You are on page 1of 2

Rolandianur (09/280069/TK/34652)

ANALISIS PELUANG USAHA EDAM BURGER


Sejarah Singkat Nama edam sebenarnya merupakan ejaan terbalik dari nama pendirinya, Made Ngurah Bagiana. Nama itu, kabarnya diberikan oleh guru Made yang juga pengusaha pangan Bob Sadino. Kisah perjalanan usaha Made sebenarnya cukup sulit. Sebelum menggeluti bisnis makanan ia pernah menjadi supir angkot di Jakarta. Baru setelah bertemu dengan Bob Sadino ia terpikir membuka usaha menjual roti. Sejak saat itulah ia memulai membangun bisnis burgernya. Sejak outlet pertamanya dibuka ia terpikirkan untuk membangun jaringan dengan cara menjalin kemitraan. Upaya ini ternyata berhasil. Ia sukses menggaet ratusan mitra yang mau membeli gerobak burgernya dan terus membeli roti burger darinya untuk keperluan jualan burger. Setelah itu ia lebih konsentrasi pada penyediaan roti burger dan menjaga distribusinya agar tetap lancar kepada para mitranya. Saat ini Edam memilki 12 pabrik roti dan 20-an cabangnya. Analisis SWOT 1. Strenght (Kekuatan) Nama Edam burger memiliki Brand Image tersendiri di dalam benak para penggemarnya. Brand Image dan Brand Identity Edam Burger ternyata terbukti ampuh dalam menggaet para pembeli maupun calon franchisornya untuk bekerja sama dalam penjualan burger. Perpaduan rasa burger khas asia dengan burger dari negara asalnya begitu menggoda selera bagi anda yang baru saja mencoba Edam Burger. Mayonase yang ditambahkan pada burgernya, sesuai dengan lidah orang asia apalagi dicampur dengan saos tomat pedas. support dari berbagai media massa turut membuat citra Edam Burger menjadi semakin berkibar di tanah air sehingga bisa disejajarkan dengan franchise fast food asing seperti McD dll. Dengan 12 pabrik pengolahan roti yang dimiliki, edam burger mampu menjaga supply bahan untuk para distributor dan mitra usahanya di seluruh indonesia. 2. WEAKNESS (KELEMAHAN)

Adanya 2 Musim di Indonesia yaitu musim panas dan dingin turut mempengaruhi omzet penjualan harian. Harga franchise yang ditawarkan kepada calon franchisornya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kompetitor yang lain semisal Edota. Beberapa outlet tidak memiliki kesamaan rasa dengan aslinya, sebagai contoh outlet Edam Burger yang ada depan swalayan jembatan baru dan toko 24/7 terasa berbeda dengan counter dorong sepeda dari segi penyajian dan rasanya yang khas. 3. OPPORTUNITY (PELUANG) Edam Burger masih berada di jajaran teratas bisnis burger di tanah air sehingga sangat mampu untuk kembali menarik minat calon franchisor baru dalam membeli franchise Edam Burger. Walaupun profile usaha Edam Burger jarang tampil di TV akan tetapi pemiliknya begitu getol berpromosi melalui seminar seminar entrepreneurship, dan hal ini turut andil dalam membesarkan nama Edam Burger. 4. THREAT (ANCAMAN) Adanya pemain dan pesaing baru membuat Edam Burger harus bekerja extra untuk tetap mempertahankan kualitas produknya Bisnis burger tetap merupakan bisnis menjanjikan dalam bidang fast food akan tetapi masyarakat kita adalah masyarakat yang selalu berubah dan cepat mengalami titik jenuh maka dari itu diperlukan upaya untuk terus tetap belajar dan bertahan di segala kondisi. Krisis finansial global agaknya akan berdampak pada bisnis Edam Burger, karena Made Ngurah Bagiana, sang pemilik, pada bulan Oktober lalu telah bekerja sama dengan para mitra kerjanya (franchisor) untuk meminjam dana pada Bank Mandiri dengan jaminan 100 % oleh Made sendiri, jika terjadi default atau gagal bayar maka Made sendiri yang akan bertanggung jawab untuk pelunasannya.

You might also like