You are on page 1of 13

PROPOSAL BISNIS SALE PISANG

A. Latar Belakang

Buah pisang mengandung nilai gizi cukup tinggi sebagai sumber kabohidrat, vitamin, dan mineral. Kandungan karbohidratnya terutama berupa zat tepung atau pati dan macam macam gula yang mudah dicerna oleh tubuh manusia baik tua maupun muda bahkan balita. Daging buah pisang mengandung berbagai vitamin seperti, vitamin A, vitamin B1, vitamin C, dan lainnya.

Buah pisang dapat diolah menjadi makanan ringan, misalnya keripik pisang atau sale pisang. Sale pisang adalah makanan semi basah dibuat dari pisang matang dengan cara pengeringan dan atau pengasapan dengan atau tanpa penambahan pengawet. Sale pisang mempunyai cita rasa yang khas dan daya simpan yang cukup lama. Sale pisang yang diberi tepung dan digoreng sangat enak untuk makanan camilan yang dihidangkan bersama teh hangat atau sebagai makanan bekal tamasya maupun oleh oleh dari bepergian. Pabrik makanan kadang kala memanfaatkan sale pisang untuk campuran atau penyedap, misalnya untuk isian roti manis, pie, es krim, dan lainnya.

Pada saat ini lampung merupakan salah satu daerah penghasil pisang yang cukup besar. Mayoritas buah pisang dijual dalam bentuk masih buah pisang asli belum diproses lebih lanjut. Hal itu menjadikan nilai tambah dari budi daya pisang belum optimal, di samping itu sering

terjadi kerusakan buah pisang karena tidak langsung laku terjual atau menunggu kenaikan harga.

Meskipun sudah banyak pengolahan pisang dalam bentuk keripik pisang aneka rasa, namun saat ini permintaan sale pisang dari para konsumen yang berasal dari luar kota belum dapat dipenuhi oleh industri yang saat ini ada, sehingga sering terjadi para konsumen kesulitan mendapatkan sale pisang seperti yang diharapkan.

Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa bisnis pembuatan sale pisang masih sangat memungkinkan tanpa merusak keseimbangan pasar yang sudah ada.

B. Pembahasan 1. Persiapan Setiap kali kita hendak membuat atau memproduksi sesuatu pastilah diawali dengan langkah langkah persiapan, terutama menyiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan. Ada 3 (tiga) cara pembuatan sale pisang, yaitu : 1. Cara tradisional dengan menggunakan asap kayu; 2. Cara pengasapan dengan menggunakan asap belerang; 3. Cara basah dengan menggunakan natrium bisulfit.

Dalam tulisan ini, penulis menggunakan cara basah yaitu dengan menggunakan natrium bisulfit. Persiapan yang dilakukan untuk membuat sale pisang diuraikan di bawah ini. a) Buah pisang dipilih yang telah matang, biasanya terlihat dari kulitnya yang berwarna kuning, b) Dibuat larutan natrium bisulfit teknis 2000 ppm (2 gram untuk 1 liter air bersih) di dalam ember plastik, c) Semua alat yang akan digunakan (ember plastik, tampah, talenan, bilah bamboo, ayakan/saringan dan botol) dibersihkan.

2. Alat dan Bahan a) Kebutuhan bahan (1) Pisang Pada dasarnya semua jenis pisang dapat diolah menjadi sale pisang, tetapi hasilnya belum tentu memuaskan. Jenis pisang yang paling baik digunakan yaitu : pisang ambon, pisang raja, atau pisang emas. Pisang yang diperlukan memiliki tingkat kematangan penuh dan masih keras, tetapi bukan dari hasil pemeraman. Tingkat kematangan buah pisang yang tepat untuk diolah menjadi sale, adalah buah dengan tingkat kematangan penuh yaitu buah pada tingkat kematangan siap untuk dikonsumsi segar. Disamping itu pisang dipilih yang bebas dari kerusakan mekanis maupun mikrobiologis. Direncanakan mengolah pisang sebanyak 50 kg setiap hari.

(2) Natrium bisulfit (NaHSO3) Larutan bisulfit ini dimaksudkan untuk : Mencegah rusaknya vitamin C (asam askorbat) Menghentikan kegiatan jamur Memucatkan bahan dan merusak enzim sehingga sale pisang tidak terlalu pucat. Direncanakan membutuhkan Natrium bisulfit sebanyak 250 gram setiap hari.
3

(3) Air Digunakan sebagai pelarut Natrium bisulfit untuk merendam buah pisang. Direncanakan membutuhkan air sebanyak 50 liter setiap hari.

b) Kebutuhan peralatan (1) Timbangan, digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang dipergunakan.

(2)

Pisau stainless, digunakan untuk memotong pucuk buah pisang.

(3)

Talenan, digunakan untuk meletakkan buah pisang ketika dipotong.

(4)

Panci, digunakan untuk membuat larutan sulfit.

(5)

Sendok, digunakan sebagai pelengkap membuat larutan sulfit.

(6)

Pengaduk, digunakan untuk mengaduk larutan sulfit.

(7)

Nampan, digunakan untuk memiriskan pisang setelah direndam.

(8)

Alat penggiling, digunakan untuk memipihkan pisang.

(9)

Alat pengering (atau oven), digunakan untuk mengeringkan pisang.

(10)

Kantong plastik, digunakan untuk membungkus sale pisang.

(11) Lilin, digunakan untuk merekatkan kantong plastik.

3. Cara Pengolahan (a) Pilihlah pisang (ambon, raja, ataupun emas) yang memiliki tingkat kematangan penuh dan masih keras, tetapi bukan dari hasil pemeraman. Pisang tersebut bebas dari gangguan hama dan penyakit serta kerusakan lain.

(b) Pisang dicuci dengan air bersih yang mengalir. Degan pencucian ini, kotoran-kotoran yang masih melekat maupun tercampur di antara buah pisang dapat hilang.

(c) Pisang dikupas kulitnya dan bagian daging buah yang berserabut dihilangkan serta bagian kulit arinya dikerok dengan bilah bambu yang tajam.

(d) Kemudian bagian ujung-ujungnya dipotong. Dari bahan pisang 50 kg diperoleh : Daging buah bersih sekitar 30,6 kg, dan Kulit dan bagian yang tidak terpakai sekitar 19,4 kg.

(e) Membuat larutan Natrium bisulfit. Ambil panci dan isi dengan air bersih sebanyak 50 liter, kemudian masukkan 250 gram Natrium bisulfit, dan aduk hingga merata. Rendam buah pisang sekitar 5

10 menit. Setelah direndam, buah pisang ditiriskan dan diletakkan di atas nampan. (f) Kemudian dilakukan pengeringan awal (dijemur) selama satu hari sebelum dipipihkan. (g) Setelah pengeringan sehari, buah pisang dipipihkan dengan menggunakan kayu penggiling (secara tradisional) seperti gambar di bawah ini.

Seiring kemajuan ilmu dan teknologi, saat ini sudah ada alat yang lebih modern untuk memipihkan buah pisang seperti tampak pada gambar di bawah ini.

(h) Adapun tingkat ketebalan yang dinginkan umumnya sampai 0,5 cm.

(i) Pipihan buah pisan kemudian dikeringkan lagi (dijemur). Pengeringan dihentikan bila antar lempengan pisang tidak saling melekat, atau sampai kadar airnya menjadi sekitar 15 20 persen.

10

Dari 30,6 kg daging buah setelah dikeringkan menjadi : Sale kering sekitar 4,5 kg, dan Bagian yang hilang sekitar 26,1 kg.

(j) Setelah dijemur kering, pisang bisa digoreng. Terlebih dahulu pisang sale dicelupkan ke dalam adonan tepung beras. Adonan ini terdiri dari campuran tepung beras (1 bagian), air (4 bagian), garam (secukupnya) dan tepung kayu manis (secukupnya). Setelah itu, pisang sale digoreng dengan minyak panas (170C) sampai garing. Produk yang diperoleh disebut pisang sale goreng. Sale pisang sudah dikemas dan siap dijual.

4. Model / Bentuk Sebelum sale pisang dikemas dalam kantong plastik sebaiknya ditunggu sementara waktu sampai dingin. Setelah sale pisang tersebut dingin, masukkan ke dalam kantong plastic dan tutuplah rapat-rapat dengan cara di rekatkan dengan api lilin, lalu disimpan di tempat yang dingin dan kering.

11

Ciri-ciri sale pisang berkualitas baik adalah sebagai berikut : (a) Warna kuning kecoklatan (b) Citarasa dan aroma asli (c) Tahan disimpan selama 6 bulan (d) Tidak ditumbuhi jamur (e) Kadar air 15 20 persen (f) Kandungan sulfat maksimum 2.000 ppm.

C. Kesimpulan Demikian rencana bisnis yang disusun dalam rangka untuk memenuhi pihak-pihak yang memerlukan dan bagi pemilik sebagai acuan pengembangan bisnis.

12

DAFTAR PUSTAKA

Anhar. 2010. Melihat Lebih Dekat Proses Pembuatan Sale Pisang. Diunduh dari http://muhammadyasiranhar.wordpress.com/. Santoso, Hieronymus Budi. 1995. Teknologi Tepat Guna : SALE PISANG. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Zulfiqar, Khalid. 2010. Pembuatan Pisang Sale. Diunduh dari http://kamiitp08.blogspot.com/2010/10/pembuatan-pisang-sale.html.

13

You might also like