You are on page 1of 10

PEMERIKSAAN LABORATORIUM GLUKOSA URINE DAN PROTEIN URINE PEMERIKSAAN LABORATORIUM GLUKOSA URINE DAN PROTEIN URINE JUMLAH

URINE ( PRODUKSI URINE PER 24 JAM ) Bayi : 30 - 500 ml

Anak ( 1-14 th ) : 500 1400 ml Dewasa anuria oliguria poliuria Proteinuria Adanya protein dalam urine Orang sehat : ekskresi urine < 30 mg/24 jam Proteinuria : ekskresi 300 mg/24 jam Mekanisme : prerenal proteinuria glomerular proteinuria tubular proteinuria Mikroalbuminuria Mikroalbuminuria : ekskresi 30-300/24 jam yang diperoleh 2 kali dari 3 kali pemeriksaan PROTEINURIA Normal : protein diekskresi ke dalam urine < 150 mg/24 jam Urine normal terdiri dari : albumin 30%, globulin 30%, Tamm-Horsfall protein 40% Protein dengan BM > 20.000 dalton sukar melewati dinding kapiler glomerulus Glomerular basement membrane bermuatan negatif, demikian juga albumin menghalangi keluar 1. PRERENAL PROTEINURIA 2. GLOMERULAR PROTEINURIA : : : : 600 1600 ml 100 ml 100 600 ml > 1600 ml

3. TUBULAR PROTEINURIA Protein dalam urine (komposisi) PRERENAL PROTEINURIA - tidak ada kelainan glomerulus ( ginjal ) - ekskresi protein dengan berat molekul rendah ( hemoglobin, protein Bence Jone ) GLOMERULAR PROTEINURUA - Ada kelainan glomerulus ginjal - Permeabilitas terhadap protein contoh : glomerulonephritis sindroma nefrotik Glomerular paling sering kadar bervariasi sampai > 100 g/hari disebabkan permiabilitas, bermacam- macam proses Overflow : produksi protein yang berlebihan TUBULAR PROTEINURIA gangguan reabsorpsi protein di tubulus contoh : hemoglobinuria ortostatik proteinuria keracunan obat GLUKOSURIA adanya glukosa dalam urine Pada ginjal sehat : glukosuria terjadi jika kadar glukosa darah 180 mg/dl ( nilai ambang ginjal terhadap glukosa ) Renal glukosuria : glukosuria yang disebabkan kelainan sel tubulus ( reabsorpsi glukosa ) ( nilai ambang ginjal terhadap glukosa )

SAMPEL URINE 1. 2. Urine sesaat : urine acak ( random ) Urine pagi : urine pertama di pagi hari

Paling baik untuk urinalisis : - volume dan osmolaritas seragam - lebih kental - pH rendah Urine segar ( < 1 jam dari penampungan ) Urine Post Prandial : 1 3 jam setelah makan Urine 24 jam : 06.00 dibuang URINE disimpan > 1 jam Tidak steril : terjadi perubahan sel / susunan kimia. : timbul bakteri 06.00 ditampung

ureum CO2 + NH3

pH urine : basa CaSo4 , MgSo4 , Sedimen (torak) : rusak Ureum Glukosuria : kadar glukosa hasil negatif palsu ! Bilirubin (terikat) oksidasi

hidrolisis

as. Glukorunat + (hijau)

biliverdin

biluribin (bebas) Urobilinogen Urobilin

urine harus segar/baru lemari es (tempat tertutup)

pengawet tidak dianjurkan Pemeriksaan kuantitatif urine 24 jam : pengawet tergantung bahan yang diperiksa. BAHAN PENGAWET UNTUK URINE : 1. 1% Isopropanol Asam urat 2. NaHCO3 5 g Urofirin Koproporfirin 10% Thymol Urea Kreatinin Asam amino

Porfobilinogen 3. 1% Asam Borat 5 ml Hormon (steroid)

Estrogen Pregnantriol 4. Asam Asetat glasial 20 ml Katekolamine

( pH : 3 ) 5. 6. 10% HCl 20 ml 4oC ( lemari pendingin ) Asam 5-Hidro Indolasetat Enzim

Kuman Pemeriksaan Urine: A. 2. 3. 4. 5. 6. B. 2. 3. 4. Pemeriksaan Fisis : 1. Bau Buih Warna Kejernihan Berat jenis. Pemeriksaan Kimia : Protein Glukosa Badan keton 1. pH Jumlah

5. 6. C. 2. 3. II.

Bilirubin Urobilinogen / Urobilin Pemeriksaan Mikroskopis : 1. Torak Kristal Protein Urine Albumin, Globulin Sel darah, sel epitel.

Sifat pemeriksaan : s Kualitatif

- reaksi Heller - reaksi Roberts s Semi kuantitatif

tes rebus tes sulfosalisilat carik celup visual s Kuantitatif

Esbach carik celup : fotometer refleksi Tes penyaring Tes carik celup Ada kemungkinan positif palsu dan negatif palsu Hasil positif ulang tes 2-3 X Penyebab transient proteinuria : gagal jantung kongestif olah raga panas badan PERCOBAAN REBUS Prinsip : Protein dalam suasana asam lemah dipanaskan denaturasi endapan ( + )

* Syarat sampel putar / saring 1500 2000 RPM ( 5 menit ) Hasil : () (+) : : tetap jernih kekeruhan minimal

( 0,01 0,05 g/dl ). huruf cetak terbaca (+ +) : Kekeruhan nyata

ada butir-butir halus (0,05 0,2 g/dl Garis tebal terbaca (+ + +) : gumpalan-gumpalan yang nyata

( 0,2 0,5 g/dl ) (+ + + +) : gumpalan-gumpalan besar atau

telah membeku ( > 0,5 g/dl ) Protein Bence Jones :

BM kecil ( < albumin ) Monoklonal Ig light chain Mengendap pada suhu 40o 60oC. ( Pemeriksaan kualitatif ) * Cara :

4 10 ml urine saring/sentrifus di tambah bufer pH 4,9 5,1 Water bath 15 ( 40-60oC) hilang/endapan berkurang Bence Jones protein (+) endapan w.b mendidih (3)

Catatan : Bila endapan >> (albumin/globulin) saring filtrat didinginkan to 40-60oC keruh mendidih larut Bence Jones protein (+) Pemeriksaan Kuantitatif : Alat dari Esbach Prinsip Protein Syarat : urine jernih (24 jam) bereaksi asam tidak boleh pekat * Catatan : Protein rebus : ++ pemeriksaan Esbach TEHNIK : s s s Tampung urine 24 jam ukur volume Aduk sampai rata Ambil urine secukupnya + asam cuka sampai pH 6 saring : + As. Pikrat : Albuminometer

(Periksa dengan kertas pH ) * Total protein dalam 24 jam = Vol. Urine 24 jam ( L ) X hasil (gram / L) = .. gram / 24 jam. III. Tes Glukosa Urine

Reaksi Reduksi Fehling Benedict Clinitest Reaksi Enzimatik Semi-kuantitatif

Carik celup Semi-kuantitatif Kuantitatif III. glukosa 1. Reduksi

2. Ensimatik 1. Reduksi cara fehling Prinsip : Dalam suasana Lindi (basa) glukosa mereduksi Cupri (CuO) Cupro (Cu2O) yang mengendap dan berwarna merah bata. Reagen : Fehling A R/ Cupri Sulfat 69,3 Fehling B R/ K-Natartrat 346 Na-Hidroksida 100

Aquadest ad 1000ml Aquadest ad 1000 ml Hasil : Negatif Positif (+)

: tetap biru atau hijau jernih : keruh warna hijau agak kuning

Positif ( + + ) : kuning kehijauan dengan endapan kuning Positif ( + + + ): kuning kemerahan, endapan kuning merah Positif ( + + + + ): merah jingga sampai merah bata Cara Benedict : Prinsip Perbedaan Reagen Na-Citrat 173 g Na Carbonat 100 g Aquadest ad 100 ml : Fehling : pereaksi basa-nya : Cu SO4 5H2O 17,3 g

CARA KERJA PEMERIKSAAN BENEDICT Teteskan 8 tetes urine ke dalam tabung (0,5 ml) Tambahkan reagen benedict 5 ml Campur dengan baik dan letakkan dalam waterbath mendidih selama 5 menit Angkat dari waterbath tsb. Dan masukkan dalam waterbath dengan suhu ruang (dingin) selama 10 menit

Baca segera Protein : Yg terukur pada dipstick adalah Albumin. Carik celup tidak sensitif untuk globulin & protein Bence Jones. Prinsip reaksi: Indikator warna: Tetra Bromfenol Biru yang dipertahankan oleh buffer pada pH = 3 ( warna kuning) + protein (albumin) (warna hijau biru) ( tergantung S protein ) Penyebab positif palsu proteinuria urine pekat (concentrated urine) urine alkali urine yang mengandung darah pemberian radiocontrast Negatif palsu tes carik celup urine Urine dilusi Proteinuria ringan (mikroalbuminuria) Protein bermuatan negatif (light chains) 7. Glukosa cara : Enzimatik

7.1. glukosa Oksidase - glukosa + O2 Asam glukonat + H2O2 GOD Peroksidase - H2O2 + Kromogen (red = m.m) hijau muda tartrazin (kuning) biru Peroksidase a). O-toluidin O-totuidin + H2O

(oks = biru)

b). Kompleks kompleks + H2O Iodine ( Oks = coklat ) 7.2. Hexokinase ( lebih spesifik ) Iodine

10
Agu. 11

Cara Mengetahui Kandungan Gula dan Protein Pada Urine Fungsi ginjal adalah untuk menyaring darah agar zat sisa beracun dan tidak diperlukan tubuh dapat dikeluarkan. Sistem pengeluaran itu sendiri ada untuk mengatur agar kandungan zat dalam darah konstan. Di dalam darah kadang terdapat jumlah glukosa yang berlebihan karena kerja hormon insulin yang tidak sempurna yang disebut dengan diabetes melitus. Keadaan demikian maka ginjal tidak bisa mempertahankan kadar glukosa tersebut. Ginjal meloloskan masuk kedalam tubulus ginjal sehingga urine yang dihasilkan akan mengandung gula. Proses metabolisme protein di dalam sistem pencernaan akan menghasilkan asam amino yang kemudian ikut dalam peredaran darah. Di dalam sel akan disintesa dan sebagai hasil akhir adalah asam urat. Asam urat merupakan suatu zat racun jika ada di dalam tubuh maka hepar akan dirombak sedikit demi sedikit menjadi urea dan dikeluarkan ginjal. Jika urine mengandung protein biasanya berupa asam amino. Keadaan demikian merupakan kelainan pada hepar ginjal.
Karena dalam keadaan normal, protein yang ada di dalam darah akan disaring oleh glomerulus ginjal sehingga tidak akan mungkin didapat di dalam urine. Protein darah merupakan molekul yang memiliki ukuran molekul yang sangat besar sehingga pada orang yang normal, tidak akan bisa menembus saringan ginjal pada bagian glomerulus. Jika ditemukan protein di dalam urine, itu artinya saringan yang ada di glomerulus tersebut telah rusak dan jebol. Dengan rusaknya saringan di glomerulus tadi maka dapat menyebabkan zat zat lain yang seharusnya disaring oleh glomerulus juga akan ikut lewat. Sebagai catatan, jika telah lolos dari saringan di glomerulus, protein tidak akan direabsorpsi lagi pada bagian tubulus sehingga akan keluar melalui urine. Berbeda dengan zat zat lain yang ukuran molekulnya lebih kecil, seperti glukosa, yang masih bisa reabsorpsi pada bagian tubulus. Itulah sebabnya mengapa protein dalam urine biasa dignakan sebagai parameter untuk menentukan ada tidaknya kerusakan pada ginjal

You might also like