You are on page 1of 18

TUGAS MANDIRI

MATA KULIAH

: TEKNOLOGI DESAIN PEMBELAJARAN

DOSEN PENGAMPU: DR. INDARTI KUSUMANINGRUM, MPd

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA LCD PROYEKTOR DENGAN SOFTWARE POWER POINT UNTUK KLS VIII SMP SEMESTER II.

OLEH: DIAH DIAN ASTUTI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA FKIP UNRI KERJASAMA DENGAN PASCA SARJANA UNP PADANG TAHUN 2011/2012

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. berkat rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pembelajaran Matematika Menggunakan Media LCD Proyektor Dengan Software Powerpoint Untuk Kelas VIII SMP Semester II. Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah Teknik Desain Pembelajaran. Penulis menyadari pada saat penulisan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari segala pihak, karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu DR. Indarti Kusumaningrum, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Teknik Desain Pembelajaran serta kepada teman-teman yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam

penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. untuk itu diharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Demikian kiranya semoga makalah yang telah dibuat ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Pekanbaru, Mei 2012

Penulis

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA LCD PROYEKTOR DENGAN SOFTWARE POWER POINT UNTUK KLS VIII SMP SEMESTER II.

. TEORI BELAJAR Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Individu dapat dikatakan telah mengalami proses belajar, meskipun pada dirinya hanya ada perubahan dalam kecendrungan perilaku (De Cecco & Crawford, 1977 dalam Ali, 2000: 14). Perubahan perilaku tersebut mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan sebagainya yang dapat maupun tidak dapat diamati Oleh karena itu maka diperlukan adanya perencanaan pembelajaran yang efektif. Salah satu model yang ditawarkan sebagai langkah-langkah dalam proses perencanaan adalah Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Individu dapat dikatakan telah mengalami proses belajar, meskipun pada dirinya hanya ada perubahan dalam kecendrungan perilaku (De Cecco & Crawford, 1977 dalam Ali, 2000: 14). Perubahan perilaku tersebut mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan sebagainya, yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati . Perilaku yang dapat diamati disebut penampilan (behavioral performance) sedangkan yang tidak dapat diamati disebut kecendrungan perilaku (behavioral tendency). Penampilan yang dimaksud dapat berupa kemampuan menjelaskan, menyebutkan, dan melakukan sesuatu perbuatan. A. Teori Behaviorisme Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang

berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. B. Teori Belajar Konstruktivisme Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih paham dan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut ( Nur, 2002 :8). Didasarkan pada pandangan konstruktivisme, hakekat matematika yakni anak yang belajar matematika dihadapkan pada masalah tertentu berdasarkan konstruksi pengetahuan yang

diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya. Selain mempelajari matematika di kelas, aplikasi hasil rumus atau sifat yang diperoleh dari penalaran induktif maupun deduktif sering ditemukan, meskipun tidak secara formal. Hal ini disebut dengan belajar bernalar (Depdiknas, 2003: 5-6). Sedangkan pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar, bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap (Dimiyati dan Mujiono). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu proses yang diselenggarakan oleh guru untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan matematika. Tujuan pembelajaran matematika itu sendiri adalah terbentuknya kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berfikir kritis, logis, sistematis dan memiliki sifat objektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan, baik dalam bidang matematika, maupun pada bidang lain dalam kehidupan sehari-hari. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner (Slavin dalam Nur, 2002: 8).

C. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk

melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Ketiga teori diatas, yaitu teori Behaviorisme, teori Konstruktivisme dan teori Kognitif merupakan teori belajar yang sesuai digunakan pada pelajaran Matematika, terutama pada materi Bangun Ruang Kubus dan Balok , karena ketiga teori ini akan mendukung dalam pemilihan media pembelajaran nantinya. TEORI MEDIA PEMBELAJARAN Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media berasal dari bahasa Latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium artinya secara harafiah adalah perantara. Adapun definisi media pembelajaran dapat diungkapkan sebagai berikut: berbagai jenis komponen dalam lingkungan pebelajar yang dapat merangsang mereka untuk belajar ( Gagne, 1970 ) teknologi pembawa pesan yang dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schramm, 1977) sarana untuk merangsang pebelajar agar terjadi proses belajar ( Briggs, 1977 ). Simpulan : media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dalam merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan pebelajar, hingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri mereka. Media dalam Pendidikan Matematika adalah cara yang efektif untuk membawa keterampilan abad ke-21 dan alat-alat ke dalam kelas untuk membedakan instruksi dan melibatkan siswa. yang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya yang pembaharuan dalam pemanfaat hasi-hasil teknologi dalam proses belajar. Para pendidik dituntut

agar mampu menggunakan media yang dapat disediakan oleh sekolah dan tidak tertutup kemungkinan bahwa media tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Berbagai macam media pembelajaran merupakan salah satu faktor penunjang yang penting dalam proses peningkatan kualitas belajar mengajar. Untuk mencapai tingkat efisien dan efektivitas yang memadai, salah satu usaha yang perlu dilakukan adalah mengurangi system penyampain bahan pelajaran yang bersifat verbalistik dengan mengembangkan media sebagai alat bantu maupun sumber belajar. Oleh sebab itu penting media perencanaan yang merupakan suatu perencanaan didalam pemilihan media pembelajaran yang lebih baik dan dapat digunakan untuk proses belajar mengajar yang diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai.

Media perencanaan dibuat untuk membantu para pendidik menyampaikan berbagai materi tersusun secara rapi yang dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar pada peserta didik. Berbagai macam media yang disajikan didalam proses belajar mengajar yang dapat membantu perkembangan pendidikan yang lebih maju. Dengan ditemukannya radio pada tahun 1930-an muncul gerakan audiovisual Education yang menekankan pentingnya pengunaan Audiovisual dalam pembelajaran. Disinilah mulai dikenal AVA(Audio Visual Aids) yaitu alat peraga yang menyajikan bahan-bahan visual dan audio untuk memperjelas apa yang disampaikan guru kepada murid. Guru menggunakan alat tersebut waktu menerangkan pelajarannya untuk mencegah verbalisme (hafalan atau tidak memahami makna yang jelas)

A. Wujud dan jenis media pembelajaran Media pembelajaran dibedakan atas 6 jenis media sebagai beriku: 1. Media Pandang ( visual) Media pandang meliputi : gambar buram, atau gambar tembus pandang. Gambar buram meliputi: Sketsa, lukisan dinding,chart,grafik dll. Gambar tembus pandang meliputi : slide, dan gambar bergerak 2. Media Dengar ( audio) Media dengar meliputi: radio dan kaset

3. Media pandang dengar(audio-Visual) Media pandang dengar meliputi: TV dan Video 4. Media cetak, Media Cetak meliputi : buku buku pelajaran, buku bacaan,kamus,ensiklopedia 5. Objek fisik nyata Objek nyata meliputi lingkungan alam, lingkungan sosial,lingkungan budaya,nara sumber,dan hasil karya siswa 6. Media komputer

B. Kriteria dan prinsip pemilihan media pembelajaran Kriteria pemilihan media pembelajaran: 1. Media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Media harus sesuai dengan materi pembelajaran 3. Media harus sesuai dengan strategi pembelajaran/prosedural didaktik 4. Media harus sesuai dengan pengelompokan siswa Prinsip pemilihan media yaitu: 1. Prinsip efisient/hemat 2. Prinsip ketersediaan 3. Prinsip teknis 4. Prinsip penggunaan C. Peranan dan kegunaan media pembelajaran Media dapat di gunakan dalam PBM dengan dua arah yaitu : 1. Sebagai alat bantu mengajar (dependent media) 2. Sebagai media belajar yang dapat digunakan sendiri oleh siswa (independent media) D. Fungsi Media dalam pembelajaran matematika Fungsi media dalam pembelajaran : Media dalam konteks komunikasi memiliki fungsi yang sangat luas yakni sebagai berikut :

1.

Fungsi edukatif, memberikan pengaruh yang bernilai pendidikan, mendidik siswa dan masyarakat untuk berpikir kritis, memberi pengalaman yang bermakna, serta

mengembangkan dan memperluas cakrawala berpikir siswa.

2.

Fungsi sosial, memberikan informasi autentik dalam berbagai bidang kehidupan dan konsep yang sama pada setiap orang sehingga dapat mempeluas pergaulan,pengenalan,pemahaman tentang orang,adat istiadat dan cara bergaul.

3.

Fungsi ekonomis, dengan menggunakan media pendidikan pencapaian tujuan dapat dilakukan dengan efesien, penyampaian materi dapat menekan sedikit mungkin penggunaan biaya,tenaga, serta waktu tanpa mengurangi efektivitas dalam pencapaian tujuan

4.

Fungsi budaya, memberikan perubahan-perubahan dalam segi kehidupan manusia, dapat mewariskan dan meneruskan unsur-unsur budaya dan seni yang ada di masyarakat. Menurut Winataputra(Arindawati,2004:47-48), Bahwa media pembelajaran berfungsi sebagai berikut : 1. 2. Untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang lebih efektif Media pembelajaran sebagai bagian yang integral dari keseluruhan proses pembelajaran 3. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan dan isi pembelajaran. 4. 5. Hiburan dan memancing perhatian siswa Untuk mempercepat proses belajar dalam menangkap tujuan dan bahan ajar secara cepat dan mudah 6. 7. Meningkatkan kualitas belajar mengajar Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkrit dalam menghindari terjadinya penyakit verbalisme.

E. Kelebihan & kekurangan menggunakan media LCD Proyektor dalam pembelajaran Matematika Adapun kelebihan menggunakan media LCD Proyektor dalam pembelajaran matematika antara lain: a. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih jelas dipahami siswa sehingga memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. b. c. d. Metode mengajar akan lebih bervariasi Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar Motivasi belajar dari para siswa dapat ditumbuhkan / dinaikkan

e. f.

Dapat mengatasi sifat pasif dari para siswa Guru akan lebih kreatif dalam membuat materi ajar.

Adapun kekurangan dalam penggunaan media LCD Proyektor dalam pengajaran matematika antara lain: a. Biaya pengadaan akan lebih besar b. Pengalaman seorang guru dalam menggunakan media LCD Proyektor tersebut.

BAB II

A. KONDISI LAPANGAN Mata pelajaran Matematika berdasarkan image masyarakat tidak diminati oleh siswa, ini disebabkan karena siswa menganggapnya rumit dan sulit. Namun kendati demikian tugas kitalah sebagai guru hendaknya menghilangkan image tersebut, agar siswa menjadi tertarik belajar matematika. Model ASSURE adalah salah satu cara guru dalam menghadapi hal tersebut. Berikut ini adalah uraian tentang satu topik pembelajaran Matematika dengan menggunakan model ASSURE.

B. APLIKASI MODEL ASSURE A : ANALYZE LEANER (Menganalisis Peserta Didik) Sebelum melaksanakan sebuah pembelajaran menganalisis karakteristik siswa adalah hal yng wajib dilakukan. Dalam hal ini menurut Smaldino, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Karakteristik Umum Agar dapat benar-benar memenuhi kebutuhan individu siswa, kita mesti benar-benar paham karakter umum siswa yang mempengaruhi proses belajar mereka. Karakter ini berkisar dari variabel-variabel yang konstan, seperti jenis kelamin dan etnis, sampai dengan variabel yang beragam secara reguler, seperti sikap dan minat. Siswa yang saya ajar adalah kelas VIII SMP yang berumur antara 13 -14 tahun dan sedang mengalami masa perubahan dari anak-anak menuju remaja dan juga mengalami pubertas.

2. Spesifikasi Kemampuan Awal Pelajaran Matematika adalah pelajaran yang telah mereka terima dari sekolah dasar, pada umumnya mereka telah mempunyai pengetahuan awal mengenai mata pelajaran ini. Untuk mengetahui kemampuan awal mereka sebelum pelajaran dilanjutkan, pada pertemuan pertama biasanya diadakan entry test dari hasil ini dapat dijadikan acuan tentang hal-hal apa yang perlu dan tidak perlu lagi disampaikan kepada siswa. dengan mengadakan refleksi terhadap siswa sehingga dapat mengetahui kemampuan kognitif si pebelajar. Maka dengan hal ini tentu saja

pembelajaran dapat dilanjutkan untuk menerangkan materi-materi lanjutan dari pengetahuan awal yang telah mereka punyai. 3. Gaya Belajar Kelas yang saya ajar tergolong kelas besar dengan siswa berkisar lebih kurang 32 orang, tentulah mempunyai gaya belajar yang beragam, ada siswa yang suka gaya belajar visual, audio dan gaya belajar kinestetik. Oleh sebab itu variasi dan kreatifitas guru dalam pembelajaran sangat diperlukan. S : STATE OBJECTIVES ( Merumuskan Tujuan Pembelajaran) Perumusan tujuan berkaitan dengan apa yang ingin dicapai, dalam hal ini dapat dibuat suatu rencana pembelajaran (RPP). Materi pelajaran kelas VIII semester 2 adalah Bangun Ruang Kubus Dan Balok. S : SELECT METHODS, MEDIA AND MATERIAL (Memilih metode, media dan bahan ajar) Memilih strategi Dalam pembelajaran ini strategi yang dipilih adalah strategi diskusi, dimana dengan hal ini mereka dapat mengungkapkan semua ide secara aktif tentang apa yang mungkin dihadapi dalam era globalisasi. Disini guru biasanya mengajukan pertanyaan pada mereka, dalam hal ini mereka tertantang untuk mengasah pengetahuan mereka. Strategi belajar kelompok biasa dilakukan, dengan strategi siswa dapat bertukar pikiran dengan teman sebaya, dan dengan strategi ini dapat mengasah kemampuan jiwa sosial mereka. Memilih teknologi dan media Setelah melihat kondisi lapangan dan kelebihan kekurangan dari media, maka dipilih media software presentasi (beasa dikenal dengan power point) sebagai penyampai materi pembelajaran. Hal ini juga sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu memaksimalkan kemampuan siswa dalam menggunakan teknologi. Dan bisa mereka terapkan nantinya dalam praktek memilih media dalam sehari-hari. Memilih, memodifikasi atau merancang bahan ajar Dalam merancang bahan ajar diperlukan kreatifitas guru sehingga materi tersebut sesuai dengan tujuan dan karakteristik siswa. Dalam hal ini saya merancang bahan ajar dengan mengumpulkan materi dari berbagai sumber (buku teks, internet, dll) dan membuatnya pada power point.

U : UTILIZE MEDIA AND MATERIALS (Memanfaatkan media dan bahan ajar) Ada lima langkah yang dilakukan dalam memanfaatkan media pembelajaran; 1. Tinjaulah Media dan Bahan Ajar Media software powerpoint merupakan salah satu metode dalam memodifikasi bahan ajar, dengan menggunakan gambar, warna yang menarik mereka jadi tertarik untuk belajar. 2. Siapkan Media dan Bahan Ajar Setelah media yang akan digunakan dipilih, tugas selanjutnya adalah merancang atau mempersiapkan media tersebut. Berikut adalah tahapan dalam perancangan media software presentasi; Tahap Perencanaan atau Persiapan Setelah ditentukan bahwa yang akan diperesentasikan mengenai materi pelajaran, Bangun Ruang Kubus Dan Balok, maka selanjutnya mempersiapkan bahan pendukung seperti gambar, animasi ataupun hal lain. Tahap Pelaksanaan a. Membuka aplikasi Microsoft PowerPoint pada komputer. b. Memilih template atau background dalam pembuatan slide-slide. c. Mulai menuliskan materi, namun perlu diingat bahwa slide yang dibuat harus runtut. d. Memilih warna background dan warna tulisan yang tepat, sehingga dalam penyampaian slide yang ditampilkan terlihat jelas. e. Menggunakan efek animasi yang serasi dan indah, sehingga pembelajaran jadi menarik. f. Mengecek ulang apakah ada kesalahan letak atau pemberian efek animasi yang tidak sesuai. Tahap akhir Setelah membuat slide presentasi maka hasil akhirnya dapat dilihat dengan menggunkan slide show yang merupakan hasil keselurahan presentasi. Dalam pembelajaran dikelas nantinya akan diproyeksikan ke layar dengan menggunakan LCD Proyektor. 3. Siapkan Lingkungan Menyiapkan lingkungan merupakan hal penting dilakukan, karena secanggih apapun media yang digunakan namun lingkungan tidak mendukung maka tetap saja media tersebut tidak efektif digunakan.

Menggunakan software presentasi berarti lingkungan yang dipersiapkan adalah; ketersediaan listrik, pencahayaan ruangan, kebersihan layar proyektor yang akan digunakan nantinya dalam memproyeksikan menggunakan LCD Proyektor, dan faktor lain seperti suara dari luar ruangan yang akan menganggu proses pembelajaran apalagi jika presentasi menggunakan efek suara. Oleh sebab itu kondisi lingkungan merupakan hal yang penting untuk disiapkan 4. Siapkan Siswa Kesiapan siswa tentulah hal yang sangat harus diperhatikan, karena dengan keadaan siswa yang siap maka pembelajaran dapat dilakukan dengan efektif dan tujuan pembelajaran tercapai. Dalam hal ini siswa perlu diberitahu bahwa dalam pembelajaran mereka akan menggunakan software presentasi, diharapkan mereka siap dan dapat mengatur tempat duduknya, sehingga presentasi dapat terlihat jelas oleh mereka. 5. Berikan Pengalaman Belajar Setelah semua disiapkan maka langkah terakhir adalah menyampaikan materi atau memberikan pengalaman belajar. Karena strategi yang dipilih adalah diskusi dan belajar kelompok keterlibatan aktif dari siswa adalah hal yang diperlukan. R :REQUIRE LEARNER PARTICIPATION (Mengembangkan peran peserta didik) Dalam mengaktifkan pebelajar di proses pembelajaran tentulah memerlukan sentuhan psikologis. Pada mata pelajaran Matematika ini teori belajar yang digunakan adalah pendekatan konstruktivisme dan CTL. Dimana dengan pendekatan konstruktivis siswa dapat mengkonstruk sendiri materi yang dipelajari, sehingga dapat bertahan lama dikepala mereka. E : EVALUATE AND REVIEW (Menilai dan Memperbaiki) Hal terakhir yang dilakukan dalam proses pembelajaran adalah mengevaluasi serta merevisi pembelajaran yang diadakan, baik dari ketercapaian materi dilihat dari pencapaian siswa maupun dari keefektifan penggunaan media. Mengukur pencapaian siswa biasanya dilakukan dengan menggunakan test atau ujian. Dalam hal ini saya biasanya mengadakan quis dan meminta mereka untuk mencarinya dengan sistim lomba. Dalam mengevaluasi keefektifan media berarti dapat menggunakan diskusi atau interview dengan siswa apakah mereka merasa puas dan tersampaikan apa yang mereka harapkan dengan media ini?. Dari tanggapan mereka maka akan dapat ditarik kesimpulan apakah media ini perlu dimodifikasi atau diperbaiki sehingga materi benar-benar tersampaikan.

Mempertontonkan sebuah video kepada siswa dapat memberikan pengalaman tertentu dan menghadirkan sesuatu untuk didiskusikan oleh siswa. Diskusi di akhir pembelajaran dapat menjadi ajang tanya jawab untuk memastikan siswa memahami apa yang dimaksudkan oleh guru. Selain itu, diskusi juga bisa berfungsi sebagai alat evaluasi pengajaran. Meskipun strategi ini sesuai untuk semua umur, tetapi umur siswa perlu dipertimbangkan sebelum mengajak mereka berpartisipasi ke dalam diskusi

KESIMPULAN Dalam pembelajaran Matematika untuk kelas VIII SMP terutama pada materi Bangun Ruang Kubus dan Balok yang menggunakan media LCD Proyektor dengan menggunakan soft ware power point siswa tampak antusias dan sangat tertarik dalam belajar. Disamping itu bahan ajar yang disampaikan menjadi jelas. Pengaruhnya terhadap guru, akan membuar guru menjadi kreatif dalam membuat media tersebut. Strategi yang digunakan adalah diskusi dan belajar kelompok, disini tampak keterlibatan siswa menjadi aktif.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP - 1) Nama Sekolah : SMPN 4 Pekanbaru Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIII (Delapan) Semester : 2 (Genap) Standar Kompetensi: Memahami sifat-sifat kubus dan balok dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat Kubus dan Balok serta bagian-bagiannya Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok: bidang sisi , rusuk-rusuk dan titik sudut menggunakan contoh-contoh bangun ruang kubus dan balok. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, tekun, dan tanggung jawab.

B. Materi ajar Kubus dan balok: Unsur-unsur kubus dan balok. C. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pendahuluan : Apersepsi : - Menyampaikan tujuan pembelajaran. - Mengenalkan bentuk-bentuk bangun ruang berbentuk kubus dan balok dalam kehidupan sehari-hari. Motivasi : Guru menyatakan bahwa masih banyak lagi benda-benda disekitar kita yang berbentuk kubus dan balok, siswa dapat membedakan antara kubus dan balok, serta dapat membedakan unsur-unsur yang terdapat pada kubus dan balok. Kegiatan Inti Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 atau 6 orang. Guru menerangkan materi dengan menggunakan Power Point dan siswa dengan tekun memperhatikannya. Siswa diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang telah ditampilkan. Siswa dengan disiplin mendiskusikan dan mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru berdasarkan kelompoknya, dan guru bertindak sebagai fsilitator. (elaborasi)

Secara bergantian dengan rasa tanggung jawab salah satu siswa dalam kelompok itu mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas dan mengerjakannya di papan tulis. (elaborasi) Guru dan siswa mendiskusikan masalah-masalah yang timbul dalam kelompok (eksplorasi) Masing-masing siswa mengerjakan soal yang diberi oleh guru dengan teliti dan sungguhsungguh dan dengan berkeliling guru memonitor pekerjaan siswa.(elaborasi) Kegiatan Akhir/ Penutup Guru bersama siswa membuat rangkuman Siswa diberi tugas berupa pekerjaan rumah (PR) Guru memberi informasi tentang bentuk bangun kubus dan balok dalam kehidupan sehari-hari yang akan dibawa pada pertemuan yang akan datang. E. Media dan Sumber Belajar Audio Visual (Laptop dan LCD proyektor). Buku Matematika 2B karangan M. Cholik Adinawan (penerbit Erlangga) F. Penilaian Hasil Belajar Teknik : tugas individu Teknik Instrumen : uraian singkat Contoh Instrumen : terlampir pada power point

1. 2. 3. 4.

Sebutkan pasangan sisi yang sejajar dari gambar kubus di atas? Berbentuk apakah sisi pada kubus? Ada berapa sisi pada kubus? Tuliskan kelompok-kelompok rusuk yang sejajar! Ada berapa jumlah rusuk pada kubus? Jika panjang rusuk PQ=15 cm, hitunglah panjang seluruh rusuk pada kubus PQRSTUVW.

5. 6. 7. 8.

Berbentuk apakah sisi pada balok KLMNVWXZ disamping? Sebutkan pasangan sisi yang sejajar. Tuliskan kelompok-kelompok rusuk yang sejajar! Jika panjang rusuk KL= 20 cm, LM= 15 cm, MX= 8 cm, hitunglah panjang seluruh rusuk pada balok.

MengetahuiPekanbaru, Mei 2012 Kepala SMPN 4 Pekanbaru

Guru Mapel Matematika

RIDWAN, SPd NIP. 1967041998021004

DIAH DIAN ASTUTI NIP. 196504151987022006

You might also like