You are on page 1of 11

askep otitis eksterna

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh bakteri dapat terlokalisir atau difus, telinga rasa sakit. Faktor penyebab timbulnya otitis eksterna ini, kelembaban, penyumbatan liang telinga, trauma lokal dan alergi. Faktor ini menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas (41 %), strepokokus (22%), stafilokokus.aureus (15%) dan bakteroides (11%). Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus dan proteus, atau jamur. Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang sering dijumpai, disamping penyakit telinga lainnya. Berdasarkan data yang dikumpulkan mulai tanggal Januari 2000 s/d Desember 2000 di Poliklinik THT RS H.Adam Malik Medan didapati 10746 kunjungan baru dimana, dijumpai 867 kasus (8,07 %) otitis eksterna, 282 kasus (2,62 %) otitis eksterna difusa dan 585 kasus (5,44 %) otitis eksterna sirkumskripta. Penyakit ini sering diumpai pada daerahdaerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklim- iklim sejuk dan kering.

B. I.

TUJUAN TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM Setelah dilaksanakan diskusi, pembuatan makalah dan dipresentasikannya Asuhan keperawatan klien dengan Otitis Eksterna, diharapkan mahasiswa mampu dan mengerti tentang asuhan keperawatan klien dengan Otitis Eksterna.

II.

TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS Setelah dilaksanakan diskusi, pembuatan makalah dan dipresentasikannya asuhan keperawatan klien dengan Otitis Eksterna, diharapkan mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan pengertian dari Otitis Eksterna

2. 3.

Menjelaskan tanda dan gejala yang dirasakan akibat penyakit otitis eksterna Mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien otitis eksterna

BAB II PEMBAHASAN

A.

ANATOMI FISIOLOGI

Anatomi telinga terdiri dari : a. Telinga bagian luar 1. Aurikula

Terdiri dari kartilago elasin yang ditutupi kulit. Tidak ada kartilago pada lobus, yang hanya tersusun dari lemak dan jaringan ikat. Aurikula dapat digerakkan sedikit oleh tiga otot kecil yang berjalan menuju aurikula dari aponeurosis cranial dan tengkorak. 2. Meatus Akustikus Eksterna

Batas antara telinga luar dan telinga tengah adalah membran timpani. 2/3 bagian dalam tersusun oleh tulang, dan 1/3 luar tersusun oleh tulang rawanyang bersambungan dengan daun telinga. Meatus berbentuk oval pada potongan melintang pada ujung lateral, bulat pada ujunga medial. b. Telinga bagian tengah 1. Kavum Timpany ( telinga tengah ) Merupakan rongga kecil, agak memanjang di dalam pars petrosa os temporal. 2. 3. Antrum Timpany Tuba Auditiva Eustaki

c. Telinga bagian dalam 1. 2. Labirintus Osseus Rangkaian rongga yang saling berhubungan Labirintus Membranosus 3. Kantong tertutup di dalam labirin oseosa dan kurang lebih memiliki bentuk yang sama.

B.

DEFINISI

Otitis eksterna adalah radang telinga bagian luar yang di sebabkan oleh jamur parasitic, ditandai dengan pengerasan struktur telinga. (Dongoes, 1998) Otitis eksterna ialah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan oleh bakteri, sulit dibedakan dengan radang yang disebabkan oleh jamur, alergi atau virus. (file:///E:/Laporan-Kasus-Otitis-Eksterna.htm) Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna dibagi 3 jenis : a. b. c. Otitis eksterna sirkumsripta Otitis eksterna difus Otomikosis

C.

ETIOLOGI Staphylococus aureus, staphylococus albus.

Faktor predisposisi: 1. 2. 3. PH (PH yang basa akan menurunkan proteksi terhadap infeksi). Udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh. Trauma ringan (ketika mengorek telinga) atau karena berenang yang menyebabkan perubahan kulit karena kena air. D. PATOFISIOLOGI

Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.

Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.

E. 1.

MANIFESTASI KLINIS Rasa sakit pada telinga ( rasa tidak enak, rasa penuh pada telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut ).

2. 3. 4.

Nyeri yang hebat bila daun telinga disentuh, Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit Gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga,edema pada kulit telinga

Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi menjadi 4: a. b. c. d. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif

F. 1. 2.

PENATALAKSANAAN Antibiotik dalam bentuk salep (neomisin, Polimiksin B atau Basitrasin). Antiseptik (asam asestat 2-5% dalam alkohol 2%) atau tampon iktiol dalam liang telinga selama 2 hari.

3. 4. 5.

Bila furunkel menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Insisi bila dinding furunkel tebal, kemudian kemudian dipasang drain untuk mengalirkan nanah. Obat simptomatik : analgetik, obat penenang.

G.

KOMPLIKASI

Osteomielitis tulang temporal dan basis kranii ------ kelumpuhan syaraf fasial serta syaraf otak lain ------ kematian.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN 1. Biodata Pasien Nama Umur Jenis kel. Alamat : : : : Biodata Penanggung Jawab Nama Umur : :

Jenis kel. : Alamat :

2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama: Biasanya pasien merasakan nyeri pada telinga kanan, perasaan tidak enak pada telinga, pendengaran berkurang, ketika membersihkan telinga keluar cairan berbau busuk b. Riwayat penyakit sekarang: pasien mengatakan Tanyakan sejak kapan keluhan dirasakan, apakah tiba-tiba atau perlahan-lahan, sejauh mana keluhan dirasakan, apa yang memperberat dan memperingan keluhan dan apa usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi keluhan. c. Riwayat penyakit dahulu: Tanyakan pada klien dan keluarganya ; apakah klien dahulu pernah menderita sakit seperti ini, apakah sebelumnya pernah menderita penyakit lain, seperti panas tinggi, kejang, apakah klien sering mengorek-ngorek telinga dengan jepit rambut atau cutton buds sehingga terjadi trauma, apakah klien sering berenang.

d. Riwayat penyakit keluarga: Apakah ada diantara anggota keluarga klien yang menderita penyakit seperti klien saat ini dan apakah keluarga pernah menderita penyakit DM. 3. Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi Inspeksi liang telinga, perhatikan adanya cairan atau bau, pembengkakan pada MAE, warna kulit telinga, apakah terdapat benda asing, peradangan, tumor. b. Inspeksi dapat menggunakan alat otoskopik (untuk melihat MAE sampai

ke membran timpany). Apakah suhu tubuh klien meningkat.

c.

Palpasi

Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeri dari klien, maka dapat dipastikan klien menderita otitis eksterna sirkumskripta

B.

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.

Nyeri (akut/kronis) yang berhubungan dengan trauma, infeksi atau demam sekunder terhadap kecelakaan, infeksi oleh jamur / virus / bakteri , ditandai dengan sakit telinga, gatal, edema, dan demam.

2.

Gangguan pendengaran berhubungan dengan penyumbatan pada liang telinga sekunder terhadap pembesaran furunkel, jaringan granulasi yang subur, penumpukkan sekret pada liang telinga, telinga rasa penuh/nyeri ditandai dengan Klien mengeluh pendengarannya berkurang. Liang telinga tampak sempit, hyperemesis dan edema tanpa batas yang jelas.

3.

Kegagalan interaksi social berhubungan dengan hambatan komunikasi di tandai penumpukan serumen, penyempitan liang telinga, hyperemesis dan edema.

4.

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi

C.

INTERVENSI KEPERAWATAN No. 1. I Dx. Tujuan/ KH Intervensi Rasional Meberi info untuk mengkaji respon terhadap intervensi b. Untuk mengurangi penumpukan serumen yang menyebabkan edema Supaya pasien mengerti tentang

Nyeri pasien a. Kaji tingkat nyeri klien / dan a. dapat teratasi skala nyeri b. Lakukan pembersihan telinga secara teratur dan hati-hati. c. Beri penyuluhan kepada klien tentang penyebab nyeri dan penyakit yang dideritanya / demamnya c.

d. Lakukan aspirasi secara steril (bila terjadi abses) untuk mengeluarkan nanahnya, jika dinding furunkelnya tebal,.

penyebab penyakit yang di derita, sehingga tau apa yang di lakukan supaya tidak timbul penyakit

e. Kolaborasi dalam pemberian yang sama. obat analgetik dan antibiotik Untuk mengurangi d. dosis tinggi adanya penekanan pada telinga. e. Untuk mengurangi nyeri pada pasien 2. II Memperbaikia. Mengambil serumen dengan a. fungsi irigasi, atau suction. pendengaran b. Menberikan anti biotic / hydrogen pyrocsida Usaha lain untuk membersihkan kanalis auditorius eksterna seperti korek api, jepit rambut, b. Usaha untuk mematikan bakteri dalam telinga luar 3. III Membantu a. Beri alat bantu pendengaran a. pasien untuk b. Ajari klien untuk berinteraksi menggunakan tanda non verbal dan bentuk komunikasi lainnya c. Ajari keluarga atau orang terdekat praktik komunikasi yang efektif d. Mengurangi kegaduhan lingkungan c. Untuk membantu pendengaran klien b. Merupakan alternative lain untuk mempermudah komunikasi dengan orang lain Mampu berkomunikasi yang baik dengan klien d. Ketengan lingkungan dapat membantu

kelancaran komunikasi 4. IV Suhu tubuh a. Pantau suhu tubuh pasien a. pasien dapat b. Beri kompres hangat kembali normal c. Anjurkan pasien memakai pakaian tipis dan menyerapb. keringat d. Kolaborasi pemberian obat anti piretik c. Suhu 38,9 C menunjukan proses inflamasi Membantu menurunkan demam secara bertahap Pakaian tipis dan menyerap keringat, sehingga keringat yang di keluarkan bisa terserap d. Untuk mengurangi demam

DAFTAR PUSTAKA

Potter Patricia A.,1996, Pengkajian Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku saku Diagnosa Keperawatan Edisi VIII, EGC, Jakarta. Mansjoer, arif dkk. 1999.Kapita selekta.edisi III, hal. 83-85 Dongoes,Marilynn. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III

You might also like