada Ospek sudah tidak terlalu kental lagi seiring dengan perkembangan jaman. Kebanyakan Universitas sudah melakukan Ospek dengan baik dan benar.

Diskriminasi tidak hanya ditemui di kegiatan Ospek. Bisa juga terjadi antar golongan tertentu. Misalnya Golongan A hanya memberikan perlakuan khusus pada golongan mereka sendiri namun mendiskriminasikan Golongan B. Jika hal ini terus terjadi, bisa berakibat pada praktik KKN yang tentunya sangat merugikan masyarakat. Bentuk Diskriminasi antar Mahasiswa ini telah melanggar sila ke-5 yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sebagai warga Negara yang baik, kita seharusnya berlaku adil kepada setiap rakyat Indonesia. Tidak membedakan sesama atau mengutamakan golongan tertentu. Semua makhluk sama di mata Tuhan, tidak ada yang paling tinggi atau rendah. Oleh karena itu bersifat adil harus kita lakukan di kehidupan sehari-hari. Adil yaitu menempatkan sesuatu sesuai dengan proporsinya. c.) Sifat Individualisme atau tidak suka berorganisasi

Setiap Kampus atau Universitas pasti memiliki suatu Organisasi yang bergerak di bidangbidang tertentu. Organisasi atau UKM ini bertujuan untuk menggali potensi Mahsiswa sesuai bidangnya. Organisasi yang bergerak maju dan berprestasi, pasti akan mengangkat nama sekolah

mereka. Sekolah memberikan kebebasa kepada muridnya untuk memilih UKM yang sesuai dengan bidang mereka.

Namun beberapa Mahasiswa lebih memilih untuk tidak mengikuti Organisasi apapun karena mals atau memang Ia tidak suka dengan berorganisasi. Mahasiswa seperti ini biasanya memiliki sifat Individualisme. Ia tidak suka melakukan musywarah dengan mahasiswa lain dan lebih memilih untuk menyendiri. Sifat seperti ini tentu akan merugikan diri sendiri. Bagaimanapun , berorganisasi sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam diri Mahasiswa dan membantu Mahasiswa untuk berinteraksi dengan Mahasiswa lain serta menambah wawasan. Setiap manusia tentu tidak bisa hidup sendiri, oleh karena itu kita pasti membutuhkan orang lain di setiap saat.

Mahasiswa seperti ini telah melupakan nilai yang terkandung dalam Pancasila sila Ke-4 serta sila ke-3. Sila ke -3 dalam Pnacasila mengajarkan kita untuk memiliki sifat Persatuan Indonesia. Dengan beorganisasi, akan membetuk rasa dan kesatuan dalam diri kita. Selain itu Berorganisasi juga megajarkan kita untuk menjadi seorang pemimpin. Bila kita meminpin degan adil dan baik, maka kita bisa mengambil keputusan dengan baik dan benar sesuai dengan hasil Musyawarah. Oleh karena itu, berorganisasi memiliki banyak manfaat. Dan orang yang tidak suka dengan organisasi, tidak akan mendapatkan manfaat-manfaat itu. Masih banyak contoh-contoh perbuatan Mahasiswa yang menentang sila-sila dari pancasila. Contoh diatas adalah contoh umum yang banyak kita temui di lingkungan Mahasiswa. Segala bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh Mahasiswa adalah bentuk kurang pedulinya Mahasiswa terhadap nilai Pancasila. Padahal Pancasila sudah mengajarkan nilai dan moral yang baik. Tetapi pengamalan dari nilai nilai pancasaila ini terganyung bagaimana seorang Mahasiswa menanggapi nilai yang terkandung pada Pancasila tersebut.

Banyak hal yang dapat di timbulkan dari kurangnya kesadaran terhadap Implementasi pancasila oleh para Mahasiswa. Meskipun demikian, ada banyak usaha yang bisa dilakukan Mahasiswa untuk membangkitkan jiwa Pancasila di diri mereka. Hal yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut : a.) Berpikir Integralistik

Meresapi kembali cita-cita yang terkandung dalam Pancasila yang dapat diwujudkan dengan berpikir khas Pancasila, yaitu berpikir integralistik atau kekeluargaan, dalam arti berpikir dalam hubungan dan kesatuan serta keutuhan persatuan sebagai Mahasiswa, bukan berpikir liberal atau materialisme dialektik. b.) Meningkatkan permasyarakatan dan pembudayaan Pancasila

Meningkatan permasasyarakatan dan pembudayaan sampai pada lapisan terbawah dengan cara yang mudah dipahami sesuai dengan suasana lingkungan masing-masing.Di lingkungan kampus,hal yang dapat di lakukan untuk memasyarakatkan da membudayakan nilai nilai pancasila adalah melalui hal hal kecil. Seperti menjaga kebersihan lingkungan kampus, menjaga kebersihan toilet toilet mahasiswa dan selalu berbaur dengan semua teman tanpa membedakan latar belakang masing masing. c.) Membina kerukunan umat beragama

Dalam pergaulan di lingkungan kampus, kerukunan beragama dan sikap toleransi sangat di butuhkan, hal itu untuk menghindari terjadinya perpecahan karena perbedaan agama. Hal itu tercermindari pergaulan dengan kita dengan teman yang berbeda agama dengan kita. Serta mengingatkan umat beragama khususnya di lingkungan Mahasiswa agar percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran agama yang dipeluknya serta kepercayaan yang diyakininya.

d.) Meningkatkan ketaatan pada Hukum, Moral, dan Agama

Ketiga hal ini memang saling berkaitan erat. Ketika aturan agama telah kita patuhi, kewajiban kita jalankan dengan ikhlas, maka dengan sendirinya juaga akan membuat kita patuh pada segala aturan hokum yang ada. Dengan begitu maka pantaslah seorang Mahasiswa di sebut bermoral. Hal ini juga bertujuan untuk menyadarkan Mahasiswa bahwa pengamalan Pancasila akan terwujud dengan baik, apabila setiap pribadi meningkatkan ketaatannya, baik ketaatan hokum, moral, keagamaan, maupun social. Dengan ketaatan ini, Mahasiswa alan mempunyai pendirian

yang kukuh dan tidak munafik. Serta sikap yang benar-benra menunjukkan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu sila ke 2. e.) Meningkatkan kemampuan berpikir Rasional dan Kritis

Meningkatkan kemampuan berpikir secara rasional dan kritis, serta berwawasan luas sehingga tidak berombang-ambing oleh nafsu emosional dan mamou bersikap terbuka, serta siap dengan dialog dan musyawarah. Hal ini sangatlah penting bagi setiap Mahasiswa ketika ingin menyampaikan aspirasinya terhadap kebijakann kebijakan akampus yang dianggap merugikan bagi mahasiswa, serta sebagai contoh implementasi dari nilai pancasila yaitu sila ke 4. f.) Meningkatkan Patriotisme dan kesetiakawanan Sosial

Meningkatkan Patriotisme, kesetiakawanan social secara nasional dan kesadaran kebangsaan yang serasi perlu dituangkan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat, baik sosial politik maupun sosial ekonomi, terutama di lingkungan kampus yang di huni oleh mahasiswa yang datang dari latar belakang yang berbeda. Dengan rasa kesetiakawanan ini, maka perbedaan perbedaan yang ada tidaklah berarti yang ada hanya rasa persaudaraan persatuan yang erat. Sehingga akan sulit terjadi perpecahan diantara mahasiswa. Ini merupakan salah satu contoh darai implementasi nilai pancasila yaitu silka ke 5. Penjelasan di atas merupakan beberapa cara untuk menyadarkan Mahasiswa terhadap Nilai Pancasila baik secara Internal maupun Eksternal. Namun bagaimanapun juga, nilai Pancasila tidak akan timbul didalam diri Mahasiwa tanpa kesadaran mereka sendiri. Jika seluruh Mahasiswa bisa melakukan dan mengamalkan nilai nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan kampus, maka Negara Indonesia akan memiliki para penerus bangsa yang berbudi luhur dan dapat mengangkat derajat Indonesia di mata Internasional serta terhindar dari segala bentuk KKN. Untuk mewujudakan hala tersebut, kerjasama dari pihak akampus dan Mahasiswa sangat di perlukan. Dosen dan tenga pengajar dapat menjadi pengingat ketika setiap kali mahasiswa melakukan apelanggaran pelanggaran terhadap nilai nilai pancasila.

You might also like