You are on page 1of 7

TERAPI PENGOBATAN/PENANGANAN DEHIDRASI Terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi seseorang yang terkena dehidrasi adalah : Lakukan

pengukuran keseimbangan (balans) cairan yang masuk dan keluar secara berkala sesuai kebutuhan. Pada dehidrasi ringan, terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500 ml/24jam (30 ml/kg berat badan/24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan penggantian defisit cairan kehilangan cairan yang masih berlangsung. Menghitung kebutuhan cairan sendiri, termasuk jumlah insensible water loss sangat perludilakukan setiap hari. Perhatian tanda-tanda kelebihan cairan seprti ortopnea, sesak nafas, perubahan pola tidur, atau kofusion. Cairan yang diberikan secara oral tergantung jenis dehidrasi. Dehidrasi hippertonik : cairan yang dianjurkan adalah air atau minuman dengan kandungan sodium rendah, jus buah seperti apel, jeruk, dan anggur. Dehidrasi isotonik : cairan yang dianjurkan selain air dan suplemen yang mengandung sodium seperti jus tomat juga dapat diberikan isotonik yang ada di pasaran. Daehidrasi hipotonik : cairan yang dianjurkan sama seperti diatas tetapi dibutuhkan kadar sodium yang lebih tinggi. Pada dehidrasi sedang sampai berat dan pasien tidak dapat minum per oral, selain pemberian cairan enteral, dapat diberikan rehidrasi parenteral. Jika cairan tubuh yang hilang terutama adalah air, maka jumlah cairan rehidrasi yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus : { xtypo_info } Definisi cairan ( liter = Cairan Badan Total [CBT] yang diinginkan CBT saat ini CBT yang diinginkan = kadar Na serum x CBT saat ini/140 CBT saat ini (pria) = 50% x berat badan (kg) CBT saat ini (perempuan) = 45% x berat badan (kg) {xtypo_ info} Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis rehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total perhari. Pada dehidrasi hipertonik digunakan cairan NaCl, 45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksanakan dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik. Ramuan herbal yang bisa digunakan adalah : Ramuan air kelapa, bahan-bahan yang diperlukan yaitu ; - 400 ml air kelapa muda (lebih bagus kelapa ijo (hijau)) - 400 ml air matang - 1 sdm gula batu - seperempat sendokteh garam

Cara membuatnya yaitu dengan mencampurkan seluruh bahan-bahan tersebut diatas. Dosis : minum sebanyak mungkin (baik untuk orang dewasa ataupun anak-anak) MENGENALI GEJALA DEHIDRASI SESUAI DENGAN TINGKATANNYA : 1. Dehidrasi Ringan Dehidrasi tingkatan ini dicirikan dengan tanda muka memerah, rasa yang sangat haus, kulit kering dan pecah-pecah, volume urin berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya, pusing dan lemah, kram otot terutama pada kaki dan tangan, kelenjar air mata berkurang kelembabannya, sering mengantuk, mulut dan lidah kering dan air liur berkurang. 2. Dehidrasi Sedang Dehidrasi tingkatan ini di tandai dengan penurunan tekanan darah, dalam kondisi tertentu gampang sekali pingsan, kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung, kejang, perut kembung, gagal jantung, ubun-ubun cekung, denyut nadi cepat dan lemah. 3. Dehidrasi Berat Dehidrasi pada tingkatan ini sangatlah berbahaya jika tidak segera dilakukan pertolongan dan penanganan,karna bisa mengakibatkan kematian. Tanda-tandanya adalah : kesadaran berkurang, tidak buang air kecil, tangan dan kaki dingin serta lembab, denyut nadi semakin cepat dan lemah sehingga tidak teraba, tekanan darah turun drastis sehingga tidak dapat diukur, ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan. Mengenali tanda-tanda awal haus (dehidrasi) : Merasa lelah tanpa alasan Merasa terbakar, wajah memerah Merasa mudah tersinggung dan marah tanpa alasan Merasa gelisah Merasa terkucilkan dan tidak cukup baik Merasa depresi Merasa kepala berat/sempoyongan Gangguan tidur, terutama orang tua Rasa tak sabar yang tidak jelas Rentang perhatian (fokus) yang amat sempit Pendek nafas pada orang sehat tanpa penyakit paru atau infeksi Mencari minuman, seperti kopi, teh, soda, dan alkohol Mimpi tentang laut,sungai, hal-hal yang bersumber air

Pengobatan diare dehidrasi ringan-sedang :


TRO (Terapi Rehidrasi Oral)Penderita diare dengan dehidrasi ringan-sedang harud dirawat di saranakesehatan dan segera diberikan terapi rehidrasi oral dengan oralit. Jumlahoralit yang diberikan 3 jam pertama 75 cc/kgBB. Bila berat badannya tidak diketahui, meskipun cara ini kurang tepat, perkiraan kekurangan cairan dapatditentukan dengan menggunakan umur penderita, yaitu untuk umur < 1 tahunadalah 300ml, 1-5 tahun adalah 600ml, > 5 tahun adalah 1200 ml dan dewasaadalah 2400ml. Rentang nilai volume cairan ini adalah perkiraan, volumeyang

sesungguhnya diberikan ditentukan dengan menilai rasa haus penderitadan memantau tanda-tanda dehidrasi.Bila penderita masih haus dan masih ingin minum harus diberi lagi.Sebaliknya bila dengan bolume di atas kelopak nata menjadi bengkak,pemberian oralit harus dihentikan sementara dan diberikan minum air putihatau air tawar. Bila oedem kelopak mata sudah hilang dapat diberikan lagi.Apabila oleh karena sesuatu hal pemberian oralit tidak dapat diberikan secaraperoral, oralit dapat diberikan melalui nasogastrik dengan volume yang samadengan kecepatan 20ml/kgBB/jam. Setelah 3 jam keadaan penderitadievaluasi, apakah membaik, tetap atau memburuk. Bila keadaan penderitamembaik dan dehidrasi teratasi pengobatan dapat dilanjutkan di rumah denganmemberikan oralit dan makanan dengan cara seperti pada pengobatan diaretanpa dehidrasi. Bila memburuk dan penderita jatuh dalam keadaan dehidrasiberat, penderita tetap dirawat di sarana kesehatan dan pengobatan yang terbaik adalah pemberian cairan parenteral

Pengobatan diare dehidrasi berat :


TRP (Terapi Rehidrasi Parenteral)Penderita diare dehidrasi berat harus dirawat di Puskesmas atau Rumah Sakit. Pengobatan yang terbaik adalah dengan terapi rehidrasi parenteral. Pasien yang masih dapat minum meskipun hanya sedikit harus diberi oralitsampai cairan infuse terpasang. Di samping itu, semua anak harus diberi oralitselama pemberian cairan intravena ( 5ml/kgBB/jam), apabila dapat minumdengan baik, biasanya dalam 3-4jam (untuk bayi) atau 12jam (untuk anak yang lebih besar). Pemberian tersebut dilakukan untuk member tambahan basadan kalium yang mungkin tidak dapat disuplai dengan cukup denganpemberian cairan intravena. Untuk rehidrasi parenteral digunakan cairanRinger Laktat dengan dosis 100ml/kgBB. Cara pemberiannya untuk <1tahun 1 jam pertama 30cc/kgBB dilanjutkan 5 jam berikutnya 70cc/kgBB. Di atas 1tahun jam pertama 30cc/kgBB dilanjutkan 2 jam berikutnya 70cc/kgBB.Lakukan evaluasi tiap jam. Bila hidrasi tidak membaik, tetesan IV dapatdipercepat. Setelah 6 jam pada bayi atau 3 jam pada anak lebih besar, lakukanevaluasi, pilih pengobatan selanjutnya yang sesuai yaitu pengobatan diaredengan dehidrasi ringan sedang atau pengobatan diare tanpa dehidrasi

Derajat dehidrasi :
Derajat dehidrasi ditentukan berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik 1.Dehidrasi ringan (deficit cairan 1-5% volume cairan tubuh), sebagian besar didasarkan pada riwayat penyakit : muntah dan diare dengan sedikit (minimal) hasil pemeriksaan fisik 2.Dehidrasi sedang (kehilangan 6-10% volume cairan tubuh) mempunyai riwayat kehilangan cairan dan pemeriksaan fisik antara lain : turgor kulit, kehilangan berat badan, kelopak mata cekung dan ubun-ubun besar, letargi ringfan, membrane mukosa kering. 3.Dehidrasi berat (11-15%) kardiovaskuiler tidak stabil (turgor <<<, takhikardia, hipotensi) disertai keterlibatan neurologis (iritabel, koma)

Tipe dehidrasi : Tipe deficit cairan bisa diperkirakan dari riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik, nilai elektrolit, dan tonusitas serum. 1.Dehidrasi Isotonus (osmolaritas serum 270-300 mOsm/L, konsentrasi Na serum 130150 mEq/L) 2.Dehidrasi Hipotonus (osmolaritas serum < 270 mOsm/L, konsentrasi Na serum < 130 mEq/L) 3.Dehidrasi Hipertonus (osmolaritas serum > 130 mOsm/L, konsentrasi Na serum >150 mEq/L) Pasien dengan dehidrasi hipertonik memerlukan perhatian khusus, karena komplikasinya ; diantara nya : edema serebral bisa terjadi selama re-hidrasi Pemulihan fungsi kardiovaskuler, fungsi SSP, dan perfusi ginjal merupakan perhatian utama pada perbaikan deficit cairan. Terapi awal dengan cairan isotonus untuk menambah volume. Memperbaiki seluruh deficit cairan mungkin memerlukan waktu. Pada praktisnya, kehilangan kalium tidak bisa segera dipuilihkan secara cepat. Setelah anak mengeluarkan kencing, berikan sejumlah kecil kalium (<40 mEq/L) kedalam cairannya. Minitor adekwat secara terus menerus harus dikerjakan pada terapi deficit cairan dengan menilai kondisi klinis, produksi urine dan berat jenis urine. Terapi rehidrasi cepat: Pada anak dengan deplesi volume cairan tubuh, sangat penting meningkatkan volume cairan dengan cepat untuk mengganti cairan ekstrasel yang hilang, ini sangat bertolak belakang dengan terapi deficit yang klasik seperti diatas. Contohnya; pada luka bakar berat, dilakukan resusitasi cepat cairan ekstra sel, maka mortalitasnya menurun. Seluruh cairan diberikan dalam 8-12 jam sekitar 100 ml/kg sesuai dengan cairan ekstra sel, yakni; NS atau RL. FRIEDMAN (2005) : Pada dehidrasi sedang yang tidak bisa direhidrasi secara oral, maka cairan ekstrasel dipulihkan dengan pemberian RL dengan dosis 40 ml/kg dalam 1-2 jam, rehidrasi oral diberikan setelah rehidrasi intra vena selesai. Pada dehidrasi berat; cairan ekstra sel dipulihkan dengan cairan intra vena; RL, NS, atau keduanya dengan kecepatan 40 ml/kg dalam 1-2 jam. Bila turgor belum pulih, kesadaran belum pulih, atau nadi masih belum teraba pulih sampai ahir cairan diberikan, maka berikan cairan tambahan dengan dosis20-40 ml/ kg harus diberikan > 1-2 jam Cairan koloid vs kristaloid: Koloid dan kristaloid, keduanya digunakan secara luas sebagai cairan resusitasi pada pasien kritis. Beberapa cairan koloid yang bioasa digunakan antara lain : albumin, hydroxyethil starch (Hetastarch), dextran. Perdebatan mengenai efektifitas relative perbandingan antara koloid dan kristaloid (RL dan NaCL 0,9%) masih berlangsung. Tidak ada bukti yang menperlihatkan resusitasi menggunakan kristaloid dapat menurunkan risiko pada pasien trauma

ataupun luka bakar yang dilakukan operasi. Karena kolid tidak berhubungan dengan perbaikan survival dan karena koloid jauh lebih mahal daripada kristaloid, mereka masih terus menggunakan kristaloid untuk pasien-pasien kritis kemungkinan tidak berdasarkan penelitian randomized controlled trials Terapi rumatan (maintenance) Yang utama pada terapi rumatan adalah mengganti cairan dan elektrolit yang hilang dalam keadaan normal (biasa). Pada periode perioperatif, pemberian cairan rumatan tidak untuk meningkatkan kebutuhan cairan oleh kehilangan cairan yang pindah ke rongga ke tiga masuk ke jaringan intersisiel dan usus. Panduan pemberian cairan pasca bedah dini dan rumatan : umur < 6 bulan : < 12 jam post-op:D10-0,45% NaCl diberikan 1,5 x maintenence rate cairan maintenece : D10 dengan 0,2% NaCl + KCl 10-20 mEq/L pada maintenence rate umur > 6 bulan : < 12 jam post-op : D5% dg RL diberika 1,5 x maintenece rate cairan maintenence: D10 dg 0,45% NaCl + KCl 10-20 mEq/L pada maintenence rate Cairan untuk terapi maintenance (rumatan) digunakan untuk mengganti cairan yang hilang dari 2 proses : 1.Kehilangan cairan akibat evaporasi : kehilangan air bebas melalui kulit dan pernafasan (uap) berupa insensible water loss 30%-35% dari volume total cairan rumatan, jadi sekitar sepertiga dari cairan rumatan yang diberikan tergantung kelembaban udara dan temperature lingkungan. Pasien dengan hipertermia atau takhipnea IWL lebih besar 2.Kehilangan urine : dalam keadaan euvolemic, kehilangan urine adalah 280-300 mOsm/kg dari air dengan berat jenis urine antara 1.008 1.015. dalam keadaan tertentu (Diabetes insipidus, prematuritas) kehilangan cairan dari urin yang terdilusi menjadi lebih banyak, jadi volume yang diberikan pun harus dinaikan. Dalam keadaan lain misalnya; secresi ADH yang eksesif, stress fisiologis pasien mungkin tidak mampu menurunkan osmolalitas urine sampai mencapai 300 mOsm/kg air dan volume cairan rumatan harus diturunkan. Dalam kondisi dibawah euvolemic, kehilangan cairan melalui urine 2/3 dari volume total cairan rumatan.

Derajat dehirasi dehidrasi berat terdapat dua atau lebih tanda dibawah ini : letargis/tidak sadar

mata cekung malas minum cubitan kulit perut kembalisangat lambat (>2 detik) dehidrasi ringan sedang terdapat dua atau lebih tanda dibawah ini : rewel, gelisah mata cekung minum dengan lahap cubitan kulit kembali lambat tanpa dehidrasi tidak terdapat cukup tanda untuk diklasifikasikan sebagi dehidrasi ringa atau berat Rencana terapi A, untuk anak diare tanpa dehidrasi 1. beri cairan tambahan jelaskan kepada ibu :

pada bayi muda, pemberian ASI merupakan pemberian cairan tambahan yang utama. beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap pemberian jika anak memperoleh ASI ekslusif, beri oralit atau air matang sebagai tambahan jika anak tidak memperoleh ASI ekslusif, beri 1 atau lebih cairan berikut : oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang

anak harus diberi larutan oralit dirumah jika :


anak telah diobati dengan rencana terpai B dan C dalam kunjungan ini anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah

ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit < 2 tahun : 50 sampai 100 ml setiap kali BAB > 2 tahun : 100 sampai 200 ml setiap kali BAB atau 10 cc/kgBB/setiap kali BAB cara meminumkan : - minumkan sedikit sedikit tetapi sering - jika anak muntah, tunggu 10 menit lalu lanjut dengan lebih lambat - teruskan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti 2. beri tablet zinc pada umur 2 bulan keatas, beri tablet zinc selama 10 hari dengan dosis :

< 6 bulan : 1/2 tablet (10mg)/hari > 6 bulan : 1 tablet (20mg)/ hari 3. lanjut pemberian makan/ASI

Rencana terapi B, untuk anak diare dengan dehidrasi sedang/ringan 1. jumlah oralit yang diperlukan 3 jam pertama : 75 ml/kgBB - mulailah memberi makan segera setelah anak ingin makan - lanjutkan pemberian ASI 2. berikan tablet zinc selama 10 hari 3. setelah 3 jam : - ulangi penilaian derajat dehidrasinya - pilih rencana terapi yang sesuai 4. jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai : - tunjukan cara membuat oralit dirumah - tunjukan berapa larutan yang diberikan selama 3 jam pengobatan - berikan oralit yang cukup untuk dehidrasi Rencana terapi C, untuk anak diare dengan dehidrasi berat berikan cairan intravena secepatnya. jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut, sementara infus disiapkan. beri 100 ml/kgbb cairan ringer laktat atau ringer asetat (atau jika tidak tersedia, gunakan larutan NaCl) yang dibagi sebagai berikut : umur <12 bulan 12 bulan - 5 th 30ml/kgbb selama(I) 1 jam 30 menit 70ml/kgbb selama 5 jam 2,5 jam

You might also like