You are on page 1of 10

Manfaat Beriman

Di kalangan para ahli, baik di bidang kedokteran jiwa, psikologi, sosiologi, dan lain-lain yang melakukan pnelitian mengenai daya tahan manusia terhadap berbagai kesulitan yang datang silih berganti dalam hidupnya, pada umumnya mereka menyimpulkan bahwa yang dapat dijadikan perisai untuk semua itu adalah kepercayaan kepada Tuhan. Sehubungan dengan itu, manusia memerlukan tempat berpijak berupa iman. Apabila iman sudah menjadi landasan hidupnya, maka ia akan mampu menguasai keadaan yang dihadapinya. Pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini dikemukakan beberapa manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia : Melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda

Orang yang beriman hanya percaya kepada kekuatan dan kekuasaan Allah. Keyakinan yang demikian menghilangkan sifat mendewa-dewakan manusia, menghilangkan kepercayaan akan kesaktian benda keramat, mengikis kepercayaan kepada tahayul, khurafat, jampi-jampi, dan sebagainya. Yang menjadi pegangan orang beriman dalam hal ini adalah firman Allah dalam surat AlFatihah yang senantiasa dibaca berulang setidaknya 17 kali dalam sehari. Menanamkan sikap self help dalam kehidupan

Tidak sedikit orang yang melepaskan pendiriannya karena kepentingan penghidupannya seperti menjual kehormatan, memperbudak diri untuk kepentingan materi, dan lain sebagainya. Dalam Al-Quran surat Hud ayat 6 dapat dijadikan sebagai pegangan hidup untuk menjaga keimanannya : Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dakam kitab yang nyata (lauh al-mahfud) Melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen

Orang-orang beriman selalu berbuat dengan ikhlas, tanpa pamrih, serta senantiasa konsekuen dengan apa yang telah diikrarkannya (selaras antara hati dan perbuatannya). Berikut merupakan firman Allah dalam surat Al-Anaam ayat 162 yang berbunyi : katakanlah : sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam Sikap hidup secara keseluruhan dari orang yang beriman, terlihat dari pelaksanaan ibadahnya, baik ibadah, baik ibadah khusus (mahdhah) maupun ibadah muamalah (gairu mahdhah), sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran surat Al- Baqarah ayat 83 dan 150, surat At-Taubah ayat 24, surat Yunus ayat 107, dan surat Ali Imran ayat 73 dan 145

Secara umum sikap dan perilaku kehidupan orang beriman terlihat dari ungkapan dan perbuatan di bawah ini : a. b. c. d. e. f. Memulai pekerjaan yang baik dengan Bismillahirahmanirrahim Mengakhiri pekerjaan dengan membaca al-hadudillah Berjanji kepada seseorang dengan ucapan Insya Allah Bersumpah dengan ucapan Wallahi, Billahi, atau Tallahi Menghadapi suatu kegagalan dengan ucapan Masya Allah Mendengar berita orang yang meninggal dunia dengan ucapan Innalillahi wa inna illaihi rajiun g. Memohon lindungan Allah dalam menghindari suatu keadaan yang tidak baik dengan ucapan Audzu Billahi min dzalik h. Mengagumi sesuatu dengan ucapan Subhanallah i. Melakukan kekhilafan dengan ucapan Astagfirullah Menanamkan semangat berani menghadapi maut

Banyak diantara manusia yang tidak berani mengemukakan kebenaran karena takut menghadapi resiko atau kematian. Orang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian itu di tangan Allah. Oleh karena itu pegangan orang beriman mengenai kehidupan dan kematian adalah firman Allah pada surat An-Nisa ayat 48 : Dimana saja kamu berada, kematian akan datang mendapatkan kamu kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh Memberikan ketentraman jiwa

Orang beriman dalam hidupnya mempunyai keseimbangan, hatinya tentram (mutmainnah), jiwanya tenang (sakinah), sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-Rad ayat 28 dan surat Al-Fath ayat 4 : ...(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada) Mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan thayyibah)

Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang-orang yang selalu melakukan kebaikan dan mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik. Seperti firman Allah dalam surat AnNahl ayat 97 : Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan

Dari hal-hal yang dikemukakan tersebut dapat dikatakan bahwa iman adalah landasan dari sikap, pikiran, dan perbuatan yang sekaligus yang sekaligus merupakan tujuan, yaitu untuk mencapai kemuliaan dari keridhaan Allah.

Rukun Iman
Sebagai salah satu syarat dari iman adalah adanya keyakinan. Keyakinan tersebut dapat muncul dari pengetahuan atau ilmu tentang hal tersebut. Masalah tersebut telah dijelaskan oleh para ulama dengan penjelasan yang tuntas dan sangat jelas bagi umat. Iman kepada Allah Subhanallohu wa Taala

Kita mengimani Rububiyah Allah Subhanahu Wa Taala, artinya bahwa Allah adalah Rabb: Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala yang ada di alam semesta ini. Kita juga harus mengimani uluhiyah Allah Subhanahu Wa Taala artinya Allah adalah Ilaah (sembahan) Yang hak, sedang segala sembahan selain-Nya adalah batil. Keimanan kita kepada Allah belumlah lengkap kalau tidak mengimani Asma dan Sifat-Nya, artinya bahwa Allah memiliki Nama-nama yang maha Indah serta sifat-sifat yang maha sempurna dan maha luhur. Dan kita mengimani keesaan Allah Subhanallohu wa Taaladalam hal itu semua, artinya bahwa Allah Subhanallohu wa Taala tiada sesuatupun yang menjadi sekutu bagi-Nya dalam rububiyah, uluhiyah, maupun dalam Asma dan sifat-Nya. Firman Allah Subhanahu Wa Taala, yang artinya: (Dia adalah) Tuhan seluruh langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beridat kepada-Nya. Adakah kamu mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)?. (QS. Maryam: 65) Dan firman Allah, yang artinya: Tiada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah yang maha mendengar lagi Maha melihat. (QS. Asy-Syura:11) Iman Kepada Malaikat

Bagaimana kita mengimani para malaikat ? mengimani para malaikat Allah yakni dengan meyakini kebenaran adanya para malaikat Allah Subhanahu Wa Taala. Dan para malaikat itu, sebagaimana firman-Nya, yang artinya: Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, tidak pernah mereka itu mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. (QS. Al-anbiya: 26-27) Mereka diciptakan Allah Subhanahu Wa Taala, maka mereka beribadah kepada-Nya dan mematuhi segala perintah-Nya. Firman Allah Subhanahu Wa Ta, yang artinya: Dan malaikatmalaikat yang disisi-Nya mereka tidak bersikap angkuh untuk beribadah kepada-Nyadan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. (QS. Al-Anbiya: 1920). Iman Kepada Kitab Allah

Kita mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Taala telah menurunkan kepada rasul-rasulNya kitab-kitab sebagai hujjah buat umat manusia dan sebagai pedoman hidup bagi orang-orang yang mengamalkannya, dengan kitab-kitab itulah para rasul mengajarkan kepada umatnya kebenaran dan kebersihan jiwa mereka dari kemuysrikan. Firman Allah Subhanahu Wa Ta, yang artinya: Sungguh, kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata

dan telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan neraca (keadilan) agar manusia melaksanakan keadilan (QS. Al-Hadid: 25) Dari kitab-kitab itu, yang kita kenal ialah : a. Taurat, yang Allah turunkan kepada nabi Musa alaihi sallam, sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Maidah: 44. b. Zabur, ialah kitab yang diberikan Allah Subhanahu Wa Taala kepada Daud alaihi sallam. c. Injil, diturunkan Allah kepada nabi Isa, sebagai pembenar dan pelengkap Taurat. Firman Allah : Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) injil yang berisi petunjuk dan nur, dan sebagai pembenar kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, serta sebagai petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS : Al-Maidah : 46) d. Shuhuf, (lembaran-lembaran) yang diturunkan kepada nabi Ibrahim dan Musa, Alaihimasshalatu Wassalam. e. Al-Quran, kitab yang Allah Subhanahu Wa Taala turunkan kepada Nabi Muhammad shalallohu alahi wa sallam, penutup para nabi. Firman Allah Subhanahu Wa Taala, yang artinya: Bulan Ramadhan yang diturunkan padanya (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dan yang batil (QS. Al Baqarah: 185). Iman Kepada Rasul-Rasul

Kita mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Taala telah mengutus rasul-rasul kepada umat manusia, Firman Allah Subhanahu Wa Taala, yang artinya: (Kami telah mengutus mereka) sebagai rasul-rasul pembawa berita genbira dan pemberi peringatan, supaya tiada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. AN-Nisa: 165). Kita mengimani bahwa rasul pertama adalah nabi Nuh dan rasul terakhir adalah Nabi Muhammad shalallohu alahi wa sallam, semoga shalawat dan salam sejahtera untuk mereka semua. Firman Allah Subhanahu Wa Taala, yang artinya: Sesungguhnya Kami telahmewahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi yang (datang) sesudahnya (QS. An-Nisa: 163). Iman Kepada Hari Kiamat

Kita mengimani kebenaran hari akhirat, yaitu hari kiamat, yang tiada kehidupan lain sesudah hari tersebut. Untuk itu kita mengimani kebangkitan, yaitu dihidupannya semua mahkluk yang sesudah mati oleh Allah Subhanahu Wa Taala. Firman Allah Subhanahu Wa Taala, yang artinya:Dan ditiuuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada dilangit dan siapa yang ada di bumi kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bangkitmenunggu (putusannya masing-masing). (QS. Az-Zumar: 68)

Kita mengimani adanya catatan-catatan amal yang diberikan kepada setiap manusia. Ada yang mengambilnya dengan tangan kanan dan ada yang mengambilnya dari belakang punggungnya dengan tangan kiri. Firman Allah Subhanahu Wa Taala, yang artinya: Adapun orang yang diberikan kitabnya dengan tangan kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang punggungnya, maka dia akan berteriak celakalah aku dan dia akan masuk neraka yang menyala. (QS. Al-Insyiqaq: 13-14). Iman Kepada Qada dan Qadar

Kita juga mengimani qadar (takdir) , yang baik dan yang buruk; yaitu ketentuan yang telah ditetapkan Allah untuk seluruh mahkluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya dan menurut hikmah kebijakan-Nya. Iman kepada qadar ada empat tingkatan: a. Ilmu, ialah mengimani bahwa Allah Maha tahu atas segala sesuatu,mengetahui apa yang terjadi, dengan ilmu-Nya yang Azali dan abadi. Allah sama sekali tidak menjadi tahu setelah sebelumnya tidak menjadi tahu dan sama sekali tidak lupa dengan apa yang dikehendaki. b. Kitabah, ialah mengimani bahwa Allah telah mencatat di Lauh Mahfuzh apa yang terjadi sampai hari kiamat. Firman Allah Subhanahu Wa Taala, yang artinya: Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. sesungguhnya tu (semua) tertulis dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya Allah yang demikian itu amat mudah bagi Allah. (QS. Al-Hajj: 70) c. Masyiah, ialah mengimani bawa Allah Subhanahu Wa Taala. telah menghendaki segala apa yang ada di langit dan di bumi, tiada sesuatupun yang terjadi tanpa dengan kehendak-Nya. Apa yang dikehendaki Allah itulah yang terjadi dan apa yang tidak dikehendaki Allah tidak akan terjadi. d. Khal, Ialah mengimani Allah Subhanahu Wa Taala. adalah pencipta segala sesuatu. Firman Allah Subhanahu Wa Taala, yang artinya: Alah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Hanya kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi. (QS. Az-Zumar: 62-63). Keempat tingkatan ini meliputi apa yang terjadi dari Allah Subhanahu Wa Taala sendiri dan apa yang terjadi dari mahkluk. Maka segala apa yang dilakukan oleh mahkluk berupa ucapan, perbuatan atau tindakan meninggalkan, adalah diketahui, dicatat dan dikehendaki serta diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Taala.

Fungsi iman dalam kehidupan manusia adalah sebagai pegangan hidup. Orang yang beriman tidak mudah putus asa dan ia akan memiliki akhlak yang mulia karena berpegang kepada petunjuk Allah SWT yang selalu menyuruh berbuat baik. Fungsi iman kepada Allah SWT akan melahirkan sikap dan kepribadian seperti berikut ini. Menyadari kelemahan dirinya dihadapan Allah Yang Maha Besar sehingga ia tidak mau bersikap dan berlaku sombong atau takabur serta menghina orang lain Menyadari bahwa segala yang dinimatinya berasal dari Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sikap menyebabkan ia akan menjadi orang yang senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Ia memanfaatkan segala nikmat Allah SWT sesuai dengan petunjuk dan kehendak Nya Menyadari bahwa dirinya pasti akan mati dan dimintai pertanggungjawaban tentang segala amal perbuatan yang dilakukan. Hal ini menyebabkan ia senantiasa berhati-hati dalam menempuh liku-liku kehidupan di dunia yang fana ini. Merasa bahwa segala tindakannya selalu dilihat oleh Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat. Ia akan berusaha meninggalkan perbuatan yang buruk karena dalam dirinya sudah tertanam rasa malu berbuat salah. Ia menyadari bahwa sekalipun tidak ada orang yang melihatnya namun Allah Maha Melihat. Dalam salah satu riwayat pernah dikisahkan, pada suatu hari Khalifah Umar bin Khattab menjumpai seorang anak pengembala kambing. Lalu Khalifah meminta kepada gembala itu agar mau menjual seekor kambing kepadanya, berapa saja harganya. Namun anak itu berkata: Kambing ini bukan milikku melainkan milik majikanku. Lalu Khalifah Umar berkata lagi: Bukankah majikanmu tidak ada disini? Jawab anak gemabala tersebut, Memang benar majikanku tidak disini dan ia tidak mengetahuinya, tetapi Allah Maha Mengetahui mendengar jawaban anak itu, Umar tertegun karena merasa kagum atas kualitas keimanan anak itu, yakni Allah SWT Maha Melihat dan selalu memperhatikan dirinya, sehingga ia tidak berani berbuat keburukan, walaupun tidak ada orang lain yang melihatnya. Sadar dan segera bertaubat apabila pada suatu ketika karena kekhilafan ia berbuat dosa. Ia akan segera memohon ampun dan bertaubat kepada Allah SWT dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan jahat yang dilakukannya, sebagai mana diterangkan dalam Al Quran: Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS An Nisa :135) Fungsi iman kepada Allah SWT akan menumbuhkan sikap akhlak mulia pada diri seseorang. Ia akan selalu berkata benar, jujur, tidak sombong dan merasa dirinya lemah dihadapan Allah SWT serta tidak berani melanggar larangannya karena ia mempunyai iman yang kokoh. Oleh karena itu, iman memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yakni sebagai alat yang paling ampuh untuk membentengi diri dari segala pengaruh dan bujukan yang menyesatkan. Iman juga sebagai pendorong seseorang untuk melakukan segala amal shaleh.

Iman kepada Malaikat adalah yakin dan membenarkan bahwa Malaikat itu ada, diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya / nur. Fungsi iman kepada Malaikat Allah : 1. Selalu melakukan perbuatan baik dan merasa najis serta anti melakukan perbuatan buruk karena dirinya selalu diawasi oleh malaikat. 2. Berupaya masuk ke dalam surga yang dijaga oleh malaikat Ridwan dengan bertakwa dan beriman kepada Allah SWT serta berlomba-lomba mendapatkan Lailatul Qodar. 3. Meningkatkan keikhlasan, keimanan dan kedisiplinan kita untuk mengikuti / meniru sifat dan perbuatan malaikat. 4. Selalu berfikir dan berhati-hati dalam melaksanakan setiap perbuatan karena tiap perbuatan baik yang baik maupun yang buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Fungsi dan hikmah Iman Kepada Kitab-kitab Allah 1. Meningkatkan kualitas kehidupan pribadi. 2. Membangun kehidupan bermasyarakat. 3. Menjalin kerukunan dalam hidup berbangsa dan bernegara. 4. Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT yang telah mengutus para rasul untuk menyampaikan risalahnya. 5. Hidup manusia menjadi tertata karena adanya hukum yang bersumber pada kitab suci. 6. Termotovasi untuk beribadah dan menjalankan kewajiban-kewajiban agama, seperti yang tertuang dalam kitab suci. 7. Menumbuhkan sikap optimis karena telah dikaruniai pedoman hidup dari Allah untuk meraih kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. 8. Terjaga ketakwaannya dengan selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Fungsi dan manfaat beriman kepada rasul Allah SWT adalah sebagai berikut : 1. Meneladani kehidupan para rasul yang taat kepada Allah SWT, penuh kesabaran, tabah, gigih, ulet, dan berakhlak mulia. Firman Allah SWT : Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.". (QS. Ahzab :21 ). 2. Mengetahui dan memahami antara yang kebenaran dan kebatilan, antara jalan lurus dan jalan yang sesat. 3. Dapat mencontoh cara mengenal dan menyembah Allah dengan cara yang benar. 4. Dapat memahami kehidupan umat-umat terdahulu, bahwa manusia yang ingkar akan mendapatkan azab dari Allah SWT dan umat yang taat akan mendapatkan ketenangan dan karunia.

Fungsi Iman kepada Hari Akhir : 1. Menambah iman serta ketaqwaan kepada Allah SWT 2. Lebih taat kepada Allah dan Rasulullah SAW dengan menghindarkan diri dari perbuatan maksiat 3. Senantiasa hidup dengan hati-hati, waspada, dan selalu meminta ampunan kepada Allah SWT 4. Memberi motivasi untuk beramal dan beribadah karena segala perbuatan baik akan mendapat balasan di akhirat 5. Selalu menghiasi diri dengan berzikir kepada Allah SWT sehingga jiwa menjadi tenang

Beriman kepada qadadan qadar mempunyai fungsi penting bagi manusia dalam kehipan seharihari. Diantaranya : 1. Mempunyai semangat ikhtiar Qada dan qadar Allah SWT tentang nasib manusia rahasia Allah SWT yang yang semata.karna tidak tau nasibnya,maka manusi tidak boleh menunggu dengan pasrah.manusia harus tau nasibnya.bagaimana caranya?yaitu dengan mempajari dan dengan mempraktikkan hokumhukum Allah SWT.yang telah diberikan kepada manusia. Ikhtar artinya melakukan perbuatan yang baik dengan penuh kesungguhan dan keyakinan akan hasil yang baik bagi dirinya.dengan pemahaman srperti itulah ,seorang muri akan bekerja keras agar biasa sukses,pedagang akan hidup hemat agar usahanya berkembang, dan sebagainya. Allah SWT berfirman: Dan bahwa manusia hanya meperoleh apa yang usahakannya.Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan(kepadanya).(Q.S.An-Najm,53:39-40) 2. Mempunyai sifat sabar dalam menghadapi cobaan Dengan percaya qada dan qadar,manusia akan sadar bahwa kehidupan adalah ujian-ujian yang harus dilalui dengan sabar.sabar adalah skap mental yang teguh pendirian,berani menghadapi tantangan ,tahan uji,dan tidak menyerah pada kesulitan.Teguh pendirian berarti tidak mudah goyah dalam memagang prisip atau pedoman hidup.berani menghadapi tantangan berarti berani menghadapi cobaan ,penderitaan ,kesakitan dan kesensaraan,.cobaan harus dihadapi dengan tenang,dipikir dengan jernih, dicari jalan keluarnya tampa menyerah pada kesulitan,dan akhirnya diserahkan kepada Allah SWT.Allah SWT berfirman: Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya mengatakan ,kami telah beriman ,dan mereka tidak di uji(Q.S.AL-Ankabut,29:2)

3. Sabar bahwa cobaan adalah qadadan qadar dari Allah SWT Segala yang ada di alam semesta hakikatnya adalah milik Allah SWT dan suatu saat akan kembali kepada Allah SWT. Firman Allah SWT: Yaitu orang-orang apabila ditimpa musibah,mereka berkataInnalilliahi wa inna ilaihi rajiun.(Q.S. Albaqaraqh,2:156)

You might also like