You are on page 1of 8

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 1.2

Latar Belakang Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui tentang perubahan fisik dan psikologis pada ibu bersalin 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui perubahan pada 2. Mengetahui perubahan pada sistem metabolisme 3.

1.3

Manfaat BAB 2 PEMBAHASAN

PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS PADA IBU BERSALIN

2.1

PERUBAHAN FISIK Sejumlah perubahan fisiologis yang normal akan terjadi selama persalinan, hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara klinis bertujuan untuk dapat secara tepat dan cepat mengintreprestasikan tanda-tanda, gejala tertentu dan penemuan perubahan fisik, diantaranya adalah: 1. Tekanan Darah a. Persalinan tahap pertama - Meningkat selama kontraksi, jika wanita berada pada posisi telentang. Sistolik 10 sampai 20 mmHg Diastolik 5 sampai 10 mmHg - Tidak terjadi peningkatan selama kontraksi, jika wanita berada pada posisi miring. - Dapat meningkat bila ada nyeri, rasa takut atau keprihatinan. - Akan lebih baik jika diukur diantara waktu kontraksi. b. Persalinan tahap kedua - Dapat meningkat sewaktu kontraksi, 15-25 mmHg. - Dapat meningkat sampai 10 mmHg diantara kontraksi sewaktu ibu mengejan.

2.

Metabolisme Metabolisme karbohidrat berlangsung secara aerob dan anerob, meningkat secara terus menerus akibat kecemasan dan aktivitas otot rangka. Peningkatan metabolism menyebabkan peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan, curah jantung, dan kehilangan cairan.

3.

Suhu - Sedikit meningkat selama persalinan (0,50 sampai 10). - Meningkat tajam selama dan segera setelah kelahiran. - Peningkatan suhu juga mengindkasikan adanya dehidrasi atau infeksi.

4.

Denyut Nadi (denyut jantung) Selama kontraksi denyut nadi meningkat selama meningkatnya nyeri (stadium increment), menurun selama dan diantara waktu kritis penyakit (stadium kritis) sampai mendekati titik rendah dan meningkat selama menurunnya nyeri (stadium decrement) hingga mencapai normal diantara waktu kontraksi. - Sedikit meningkat diantara waktu kontraksi dibandingkan dengan denyut persalinan. - Meningkat selama tahap kedua, disertai takikardi yang memuncak yang memuncak pada saat kelahiran.

5.

Pernapasan - Sedikit meningkat selama persalinan. - Hiperventilasi dapat menyebabkan alkalosis. - Sulit untuk dikaji karena perubahan pola nafas pada tahap-tahap persalinan.

6.

Perubahan pada ginjal - Biasanya terjadi poliuria pada persalinan. - Evaluasi adanya distensi kandung kemih sesering mungkin. - Umumnya proteinuria sedikit menurun atau meningkat hingga 1 mg/24 jam (1+). - Proteinuria 2 mg/24 jam atau lebih (2+) adalah tidak normal.

7.

Perubahan Gastrointestinal - Menurunnya motilitas lambung dan penyerapan makanan - Menurunnya sekresi asam lambung selama persalinan. - Meningkatnya waktu pengosongan lambung. - Biasanya mual dan muntah muncul pada akhir tahap pertama dan permulaan tahap kedua.

8.

Perubahan Hematologi - Hemoglobin meningkat 1,2 g/100 ml selama persalinan. - Kadar hemoglobin akan kembali ke tingkat prepersalinan pada hari pertama pascapartum jika tidak terjadi perdarahan. - Waktu pembekuan darah menurun. - Meningkatnya fibrinogen plasma selama persalinan. - Hitung sel darah putih meningkat secara progresif, sekitar 5000/mm3 hingga rata-rata mencapai 15.000/mm3 pada pembukaan lengkap. - Gula darah menurun selama persalinan, dan menurun secara bermakna pada persalinan yang sulit dan lama.

(Varney dkk, 2001:10-11)

Perubahan lainnya juga dapat berupa : 1. Kontraksi Uterus Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan pada otot polos uterus dan penurunan hormon progesteron yang menyebabkan keluarnya hormon oksitosin. 2. Pembentukan segmen atas rahim dan segmen bawah rahim Segmen Atas Rahim (SAR) terbentuk pada uterus bagian atas dengan sifat otot yang lebih tebal dan kontraktif,terdapat banyak otot sorong dan memanjang.Sar terbentuk dari fundus sampai ishimus uteri. Segmen Bawah rahim (SBR) terbentang di uterus bagian bawah antara ishimus dengan serviks dengan sifat otot yang tipis dan elastis,pada bagian ini banyak terdapat otot yang melingkar dan memanjang. 3. Perkembangan retraksi ring Retraksi ring adalah batas pinggiran antara SAR dan SBR,dalam keadaan persalinan normal tidak tampak dan akan kelihatan pada persalinan

obnormal,karena konstraksi uterus yang berlebihan,retraksi ring akan tampak sebagai garis atau batas yang menonjol di atas simpisis yang merupakan tanda dan ancaman ruptur uterus. 4. Penarikan serviks Pada akhir kehamilan otot yang mengelilingi ostium uteri internum (OUI) ditarik oleh SAR yang menyebabkan serviks menjadi pendek dan menjadi bagian dari SBR. Bentuk serviks menghilang karena canalis servikalis membesar dan

membentuk Ostium Uteri Eksterna (OUE) sebagai ujung dan bentuknya menjadi sempit. 5. Pembukaan ostium oteri interna dan ostiun oteri exsterna Pembukaan serviks disebabbkan karena membesarnya OUE karena otot yang melingkar disekitar ostium meregang untuk dapat dilewati kepala. Pembukaan uteri tidak saja terjadi karena penarikan SAR akan tetapi karena tekanan isi uterus yaitu kepala dan kantong amnion. Pada primigravida dimulai dari ostium uteri internum terbuka lebih dahulu baru ostium eksterna membuka pada saat persalinan trejadi. Sedangkan pada multi gravida ostium uteri internum dan eksternum membuka secara bersama-sama pada saat persalinan terjadi.

6.

Show Adalah pengeluaran dari vagina yang terdiri dan sedikit lendir yang bercampur darah,lendir ini berasal dari ekstruksi lendir yang menyumbat canalis servikalis sepanjang kehamilan,sedangkan darah berasal dari desidua vera yang lepas.

7.

Tonjolan kantong ketuban Tonjolan kantong ketuban ini disebabbkan oleh adanya regangan SBR yang menyebabkan terlepasnya selaput korion yang menempel pada uterus,dengan adanya tekanan maka akan terlihat kantong yang berisi caiaran yang menonjol ke ostium uteri internum yang terbuka. Cairan ini terbagi dua yaitu fore water dan hind water yang berfungsi melindungi selaput amnion agar tidak terlepa seluruhnya. Tekanan yang diarahkan ke cairan sama dengan tekana ke uterus sehingga akan timbul generasi floud presur.

8.

Pemecahan kantong ketuban Pada akhir kala satu bila pembukaan sudah lengkap dan tidak ada tahanan lagi,ditambah dengan konstraksi yang kuat serta desakan janin yang menyebabkan kantong ketuban pecah,diikuti dengan proses kelahiran bayi.

(Mawaddah, 2010).

2.2

PERUBAHAN PSIKOLOGIS Perubahan psikologis selama persalinan perlu diketahui oleh penolong persalinan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendamping atau penolong persalinan.

1.

Kala I Menurut Meser (2009:170-175) : a. Pembukaan 2-3 cm Banyak wanita merasa senang dan lega karena persalinan akan segera terjadi, meskipun perasaan ini juga disertai perasaan yang cemas. Banyak yang pada tahap ini merasa harus mengobrol di sela-sela kontraksi. Peranan bidan pada masa ini adalah : 1) Dukung dan sibukkan ibu agar pikirannya tidak tertuju pada kontraksi. 2) Jika ia ingin istirahat, anjurkan ibu untuk istirahat. 3) Pastikan ibu makan dan minum cukup.

\ b. Pembukaan 3-4 cm Kontraksi menjadi lebih kuat dan semakin teratur, keadaan ini menjadi semakin tidak nyaman. Ibu tidak lagi berbicara dan cenderung diam dan berpikir. Pada situasi ini, kebanyakan mereka ingin ditemani seseorang. Sebaiknya hindari percakapan selama kontraksi, yang penting mereka merasa ada yang menemani. Meskipun banyak yang tidak ingin berjalan-jalan, tetapi bagi sebagian wanita hal tersebut masih bisa membantu mengurangi rasa sakit. Peranan bidan pada masa ini adalah : 1) Menciptakan lingkungan yang tenang 2) Memberikan dukungan moral pada ibu 3) Menganjurkan ibu untuk selalu minum agar tidak dehidrasi. c. Pembukaan 5-8 cm Pada tahap ini kontraksi menjadi lebih sering dan puncak kontraksi akan lebih cepat dan berlangsung lebih lama. Ketika memasuki tahapan ini, para ibu menjadi lebih serius dan biasanya meragukan kemampuan mereka untuk bisa menghadapi kontraksi yang akan mereka hadapi. Peranan bidan pada masa ini adalah : 1) Memberikan dukungan moral pada ibu 2) Membimbing ibu dalam mengendalikan pernapasannya pada setiap kontraksi 3) Memberikan tekanan pada punggungnya jika ibu mau untuk mengurangi nyeri pada daerah punggung.

d. Pembukaan 8-10 Pada tahap ini kontraksi yang terjadi sangat berat dan datang dengan cepat, bahkan ada yang merasakan bahwa kontraksi tersebut berlangsung terus menerus. Pada tahapan ini kebanyakan wanita merasa sensitif dan mudah marah. Mungkin mereka akan berkata kasar pada orang lain. Ketidakmampuan mereka untuk rileks membuat mereka frustasi. Dalam situasi ini, beberapa dari mereka merasa panik dan seperti kehilangan kendali untuk sementara waktu. Ekspresi keputusasaan dan meminta pertolongan sering kali muncul dalam tahapan persalinan ini.

Peranan bidan pada masa ini adalah : 1) Memberikan dukungan moral pada ibu 2) Mendampingi ibu pada setiap kontraksi dan tuntun ibu dalam pernapasannya 3) Menyeka wajah dan lehernya dengan kain dingin 4) Mengingatkan ibu untuk tidak mengejan sebelum pembukaan lengkap Ketika tahap transisi ini akan berakhir, sakit pada punggung bagian bawah mungkin akan meningkat dan akan menjadi lebih sulit untuk melanjutkan pernapasan dada dangkal, dan keharusan untuk mendorong menjadi semakin kuat. Sedangkan menurut Bobak (2002:308) : a. Pembukaan 0-3cm Ibu merasa tegang, pikiran terpusat pada diri sendiri, persalinan dan bayinya, dapat menjadi banyak bicara atau diam, terbuka terhadap instruksi. Menurut Chapman (2002:12) Ibu biasanya menghendaki ketegasan mengenai apa yang sedang terjadi pada tubu mereka maupun mencari keyakinan dan hubungan dengan bidannya. b. Pembukaan 4-7cm Menjadi lebih serius, ragu-ragu akan kemampuannya, mengendalikan nyeri, ingin ditemani dan diberi semangat, mulai sulit mengikuti petunjuk. Menurut Chapman (2002:14) begitu persalinan maju, ibu tidak mempunyai keinginan lagi untuk makan ataupun mengobrol, dan ia menjadi

lebih pendiam dan bertindak lebih didasari naluri karena bagian primitive otak mengambil alih. c. Pembukaan 8-10cm Nyeri semakin berat, merasa frustasi, takut kehilangan kendali, tampak mudah marah, komunikasi tidak jelas. Menurut Chapman (2002:22) Ibu mengalami nyeri ekstrim sehingga tidak memiliki kemampuan mendengar atau berkonsentrasi pada segala sesautu kecuali melahirkan. Ibu menjadi terus terang dan jujur mengemukakan kebutuhan dan kebenciannya. Tidak boleh disalahartikan sebagai penolakan atau kekasaran oleh bidan atau pasangannya.

2.

Kala II Menurut Meser (2009:176-178), banyak ibu yang hampir tidak percaya dengan kekuatan fisik pada tahap ini. Sering kali mereka terkejut dengan cepatnya perubahan perasaan dari transisi ke mendorong. Peranan bidan pada masa ini adalah : a. Meyakinkan ibu bahwa perasaannya normal dan bisa dipahami b. Membimbing ibu untuk meneran saat ada kontraksi di sela-sela kontraksi c. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman untuk bersalin pada saat crowning Ibu akan berkonsentrasi pada apa yang sedang terjadi dan mengabaikan hal yang lain. Banyak juga yang tidak sabar. Sebagian besar akan menjadi waspada dan sangat ingin melihat bayinya. Namun ada juga yang dicekam rasa ketakutan. Peranan bidan pada masa ini adalah a. Menganjurkan ibu untuk kooperatif dengan bidan atau dokter dan katakan bahwa agar mengejan sesuai petunjuk yang diberikan. b. Menganjurkan ibu untuk mengutarakan keinginannya sehingga bidan atau dokter dapat membantu posisi yang di inginkan ibu.

3.

KALA III Menurut Meser (2009:178-179), pada tahap ini kontraksi mungkin akan berhenti sebentar setelah bayi lahir. Ketika terjadi lagi,biasanya tidak terasa sakit. Pada saat ini biasanya ibu merasa bangga dengan pencapaiannya. Beberapa

wanita merasakan suatu ledakan energi dan sangat ingin melihat bayinya. Sebagian besar merasa sangat kelelahan. Tidak ada patokan tertantu tentang apa yang dirasakan setelah melahirkan, mungkin segalanya bercampur aduk. Peranan bidan pada masa ini adalah : a. Meletakkan bayi diatas perut ibu untuk melakukan IMD. b. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya. Menurut Chapman (2002:29) pada kala ini, sebagian besar menikmati kontak kulit dengan kulit bayinya yang baru lahir.

4.

KALA IV Menurut Meser (2009:190-191), kebanyakan wanita akan merasa kelelahan setelah melahirkan dan ingin beristirahat. Namun, ada juga yang merasa sangat bahagia dan merasa bahwa bukan saatnya untuk tidur. Keluarga dan orang-orang di sekitar ibu hendaknya memberikan dukungan moral kepada ibu. Memberikan asupan nutrisi yang cukup.

You might also like